Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Rayhan Akbar

1706057644
Manajemen Portfolio A

1. Summary of thepaper (30%):


• What research gaps and contributions are the authors making?

Kontribusi riset yang ditulis J. Shi et. al., (2020) adalah pengamatan reaksi lintas pasar
modal, yaitu pasar saham dan obligasi, terhadap private equity placement, yang didefinisikan
sebagai penawaran pembelian saham kepada investor dengan penawaran tersebut bersifat non-
publik, seperti investor-investor awal dan juga institusi-institusi yang menjadi investor, semacam
dana pensiun, hedge fund, bank, yang menjadi salah satu sarana utama dalam melakukan
refinancing perusahaan dalam skala global dalam beberapa tahun terakhir (Liang & Jang, 2013).

Pengamatan sebelumnya telah mengamati reaksi pemegang saham dengan pemegang surat
obligasi terhadap cash dividends (Tsai & Wu, 2015), akuisisi dan merger (Benjamin, Jiri, &
Danika, 2017; Imbierowicz & Wahrenburg, 2013), perubahan kepemimpinan (Adams & Mansi,
2009), pembelian saham outstanding kembali oleh perusahaan (Jun, Jung, & Walkling, 2009),
sedangkan terkait dari private equity placement baru ada studi terkait yang hanya mengamati reaksi
pasar saham (Abidin et al., 2012; Deng et al., 2011)

Kontribusi riset kedua dari riset yang ditulis J. Shi et. al., (2020) adalah untuk mencari tahu
relasi antara reaksi pemegang saham dengan pemegang surat obligasi. Penulis ingin mengetahui
apakah pemegang saham bereaksi yang sama atau berbeda dengan para pemegang surat obligasi.

Kontribusi riset ketiga adalah untuk mencari tahu apakah hak properti yang diintervensi
secara penuh oleh pemerintah RRT, memiliki efek mediasi terhadap reaksi dari pasar modal. RRT
memiliki struktur ekonomi yang unik dibandingkan dengan negara-negara lain, dengan perusahaan
BUMN menjadi salah satu ujung tombak dalam pertumbuhan ekonomi RRT, sehingga
mendapatkan perlakuan khusus seperti hak untuk memonopoli hingga hak-hak lainnya seperti
pinjaman yang lebih murah. Ketika perusahaan BUMN tersebut dalam risiko gagal bayar, negara
akan melakukan penanaman modal sebagai upaya untuk menyelamatkannya, sehingga perusahaan
tersebut memiliki credit rating yang jauh lebih baik dibandingkan perusahaan non BUMN. Hak-
hak tersebut tentunya akan memberikan efek moderasi terhadap wealth transfer effect,
dibandingkan dengan perusahaan yang bukan BUMN dan perusahaan dengan credit rating yang
lebih buruk.

• What objectives and claims (hypotheses and their arguments) are the
authors making?

Hipotesis 1 adalah pasar saham dan pasar obligasi bereaksi positif terhadap private equity
placement menurut signaling theory. J. Shi et. al., (2020) berargumen bahwa meskipun private
equity placement bisa memberikan sinyal buruk, seperti kondisi ketika finansial perusahaan
sedang buruk dan membutuhkan pendanaan untuk menurunkan risiko-risiko keuangan, namun
private equity placement memberikan kesempatan kepada investor-investor awal, yang tentunya
lebih mengenal perusahaan tersebut luar dalam, sehingga kemungkinan untuk private equity
placement digunakan untuk refinancing tidak terlalu mungkin di dunia nyata. Selain itu, dengan
adanya private equity placement yang menjadi gambaran dari investasi pada proyek-proyek yang
fantastis, yang dapat memperbesar perusahaan tersebut, sehingga memberikan sinyal yang bagus
bagi para investor (Janney & Folta, 2003).

private equity placement ditargetkan kepada mereka yang dekat dan sudah berafiliasi
dengan perusahaan, seperti contohnya adalah direksi dan investor awal, yang memiliki informasi
cukup untuk mentaksir nilai perusahaan yang sesungguhnya. Jika haga perusahaan memang berada
nilai perusahaan yang sesungguhnya, dan juga optimistis terhadap proyek-proyek perusahaan
tersebut, maka mereka yang dekat dan berafiliasi dengan perusahaan akan berpartisipasi dalam
penawaran tersebut, sehingga private equity placement memberikan kabar yang baik bagi pasar
saham dan pasar obligasi.

Hipotesis 2 adalah pasar saham dan pasar obligasi bereaksi negative terhadap private equity
placement, yang didasari pada free cash flow theory. FCF Theory menjelaskan bahwa terdapat
perbedaan antara tujuan dan keinginan investor dengan pengambil keputusan di perusahaan,
seperti direksi, sehingga menurut Lehn & Poulson (1989) akan menimbulkan masalah principal-
agent. Dengan FCF yang banyak, dapat terjadi penggunaan dana yang tidak efisien, menyebabkan
menurunnya nilai dari perusahaan, dan merusak tujuan investor, baik berupa pemegang saham
maupun pemegang obligasi.
Dengan adanya private equity placement, maka terjadi perubahan pada struktur ekuitas,
menyebabkan meningkatnya hak untuk mengkontrol dan arus kas bagi pemegang saham
mayoritas, menyebabkan meningkatnya probabilitas bahwa pemegang saham mayoritas akan
berupaya untuk mencapai kepentingannya dia sendiri, dan menyebabkan terjadinya perselisihan
dengan pemegang saham minoritas. sebagai sebuah cara financing dengan sebagian investor yang
menjadi tujuan utama, private equity placement akan meningkatkan proporsi kepemilikan
pemegang saham mayoritas dan meningkatkan control terhadap perusahaan tersebut, yang
memungkinkan terjadinya penyalahgunaan dana dan berakibat buruk kepada para pemegang
saham lainnya, yang tentunya memiliki tujuan berbeda dengan pemegang saham mayoritas.
Dengan adanya konflik kepentingan tersebut antara pemegang saham mayoritas dengan minoritas,
maka private equity placement akan menyebabkan reaksi yang buruk di pasar saham dan obligasi.

Hipotesis 3 adalah pasar saham akan bereaksi negative, sedangkan pasar obligasi bereaksi
positif menurut teori wealth transfer, hal ini dijelaskan oleh Jensen and Meckling (1976) yang
menyatakan bahwa terdapat konflik kepentingan antara pemegang saham dengan pemegang
obligasi layaknya pemegang saham mayoritas dengan minoritas. Private equity placement akan
menyebabkan terjadinya penurunan terhadap rasio hutang terhadap ekuitas, menurunkan
kemungkinan terjadinya kebangkrutan, dan saham biasa dianggap memiliki nilai setara dengan
call option. Dengan menurunnya risiko default, maka nilai call option juga akan menurun,
sehingga terjadinya wealth transfer dari stockholder kepada bondholder.

• What evidence do they have to support their claims?

Untuk membuktikan klaim yang diajukan oleh J. Shi et. al., (2020), penulis melakukan
pengambilan sample berupa saham kelas A yang perusahaannya melakukan private equity
placement dan menerbitkan surat obligasi dari tahun 2008 sampai dengan 2018. Berdasarkan Study
Event method yang, diketahui bahwa terjadi penurunan nilai Cumulative Abnormal Return (CAR)
dari tanggal terjadinya private equity placement sampai dengan tujuh hari setelahnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa pasar saham bereaksi negatif terhadap private equity placement. Hal
sebaliknya terjadi di pasar obligasi, dengan nilai CAR terus mengalami peningkatan selama tujuh
hari setelahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar obligasi bereaksi positif terhadap private
equity placement, membuktikan bahwa memang ada wealth transfer antara pemegang saham
kepada pemegang obligasi.
J. Shi et. al., (2020) kemudian melakukan uji reaksi abnormal return terhadap private equity
placement, ditemukan bahwa meskipun Cumulative Average Abnormal Return bernilai negative
pada tanggal terjadinya private equity placement, hasil tes statistik menunjukkan CAAR tidak
signifikan, menandakan bahwa reaksi pasar terhadap private equity placement inkonsisten dengan
teori signalling dan teori Free Cash Flow, namun membuktikan bahwa terjadi wealth transfer
antara stockholder dengan bondholder

2. Critique (20%):
• What do YOU think is/are the major strong point(s) associated with a) the
argument(s) made in this paper; b) the evidence/rationale provided; or c) both?

Menurut pendapat saya, major strong point dari artikel yang ditulis J. Shi et. al. adalah
argumentasi-argumentasi yang dikemukakan di artikel tersebut. Argumentasi-argumentasi yang
diberikan sudah berdasarkan penelitian-penelitian yang konkret, terlihat dari literatur-literatur
yang digunakan yang memberikan dasar yang jelas bagi hipotesis yang ditetapkan oleh J. Shi et.
al.

Dengan argumentasi-argumentasi yang tepat, J. Shi et. al. berhasil mengemukakan


hipotesis-hipotesis yang dapat menggambarkan reaksi sesungguhnya pasar saham dan obligasi
terhadap private equity placement.

• What do YOU think is/are the major flaw(s) associated with a) the
argument(s) made in this paper; b) the evidence/rationale provided or
c) both?

Menurut pendapat saya, salah satu major flaw point dari artikel yang ditulis oleh J. Shi et.
al. adalah bukti-bukti yang diberikan oleh tim penulis, namun lebih spesifiknya kepada data yang
diambil oleh para penulis, Seperti yang dikemukakan pada artikel tersebut. Penulis artikel itu
mengemukakan bahwa ketika dilakukan metode event study, terdapat banyak sample yang
dihilangkan.

Permasalahan terkait dengan banyaknya sample data yang dihilangkan dari sample
disebabkan oleh likuiditas yang buruk pada surat utang perusahaan dan transaksi jual beli surat
utang yang tidak terlalu aktif di china, sehingga menimbulkan munculnya data-data yang tidak
lengkap pada tanggal yang ditentukan. Meskipun permasalahan terkait data daily trading surat
obligasi sudah diupayakan untuk diselesaikan dengan metode lain, dan jika terjadi kesalahan kecil
pada estimasi data, maka akan memunculkan hasil yang tidak akurat.

Dengan penghilangan data yang tidak lengkap, hal itu akan menunjukkan bahwa riset yang
dilakukan oleh J. Shi et. al. tidak memberikan gambaran yang tepat atas reaksi pasar, baik pasar
saham maupun obligasi, terhadap private equity placement, dikarenakan oleh berkurangnya
sample size yang diambil saat riset, sehingga riset yang dilakukan tidak menggambarkan hal yang
terjadi di dunia nyata secara gamblang, sehingga mungkin saja jika data yang diambil lebih banyak
akan menunjukkan bahwa sebenarnya hipotesis 1 atau hipotesis 2 yang benar, bukan hipotesis 3.

3. Extension (30%):

• How can YOU expand on the paper? What can you add to the argument(s)? How can you
expand on the ideas in this paper in the form of future hypotheses? Please also explain the
research design to test the hypotheses. Make sure to be clear about how this paper contributes to your
future hypotheses.

Riset selanjutnya bisa dilakukan dengan melakukan riset tersebut di pasar saham dan
obligasi di Indonesia, khususnya perusahaan BUMN. Indonesia dan RRT memiliki struktur
ekonomi yang cukup mirip, dengan adanya Badan Usaha Milik Negara yang mendapatkan
perlakuan dan hak-hak khusus dari negara, dengan negara mendikte BUMN untuk mengambil
proyek-proyek dengan risiko kecil.

Kedua negara juga memiliki BUMN dengan karakteristik yang hampir mirip, yaitu
memiliki high debt load dan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang
sustainable, sehingga menjadi bagian yang integral dari negara. Studi yang dilakukan digunakan
untuk mengetahui apakah reaksi pasar di Indonesia sama dengan reaksi pasar di RRT.

Studi yang dilakukan hamper sama dengan studi yang dilakukan oleh J. Shi et. al., namun
akan berupaya untuk menggunakan sample yang lebih besar demi memberikan gambaran pasar
yang lebih riil. Terkait dengan metode riset, akan menggunakan event study method dan juga
regresi untuk menentukan relasi antara reaksi pasar saham dengan obligasi di Indonesia terhadap
private equity placement. Penggunaan event study method dianggap sudah relevan dengan kasus
Indonesia mengingat bahwa Indonesia merupakan negara yang pasar modalnya masih bersifat
semi-strong-form EMH.
4. Connection (20%):

• How does this content relate to other concepts that you've learned in this course?

Salah satu yang berhubungan dengan materi yang didapatkan dari course ini adalah
mengenai bond maturity. Meskipun menurut riset yang dilakukan oleh J. Shi et. al. menunjukkan
bahwa bond maturity tidak memberikan efek moderasi yang signifikan terhadap efek wealth
transfer, dikemukakan bahwa bond maturity memiliki efek terhadap risiko debt default, dengan
hutang jangka Panjang memiliki risiko yang lebih besar mengingat terdapatnya factor-faktor yang
dapat menyebabkan ketidakstabilan, sedangkan hutang jangka pendek memiliki risiko yang jauh
lebih kecil.

Konten yang didapatkan dari artikel ini juga menggambarkan salah satu hal yang menjadi
dasar di course ini, yaitu perubahan harga saham tidak mungkin terjadi dengan seperti yang
diggambarkan oleh random walk theory, yaitu perubahan harga saham terjadi secara random.
Konten dari artikel ini menggambarkan lebih kepada efficient market hypothesis, dengan
pengelolaan informasi menjadi kunci yang merefleksikan harga saham, dengan harga terefleksikan
terhadap informasi-informasi yang baru dirilis kepada publik di semi-strong-form EMH yang
menggambarkan pasar modal di RRT.

Maka, penggunaan event study method pada riset yang dilakukan oleh J. Shi et. al. sudah
cukup relevan dikarenakan event study biasanya digunakan untuk membuktikan semi-strong-form
EMH yang digunakan untuk mengamati perubahan harga yang terjadi untuk menyesuaikan dengan
suatu peristiwa ekonomi yang signifikan, seperti terjadinya private equity placement yang
menyebabkan terdistorsinya kepemilikan minority shareholder dan menurunkan debt to equity
ratio.
ACADEMIC INTEGRITY STATEMENT

In doing this exam : Portfolio Management

Name : Muhammad Rayhan Akbar

Student’s Number : 1706057644

I declare truthfully that:

1. I do not receive nor provide assistance in any form from and to other students in this exam.

2. I do not do plagiarism the work of others and acknowledge hers / his, as my work

3. I fully understand, that all acts of fraud will be punished according to the academic rules
applicable in Faculty of Economics and Business of the University of Indonesia

Jakarta, 17th of June 2020

Muhammad Rayhan Akbar

Anda mungkin juga menyukai