Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM KIMIA DASAR II


( REAKSI ESTERIFIKASI )

OLEH

NAMA : RISKI AMALIA JAUHARI

NIM : 60500119045

KELOMPOK :A

ASISTEN : SyarifahRabiatulAdawiyah, S.Pd., M.Sc.

DOSEN PENANGGUNG JAWAB : Dra.St. Chadijah, M.Si

Sappewali, S.Pd.,M.Si

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019/2020
A. JUDUL PERCOBAAN
Judul pada percobaan ini adalah Reaksi Penyabunan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui hidrolisis senyawa ester dan
reaksi penyabunan.
C. PRINSIP PERCOBAAN
Prinsip pada percobaan ini adalah hidrolisis lemak (ester) oleh basa kuat (NaOH/KOH)
menghasilkan gliserol dan sabun mentah.
D. TEORI
Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam karboksilat dengan alkohol
yang dapat dikatalisir oleh asam-asam mineral, misalnya asam sulfat atau asam klorida.
Reaksi yang terjadi merupakan keseimbangan yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan persamaan keseimbangan sekarang bila digunakan asam dan alkohol


dalam jumlah yang sama, pada keadaan keseimbangan tersebut akan dihasilkan 67% ester.
Hasil ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan pereaksi berlebihan atau dengan
mengeluarkan air dari campuran.
Lemak atau minyak nabati atau hewani adalah contoh dari gliserol dan lema jenuh
atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam asam lemak, yang sehari-
hari dikenal sebagai sabun. Reaksi hidrolisa ini disebut penyabunan (safonifikasi)
Saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur
dengan alkali yang menghasilkan sabun dan gliserol. Proses pencampuran antara minyak
dan alkali kemudian akan membentuk suatu cairan yang mengental, yang disebut dengan
trace. Pada campuran tersebut kemudian ditambahkan garam NaCl. Garam NaCl
ditambahkan untuk memisahkan antara produk sabun dan gliserol sehingga sabun akan
tergumpalkan sebagai sabun padat yang memisah dari gliserol.
Sabun kalium (ROOCK) disebut juga sabun lunak dan umumnya digunakan untuk
sabun mandi cair, sabun cuci pakaian dan perlengkapan rumah tangga. Sedangkan sabun
natrium (RCOONa) disebut juga sabun keras dan umumnya digunakan sebagai sabun
cuci, dalam industry logam dan untuk mengatur kekerasan sabun kalium.
Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun.
Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti
asam stearat, asam oleat dan asam palmitat. Lemak padat mengandung ester dari hliserol
dan asam palmiat sedangkan minyak, seperti minyak zaitu mengandung ester dan gliserol
asam oleat
Sabun bersifat basa ,sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi
sehingga akan dihidrolisis parsial oleh aor. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat
basa
CH3 (CH2)16COONa + H2O →CH3(CH2)16COOH + NaOH
Sabun menghasilkan buih atau busa . Jika larutan sabun dalam air diaduk maka
akan menghasilkan buih , peristiwa ini tidak akan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini
sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap

CH3(CH2)16COONa + CaSO4 → Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2

E. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 100 mL, batang
pengaduk, botol semprot.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air panas, aquadest, etanol, kertas

saring, natrium klorida (NaCl), natrium hidroksida (NaOH) 5 M, minyak/lemak.

F. PROSEDUR KERJA

Prosedur pembuatan sabun ini adalah:

Memasukkan 2 mL minyak atau lemak ke dalam gelas beker 100 mL. Kemudian
mengambil 5 mL etanol dan memasukkan kedalam gelas ukur. Mencampurkan etanol
dengan minyak/lemak di dalam gelas beker 100 mL. Setelah itu, mengisi gelas ukur

dengan 10 mL natrium hidroksida 5 M. Kemudian, mencampurkan 10 mL natrium

hidroksida dengan campuran yang ada di dalam gelas beker 100 mL. Selanjutnya,

menuang air panas ke dalam gelas beker lain yang lebih besar. Gelas beker yang berisi

campuran minyak, etanol dan NaOH, dimasukkan ke dalam gelas beker berisi air, lalu di

aduk sampai 5 menit. Langkah berikutnya, menambahkan 10 mL natrium klorida ke

dalam campuran. Setelah itu, campuran disaring menggunakan kertas saring. Residu yang

dihasilkan merupakan sabun mentah dan filtratnya berupa gliserol.

G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
Dari percobaan reaksi penyabunan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi
saponifikasi adalah reaksi yang terjadi ketika minyak atau lemak dicampur dengan alkali
akan menghasilkan sabun dan gliserol. Jika ditambahkan larutan NaOH maka hasil sabun
akan berbentuk padatan atau bertekstur keras sehingga hasil sabunnya berupa sabun
batang. Sedangkan jika ditambahkan larutan KOH maka hasil sabun dalam bentuk cair
(sabun cair) , inilah yang menjadi bahan pembuatan sabun mandi maupun sabun cuci.
Untuk pengujian sifat sabun maka dapat ditambahkan larutan CaCO aatau larutan MgCO3.

I. SARAN
Saran saya pada percobaan ini yaitu melakukan reaksi penyabunan menggunakan
larutan basa kuat seperti KOH. Atau menggunakan bahan alam seperti minyak kelapa
sawit.

J. TANGGAPAN
Menurut saya, praktikum pada semester ini bisa dikatakan belum maksimal.
Karena tidak adanya kontak langsung pada saat melakukan percobaan, dan hanya
mengandalkan pada video serta penuntun percobaan yang diberikan. Sehingga data
percobaan juga tidak begitu jelas. Namun, saya sangat menghargai dan berterima kasih
atas keputusan dari para dosen maupun laboran karena tetap membimbing kami pada
praktikum ini meskipun dengan berbagai keterbatasan yang ada. Sehingga kami para
mahasiswa tetap bisa merasakan suasana praktikum meski berada di tempat yang berbeda.
Terima kasih atas bimbingan serta arahan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai