Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk dapat ke dunia kerja setelah lulus kuliah, setiap mahasiswa harus
memiliki kesiapan dalam menghadapi keprofesionalan pekerjaannya yang sesuai
dengan bidang yang digelutinya. Banyak sekali hal yang menjadi hambatan
bagi seseorang yang belum mengalami pengalaman kerja untuk terjun ke dunia
pekerjaan, seperti halnya ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah
bersifat statis (pada kenyataannya masih kurang adaptif atau kaku terhadap
kegiatan dalam dunia kerja yang nyata), teori yang diperoleh belum tentu sama
dengan Praktek kerja di lapangan, dan keterbatasan ruang dan waktu yang
mengakibatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh masih terbatas.
Dikarenakan hal di atas, maka Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Kaltara menetapkan mata Kuliah Kerja Praktek (KKP) agar para
mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
Atas pertimbangan tertentu dipilihlah PT. Putra Tanjung sebagai tempat
pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang beralamat di Jalan Rajawali
Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, adapun obyek yang dikerjakan adalah
Pembangunan Gedung Kantor Layanan Perpustakaan, Dinas Perpustakaan Provinsi
Kalimantan Utara.

1.2. Maksud Dan Tujuan


1. Tujuan
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Kaltara setelah mengikuti kerja
Praktek ini diharapkan akan memperoleh manfaat dan dapat memahami dalam
hal :
a. Standar Kompetensi
Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Kaltara mampu membangun
jejaring kerja dan kemitraan dengan pihak – pihak terkait sesuai
karakteristik dan kondisi di lapangan pada pekerjaan konstruksi.
b. Kompetensi Dasar
1. Membandingkan materi yang di dapatkan mahasiswa secara teori
dengan apa yang di dapatkan mahasiswa di Praktek lapangan.

1
2. Mengetahui dan memahami pelaksanaan suatu proyek yang berkaitan
dengan pengawasan dan pelaksanaan pada Proyek Pembangunan
Gedung Kantor Layanan Perpustakaan.
3. Menambah pengetahuan dibidang pengawasan, belajar mengenai
keadaan sesungguhnya atau realita di lapangan.
4. Mengetahui spesifikasi bahan yang digunakan, baik dari segi mutu
maupun jenis, yang bertujuan untuk memenuhi prosedur kerja.
5. Mengetahui teknis pelaksanaan, jenis-jenis peralatan apa saja yang
dipakai pada suatu pekerjaan dan cara menggunakannya.
1.3. Sasaran
Sasaran kerja Praktek ini adalah :
a. Meningkatkan profesionalisme mahasiswa ketika dalam dunia kerja.
b. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa secara
optimal dalam menyampaikan dan membahas kegiatan selama Kuliah
Kerja Praktek (KKP) dalam bentuk tulisan berupa laporan.
1.4. Lingkup Pelaksanaan
1.4.1. Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP) dilakukan
selama 3 (tiga) bulan dimulai pada tanggal 22 Oktober 2019 sampai
dengan selesai.
1.4.2. Lokasi
Lokasi yang menjadi tempat berdirinya Gedung Kantor Layanan
Perpustakaan beralamat di Jalan Rajawali Tanjung Selor,
Kabupaten Bulungan.
1.4.3. Obyek Pengamatan
Memperhatikan atau mengamati pekerjaan balok latei, dinding dan
pemasangan rangka atap baja ringan.

1.5. Metode Pengumpulan Data


1.5.1. Observasi
Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap
obyek yang diteliti dari lanjutan yang dilakukan serta pengamatan
keadaan yang terjadi di lapangan.

2
1.5.2. Dokumentasi
Dokumentasi melalui cara mengambil gambar/foto lokasi tempat
dibangunnya Gedung Kantor Layanan Perpustakaan di Provinsi
Utara, mencatat data atau melalui keterangan-keterangan yang ada
di lapangan.

1.5.3 Studi Literatur


Mencari data melalui data-data buku, catatan, dokumen dan
internet yang berhubungan dengan kegiatan proyek Pembangunan
gedung Layanan Perpustakaan.

1.6. Sistematika Pembahasan


Sistematika pembahasan laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini disajikan
dalam 5 (lima) BAB, dapat dideskripsikan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, maksud, tujuan, sasaran,
ruang lingkup pembahasan metodologi pengumpulan data
dan sistematika pembahasan Kuliah Kerja Praktek (KKP).
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tinjauan pustaka tentang proses pekerjaan balok latei,
dinding dan rangka atap baja ringan.
BAB III : TINJAUAN UMUM PROYEK
Membahas tentang latar belakang proyek, data proyek,
struktur organisasi proyek (meliputi prosedur & hubungan
kerja).
BAB IV : PROSES DAN SISTEM KERJA PROYEK
Menguraikan pengamatan pelaksanaan pekerjaan yang terjadi
di lapangan, mulai dari persiapan pekerjaan, bahan dan alat
pekerjaan, serta detail-detail pelaksanaan yang menjadi obyek
pengamatan.
BAB V : PENUTUP
Sebagai akhir dari laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP)
penulis membahas tentang kesimpulan secara menyeluruh

3
dari hasil analisa dan pengamatan yang dilakukan selama
kerja Praktek dan saran kepada kontraktor pelaksana dan
pemborong serta kampus Unikaltar.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kolom

Kolom

Gambar 2.1 Kolom


Sumber : kmsgroups.com

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas

menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang

paling tidak tiga kali dimensi laterial terkecil (Dipohisodo,1994). Kolom

juga merupakan batang tekan vertikal dari rangka (frame) struktural yang

memikul beban dari balok.

Kolom beton (tiang beton) adalah beton bertulang yang diletakkan

dengan posisi vertikal. Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding

bata dan penerus beban dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh

pondasi.

Seperti kita ketahui bahwa kolom adalah bagian dari struktur atas

dalam posisi vertical yang berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata

dan meneruskan beban diatasnya. Sedangkan komponen struktur yang

menahan beban aksial vertikal dengan rasio bagian tinggi dengan dimensi

lateral terkecil kurang dari tiga dinamakan pedestal. Sebagian dari suatu

5
kerangka bangunan dengan fungsi dan peran seperti tersebut. Kolom

menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan.

Berdasarkan buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo,

1994) ada tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan

kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,

yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah

lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok

memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya

2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang

pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah

tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di

sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi

kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum

runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh

struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3. Kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat

pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau

tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.

Untuk kolom pada bangunan sederhana, bentuk kolom ada dua jenis

yaitu kolom utama dan kolom praktis.

6
1. Kolom utama

Gambar 2.2 Kolom Utama


Sumber : kmsgroups.com

kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban

utama yang berada diatasnya.

2. Kolom praktis

Gambar 2.3 Kolom Praktis


Sumber : kmsgroups.com

7
Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom utama dan

juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil, jarak kolom maksimum

3.5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata (sudut-sudut). Dimensi

kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20.

2.2 Balok

Balok beton adalah bagian dari struktur yang berfungsi sebagai

penyalur momen menuju struktur kolom. Balok dikenal sebagai elemen

lentur, yaitu elemen struktur yang dominan mememikul gaya dalam berupa

momen lentur dan gaya geser. Balok merupakan bagian struktur yang

digunakan sebagai dudukan lantai dan pengikat kolom lantai atas.

Fungsinya adalah sebagai rangka penguat horizontal bangunan akan beban-

beban.

Persyaratan balok menurut PBBI 1971.N.I - 2 hal. 91 sebagai

berikut :

a. Lebar badan balok tidak boleh diambil kurang dari 1/50 kali bentang

bersih. Tinggi balok harus dipilih sedemikian rupa hingga dengan lebar

badan yang dipilih.

b. Untuk semua jenis baja tulangan, diameter (diameter pengenal) batang

tulangan untuk balok tidak boleh diambil kurang dari 12 mm. Sedapat

mungkin harus dihindarkan pemasangan tulangan balok dalam lebih

dari 2 lapis, kecuali pada keadaan-keadaan khusus.

c. Tulangan tarik harus disebar merata didaerah tarik maksimum dari

penampang.

d. Pada balok-balok yang lebih tinggi dari 90 cm pada bidang-bidang

sampingnya harus dipasang tulangan samping dengan luas minimum 10%

8
dari luas tulangan tarik pokok. Diameter batang tulangan tersebut tidak

boleh diambil kurang dari 8 mm pada jenis baja lunak dan 6 mm pada

jenis baja keras.

e. Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak

boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan dibagian balok sengkang-

sengkang bekerja sebagai tulangan geser. Atau jarak sengkang tersebut

tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang

sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak

dan 5 mm pada jenis baja keras.

Balok struktur terbagi lagi menjadi 3, yaitu balok induk, balok anak

dan ringbalk. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Balok Induk

Gambar 2.4 Ringbalk


Sumber : http://athez98.blogspot.com/

Balok induk adalah semua balok yang melintang tanpa topang pada

seluruh lebar bangunan dan pada kedua ujungnya bertumpu pada kolom.

(biasanya mempunyai bentang ± 3 meter).

9
2. Balok Anak

balok yang menyokong atau mendukung beban dan menghubungkan

antar balok induk biasanya dimensinya lebih kecil dibanding balok

induk. Balok anak adalah balok yang menghubungkan antar portal yang

satu dengan yang lain. Balok anak mempunyai fungsi menahan beban-

beban dari lantai yang akan diteruskan ke balok induk dan balok anak

ini terletak diujung-ujung balok induk dan melintang ditengah-tengah

balok induk.

3. Ringbalk

Gambar 2.5 Ringbalk


Sumber : http://windradesainkonstruksi.blogspot.com/

Ring balok atau ring balk adalah struktur yang diletakkan di atas

pasangan batu dan bata. Fungsi ring balok adalah sebagai tumpuan

konstruksi atap dan sebagai pengikat pasangan dinding batu bata bagian atas

agar tidak runtuh.

2.3 Tangga
Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak-undak (trap) yang
menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi
sebagai jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat.

10
Gambar 2.7 Tangga
Sumber :
https://www.google.com/

Rencana letak ruang tangga

a. Penempatan atau letak ruang tangga tersendiri mudah dilihat dan dicari

orang, tidak berdekatan dengan ruang lain agar tidak menggangu

aktifitas penghuni lain.

b. Tangga juga mempunyai fungsi sebagai jalan darurat, direncanakan

dekat dengan pintu keluar, sebagai antisipasi terhadap bencana

kebakaran, gempa keruntuhan dan lain - lain

Bagian - bagian dari struktur tangga

a. Pondasi tangga

1. Sebagai dasar tumpuan (landasan) agar tangga tidak mengalami

penurunan, pergeseran.

2. Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau

kombinasi dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga

harus diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai

tidak menahan beban terpusat yang besar.

11
b. Ibu tangga

Merupakan bagian dari tangga sebagai konstruksi pokok yang berfungsi

untuk mendukung anak tangga.

c. Anak tangga

Anak tangga berfungsi sebagai bertumpunya telapak kaki, dibuat

dengan jarak yang sama dan selisih tinggi (trap) dibuat, supaya kaki

yang melangkah menjadi nyaman, enak untuk melangkah, bentuk anak

tangga dapat divariasikan sesuai selera pemilik atau arsiteknya.

d. Pagar tangga

Pagar tangga atau reilling tangga adalah bagian dari struktur tangga

sebagai pelindung yang diletakkan disamping sisi tangga dan di pasang

pada/ diatas ibu tangga untuk melindungi agar orang tidak terpelosok

jatuh. Pagar tangga dapat dibuat dengan macam - macam variasi agar

lebih artistik dan pada lantai tingkat disekitar lubang tangga harus

dipasang juga pagar pengaman agar penghuni tidak terjerumus jatuh.

e. Penggunaan tangga

Merupakan batang yang di pasang sepanjang anak tangga untuk

bertumpunya tangan agar orang turun naik tangga merasa lebih aman,

pegangan tangga bertumpu pada tiang - tiang tangga yang tertanam kuat

pada ibu tangga.

f. Bordes

Bordes Adalah pelat datar diantara anak - anak tangga sebagai tempat

beristirahat sejenak, bordes di pasang pada bagian sudut tempat

peralihan arah tangga yang berbelok.Untuk rumah tinggal, lebar bordes

antara 80 - 100 cm dan untuk bangunan umum, lebar bordesnya dibuat

12
antara 120 - 200 cm. Dapat dibuat dengan 3 model, yaitu Bordes tangga

lurus, bordes tangga L dan bordes tangga U.

Ukuran ruang tangga:

Ruang tangga harus dibuat leluasa, terang dan segar, harus diberi lubang

ventilasi untuk dapat udara segar dan penerangan alam, agar menghemat

pemakaian listrik pada siang hari.

a. Ukuran ruang tangga ditentukan oleh jumlah anak tangga dan bentuk

tangganya.

b. Tangga untuk bangunan rumah tinggal, dengan lebar 100 cm, jumlah

anak tangga 17 buah dengan bordes.

13
BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
(Profil Perusahaan)

3.1 Latar belakang proyek

Sebagai provinsi termuda diindonesia, provinsi kalimantan utara


mempunyai visi yaitu menjadi provinsi terdepan dan maju, oleh karna itu
sebagai bentuk mewujudkan hal tersebut kini Kalimantan utara khusunya
tanjung selor sedang melakukan perencanaan dan pembangunan infrastruktur.
Yang menjadi sasarannya adalah infrastruktur bangunan gedung kantor,
seperti pembangunan gedung kantor Layanan Perpustakaan provinsi
Kalimantan utara bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah
Kalimantan Utara. Guna sebagai pengelolaan layanan perpustakaan dan
tempat untuk arsip buku.
Oleh karna itu pembangunan kantor layanan perpustakaan Provinsi
Kalimantan utara yang berlokasikan jalan rajawali tanjung selor, diharapkan
menjadi salah satu pendorong kemajuan dalam pembangunan infrasturktur
khusunya gedung bangunan di Kalimantan utara.

3.2 Data Spesifikasi Proyek


3.1.1 Data Proyek

SITE
RUMAH

Jln. Rajawali – Tanjung Selor

RUMAH

Gambar 3.1 Lokasi Proyek


Sumber: Sketsa Penulis

14
1) Nama Kegiatan : Pembangunan Gedung Kantor Layanan

Perpustakaan

2) Nomor Kontrak : 040/153/SP/DPK/V/2019

3) Tanggal : 21 Mei 2019

4) Lokasi Proyek : Jl. Rajawali, tanjung selor

5) Nilai Proyek : Rp.16.102.159.036.67,-

6) Sumber Dana : APBD Provinsi Kalimantan Utara

7) Tahun Anggaran : 2019

8) Jangka Waktu : 210 Hari Kalender

9) Jumlah Lantai : 3 (tiga) Lantai

10) Luas Area Lahan : 37 X 47 M2

11) Luas Area Bang. : 20 X 14 M2

3.1.2 Batas – Batas Lahan Proyek :

▪ Depan Proyek : Semak Belukar

▪ Kanan Proyek : Rumah warga

▪ Kiri Proyek : Lahan kosong

▪ Belakang Proyek : Lahan Kosong, Semak Belukar.

3.3 Lingkup Pekerjaan Proyek

Lingkup pekerjaan pembangunan Gedung Kantor Layanan Perpustakaan

adalah sebagai berikut :

3.2.1 Pekerjaan Struktur Atas

A. Pekerjaan Struktural

1. Pekerjaan Pondasi

2. Pekerjaan Sloof

15
3. Pekerjaan Kolom

4. Pekerjaan Dinding

5. Pekerjaan Atap

6. Pekerjaan Rangka Kuda-kuda

7. Pekerjaan Penutup Atap

B. Pekerjaan Non Struktural

1. Pekerjaan Tangga

2. Pekerjaan Pembesian Lantai

3. Pekerjaan Pembesian Tangga

4. Pekerjaan Bekisting Tangga

5. Pekerjaan Pengecoran Tangga

6. Pekerjaan Dinding Bata

7. Pekerjaan Lantai

C. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing :

A. Pekerjaan Sanitair dan Plumbing

B. Pekerjaan Listrik dan Lampu

3.4 Gambar Kerja

A. Denah
Luas denah keseluruhan site pada bangunan lantai 1,2 dan, 3 untuk
denah lantai satu sebesar 36 M x 32 M pada lantai dua sebesar 36 M x 32 M
sedangkan denah lantai tiga 36 M x 32 M.
B. Tampak
Menggunakan dinding bata ringan dan di plaster setebal 1 cm
C. Potongan
Pembangunan Gedung Kantor Layanan Perpustakaan memiliki ketinggian
yang sama antara lantai 1, 2 dan. 3.
• Lantai 1 ke lantai 2 = 3 meter

16
• Lantai 2 ke lantai 3 = 3 meter
• Lantai 3 = 3 meter
3.5 STRUKTUR ORGANSASI PROYEK
Unsur-unsur yang terlibat langsung dalam proyek ini dibagi menjadi 3:

A. Pemilik proyek (DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN


PROVINSI KALIMANTAN UTARA)
B. Sumber Dana ( APBD KALIMANTAN UTARA TAHUN
ANGGARAN 2019)
C. Pelaksana ( PT. PUTRA TANJUNG )
D. Konsultan Supervisi ( CV. IDESPLAN CONSULTING ENGINEER’S )

17
3.6 STRUKTUR KONTRAKTOR PT.PUTRA TANJUNG

A. Organisasi Proyek
Sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal
pekerjaannya dan waktu selesainya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas
produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan
dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat
dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan
aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai.
Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas
yang diharapkan.

DIREKTUR UTAMA
HERU PITONO, ST

SITE MANAGER
RAMDANI NOVA, ST

Administrasi
DEDIK WIRYAWAN, ST

PELAKSANA
INDRA BANGSAWAN A.P., ST

STAFF TEKNIK
ARDANA UTAMA, ST

Mandor Logistik
KARIM SALAM

Gambar 3.2 Diagram Struktur Organisasi Proyek


Sumber:Data Proyek
18
BAB IV

PELAKSANAAN TEKNIS PEKERJAAN

Pada proyek Pembangunan Gedung Kantor Layanan Perpustakaan Tanjung

Selor. Pekerjaan struktur di proyek pembangunan ini menggunakan konstruksi

beton bertulang, termasuk gedung Layanan Perpustakaan (3 lantai) yang menjadi

tinjauan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek (KKP 1).

Pada awal KKP 1, gedung kantor Layanan Perpustakaan masih dalam

proses pengerjaan kolom struktur lantai 3. Pekerjaan kolom struktur ini telah

sampai pada pekerjaan pemasangan bekisting dan pengecoran. Pekerjaan

penulangan untuk kolom telah selesai dilaksanakan untuk semua kolom struktur.

Untuk Pekerjaan plat lantai 2 juga telah sepenuhnya dilaksanakan. Keadaan di

lapangan saat awal tinjauan terlihat pada gambar 4.1 dan gambar 4.2

Gambar 4.1 Kondisi Awal Proyek Pembangunan Gambar 4.2 Kondisi Awal Proyek Pembangunan
Gedung Kantor Layanan Perpustakaan Kantor Bank BRI

Pada bagian bab ini, akan diuraikan hasil tinjauan dan pengamatan

selama proses KKP 1 yaitu tinjauan metode pelaksanaan pekerjaan dari mulai

pekerjaan kolom, pekerjaan balok dan plat lantai atap, pekerjaan atap baja,

pekerjaan dinding, dan pekerjaan tangga.

19
4.1 Kolom

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur

bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan

bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.

Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

4.1.1 Kolom Utama

Pekerjaan kolom utama pada Kantor Layanan Perpustakaan adalah

pekerjaan kolom struktur beton bertulang. Beton yang digunakan menggunakan

beton ready mix dengan mutu beton K-300. Dimensi kolom yang ditinjau berbeda-

beda sesuai dengan perencanaan. Berikut tipe-tipe kolom yang ditinjau dalam

gambar shop drawing. Detail dan dimensi kolom terlampir pada lampiran. Tahapan

pekerjaan kolom yang ditinjau meliputi pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran,

dan pembongkaran bekisting.

Gambar 4.3 Kolom struktur lantai 2 Gambar 4.4 Sambungan pembesian kolom

Seperti terlihat pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4, pekerjaan

penulangan dan pembesian pada kolom struktur lantai 2 telah selesai dilaksanakan.

Penulangan kolom menggunakan tulangan ulir diameter 19 mm, sedangkan untuk

sengkangnya menggunakan tulangan ulir dimameter 10 mm. Untuk ukuran dan

detail pembesian dapat dilihat pada lampiran. Pada detail penyambungan kolom, di

lapangan sudah sesuai dengan aturan SNI 03-2847-2002.

20
1. Pekerjaan Bekisting Kolom

Pekerjaan bekisting pada kolom menggunakan sistem konvensional. Acuan

pada bekisting kolom menggunakan plywood dan sabuk pengikatnya menggunakan

balok kayu.

1. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk melakukan

Meteran pengukuran pada

pekerjaan bekisting

Sebagai acuan,

Plywood 12 mm penahan berat beban

dan tulangan, serta

berat beton saat

pengecoran

Kayu Bekisting Sebagai sabuk

pengikat

21
Sebagai pemaku atau

Paku pengait antara

plywood dengan

sabuk pengikat

Palu Untuk memaku

bekisting

Untuk memotong

Gergaji kayu material kayu pada

bekisting

Untuk menuliskan

Pensil tanda pada bekisting

Sebagai penyimpan

U-head balok

22
Sebagai penyambung

Join pin antara main frame

atau antar main

frame dengan jack

base

Sebagai pengaku dan

Cross brace pengikat antara main

frame

Bagian utama dari

scaffolding sebagai

Main frame penyalur beban dari

atas ke jack base

Sebagai pondasi/kaki

Jack base dari sfcaafolding

2. Tahapan Pekerjaan Bekisting

a. Bekisting kolom menggunakan sistem kovensional. Bekistingnya terbuat

dari plywood 12 mm, sedangkan untuk sabuk pengikatnya terbuat dari balok

kayu 5/10. Pemasangan bekisting sistem konvensional terlihat pada Gambar

4.5

23
Gambar 4.5 Pekerjaan Bekisting Konvensional

b. Para pekerja merakit bekisting dan memasang dan memaku balok kayu

sebagai sabuk pengikatnya. Di lapangan, sebelum dipasang bekisting para

pekerja akan melakukan pengukuran pada plywood menggunakan pensil dan

meteran. Selain sebagai sabuk pengikat, balok kayu juga digunakan sebagai

penahan plywood. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelurusan pada saat

pengecoran.

c. Di lapangan, balok kayu juga digunakan untuk menjadi penyanggah siku

bekisting. Hal ini bertujuan untuk menyanggah bekisting sekaligus menjadi

pinjakan untuk pekerja pada saat melakukan pengecoran. Seperti terlihat pada

Gambar 4.6

Gambar 4.6 Kondisi bekisting

24
2. Pekerjaan Pengecoran Kolom

Pekerjaan pengecoran kolom dilakukan setelah pekerjaan bekisting telah

selesai dikerjakan. Pengecoran kolom menggunakan beton ready mix dengan mutu

beton K-300. Untuk pengangkutannya dilakukan secara manual oleh beberapa

pekerja dengan menggunakan ember. Pekerjaan pengecoran ini dilakukan tanpa

vibrator dan pompa karena pertimbangan manpower yang banyak, jarak vertikal

tidak terlalu tinggi, dan efisiensi biaya.

1. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Sebagai bahan utama

Beton Ready mix K- untuk struktur beton

300 bertulang pada

kolom

Sebagai alat untuk

Ember plastik menampung cor dan

menuang kedalam

bekisting

Balok Kayu Sebagai pijakan

untuk pekerja

25
Sebagai corong saat

Plywood pengecoran ke kolom

2. Tahapan Pekerjaan Pengecoran Kolom

a. Sebelum dilakukan proses pengecoran, semua tulangan dan bekisting

dicek kondisinya oleh pengawas (inspeksi).

b. Beton dimasukkan ke dalam ember yang telah disediakan,. Para pekerja

secara estafet membawa beton tersebut hingga sampai pada pekerja

terakhir yang berada di bekisting, seperti terlihat pada Gambar 4.7

Gambar 4.7 Proses Pengecoran Manual

c. Pada pekerja terakhir, beton dituangkan ke dalam kolom tersebut. Jumlah

pekerja yang berada di kolom siap cor biasanya berjumlah 2 orang, 1 orang

bertugas untuk menuangkan, dan 1 orang bertugas untuk memperhatikan

dan memastikan beton segar masuk merata di dalam bekisting.

3. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom

26
Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan apabila beton telah cukup

umur. Beton yang cukup umur adalah beton yang dapat menahan berat sendiri dan

beban dari luar. Pekerjaan pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan tidak

mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Cuaca pada saat pengecoran

kolom sangat cerah. Pekerjaan pembongkaran bekisting tidak dilakukan dalam

jangka waktu 20 hari. Para pekerja diarahkan untuk melakukan pekerjaan yang lain

terlebih dahulu.

1. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk membuka

Palu paku pada bekisting

Linggis Untuk membuka

papan bekisting

2. Tahapan Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

a. Pekerja yang bertugas untuk membongkar bekisting membawa peralatan

untuk pembongkaran bekisting seperti palu dan linggis. Pada saat

pembongkaran semua kolom lantai 2 yang bertugas ada 4 pekerja. Dan ada

beberapa pekerja lain yang akan membantu dalam proses pembersihannya.

27
b. Pada saat proses pembongkaran kolom dilakukan dengan hati-hati agar

tidak merusak kolom dan bekisting. Hal ini bertujuan agar bekisting masih

dapat digunakan kembali.

c. Setelah proses pembongkaran bekisting, pengawas melihat hasil kolomnya.

Dalam pekerjaan ini kolom yang dihasilkan bagus sehingga tidak ada

perubahan.

4.1.2 Kolom Praktis

Pekerjaan kolom praktis dilakukan secara konvensional. Kolom Praktis

dibuat sebagai pengikat dinding agar stabil. Selain itu, kolom praktis juga dipasang

pada pertemuan bata (sudut). Dimensi kolom praktis adalah 15/15 dengan tulangan

4 d 10, dengan begel besi polos per 20 cm. Adukan beton dilakukan dengan

menggunakan mesin beton molen. Ada sekitar 2 pekerja yang melakukan pekerjaan

ini, dan yang lainnya akan membawa gerobak untuk mengangkut adukannya.

1. Pekerjaan Pembesian

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Tulangan ulir 12 Sebagai tulangan

mm

28
tulangan 10 mm Sebagai sengkang

Kawat Bendrat Sebagai pengikat

Untuk memotong

Tang atau melilit kawat

bendrat

Mesin Pemotong Untuk memotong

besi

Meteran Untuk melakukan

pengukuran

29
Gunting pemotong Untuk memotong

besi besi tulangan atau

begel secara manual

b. Tahapan pekerjaan

Untuk pekerjaan penulangan kolom praktis biasanya dilakukan oleh satu

pekerja. Hal ini dikarenakan pekerja merasa lebih fokus, dan pekerja

tersebut akan sekaligus melakukan pekerjaan dinding. Namun, pada saat

mendirikan kolom praktis pekerja tersebut akan membutuhkan bantuan

dan pekerja yang lain, agar kolom praktis tersebut rata.

1. Biasanya untuk kolom praktis, dirakit di area pembesian (ada pekerja

yang khusus melakukan pekerjaan ini). Seperti Gambar 4.8

Gambar 4.8 Pekerja Pembesian

2. Setelah dirakit di pembesian, kolom praktis tersebut akan dibawa

dan diletakkan pada tempatnya. Seperti Gambar 4.9 dan Gambar

4.10

30
Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 Pemasangan Kolom
Praktis

3. Kolom praktis tersebut akan dikaitkan dengan dinding menggunakan

kawat bendrat.

2. Pekerjaan Bekisting

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Gergaji Kayu Untuk memotong

material kayu

Plywood 12 mm Untuk bekisting

Kawat Bendrat Sebagai pengikat

31
Untuk memotong

Tang atau melilit kawat

bendrat

Balok Kayu Untuk Pengikat

Meteran Untuk melakukan

pengukuran

Palu Untuk memaku

bekisting

Sebagai pengaku

antara plywood

Paku beton dengan dinding atau

antara plywood

dengan balok kayu

b. Tahapan Pekerjaan Bekisting

32
1. Setelah pembesian kolom praktis selesai dipasang, maka akan

langsung dibuat bekistingnya.

2. Multiplek atau plywood akan dipaku dan diikat dengan kawat

bendrat seperti Gambar 4.11

Gambar 4.11 Pekerja Bekisting

3. Para pekerja biasanya memastikan agar bekisting tersebut rapat dan

tidak renggang.

33
3. Pekerjaan Pengecoran

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk memasukkan

Cetok adonan cor beton ke

dalam bekisting

Untuk mencampur

Mesin Beton Molen adonan beton

Sebagai wadah untuk

Ember Plastik menampung adukan

b. Tahapan Pekerjaan

1. Setelah kolom praktis telah selesai dibuatkan bekisting, maka pekerja

tersebut akan mengecor kolomnya. Biasanya pekerjaan ini akan

dilakukan 2 orang, yakni 1 orang untuk memasukkan adukan ke dalam

bekisting, dan yang 1 orang untuk mengambilkan adukannya.

2. Pekerja tesebut akan menggunakan cetok sebagai alat bantu untuk

memasukkan adukan ke dalam bekisting.

34
3. Saat dia memasukkan adukan, pekerja tersebut akan memukul-mukul

bekisting dengan gagang cetok. Hal ini bertujuan agar adukan tersebut

turun ke bawah dan tidak tersangkut. Agar hasil kolom tersebut padat

dan tidak berongga.

4. Pekerjaan Pembongkaran bekisting Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk membuka

Palu paku pada bekisting

Linggis Untuk membuka

papan bekisting

b. Tahapan Pekerjaan

1. Untuk pembongkaran kolom praktis biasanya dilakukan pekerja

keesokkan harinya atau setelah 2 hari masa pengecoran. Selama masa

tersebut, pekerja melanjutkan pekerjaan pemasangan dinding bata.

2. Pada saat pembongkaran, akan dilakukan dengan hati-hati agar tidak

merusak kolom yang telah mengering.

3. Bekisting yang masih bagus dapat digunakan kembali.

35
4.2 Balok dan Plat Lantai Atap

Pekerjaan balok dan plat lantai atap dilakukan pengukuran di lapangan

bersamaan dengan persiapan bekisting dan persiapan tulangan. Sebelum

mengeksekusi, persiapan ini akan dicocokkan dengan gambar kerja. Untuk plat

lantai atap pada bangunan kantor ini adalah 150 mm.

1. Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan bekisting ini berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton.

Pekerjaan bekisting pada balok dan plat lantai atap ini menggunakan

plywood dan scaffolding. Pekerjaan bekisting dibagi ke dalam dua kategori,

diantaranya:

a. Bekisting

Bekisting pada pekerjaan ini menggunakan plywood 12 mm. Plywood

yang digunakan dalam pekerjaan ini berkisar 1-3 kali pemakaian.

b. Perancah

Perancah atau pendukung acuan pada pekerjaan bekisting ini

menggunakan scaffolding. Scaffolding merupakan rangkaian dari besi

yang kokoh menahan beban sendiri, beban bekisting, beban tulangan,

beban beton, dan beban beton hidup lain diatasnya.

36
1. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk melakukan

Meteran pengukuran pada

pekerjaan bekisting

Sebagai acuan,

Plywood 12 mm penahan berat beban

dan tulangan, serta

berat beton saat

pengecoran

Kayu Bekisting Sebagai pengikat

plywood

Sebagai pemaku atau

Paku pengait antara

plywood dengan

sabuk pengikat

37
Palu Untuk memaku

bekisting

Untuk memotong

Gergaji kayu material kayu pada

bekisting

Untuk menuliskan

Pensil tanda pada bekisting

Sebagai penyimpan

U-head balok

Sebagai penyambung

Join pin antara main frame

atau antar main

frame dengan jack

base

38
Sebagai pengaku dan

Cross brace pengikat antara main

frame

Bagian utama dari

scaffolding sebagai

Main frame penyalur beban dari

atas ke jack base

Sebagai pondasi/kaki

Jack base dari sfcaafolding

2. Tahap Pekerjaan

a. Para pekerja akan terlebih dahulu membuat bekisting balok untuk

membuat pola, agar pekerjaan lebih mudah. Seperti Gambar 4.12

dan Gambar 4.13

Gambar 4.12 dan Gambar 4.13 Pemasangan Bekisiting


Balok

39
b. Bekisting dipastikan rapat, tidak berongga agar mutu beton yang

dihasilkan bagus.

c. Setelah bekisting balok, barulah dibuat bekisting plat lantai atapnya

dengan plywood atau multiplek.

d. Kekakuan dan kerapatan bekisting sangat diperhatikan pada

pekerjaan ini, setelah semua selesai. Barulah dapat dilakukan

pembesian.

2. Pekerjaan Pembesian Balok dan Plat Lantai

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemotongan, hingga pekerjaan perakitan

baik itu pekerjaan pembesian yang dirakit ditempat langsung maupun

ditempat lain. Pekerjaan pembesian balok dan plat lantai ini menggunakan

sistem perakitan di area pembesian (sengkang) dan pemotongan di area

pembesian. Karena area pembesiannya masih dalam satu site, sehingga

pekerja akan secara estafet mengangkatnya ke atas. Untuk tulangan pokok

digunakan besi ulir diameter 19mm dan untuk sengkang digunakan besi ulir

diameter 10mm.

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

tulangan ulir 19 mm Sebagai tulangan

pokok balok

40
Tulangan ulir 10 Sebagai sengkang

mm

Kawat Bendrat Sebagai pengikat

Untuk memotong

Tang atau melilit kawat

bendrat

Mesin Pemotong Untuk memotong

besi

Meteran Untuk melakukan

pengukuran

41
Gunting pemotong Untuk memotong

besi besi tulangan atau

begel secara manual

Terbuat dari

Cakar Ayam tulangan polos yang

berfungsi sebagai

elevasi plat.

Sebagai penanda

Beton tahu selimut beton

1. Tahap Pekerjaan Balok

a. Pekerja menyiapkan bahan dan tulangan ditempat. Seperti

Gambar 4.14

Gambar 4..14 Perakitan pembesian balok

42
b. Perakitan tulangan berdasarkan dimensi yang telah ditentukan.

Proses perakitan balok awalnya diletakkan diatas bekisting

dengan penyangga balok kayu dan dibagi menjadi beberapa area

seperti Gambar 4.15 dan Gambar 4.16

Gambar 4.15 dan Gambar 4.16 Perakitan tulangan di atas bekisting

c. Setelah semua tulangan dirakit barulah diturunkan ke dalam

bekisting baloknya. Pada pekerjaan ini jarak sengkang atau

begelnya 10 cm dan pada bagian tengah 15 cm. Adapun detail

kaitan pembesiannya seperti Gambar 4.17 dan Gambar 4.18

Gambar 4.17 dan Gambar 4.18 Detail ikatan Sengkang dengan


Tulangan

d. Setelah pekerjaan pembesian balok selesai dan diturunkan,

kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pembesian plat lantai

atapnya.

43
2. Tahap Pekerjaan Plat Lantai Atap

a. Pembesian balok diturunkan kedalam bekisting baloknya, dan

kemudian para pekerja merakit untuk pembesian plat lantai atapnya

dengan menggunakan tulangan ulir 10mm yang dibentuk modul

seperti wire mesh, dengan kawat bendrat sebagai pengikatnya.

Seperti Gambar 4.19 dan Gambar 4.20

Gambar 4.19 dan Gambar 4.20 Pembesian Plat Lantai

b. Pembesian plat lantai dibuat 2 layer dengan elevasi 12 cm. Untuk

menjaga agar besi tidak saling berhimpitan, maka pekerja

memasangkan cakar ayam seperti Gambar 4.21

Gambar 4.21 Cakar Ayam

c. Kemudian dipasangkan beton tahu atau beton decking untuk

selimut betonnya seperti Gambar 4.22

44
Gambar 4.22 Beton tahu atau beton decking

d. Setelah semuanya selesai terakit, dilakukan pengecekan perakitan

pembesian tersebut oleh pengawas (konsultan). Jika telah sesuai,

maka dapat dilakukan pengecoran. Pada bangunan Kantor Layanan

Perpustakaan ini perakitan pembesian telah selesai dilaksanakan 4

hari sebelum pengecoran. Pengecoran awal dijadwalkan pada hari

Kamis, namun pada saat kontraktor menghubungi kembali pihak

pengecoran beton (ready mix), terjadi pengunduran jadwal

pengecoran. Hal ini dikarenakan stok split yang sedang kosong.

Penjadwalan ulang kemudian pada hari minggu pagi, namun terjadi

masalah mesin pada pihak ready mix. Jadi pengecoran akhirnya

dilakukan pada malam hari pada pukul 9 malam.

3. Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton ke area yang

telah siap (telah diberi tulangan dan bekisting). Pengecoran pada balok dan

plat lantai atap ini menggunakan ready mix. Untuk mutu beton, balok dan

plat lantai atap menggunakan beton K-300 dengan test slump tepat 14.

1. Alat dan Bahan

45
Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk memindahkan

Concrete pump beton dari ready mix

ke area plat lantai

Sebagai bahan utama

struktur beton K-300

Ready mix K-300 untuk plat lantai atap

dan balok

Vibrator Untuk memadatkan

beton

Sebagai alat

Sekop pembantu meratakan

beton

Untuk meratakan

Ruskam kayu permukaan plat lantai

atap

46
Addbond Sebagai obat beton

Untuk memasukan

Penyapu kayu beton ke dalam

tulangan

2. Tahap Pekerjaan

a. Pengecekkan apabila bekisting dan pembesian telah siap untuk

dicor (inspeksi).

b. Menentukan volume area siap cor.

c. Pada pekerjaan Kantor Layanan Perpustakaan ini bekisting telah

dibersihkan pada pagi hari. Hari ini bertujuan agar terhindar dari

kotoran. Karena pengecoran dilakukan pada malam hari maka

persiapan penerangan telah selesai sehabis isya.

d. Untuk pengujian slump, beton untuk plat lantai atap dan balok ini

memiliki nilai 14.

e. Sebelum mobil ready mix datang, para pekerja bersiap di tempat.

3 orang pekerja akan standby di bawah untuk mengangkat semen

ke dalam ready mix.Seperti Gambar 4.23

47
Gambar 4.23 Pekerja sedang memasukkan semen ke ready mix

f. Untuk operator concrete pump, terdapat 3 orang pekerja dari

pihak ready mix. Sementara 2 orang akan ikut mengawasi di area

pengecoran (lantai atap)

g. Adukan yang telah tercampur di ready mix, dimasukkan ke dalam

concrete pump untuk dicampur dengan agregat. Hal ini dilakukan

oleh mobil ready mixnya seperti Gambar 4.24

Gambar 4.24 Proses pemasukkan campuran ke concrete pump

h. Setelah siap, kemudian dipompa ke atas lantai atap. Sifat cairan

beton yang keluar panas. Sehingga para pekerja harus memakai

safety.

48
i. Beton yang telah terpompa keluar, dan para pekerja akan segera

meratakannya dengan ruskam, sekop, dan vibrator. Seperti

Gambar 4.25, Gambar 4.26, dan Gambar 4.27

Gambar 4.25, Gambar 4.26, dan Gambar 4.27 Proses pemasukkan


campuran ke concrete pump

j. Setelah selesai, dilakukan perawatan dengan membasahi

permukaan setidaknya 2 kali dalam sehari. Namun, karena cuaca

di Tanjung Selor, tidak perlu dilakukan perawatan karena hujan.

49
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

Pekerjaan pembongkaran bekisting plat lantai atap dan balok dilakukan

apabila beton telah cukup umur.

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk membuka

Palu paku pada bekisting

Linggis Untuk membuka

papan bekisting

b. Tahapan Pekerjaan

1. Para pekerja akan membawa alat-alat untuk pekerjaan

pembongkaran.

2. Saat proses pembongkaran dilakukan dengan hati-hati agar tidak

merusak beton dan bekisting.

3. Karena menggunakan scaffolding, maka pekerja terlebih dahulu

melonggarkan u-head, lalu membongkar plywood bagian tengah

secara hati-hati. Tidak lupa untuk membuka atau melepas balok

kayu yang terletak pada u-head.

50
4. Setelah itu pekerja akan membongkar bagian scaffolding yang tidak

terpakai. Pada pembongkaran bekisting balok dan plat lantai atap

ini tidak semua scaffolding dibongkar karena masih perlu dipakai

untuk pekerjaan lantai atap dan cladding.

5. Setelah proses pembongkaran bekisting selesai. Maka pengawas

akan melihat hasil betonnya. Untuk beton yang dihasilkan pada

Kantor Layanan Perpustakaan ini hasilnya bagus dan tidak perlu

adanya perubahan. Beton yang dihasilkan juga tidak berongga

ataupun miring.

4.3 Tangga

Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan marking untuk menentukan

tinggi offrede dan besarnya antrede. Tidak lupa untuk melihat tipe dan detail tangga

pada gambar kerja. Proses pemotongan pembesian dilakukan di area pembesian.

Pekerjaan tangga merupakan pekerjaan beton bertolang struktur tangga

yang berfunsi sebagai lalu lintas vertikal antar lantai. Konstruksi tangga merupakan

konstruksi yang terdiri atas injakan dan tanjakan.

Pekerjaan tangga meliputi pekerjaan pemasangan bekisting, pekerjaan

pembesian, pekerjaan pengecoran, pekerjaan pembongkaran bekisting, dan

finishing,

1. Pekerjaan Bekisting Tangga

Pekerjaan bekisting merupakan tahapan pekerjaan pada konstruksi tangga

sebelum pekerjaan pembesian. Bekisting sendiri berfungsi sebagai wadah

atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting tangga menggunakan sistem

semi konvesional. Hal ini karena pekerjaan bekisting menggunakan

perancah kayu, plywood, dan scaffolding.

51
a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk melakukan

Meteran pengukuran pada

pekerjaan bekisting

Sebagai acuan,

Plywood 12 mm penahan berat beban

dan tulangan, serta

berat beton saat

pengecoran

Kayu Bekisting Sebagai pengikat

plywood

Sebagai pemaku atau

Paku pengait antara

plywood dengan

sabuk pengikat

52
Palu Untuk memaku

bekisting

Untuk memotong

Gergaji kayu material kayu pada

bekisting

Untuk menuliskan

Pensil tanda pada bekisting

Sebagai penyimpan

U-head balok

Sebagai penyambung

Join pin antara main frame

atau antar main

frame dengan jack

base

53
Sebagai pengaku dan

Cross brace pengikat antara main

frame

Bagian utama dari

scaffolding sebagai

Main frame penyalur beban dari

atas ke jack base

Sebagai pondasi/kaki

Jack base dari sfcaafolding

b. Tahap Pekerjaan

1. Para pekerja akan melakukan pengukuran dan marking sesuai

dengan gambar yang telah ditentukan.

2. Setelah tahap marking barulah, pekerja memasang plywood atau

multiplek sesuai dengan ukuran tangga (baik itu bordes maupun

kemiringan tangga). Pada bekisting tangga Kantor Layanan

Perpustakaan ini scaffolding hanya diletakkan di area bawah

bordes. Selebihnya menggunakan kayu.

3. Pekerjaan ini harus sangat diperhatikan karena akan berdampak

pada pekerjaan selanjutnya. Pengawas memperhatikan proses

pembuatan bekisting tangga, karena pekerjaan tangga menurut

54
pengalaman pengawas, adalah pekerjaan yang paling sering terjadi

kesalahan.

2. Pekerjaan Pembesian Tangga

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Tulangan ulir 10 Sebagai sengkang

mm

Kawat Bendrat Sebagai pengikat

Untuk memotong

Tang atau melilit kawat

bendrat

Mesin Pemotong Untuk memotong

besi

55
Meteran Untuk melakukan

pengukuran

Gunting pemotong Untuk memotong

besi besi tulangan atau

begel secara manual

Terbuat dari

Cakar Ayam tulangan polos yang

berfungsi sebagai

elevasi plat.

Sebagai penanda

Beton tahu selimut beton

b. Tahapan Pekerjaan

1. Tulangan yang telah dipotong di area pembesian dan telah sesuai

dengan ukuran gambar dan lapangan dibawa ke bekisting tangga.

2. Merakit tulangan baja menjadi 2 layer, dan menggunakan cakar

ayam untuk elevasinya seperti Gambar 4.28

56
Gambar 4.28 Proses pembesian tangga

3. Setelah itu, letakkan beton tahu untuk selimut betonnya.

4. Saat proses pembesian pada kemiringan tangga telah selesai,

selanjutnya membuat bekisting untuk pijakan dan tanjakkannya

menggunakan balok kayu seperti Gambar 4.29

Gambar 4.29 Bekisting pijakkan tangga

57
3. Pekerjaan Pengecoran

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk memasukkan

Cetok adonan cor beton ke

dalam bekisting

Untuk mencampur

Mesin Beton Molen adonan beton

Sebagai wadah untuk

Ember Plastik menampung adukan

Untuk meratakan

Ruskam Kayu permukaan tangga

b. Tahap Pekerjaan

1. Pekerjaan pengecoran tangga ini menggunakan mesin beton molen.

Ada 2 orang pekerja yang khusus standby di mesin molen ini.

58
2. Para pekerja lain akan secara estafet untuk menuangkan beton ke

bekisting tangga. Untuk menampung adukan beton digunakan

ember yang secara estafet berpindah dari satu pekerja ke pekerja

lainnya. Seperti Gambar 4.30

Gambar 4.30 Suasanan estafet adukan beton

3. 2 pekerja terakhir akan bertugas untuk menuangkan beton ke

bekisting dan sekaligus meratakannya. Seperti Gambar 4.31

Gambar 4.31 Suasanan estafet adukan beton

59
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting

a. Alat dan Bahan

Gambar Alat/Bahan Fungsi

Untuk membuka

Palu paku pada bekisting

Linggis Untuk membuka

papan bekisting

b. Tahap Pekerjaan

1. Pekerja akan melakukan dengan peralatan yang telah disiapkan.

2. Saat pembongkar plywood, lakukan dengan hati-hati, agar tidak

merusak beton tangga yang telah terbentuk.

60
BAB V

PENUTUP

Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang dilakukan selama kurun waktu 95 hari

memberikan banyak manfaat pengetahun arsitektur baik itu dalam hal ilmu struktur,

arsitektural, pengalaman di lapangan, pengetahuan tentang manajemen konstruksi,

maupun cara bersosialisasi di proyek.

Selama proses KKP 1 berlangsung, mahasiswa dapat mengetahui

permasalahan real yang terjadi di lapangan, dimana hal itu tidak diajarkan di

bangku perkuliahan. Mahasiswa dapat juga membedakan ilmu teori dan ilmu

lapangan.

Kuliah Kerja Praktek (KKP) memberikan dampak positif bagi mahasiswa,

karena selain mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan, mahasiswa juga

dapat mengetahui solusi atas permasalahan yang umum terjadi salam suatu proyek

pembangunan

5.1 Kesimpulan

Kuliah kerja Praktek (KKP) yang dilaksanakan adalah mengamati

pembangunan Kantor Layanan Perpustakaan Tanjung Selor. Pemberi tugas

(owner) adalah Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Propinsi, konsultan

pengawas adalah CV. Indes Plant, dan kontraktor adalah PT. Putra Tanjung.

Proyek pembangunan ini termasuk proyek skala kecil bagi kontraktor

sehingga ada personil kontraktor yang merangkap dua tugas. Konsultan

pengawas mengawasi jalannya proyek konstruksi dan memeriksa kelayakan

metode, alat dan bahan yang digunakan selama proses konstruksi.

Konsultan pengawas berhak mengkritik dan meminta pengubahan apabila

61
tidak sesuai dengan gambar dan standar yang berlaku, selain itu konsultan

pengawas juga merupakan mediator antar kontraktor dengan owner.

Metode yang dilakukan selama konstruksi termasuk metode yang efektif

dan efisien. Penggunaan scaffolding sebagai perancah memudahkan para

pekerja selama konstruksi. Hal ini didasarkan pada efisiensi waktu dan

tenaga, serta kemudahan metode pelaksanaan. Selama masa konstruksi

berlangsung, man power yang digunakan terbilang cukup banyak sehingga

masa konstruksi dapat terselesaikan tepat waktu.

Pada pembesian kolom terdapat sambungan kolom vertikal, dimana yang

terjadi di lapangan telah sesuai dengan standar SNI. Untuk metode

pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan telah sesuai dengan materi

perkuliahan yang diajarkan. Namun, pada proses pengecoran lantai atap

yang dilakukan pada malam hari, terjadi keterlambatan akibat pihak ketiga

(perusahaan ready mix yaitu perusahaan Bun B). Untuk uji slump yang

dilakukan tepat 14, beton yang dituangkan pada bekisting lantai atap

dicampur dengan addbond.

Konstruksi tangga pada pembangunan K antor Layanan Perpustakaan ini

memiliki sudut miring pada tanjakkannya. Proses pembuatan

kemiringannya dilakukan dengan cara di “bobok” atau memahat bagian

tersebut sesuai dengan gambar kerja, lalu dipasang keramik lantai.

5.2 Saran

62
1. Untuk Kontraktor

a. Seharusnya kedisiplinan waktu lebih diperhatikan, sehingga

pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan apa yang

ditentukan.

b. Seharusnya memperhatikan item atau bahan material pekerjaan

dilokasi tersedia, sehingga pekerja tidak terhambat dengan

ketersediaan bahan yang tidak ada.

c. Harus bisa memberikan keputusan terhadap pekerjaan, dalam hal

pemilihan bahan material untuk pekerjaan Kubahnya.

2. Untuk Mahasiswa

a. Pada saat melakukan Kuliah Kerja Praktek (KKP 1) terlebih dahulu

mempelajari teori konstruksinya, agar pada saat praktek banyak hal

yang dapat ditanyakan pada kontraktor dan konsultan pembangunan

tersebut.

b. Sebaiknya pada saat mengamati jalannya proses konstruksi,

mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek di

lapangan.

c. Jika kontraktor dan konsultan berasal dari kota, mahasiswa dapat

menambah ilmu dengan bertanya, karena ada beberapa metode

pelaksanaan yang berbeda di tiap daerah (seperti pada saat

pemasangan kubah).

63

Anda mungkin juga menyukai