Anda di halaman 1dari 26

DEPARTEMEN IKM/IKK OKTOBER 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

KEDOKTERAN KELUARGA
(TUBERCULOSIS)

DISUSUN OLEH :

Lia Wulandari Nadir C014181095

SUPERVISOR
dr. Syamsiah Densi. M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

DEPARTEMEN IKM / IKK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020

1
BAB I

LATAR BELAKANG

Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium
tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh
lainnya. Penyakit ini merupakan infeksi bakteri kronik yang ditandai oleh
pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan reaksi
hipersensitivitas yang diperantarai sel (cell mediated hypersensitivity).
(Daniel, 1999).
Klasifikasi penyakit tuberkulosis berdasarkan organ tubuh yang
diserang kuman Mycobacterium tuberculosis terdiri dari tuberkulosis paru
dan ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang
jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Sedangkan tuberkulosis
ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru
misalnya, pleura, selaput otak, selaput jantung (perikardium), kelenjar limfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-
lain (Depkes RI, 2006).
Sumber penularan adalah melalui pasien tuberkulosis paru BTA (+).
Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet (percikan dahak). Kuman yang berada di dalam droplet dapat
bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam dan dapat
menginfeksi individu lain bila terhirup ke dalam saluran nafas. (Depkes RI,
2006).

2
BAB II

DESKRIPSI KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. Anton

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 35 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta (Tukang Parkir)

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Tanete Riaja, Kabupaten Barru

B. ANAMNESIS PENYAKIT (DISEASE)


1. Keluhan Utama: Batuk dan Keringat pada malam hari
2. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki usia 35 tahun dengan keluhan batuk sejak 2 bulan yang lalu,
memberat sejak 3 minggu terakhir. Batuk disertai lendir berwarna putih
kekuningan, tidak disertai darah. Keringat malam hari ada, walaupun melakukan
aktivitas ringan. Riwayat demam ada 3 minggu yang lalu, dialami hilang timbul.
Riwayat penurunan berat badan tidak ada. Nafsu makan berkurang ada. Keluhan
ini tidak pernah dialami sebelumnya, riwayat pengobatan tidak ada.
3. Riwayat Penyakit Dahulu (beserta Pengobatan)

 Pasien belum pernah melakukan pengobatan medis tertentu untuk mengatasi


keluhan.
 Pasien juga tidak memiliki riwayat trauma, maupun infeksi lainnya.

3
 Riwayat penyakit lain seperti asma, hipertensi, penyakit jantung, operasi dan
alergi obat disangkal oleh pasien.
 Riwayat pengobatan sebelumnya tidak ada.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat stroke hemoragik pada ayah pasien


 Riwayat Riwayat hipertensi pada ibu pasien dan tidak rutin mengkonsumi obat
anti hipertensi
 Riwayat penyakit Tuberculosis pada saudara pasien
 Riwayat penyakit sistemik lainnya seperti penyakit jantung dalam keluarga
disangkal oleh pasien.

5. Riwayat Personal Sosial

 Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP, pasien tidak meneruskan sekolahnya
karena keterbatasan biaya
 Riwayat Pernikahan
Pasien merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara. Ayah orang tua pasien telah
meninggal dunia. ayah pasien memiliki riwayat penyakit Stroke Hemoragik
sedangkan ibu pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol.
Pasien tinggal bersama ibu, 1 orang adik laki-laki, 1 orang tante (saudara ibu
pasien), 1 orang sepupu (anak dari saudara ibu pasien), dan 1 orang keponakan
(cucu dari saudara ibu pasien) di Desa Lompo Riaja dengan kondisi rumah
dekat jalan raya, layak huni dengan tidak padat penduduk.

 Riwayat social Ekonomi


Pasien berhubungan baik dengan tetangganya. Sosial ekonomi keluarga ini
termasuk keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
 Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai tukang parkir di pasar Barru. Pasien tidak

4
menggunakan masker saat bekerja. Pasien menggunakan dapur yang berada
diluar rumah.
 Gaya hidup
Pasien memiliki nafsu makan yang baik. Pola makan pasien 2-3 kali per hari
dengan nasi dan lauk, Namun jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.
Pola aktifitas fisik pasien melakukan olahraga ringan seperti jalan kaki ke
Masjid dekat rumah untuk ikut shalat berjamaah kurang lebih 300 meter. pola
tidur pasien teratur mulai jam 22.00 sampai jam 04.00. kebiasaan pasien tidak
minum kopi dan tidak merokok aktif. Pasien juga tidak minum minuman
beralkohol.

6. Review Sistem

Sistem Repirologi : Batuk

Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan

Sistem genitourinary : tidak ada keluhan

Sistem Gastrointestinal : tidak ada keluhan

Sistem reproduksi : tidak ada keluhan

Sistem Neurologi : tidak ada keluhan

Sistem dermatomuskular : tidak ada keluhan

C. ANAMNESIS PENGALAMAN SAKIT (ILLNESS)


Pengalaman Sakit Pasien

Menurut keterangan pasien, keluarga sangat mendukung pengobatan dan penyembuhan


pasien.

a. Pikiran
Pasien berpikiran bahwa Tuberculosis adalah penyakit yang didapatkan
karena ditularkan dari saudaranya.
b. Perasaan

5
Pasien terkadang sedih terhadap penyakitnya karena membatasi pasien
untuk memilih aktivitas yang diinginkan serta khawatir penyakitnya bisa
menimbulkan komplikasi yang lebih berat dan menularkan orang lain
c. Efek pada fungsi
Terkadang menghambat aktivitas
d. Harapan
Pasien ingin sakitnya tidak bertambah parah

D. INSTRUMEN PENILAIAN KELUARGA (FAMILY ASSESMENT


TOOLS)

1. Genogram Keluarga (Family Genogram)

Keterangan :

6
2. Bentuk Keluarga (Family Structure)

Pasien merupakan anak ke-1 dari 3 bersaudara. Ayah orang tua pasien telah meninggal
dunia. ayah pasien memiliki riwayat penyakit Stroke Hemoragik sedangkan ibu pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol. Pasien tinggal bersama ibu, 1
orang adik laki-laki, 1 orang tante (saudara ibu pasien), 1 orang sepupu (anak dari
saudara ibu pasien), dan 1 orang keponakan (cucu dari saudara ibu pasien) di Desa
Lompo Riaja dengan kondisi rumah dekat jalan raya, layak huni dengan tidak padat
penduduk.
3. Tahapan Siklus Kehidupan Keluarga (Family Life Cycle)

Dari hasil wawancara kepada pasien langsung, diketahui bahwa pasien berada pada tahap
tujuh (menurut Duval 1984) yakni, keluarga dalam tahapan usia pertengahan (berusia 37

7
tahun).
5. APGAR Keluarga (Family APGAR)
APGAR Keluarga Hampir Kadang- Hampir
selalu kadang tidak pernah
(1) (0)
(2)
1. Saya merasa puas karena saya dapat meminta 
pertolongan kepada keluarga saya ketika saya
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya 
membahas berbagai hal dengan saya dan
berbagi masalah dengan saya.
3. Saya merasa puas karena keluarga saya 
menerima dan mendukung keinginan-
keinginan saya untuk memulai kegiatan atau
tujuan baru dalam hidup saya.
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya 
mengungkapkan kasih sayang dan
menanggapi perasaan-perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta.
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga saya 
dan saya berbagi waktu bersama.
Skor Total 10
Skala pengukuran: Skor: Contoh:
Hampir selalu = 2 8-10 = Sangat fungsional Jumlah = 7 poin.
Kadang-kadang = 1 4-7 = Disfungsional sedang Keluarga disfungsional
sedang
Hampir tidak pernah = 0 0-3 = Disfungsional berat

6. SCREEM Keluarga (Family SCREEM)

(Social-Cultural-Religious-Educational-Economic-Medical)

8
Aspek Kekuatan Kelemahan
SCREEM
Social Hubungan antar sesama keluarga baik. Pasien Terkadang berkumpul
juga berhubungan baik dengan tetangganya, bersama kurang dalam
aktif mengikuti kegiatan sosial serta sering waltu yang sama
berkumpul bersama masyarakat sekitar dikarenakan pekerjaan
masing-masing anggota
keluarga
Cultural Pasien tidak percaya dukun
Religious Pasien mengaku taat beribadah di Masjid
Educational Pendidikan terakhir
pasien SMP. Tingkat
pengetahuan pasien
kurang tentang
penyakitnya sebelum
diberitahu oleh dokter
Economic Pemasukan didapatkan dari Pekerjaan pasien
sebagai tukang parkir
Medical Tempat tinggal pasien dengan fasilitas
kesehatan berjarak kurang lebih 3 km. Pasien
rutin berobat ke fasilitas kesehatan.
7. Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)
Tahun Usia Life Events/ Crisis Severity of Illness

(Tahun)
2000 15 tahun Putus sekolah karena keterbatasan Stress psikologis
biaya. Pasien bekerja demi membantu
kedua orang tua
2012 27 tahun
Ayah pasien meninggal karena Stroke
2020 35 tahun
Terdiagnosis TB pertama kali

9
8. Langkah preventif dalam pandemi COVID-19

- Tetap menjaga kondisi tubuh dengan teratur minum obat.

- lakukan Physical distancing dan selalu cuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir serta memakai masker

- hindari menyentuh wajah, hidung, mata dan lainnya sebelum mencuci tangan

- terakhir pemeriksaan rutin bulan Agustus 2020, sebelumnya tidak control


dikarenakan kekhawatiran ke Puskesmas

- Melakukan olahraga ringan dirumah namun tidak sering

E. PEMERIKSAAN FISIS

1. Keadaan Umum = Baik


2. Kesadaran = Sadar
3. Tanda Vital =
Tekanan Darah : 130/90 mmHg

Nadi : 88 x/menit

Respirasi : 18 x/menit

4. Antropometri =
Tinggi Badan : 156 cm Indeks Massa Tubuh (IMT): 16.6 kg/m2

Berat Badan : 40 kg [TB (meter)/ BB (kg)2]

Status Gizi : Underweight


5. Pemeriksaan Umum=
A. Kepala : bentuk normocephal, simetris, rambut tidak mudah dicabut
B. Mata : palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
C. Telinga : otore tidak ada, pendengaran baik
D. Hidung : pernapasan cuping hidung tidak ada, epistaxis tidak ada
E. Mulut : bibir tidak sianosis, faring tidak hiperemis

10
F. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, JVP kesan normal
G. Thorax :
 Inspeksi : normochest, pernapasan thoracoabdominal, simetris dada
kiri dan kanan
 Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua lapangan paru
 Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
 Auskultasi : bunyi napas bronkovesikuler pada kedua lapangan paru,
rhonki (-/-), wheezing (-/-)
H. Abdomen : datar, simetris, tidak ada pembesaran hepar dan lien
I. Ekstremitas : akral hangat,edema tidak ada, CRT < 2 detik
6. Pemeriksaan Motorik

Kekuatan 5 5
5 5

Reflex fisiologis + +
+ +

Reflex patologis : Hoffman (-), Tromner (-), Babinski (-)

7. Pemeriksaan Sensorik : Defisit sensoris tidak ada.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Sputum BTA
Kesan: +2
 Xpert - TCM
Kesan: sensitive rifampisin
 HIV Elisa
Kesan: non-reactive

11
G. ASSESSMENT

Tuberculosis paru bakteriologis kasus baru

H. DIAGNOSIS HOLISTIK

 Aspek Klinis :
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang, didapatkan diagnosa
klinis Tuberculosis Paru Bakteriologis Kasus Baru

 Aspek Personal :
1. Alasan kedatangan : medical check up dengan keluhan Batuk dan keringat malam. 2.
Kekhawatiran : Pengobatan dalam jangka waktu yang lama. 3. Persepsi : Pengobatan
penyakit TB yang lama membuat pasien merasa akan ketergantungan obat. 4. Harapan :
Kondisi Penyakit tidak berkembang menjadi komplikasi yang serius.

 Aspek Risiko Internal :


Tingkat pengetahuan pasien terkait penyakit TB masih tergolong baik, pasien sudah
mengetahui penyakitnya dan teratur mengkonsumsi obat. Namun, pasien mengaku selama
pandemi jarang berolahraga.

 Aspek Risiko Eksternal :


Secara umum keluarga pasien memberikan dukungan yang baik bagi pasien. Lingkungan
tempat tinggal : Rumah pasien merupakan lingkungan rumah tergolong bersih, dan terawat
dengan baik. Sosial ekonomi: Pasien bekerja sebagai tukang parkir, pasien mendapatkan
biaya hidup dari penghasilannya sebagai tukang parkir

 Aspek Derajat Fungsional:


Pasien menunjukkan pasien mandiri dalam perawatan diri

I. PENGELOLAAN KOMPREHENSIF

1. Patient-Centered

12
1) Upaya Preventif
 Menjelaskan bahwa pola makan dan berat badan harus dijaga. Faktor lingkungan
juga harus diperhatikan karena dapat menyebar melalui air droplet.
 Istirahat cukup minimal 6-8 jam/hari
 Melakukan manajemen stress yang baik
 Menghindari asap rokok
 Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
 Melakukan control rutin ke dokter untuk penyakitnya dan rutin minum obat setiap
hari
 Skrining anggota keluarga untuk penyakit TB
2) Upaya Promotif
 Menjelaskan tentang penyakit tuberculosis. Faktor-faktor yang menimbulkan
kondisi ini dan faktor yang memperberat penyakit, penularan dan pencegahan
penyakit.
 Pentingnya minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
 Pentingnya control penyakitnya ke dokter untuk memonitor perkembangan
kesehatan
 Pentingnya menjaga perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
 Pentingnya dukungan keluarga pada pasien dalam pengelolaan penyakitnya.

3) Upaya Kuratif
 OAT KDT 3 tab/24 jam/oral
 Edukasi pemakaian masker, meludah tidak disembarang tempat, beraktivitas
diluar rumah dan terpapar sinar UV atau sinar matahari, dan edukasi pentingnya
ventilasi yang baik di rumah.
4) Upaya Rehabilitatif
Control pengobatan secara rutin

13
5) Upaya Paliatif
Belum diperlukan terapi paliatif

2. Family-Focused (Family Wellness Plan)

No Nama Status Skrining Konseling Imunisa Kemoprofil


. Kesehata si aksis
n
1. Ny. F Sehat Pemeriksaan COVID-19,
(60 kesehatan rutin PHBS, Diet
thn) (General check- makanan
up) seimbang,
olahraga
teratur, control
berat badan,
manajemen
stress, istirahat
yang cukup
2. Tn. A, Penderita Pemeriksaan Gula COVID-19,
35 thn TB Darah, Tekanan PHBS, Diet
darah, asam urat, makanan
profil lipid, seimbang,
penglihatan, kurangi
pendengaran makanan
berlemak,
olahraga
teratur, control
berat badan,
manajemen
stress, istirahat

14
yang cukup
3. Tn. I, Sehat Pemeriksaan Gula COVID-19,
22 thn Darah, Tekanan PHBS, Diet
darah, asam urat, makanan
profil lipid, seimbang,
penglihatan, kurangi
pendengaran makanan
berlemak,
olahraga
teratur, control
berat badan,
manajemen
stress, istirahat
yang cukup
4. Ny. S, Sehat Pemeriksaan Gula COVID-19,
63 thn Darah, Tekanan PHBS, Diet
darah, asam urat, makanan
profil lipid, seimbang,
penglihatan, olahraga
pendengaran, teratur, control
Sadari berat badan,
manajemen
stress, istirahat
yang cukup
5. Ny. S Sehat Pemeriksaan COVID-19,
kesehatan rutin PHBS, Diet
20 thn
(General check- makanan
up) seimbang,
olahraga
teratur, control
berat badan,

15
manajemen
stress, istirahat
yang cukup
6. Anak S Sehat Pemeriksaan COVID-19,
2 thn kesehatan rutin PHBS
(General check-
up)

3. Community-Oriented:

 Konseling kepada masyarakat terkait gejala dan bahaya dari penyakit Tuberculosis.
 Mengajak masyarakat untuk kontrol rutin kesehatan di Puskesmas terdekat
sebagai deteksi dini Tuberculosis bila ada yang memiliki faktor resiko penyakit
tersebut.
 Mengajak masyarakat untuk memakai masker dan menerapkan pola hidup bersih dan
sehat

J. DATA ANGGOTA KELUARGA INTI (KELUARGA ASAL)

KEDUDUKAN DALAM
NAMA L/P UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN KELUHAN
KELUARGA

Rahman Ayah pasien Laki-laki - - - Meninggal

Fitriani Ibu pasien Perempu 60 tahun SMA Pegawai Meninggal


an

16
(Kepala Keluarga)
Anak pertama Tukang
Anton Laki-laki 37 tahun SMP TB
(Pasien) Parkir

Anak ke-3 Riwayat


Ical Laki-laki 22 tahun SMA Mahasiswa
(adik pasien) TB

Tante Perempu Ibu rumah


suharyanti 63 tahun SMP -
(Saudara Ibu pasien) an tangga

Sepupu
Perempu
sukmawati (anak II dari tante 20 tahun SMA Mahasiswa -
an
pasien)
Ponakan Perempu
syakira 2 tahun - - -
(anak dari sepupu I) an

K. RUMAH DAN LINGKUNGAN SEKITAR


1. Kondisi Rumah
Kepemilikan rumah : Orang Tua

Daerah perumahan : bersih

Karakteristik sanitasi rumah dan Tempat tinggal


Lantai rumah Keramik
Atap rumah Genteng
Dinding rumah Tembok
Cat dinding rumah Tidak
Luas tanah 60 m2
Luas bangunan 56 m2
Jumlah kamar 4 kamar, 2 kamar mandi

17
Dapur Ada
Cerobong asap Tidak ada
Jendela terbuka Ada
Jendela sebagai ventilasi 3 jendela
Jendela sebagai pencahayaan 3 jendela
Sumber air bersih Ada, sumur bor
Sumber pencemaran dekat (<10m) dari
Tidak ada
sumber air

Kemudahan mendapatkan air bersih Ya (mudah)


Kualitas fisik air minum Baik
Pengolahan air minum sebelum diminum Pesan air gallon
Tempat penampungan air sebelum
Wadah tertutup
dimasak

Tempat penampungan air limbah


Penampungan dibelakang rumah
dari kamar mandi/tempat cuci/dapur

Saluran pembuangan air limbah


Saluran terbuka
dari kamar mandi/tempat cuci/dapur

Tempat pembuangan sampah di luar Ada, tempat sampah terbuka di samping


rumah rumah
Bahan bakar untuk memasak sehari – hari Gas/LPG
Memelihara ternak di rumah Ya, ayam
2. Lingkungan Sekitar Rumah
Karakteristik Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Sarana pelayanan kesehatan yang Puskesmas
digunakan
Jarak dan waktu yang harus ditempuh ± 3 km, 10-15 menit dengan naik motor
Angkutan umum ke fasyankes terdekat Ada

18
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau
Pelayanan kesehatan yang diberikan Cukup memuaskan
3. Lingkungan Pekerjaan

Anggota keluarga yang bekerja : pasien bekerja sebagai tukang parkir

Faktor risiko Tn. A, 35 tahun


Faktor fisik -
Faktor kimia -
Faktor biologi -
Ergonomis -
Faktor psikologis -

L. INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


No. Indikator PHBS Jawaban
Ya Tidak
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan √
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan √
3. Menimbang berat badan balita setiap bulan √
4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan √
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun √
6. Menggunakan jamban sehat √
7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan √

lingkungannya sekali seminggu


8. Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari √
9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga √
10 Tidak merokok di dalam rumah √
Kesimpulan:

Berdasarkan indikator diatas, didapatkan keluarga Tn.A masih belum maksimal


dalam implementasi perilaku hidup bersih dan sehat.

19
M. CATATAN TAMBAHAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
Nomor Tanggal Catatan, Kesimpulan dan Rencana Tindak Lanjut

Kunjunga
n
1 03 Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisis kepada pasien,
Oktober mengedukasi pasien agar teratur minum obat, terapkan perilaku
2020 hidup bersih dan sehat

2 04 Melakukan alloanamnesa kepada keluarga pasien dan melakukan


Oktober pengamatan kondisi rumah
2020

N. KESIMPULAN APLIKASI KEDOKTERAN KELUARGA PADA


KASUS
1. Prinsip Kedokteran Keluarga

Prinsip Pelaksanaan Kekurangan

1. Dokter keluarga Sudah dilaksanakan dengan


berkomitmen kepada individu menangani individu tidak hanya
bukan semata - mata pada dari keluhan tetapi juga pada
2. Dokteryang
penyakit keluarga mencoba
diderita Sudah dilaksanakan
persepsi sakit. dengan
untuk mengerti mengapa menanyakan dan menganalisis
seseorang terkena suatu faktor risiko yang ada pada
penyakit individu, keluarga, masyarakat.
3. Dokter keluarga menggunakan Sudah dilaksanakan,
(Anamnesis namun
dan perangkat Belum
kesempatan bertemu dengan selama masa pandemi sekitar 2 dilakukan
pasien untuk melakukan bulan tidak bertemu. Tapi tetap promosi

20
4. Dokter keluarga memandang Sudah dilaksanakan dengan Belum dibuat
bahwa pasiennya sebagai menilai faktor risiko seperti rencana
population at risk riwayat kontak, bepergian, pemeliharaan
kebiasaan makan & olahraga kesehatan bagi
pasien serta risiko dari keluarga anak-anak dan
dan lingkungan. cucu pasien.
5. Dokter keluarga memandang Memberikan edukasi dan sarana
dirinya sebagai pusat informasi untuk berkomunikasi.
dan koordinasi
Melakukan kolaborasi dengan
6. Dokter keluarga sebaiknya tenagadilaksanakan
Dapat kesehatan lain.
dengan
tinggal di lingkungan yang sama mengamati keadaan keluarga,
dengan pasiennya masyarakat, dan lingkungan
pasien, dimana hasil dari analisis
keluarga ditunjukkan dengan
7. Dokter keluarga menemui adanya rencana pemeliharaan
Sudah dilaksanakan homevisit,
pasiennya di tempat tinggal namun belum optimal selama
pasien pandemi

8. Dokter keluarga memandang Berkomunikasi yang baik, serta


penting aspek subjektif dari ilmu menanyakan persepsi pasien
kedokteran terhadap penyakitnya, alasan,
harapan, dan kekhawatiran
9. Dokter keluarga seorang Sudah dilaksanakan dimana
manajer dari berbagai sumber dokter mempertimbangkan
daya keterbatasan sumber daya
dokter dan pasien melalui
penilaian SCREEM

2. Pendekatan dokter berdasarkan siklus perkembangan keluarga,


perkembangan tanggung jawab, dan trauma keluarga

Pertanyaan Pelaksanaan Kekurangan

21
Riwayat penyakit atau Riwayat penyakit sudah Perlu ditanyakan juga
perilaku yang sama dalam ditanyakan dalam tentang perilaku yang
keluarga anamnesis dapat menjadi fakor
Pendapat keluarga tentang Ditanyakan pendapat Informasi dari
penyebab penyakit yang suami mengenai keluarga lain belum
diderita pasien dan bagaimana penyakit pasien didapatkan
Anggota keluarga yang paling Suami, anak, menantu dan
peduli dan khawatir terhadap cucu memahami kondisi
penyakit pasien pasien

Adanya keluhan/ perubahan/ Ditanyakan dan tidak ada


stress bersamaan dengan faktor presipitasi penyakit
timbulnya penyakitkeluarga
Peran keterlibatan yang diderita pasien
Keterlibatan suami
dalam pengelolaan penyakit dalam mengambil
pasien keputusan dalam
penatalaksanaan pasien.

3. Perangkat penilaian keluarga

Penilaian Pelaksanaan Kekurangan


Fungsi keluarga Analisis APGAR sudah
dilakukan.
Interaksi/dinamika keluarga Sudah dilaksanakan
dengan menilai
Sumber daya keluarga psikodinamika
Analisis SCREEM
keluarga.
sudah dilakukan.
Struktur keluarga Sudah dilaksanakan
dengan membuat
Riwayat penyakit keluarga Sudah ditanyakan
melalui anamnesis.

22
4. Pendekatan biopsikososial, diagnosis holistik dan penatalaksanaan
komprehensif

Pendekatan Pelaksanaan Kekurangan


Biopsikososial Sudah dilaksanakan melalui
anamnesis riwayat di keluarga dan
riwayat kesehatan pasien (faktor
biologis), kebiasaan pasien sendiri
(faktor psikologis) serta kebiasaan
di lingkungan pasien, akses
pelayanan kesehatan (faktor
sosial).
Diagnosis holistic Sudah menuliskan aspek
individu, aspek klinis, aspek
risiko internal, aspek resiko
eksterna, dan derajat fungsional.

Penatalaksanaan Sudah diberikan penatalaksanaan


komprehensif dengan memperhatikan patient
centered, family focused dan
community oriented

23
24
DISKUSI

Pasien a.n Tn. A terdiagnosa Hipertensi sejak 3 bulan yang lalu dan
keringat malam. Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman Mycobacterium
tuberculosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya.
Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA (+) saat batuk/bersin, bakteri
menyebar ke udara dalam bentuk droplet. Faktor yang meningkatkan
morbiditasnya selain faktor genetik yakni aktivitas fisik yang kurang, gaya hidup
yang tidak sehat.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Aditama, TY,. Chairil, AS,. 2002. Jurnal Tuberkulosis Indonesia. Jakarta :


Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia.
2. Amirudin, Rifai. 2007. Fisiologi dan Biokimia Hati. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4 Jilid 1. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. pp : 415-419
3. Arsyad, Zulkarnain. 1996. Evaluasi FaaI Hati pada Penderita Tuberkulosis
Paru yang Mendapat Terapi Obat Anti Tuberkulosis dalam Cermin Dunia
Kedokteran No. 110, 1996 15.
4. Bahar, A., 2007. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II, Edisi IV. Jakarta : BPFKUI; 988-994.
5. Bahar, A., Zulkifli Amin. 2007. Pengobatan Tuberkulosis Mutakhir dalam
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Edisi IV. Jakarta : BPFKUI; 995-
1000.
6. Bayupurnama, Putut. 2007. Hepatoksisitas karena Obat dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Edisi IV. Jakarta : BPFKUI;471-474.
7. Brooks, G.F., Butel, J. S. and Morse, S. A., 2004. “Jawetz, Melnick &
Adelbergh’s: Mikrobiologi Kedokteran”. Buku I, Edisi I, Alih bahasa:
Bagian Mikrobiologi FKU Unair, Jakarta : Salemba Medika.
8. Crofton, John. 2002. Tuberkulosis Klinis Edisi 2. Jakarta : Widya Medika.
9. Daniel, M. Thomas. 1999. Harrison : Prinsip-Prinsip Ilmu penyakit dalam
Edisi 13 Volume 2. Jakarta : EGC : 799-808
10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis Edisi 2 Cetakan Pertama. Jakarta.
11. Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 1. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit,
Huriawati Hartanto, Pita Wulansari, Dewi Asih Mahanani. Jakarta: EGC.
12. Thomson, A.D dan Cotton, R.E. 1997. Catatan Kuliah Patologi. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta

26

Anda mungkin juga menyukai