Anda di halaman 1dari 3

1.

2 TUJUAN

A. Untuk mengetahui perubahan aktivitas perilaku setelah pemberian diazepam secara interperitoneal

B. Menentukan ED50 (dosis yang memberi efek tidur ) diazepam

1.1 DASAR TEORI

Diazepam adalah obat esensial golongan benzodiazepin yang tercantum dalam WHO Essential List of
Medicines Edisi 19 (WHO, 2015), Daftar Obat Esensial Nasional (Kemenkes RI, 2015a) serta Formularium
Nasional (Kemenkes RI, 2015b), ketersediaannya harus terpenuhi di fasilitas pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan. Akses mendapatkan kesehatan termasuk mendapatkan obat esensial merupakan hak asasi
manusia, sehingga menjadi kewajiban pemerintah untuk menjamin ketersediaannya di fasiltas
pelayanan kesehatan.

Diazepam untuk terapi kecemasan (ansietas) dalam penggunaan jangka lama, karena mempunyai masa
kerja panjang (Finkel et al., 2009). Selain itu juga sebagai sedatif dan keadaan psikosomatik yang ada
hubungan dengan rasa cemas. Selain sebagai antiansietas, diazepam digunakan sebagai hipnotik,
antikonvulsi, pelemas otot dan induksi anastesi (Katzung et al., 2012). Diazepam juga digunakan untuk
preeklampsia dan eklampsia yang diberikan secara intravena dengan dosis 10 mg (Kemenkes RI, 2007).
Untuk itu ketersediaan yang memadai sesuai kebutuhan medis harus terpenuhi di semua tingkatan
fasilitas kesehatan.

Indikasi dari diazepam adalah untuk status epileptikus, ansietas atau insomnia, konvulsi akibat
keracunan, kejang demam, dan untuk spasme otot. Diazepam digunakan untuk memperpendek
mengatasi gejala yang timbul seperti gelisah yang berlebihan, diazepam juga dapat mengatasi
gemetaran, kegilaan, dan halusinasi sebagai akibat mengkonsumsi alcohol. Diazepam juga dapat
dignakan untuk kejang otot. Kejang otot merupakan penyakit neurology. Diazepam digunakan sebagai
obat penenang dan dapat juga dikombinasikan dengan obat lain.

Benzodiazepin meningkatkan kerja GABA di SSP. Diazepam bekerja di semua sinaps GABA a tapi
kerjanya dalam mengurangi spastisitas sebagian dimediasi di medula spinalis. Karena itu diazepam dapat
digunakan di spasme otot yang asalnya dari mana saja, termasuk trauma otot lokal. Tetapi obat ini
menyebabkan sedasi pada dosis yang diperlukan untuk mengurangi tonus otot. Dosis dimulai dengan
4mg/ hari yang dapat ditingkatkan bertahap hingga maksimum 60mg/ hari.

Sebagaimana obat, selain memiliki efek yang menguntungkan, diazepam juga memiliki efek samping
yang perlu diperhatikan dengan seksama. Efek samping diazepam memiliki tiga kategori efek samping
yaitu:

1.efek samping yang sering terjadi: pusing, mengantuk.

2.efek samping yang jarang terjadi: depresi, impaired cognition.

3. efek samping yang jarang sekali terjadi: reaksi alergi, amnesia, anemia, angiodema, behavioral
disorders, blood dyscrasias, blurred vision, kehilangan keseimbangan, konstipasi, coordination changes,
diarrhea, disease of liver, drug dependence, dysuria, extrapyramidal disease, false sense of well-being,
fatigue, general weakness, headache disorders, hipotensi.

Efek samping berat dan berbahaya yang menyertai diazepam IV ialah obstruksi saluran napas oleh lidah
akibat relaksasoi otot. Di samping itu, dapat terjadi depresi napas sampai henti napas, hipotensi, henti
jantung, dan kantuk.

ED50 (effective Dose 50) adalah dosis yang menimbukkan efek terapi pada 50% individu.
Pemberian Diazepam secara interperitoneal digunakan untuk menentukan ED50 yaitu dosis yang
memberikan efek tidur pada 50% individu atau separuh dari jumlah individu yang diamati.
Benzodiazepine meningkatkan kerja GABA di system syaraf pusat. Diazepam bekerja disemua
sinaps GABAa, tetapi kerjanya dalam mengurangi spastisitas sebagai mediasi di medulla
spinalis. Karena itu Diazepam dapat juga digunakan pada spasme otot yang asalnya dari mana
saja, termasuk trauma otot lokal. Tetapi, obat ini menyebabkan sedasi pada dosis yang
diperlukan untuk mengurangi tonus otot. ED50 merupakan dosis yang menghasilkan setengah
efek maksimal, dan respon maksimum terjadi pada dosis di mana kita menganggap reseptor
terisi,

1.3 METODE
1.3.1 ALAT dan BAHAN

 Kapas
 Kain
 Spuit
 Kasa
 Klem
 Kandang dengan tikus 3 ekor
 Alcohol
 Diazepam
(dosis 1 mg/ kgBB, 2,5 mg/kgBB, 7,5 mg/ kgBB)

1.3.2 PROSEDUR KERJA

Bersihkan permukaan abdomen tikus dengan alkohol.


Suntikkan pada masing-masing tikus.
a. Diazepam dengan dosis 5 mg/kgBB
b. Diazepam dengan dosis 7,5 mg/kgBB
c. Diazepam dengan dosis 15 mg/kgBB
Amati perubahan perilaku tikus (seperti yang tertera pada lembar pengamatan, lakukan
dengan seksama).

1.3.3 PERHITUNGAN DOSIS DIAZEPAM

a. Tikus 1
Berat badan
Dosis 1 mg/kgBB
1 mg/kgBB x BBl
b. Tikus 2
Berat badan
Dosis 2,5 mg/kgBB
2,5 mg/kgBB x BB
c. Tikus 3
Berat badan
Dosis 7,5 mg/kgBB
7,5 mg/kgBB x BB

Anda mungkin juga menyukai