Anda di halaman 1dari 10

REKAYASA IDE

GAYA KEPEMIMPINAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH

Disusun Oleh :

RUDI SIREGAR

4173111028

Matematika Dik C 2017

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Nya penulis dapat
menyelesaikan Rekayasa Ide ini tepat pada waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam penyusunan Rekayasa Ide ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam peyusunan tugas ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimbal
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa Rekayasa Ide ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan yang terdapat, baik dari penyusunan maupun materinya. Oleh sebab itu,
penulis dengan tangan terbuka selalu menerima saran-saran yang bersifat membangun dan
membantu perbaikan tugas ini untuk selanjutnya. Akhir kata semoga Rekayasa Ideini dapat
bermanfaat kepada kita sekalian.

Medan, November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gaya Kepemimpinan Untuk Sekolah Menengah..................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................6
4.2 Saran......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan adalah topik menarik yang sering dibicarakan oleh kalangan orang
banyak, baik dalam organisasi kecil maupun organisasi besar. Setiap satuan organisasi,
baik formal maupun informal selalu ada pemimpin yang memimpinnya.
Kepemimpinan merupakan kunci dalam suksesnya suatu organisasi. Di dalam suatu
kepemimpinan, perlu adanya pemimpin yang mampu memengaruhi anggota kelompok atau
organisasi agar mampu memahami serta menyetujui apa yang harus dilakukan sekaligus
bagaimana melakukannya. Seorang pemimpin juga perlu memfasilitasi upaya individu atau
kelompok dalam memenuhi tujuan bersama.
Dalam lingkungan sekolah, guru juga merupakan seoramg pemimpin yang memimpin
peserta didiknya. Tetapi, pada kenyataannya gaya kepemimpinan yang ada di sekolah
menengah tidak cocok dilakukan di sekolah menengah apalagi jika mata pelajaran IPA,
seperti Matematika, Biologi, Fisika, maupun Biologi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Gaya kepemimpina seperti apa yang cocok untuk siswa sekolah menengah?
2. Bagaimana cara membangkitkan semangat peserta didik disaat belajar di jam siang?

1.3 Tujuan
1 Untuk menghasilkan gaya kepemimpinan baru bagi peserta didik sekolah menengah.
2 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan.

1.4 Manfaat
Untuk memperbanyak jenis gaya kepemimpinan, hal ini dapat mempermudah bagi seorang
guru dalam mengajar di dalam kelas.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pendidikan merupakan investasi masa depan, demikian orang sering menyebutkan untuk
menyatakan betapa pentingnya pendidikan bagi warga masyarakat untuk meraih masa depan
yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan akan membawa dampak yang signifikan bagi
perkembangan peradaban suatu masyarakat. Namun demikian, pendidikan yang berkualitas baik
sesuai dengan cita-cita suatu masyarakat tersebut bukanlah sesuatu yang bersifat given atau
terjadi dengan sendirinya tanpa ada usaha untuk menterjadikannya. Berkenaan dengan hal
tersebut maka secara sosiologis pada umumnya masyarakat beserta seluruh warganya berusaha
untuk menciptakan suatu sistem pendidikan yang diharapkan akan memberikan hasil sesuai
dengan cita-cita.
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia telah menandaskan perlunya tanggung jawab dan
kewajiban pendidikan diletakkan pada semua pihak yang berkepentingan. Beliau menyebut
dengan “Tri Pusat Pendidikan” yang bermakna bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Hal itu karena semua lembaga tersebut
merupakan pusat-pusat terselenggarakannya pendidikan. Berarti semua pihak bertanggung jawab
atas pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan bagi warga masyarakat pada umumnya. Setiap
pihak akan memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang berbeda di dalam penyelenggaraan
pendidikan. Namun demikian, masyarakat, sekolah, dan keluarga dituntut peran dan
partisipasinya yang nyata dan tidak saling menggantungkan di dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut. Partisipasi semua pihak akan terwujud dalam bentuk-bentuk kinerja yang
saling mendukung demi terwujudnya cita-cita masyarakat. Dari perspektif ini maka menjadi
sangat tidak masuk akal apabila ada pihak yang yang tidak dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan baik tetapi menuntut hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan kata lain,
pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas baik diperlukan kemitraan dari semua pihak agar
pendidikan semakin berdaya untuk mewujudkan tujuannya secara berkualitas.
Gaya kepemimpinan merupakan ciri atau tipe perilaku yang digambarkan oleh seorang
pemimpin dalam memimpin bawahannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan merupakan
faktor yang tidak bisa dipisahkan dari seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan pasti memiliki
kelemahan dan kelebihan, tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik. Oleh karena itu gaya

2
kepemimpinan seharusnya dibuat berdasatkan situasi para anggotanya. Gaya kepemimpinan di
sekolah dari dahulu sampai sekarang tidaklah berubah. Sebagai seorang pemimpin, guru
seharusnya menyesuaikan gaya kepemimpinan nya dengan para peserta didik yang ia ajarkan,
karena tanpa adanya gaya kepemimpinan yang tepat para peserta didik tidak akan memahami
pelajaran atau materi yang diajarkan secara maksimal.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Gaya Kepemimpinan Untuk Sekolah Menengah

Menurut kami, gaya kepemimpinan yang paling cocok digunakan adalah gaya
kepemimpinan dimana seorang guru harus melihat situasi para peserta didiknya dalam belajar.
Jika kondisi para siswa atau peserta didik tidak memungkinkan untuk melanjutkan pelajaran,
maka guru seharusnya menarik perhatian dan membangkitkan semangat para
siswanya.Umumnya, sekolah-sekolah memulai jam pelajaran pada pukul 07.30 – 13.00 WIB.
Pada saat pelajaran dimulai diatas pukul 11.00 WIB para siswa kebanyakan mulai mengalami
rasa kantuk, lesu, bosan, dan lapar yang mengakibatkan mereka tidak dapat fokus pada
pelajaran yang sedang diajarkan, apalagi jika pelajaran tersebut tidak menyenangkan menurut
mereka, misalnya pelajaran yang susah mereka mengerti seperti pelajaran ilmu pengetahuan
alam pada umumnya berupa matematika, fisika, kimia, maupun biologi.
Pada saat siswa mulai mengalami kantuk, lesu, bosan, dan lapar seorang guru harus
menarik perhatian para peserta didik yang ia ajarkan, seperti:
1. Seorang guru memberikan hukuman berupa sanksi yaitu mengerjakan soal tentang materi
yang sedang dijelaskan, jika siswa ketahuan mengantuk.
2. Seorang guru membentuk beberapa kelompok belajar lalu guru memberikan beberapa soal
kepada tiap kelompok, dan masing-masing kelompok mendapatkan soal yang berbeda, tetapi
konsepnya tetap sama. Kemudian guru memilih salah satu anggota tiap perkelompok untuk
menjelaskan jawaban yang mereka dapat. Dengan harapan semua siswa aktif dalam kelompok
tersebut.
3. Seorang guru memberikan penghargaan kepada siswa. Misalnya guru mengadakan kuis dan
apabila siswa atau peserta didik dapat menjawab soal dengan benar siswa tersebut akan
diberikan poin. Setelah point terkumpul maka guru akan melihat siapa poin yang paling
banyak lalu siswa tersebut akan diberikan nilai tambahan atau hadiah. Dengan begitu siswa
menjadi semangat dalam mengikuti materi yang di bahas.
4. Seorang guru menilai catatan para peserta didik tiap materi pembelajaran. Karena dengan
membuat “aturan” seperti itu, paling tidak siswa yang malas belajar akan tetap mencatat

4
materi yang telah dibahas. Kemudian jika siswa ingin mengulang materi pembelajaran
tersebut, ia tidak perlu meminjam catatan temannya.
5. Ditengah jam belajar, jika guru sudah melihat peserta didik “malas” belajar, guru dapat
memberikan hiburan atau topik-topik terkini sehingga siswa akan bersemangat kembali.

5
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gaya kepemimpinan yang lebih tepat digunakan atau diterapkan pada sekolah menengah
ialah gaya kepemimpinan yang harus menyesuaikan kondisi para siswanya. Guru harus
pandai melihat kondisi para siswa sebelum memulai pelajaran.
4.2 Saran
Guru harus bisa menyesuaikan gaya kepemimpinannya berdasarkan situasi para peserta
didk dan guru juga harus mempunyai cara bicara yang membangkitkan semangat.

6
DAFTAR PUSTAKA

Daswati.2012. Implementasi Peran Kepemimpinan Dengan Gaya Kepemimpinan Menuju


Kesuksesan Organisasi. Jurnal Academica. Vol. 4.No. 1.

Anda mungkin juga menyukai