Bimo Putra –
Tugas BHI
A. Judul;
B. Pembukaan;
C. Batang Tubuh;
D. Penutup;
A. Judul :
Memuat keterangan :
Jenis;
Nomor;
Tahun pengundangan atau penetapan ;dan
Nama peraturan. UU yang dibuat singkat dan mencerminkan isi
Peraturan UU;
Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan
ditengah marjin tanpa diakhiri tanda baca.
Contoh :
Ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan ditengah marjin dan diakhiri
dengan tanda baca koma.
Contoh:
Konsiderans :
Diawali dengan kata MENIMBANG
Memuat uraian singkat mengenai pokok – pokok pikiran yang menjadi latar belakang/
alasan pembuatan Undang – undang
Jika memuat lebih dari satu pokok pikiran , tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan
dalam rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian;
Tiap - tiap pokok pikiran diawali dengan huruf abjad dan dirumuskan dalam satu
kalimat yang diawali denagn kata “bahwa” dan diakhiri dengan tanda baca titik koma;
Contoh:
Menimbang:
a. bahwa pembangunan hukum nasional yang terencana, terpadu, dan berkelanjutan harus
benar-benar mencerminkan kedaulatan berada di tangan rakyat dan menjamin
pelindungan hak dan kewajiban segenap rakyat Indonesia berdasarkan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Contoh:
Mengingat:
1. Pasal 20, Pasal 21, dan Pasal 22A Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
MEMUTUSKAN:
2. Kata menetapkan;
Dicantumkan sesudah kata memutuskan yang disejajarkan kebawah dengan kata menimbang
dan mengingat huruf awal kata menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua.
Contoh Pembukaan:
Menimbang : a. bahwa………….
b. bahwa………….
Mengingat : 1. Pasal 20,Pasal 21 dan Pasal 22A UUD Neg. RI Tahun 1945;
dan
MEMUTUSKAN :
C. Batang Tubuh
Memuat semua substansi UU yang dirumuskan dalam pasal – pasal;
Pada umumnya substansi dalam batang tubuh dikelompokkan kedalam :
1. Ketentuan umum
2. Materi Pokok yang diatur
3. Ketentuan Pidana (jika ada)
4. Ketentuan Peralihan (jika ada)
5. Ketentuan penutup
Ketentuan Umum:
Diletakkan dalam bab pertama, jika tidak dilakukan pengelompokkan bab, ketentuan umum
diletakkan pada pasal awal, yang berisi :
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
Contoh :
“BAB XA
ditempatkan diantara Bab ketentuan pidana dan bab ketentuan Penutup.jika tidak
diadakan pengelompokan bab, ditem patkan sebelum pasal Yang memuat
ketentuan penutup;
memuat penyesuaian terhadap UU yang sudah ada pada saat UU baru mulai
berlaku,untuk menghindari timbulnya Permasalahan hak;
hindari rumusan dlm ketentuan peralihan yg isinya memuat Perubahan terselubung
atas UU lain.
KETENTUAN PENUTUP
Ditempatkan dalam bab terakhir, jika tidak diadakan pengelompokan bab ditempatkan dalam
pasal (pasal ) terakhir;
Contoh:
Pasal II
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
D. Penutup
Merpkan bgn akhir perat.peruu dan memuat:
rumusan perintah pengundangan dan penempatan UU dalam L.n.ri, berita
neg. Ri, lembaran daerah,atau berita daerah.
penanda tanganan pengesahan atau penetapan UU;
pengundangan UU;dan
akhir bagian penutup
Rumusan perintah pengundangan dan penempatan UU Berbunyi sbb :
Memuat :
Rumusan tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan diletakkan Disebelah kanan;
Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dg huruf kapital pada akhir Nama jabatan diberi tanda
baca koma;
Tempat tgl pengundangan diletakkan disebelah kiri (dibawah penanda Tanganan pengesahan
atau penetapan );
Nama jabatan dan nama pejabat ditulis dengan huruf kapital. Pada akhir nama Jabatan diberi
tanda baca koma;
Disahkan Di Jakarta,
Ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan Di Jakarta,
Ttd.
TJAHJO KUMOLO
E. Penjelasan
- Berfungsi sebagai tafsiran resmi pembentuk UU atas norma Tertentu dalam batang
tubuh. Yang memuat uraian atau jabaran yang akan Memperjelas norma yang diatur
dalam batang tubuh;
- tidak dapat digunakan sebagai dasar hak untuk membuat peraturan lebih lanjut;
- hindari rumusan yg isinya memuat per bahan terselubung terhadap ketentuan UU;
- naskah penjelasan disusun bersama-sama dg penyusunan rancangan UUybs;
- judul penjelasan sama dg judul UU ybs;
- memuat penjelasan umum dan penjelasan demi dirinci dengan Angka romawi dan
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital;
Contoh:
PENJELASAN
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Dalam menyusun penjelasan pasal demi pasal harus diperhatikan agar :
1. tdk bertentangan dg materi pokok yg diatur dlm batang tubuh;
2. tdk memperluas atau menambah norma yg ada dlm batang tubuh;
3. tdk mengulangi uraian kata,istilah,atau pengertian yg telah dimuat didlm ketentuan
umum.
pasal atau ayat yg tdk memerlukan penjelasan, ditulis cukup jelas, yg diakhiri dgn
tanda baca titik.
penjelasan pasal demi pasal tidak digabungkan walaupun terdapat beberapa pasal
berurutan yang tidak memerlukan penjelasan.
F. Lampiran
harus dinyatakan dalam batang tubuh dan pernyataan bahwa lampiran tersebut
merupkan bagian yang tidak terpisahkan dari UU ybs;
pada akhir lampiran harus dicantumkan nama dan tanda tangan pejabat yg
mengesahkan/ menetapkan UU ybs.