Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Nama : ABDU RANGGA SENJARI


NPM : 1814370839
Kelas : RPL J/S 4A

1) Tuliskan langkah langkah penyelesaian Sistem pendukung keputusan dengan metode Simple additive
weighting..?
Jawab:
Langkah-langkah penyelesaian SPK dengan metode SAW:
- Semua objek yang akan di rating diberikan atribut/kriteria berdasarkan elemen yang akan
dijadikan acuan,
- Kemudian masing-masing atribut diberikan bobot / nilai yang menentukan tingkat prioritas setiap
kriteria tersebut.
- Dilanjutkan dengan membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci),
- Kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis
atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.
- Terakhir dilakukan proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi
R dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik
(Ai)sebagai solusi dalam keputusan yang akan diambil.

2) Gambarkan dan jelaskan karakteristik dari sistem pendukung keputusan...?


Jawab:
Karakteristik dan kemampuan sebuah sistem pendukung keputusan sebagai berikut :

• Sistem Pendukung Keputusan menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan utamanya


pada keadaan-keadaan semistruktur dan tidak terstruktur dengan menggabungkan penilaian
manusia dan informasi komputerisasi.
• Menyedikan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif sampai manajer.
• Menyedikan dukungan untuk kelompok individu, problemproblem yang kurang terstruktur
memerlukan keterlibatan beberapa individu dari departemen-departemen yang lain dalam
organisasi.
• Sistem pendukung keputusan menyediakan dukungan kepada independen atau keputusan yang
berlanjut.
• Sistem pendukung keputusan memberikan dukungan kepada semua fase dalam proses
pembuatan keputusan inteligence, design, choice dan impelementasi.
• Sistem pendukung keputusan mendukung banyak proses dan gaya pengambilan keputusan.
• Sistem pendukung keputusan adaptive terhadap waktu, pembuat keputusan harus reaktif bisa
menghadapi perubahan-perubahan kondisi secara cepat dan merubah sistem pendukung
keputusan harus fleksibel sehingga pengguna dapat menambah, menghapus,
mengkombinasikan, merubah dan mengatur kembali terhadap elemen-elemen dasar.
• Sistem pendukung keputusan mudah digunakan. Pengguna merasa berada dirumah saat bekerja
dengan system, seperti user friendly, fleksibelitas, kemampuan penggunaan grafik yang tinggi
dan bahasa untuk berinteraksi dengan mesin seperti menggunakan bahasa inggris maka akan
menaikan efektifitas dari sistem pendukung keputusan.
• Sistem pendukung keputusan menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal
ketepatan waktu dan kualitas bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya pemakaian
waktu komputer.
• Pembuat keputusan dapat mengontrol terhadap tahapan tahapan pembuatan keputusan seperti
pada tahap intelegence, choice dan implementation dan sistem pendukung keputusan diarahkan
untuk mendukung pada pembuat keputusan bukan menggantikan posisinya.
• Memungkinkan pengguna akhir dapat membangun sistem sendiri yang sederhana. Sistemyang
besar dapat dibangun dengan bantuan dari spesialis sistem informasi.
• Sistem pendukung keputusan menggunakan model-model standar atau buatan pengguna untuk
menganalisa keadaankeadaan keputusan. Kemampuan modelingmemungkinkan bereksperimen
dengan strategiyang berbeda-beda dibawah konfigurasi yang berbeda-beda pula.
• Sistem pendukung keputusan mendukung akses dari bermacam-macam sumber data, format, dan
tipe, jangkauan dari sistem informasi geografi pada orientasi obyek.

3) Dalam sistem pendukung keputusan terdapat beberapa pendekatan yang digunakan dalam
mengembangkan sistem pendukun keputusan, tuliskan dan jelaskan pendekatan tersebut..?
Jawab:
1. Analisis Sistem
Analisis sistem mempunyai proses yang terdefenisi, namun dalam pendekatan pembangunan SPK
tidak bisa memenuhi asumsi tersebut, namun membutuhkan proses yang bebas, salah satu
contohnya adalah pendekatan ROMC (Representations, Operation, Memory Aids, Control
Mechaisms). Jadi Komponen dari ROMC tersebut adalah sebagai berikut :
a. Representasi (Gambar/Grafik/Bagan/Angka dsb)
b. Operasi (Operasi Analisis & Manipulasi)
c. Bantuan Memori (Database)
d. Mekanisme Kontrol (Menu/Fungsi, Pesan Kesalahan, Perintah Bantu dsb)
2. Perancangan Iteratif
Rancangan SPK harus memungkinkan untuk mengubah secara cepat dan mudah. Untuk itu
keempat tahap dalam proses pengembangan sistem biasa (penganalisaan, perancangan,
pembangunan, dan penerapan) dikombinasikan ke dalam satu tahap tetapi dengan perulangan .
Partisipasi pihak pemakai sangat berperan dalam proses perancangan dengan metode ini.
3. Sistem Adaptif
Dalam pengertian yang lebih luas, SPK adalah sistem adaptif yang terdiri dari ketiga tingkatan
teknologi, dioperasikan oleh semua peran, dengan teknologi yang disesuaikan dengan perubahan
waktu.
4) Kerjakan soal studi kasus dibawah ini dengan metode SAW:

PENERAPAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHT) UNTUK MENENTUKAN


RANGKING TARAF HIDUP MASYARAKAT KELAS ATAS.

A. Penentuan Kriteria

Kriteria menurut badan statistik, yaitu:


1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang. (benefit)
Kategori skor
2
<8m 2
2
>8m 1
2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah / bambu / kayu murahan. (benefit)
Kategori skor
Tanah 4
Kayu murahan/ bamboo 3
Plester 2
Keramik murahan 1
3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bamboo/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa
plester. (benefit)
Kategori skor
Rumbia 4
Bamboo/kayu murahan 3
Tembok tanpa plester 2
Tembk dengan plester 1
4. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. (benefit)
Kategori skor
Tanpa listrik 2
Dengan listrik 1
5. Jenis atap terluas adalah seng / asbes/ rumia. (benefit) Tabel 3.5. Kriteria sumber penerangan
Kategori skor
Rumia 4
Asbes 3
Seng 2
Genteng murahan 1
6. Status penguasaan bangunan tempat tinggal milik orang tua / menumpang. (benefit)
Kategori skor
Menumpang 3
Milik orang tua 2
Milik sendiri 1
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar / arang / minyak tanah.
(benefit)
Kategori skor
Kayu bakar 4
Arang 3
Minyak tanah 2
LPG 1
8. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar bersama dengan keluarga lain, umum atau tidak
memiliki. (benefit)
Tabel 3.8. Kriteria penggunaan fasilitas
Kategori skor
Tidak memiliki 4
Umum 3
Bersama dengan keluarga 2
lain
Milik sendiri 1
9. Tempat pembuangan akhir tinja tidak di tangki / SPAL. (benefit) Tabel 3.9. Kriteria tempat
pembuangan
Kategori skor
tidak menggunakan septic 2
tank
menggunakan septic tank 1
10. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung / sungai / air hujan. (benefit)
Kategori skor
Air hujan 5
Sungai 4
Mata air tidak terlindungi 3
Sumur 2
Pdam 1
11. Cara memperoleh air minum tidak membeli. (benefit)
Kategori skor
Tidak membeli 2
Membeli (galon) 1
12. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan nilai Rp 500.000, seperti: sepeda
motor (kredit / non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya. (benefit)
Kategori skor
Tidak memiliki asset 2
dengan nilai >= 500000
memiliki asset dengan nilai 1
>= 500000
13. Salah satu dari peserta program pemerintahan (benefit)
Kategori skor
Sudah Mendapatkan 2
bantuan pemerintah
Belum mendapatkan 1
bantuan pemerintah
14. Penghasilan perkepala perbulan.(Cost)
B. Penentuan Rating Kecocokan untuk Setiap Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14


A
1 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2 2 1 300000
1
A
2 4 3 2 4 2 1 2 2 4 2 2 1 250000
2
A
1 2 2 1 2 3 4 2 1 2 2 2 1 270000
3
A
1 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 300000
4
A
2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 350000
5

C. Menentukan bobot preferensi atau tingkatan kepentingan (W) setiap kriteria.

Bobot preferensi untuk tiap kriteria ditentukan dengan cara memberi nilai kepentingan untuk masing-
masing kriteria dengan acuan sebagai berikut:

Nilai kepentingan Bobot


Sangat Penting 5
Penting 4
Cukup penting 3
Kurang penting 2
Tidak Penting 1

Sehingga bobot preferensi dapat ditentukan sbb :


W=[ 5 5 5 3 5 3 3 3 3 3 2 3 5 5 ]

Atau jika dituliskan dalam bentuk ternormalisasi:


W = [ 0,094 0,094 0,094 0,057 0,094 0,057 0,057 0,057 0,057 0,057 0,038 0,057 0,094 0,094 ]

D. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (𝐶𝑗), kemudian melakukan normalisasi


E. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R
dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai) sebagai
solusi yaitu taraf hidup terendah.

Anda mungkin juga menyukai