Anda di halaman 1dari 3

D.

MASYARAKAT
1. Pengertian Masyarakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masyarakat adalah sejumlah
manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang sama.
Kata “masyarakat” sendiri berasal dari bahasa asing, tepatnya dari bahasa Arab
yaitu musyarak. Dalam bahasa Inggris, masyarakat memiliki arti yang sama
dengan kata society yang diterjemahkan dari kata socius. Secara umum,
masyarakat adalah gabungan dari berbagai macam kelompok sosial yang hidup
bersama secara teratur. Kelompok-kelompok sosial tersebut saling berinteraksi
dan memiliki hidup ketergantungan dengan kelompok sosial lainnya. Seorang
filsuf terkemuka dari Yunani, Aristoteles, berpendapat bahwa manusia hidup
bersama di dalam masyarakat karena mempunyai ikatan untuk saling bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka serta untuk mencari makna kehidupan.
Untuk bisa disebut sebagai masyarakat, sekelompok manusia pada suatu
wilayah tertentu harus memiliki unsur-unsur utama, seperti struktur sosial, kontrol
sosial, media komunikasi, dan sistem nilai atau norma yang berlaku di masyarakat
tersebut. Menurut Nasikun, struktur sosial adalah keadaan pengelompokan-
pengelompokan terhadap anggota-anggota masyarakat berdasarkan aspek-aspek
tertentu, seperti jenis kelamin, pekerjaan, umur, jabatan, dan sebagainya. Kontrol
sosial adalah sebuah tata cara dalam mengawasi perilaku anggota-anggota
masyarakat. Setelah itu ada pula media komunikasi sebagai alat perantara
antaranggota masyarakat dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Di dalam
masyarakat pasti memiliki sistem nilai atau norma yang berlaku untuk menjadi
acuan para anggota masyarakat dalam bertingkah laku.

2. Ciri-ciri Masyarakat
Melihat dari pengertian-pengertian mengenai masyarakat yang diberikan oleh
para ahli, bisa disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kumpulan orang-orang
yang menempati suatu daerah tertentu. Adapun masyarakat itu sendiri memiliki
ciri-ciri, yaitu:
 Menempati wilayah tertentu. Salah satu ciri utama masyarakat adalah
masyarakat tersebut mendiami suatu wilayah tertentu dalam mencapai
tujuan bersama.
 Hidup secara bersama. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak bisa hidup sendiri, maka manusia membutuhkan orang lain untuk
membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.
 Memiliki aturan yang bersifat kolektif. Dalam sebuah masyarakat,
seharusnya sudah memiliki aturan tersendiri yang telah disetujui bersama.
Tentunya aturan-aturan tersebut digunakan untuk menertibkan anggota
masyarakat itu sendiri.
 Adanya interaksi sosial. Di dalam masyarakat, tentunya antaranggota
masyarakat saling berinteraksi dan berkomunikasi sebagai upaya untuk
saling membantu dalam menjalankan kehidupan anggotanya masing-
masing.

3. Jenis-jenis Masyarakat
 Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional umumnya merupakan masyarakat yang
bertempat tinggal di perdesaan. Pada masyarakat tradisional mempunyai
ciri khas kehidupan tradisional yang masih sangat kental dalam kehidupan
sehari-hari. Umumnya pada masyarakat tradisional, mata pencaharian
utamanya adalah petani atau nelayan.
Oleh karena itu, tidak jarang orang-orang menyamakan antara
masyarakat tradisional dengan masyarakat perdesaan. Namun, menurut
Sutardjo Kartohadikusumo, masih terdapat perbedaan antara masyarakat
tradisional dengan masyarakat perdesaan. Ia menyatakan bahwa
masyarakat tradisional adalah masyarakat yang cenderung terhindar dari
efek adanya modernisasi, sedangkan masyarakat perdesaan adalah
masyarakat yang menempati suatu daerah tertentu dan memiliki
pemerintahan serta aturannya sendiri.
 Masyarakat Modern
Menurut Harsojo dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Antropologi, ia mengartikan kata “modern” sebagai suatu pandangan yang
cenderung mendahulukan sesuatu yang anyar dibandingkan dengan
sesuatu yang bersifat kuno. Dari pendapat Harsojo tersebut, bisa dikatakan
bahwa masyarakat modern adalah keadaan terbalik dari masyarakat
tradisional.
Akibatnya, manusia pada zaman sekarang cenderung meninggalkan
nilai-nilai tradisi serta mengubahnya menjadi sesuatu yang bersifat
modern, terutama pada kecanggihan teknologi. Manusia menjadi lebih
mengutamakan hal-hal yang bersifat masuk akal dibandingkan dengan hal-
hal yang irasional.
 Masyarakat Majemuk
Menurut J. S. Furnivall, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang
terdiri dari berbagai macam perbedaan golongan, etnis, ras, agama, bahasa,
dan sebagainya. Dari pandangan tersebut, disimpulkan bahwa pada
masyarakat majemuk terjadi ketidakstabilan karena terdapat banyak
perbedaan antar anggotanya. Ia juga mengatakan bahwa masyarakat
majemuk cenderung sulit untuk bisa tercipta integrasi sosial akibat dari
minimnya kesamaan kebudayaan antaranggota.
 Masyarakat Multikultural
Indonesia sering dianggap sebagai salah satu contoh dari masyarakat
multikultural. Hal ini terjadi sebagai dampak dari adanya keragaman
budaya, agama, suku, dan sebagainya. Pada masyarakat multikultural,
lebih memungkinkan terjadinya integrasi sosial karena masih adanya nilai
toleransi. Adapun ciri-ciri dari masyarakat multikultural adalah sebagai
berikut:
a. Terdapatnya keberagaman agama.
b. Terdapatnya keberagaman budaya.
c. Terdapatnya keberagaman etnis dan ras.
d. Terdapatnya keberagaman dalam kehidupan sosial dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai