Oleh :
NI WAYAN SRI SUADNYANI
NIM. C2220086
1. DEFINISI
2. EPIDEMIOLOGI
3. ETIOLOGI
4. PATOFISIOLOGI
Reaksi autoimun dalam jaringan sinovial akibat faktor genetik,
yang melakukan proses fagositosis menyerang sinovium menghasilkan
enzim – enzim dalam sendi untuk memecah kolagen sehingga terjadi
edema proliferasi membran sinovial yang mengakibatkan adanya
pelepasan kolagenesa dan produksi lisozim oleh fagosit yang
mengakibatkan terjadinya erosi sendi dan periartikularis tekanan sendi
distensi serta putusnya kapsula & ligamentum. Kemudian terjadi
pembengkakan, kekakuan pergelangan tangan & sendi jari tangan dan
akhirnya membentuk pannus. Pannus tersebut akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang sehingga akan berakibat
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.
5. Pathway (terlampir)
6. KLASIFIKASI
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
b. Reumatoid arthritis defisit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
d. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
Jika ditinjau dari stadium penyakit, terdapat tiga stadium yaitu :
a. Stadium sinovitis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat bergerak
maupun istirahat, bengkak dan kekakuan.
b. Stadium destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial
terjadi juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi
tendon.
c. Stadium deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
7. MANIFESTASI KLINIS
Beberapa gejala klinis yang kerap kali terjadi pada para penderita atritis
reumatoid ini, yakni :
a. Gejala-Gejala Konstitusional.
Beberapa gejala tersebut meliputi lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam. Bahkan terkadang kelelahan yang sangat hebat.
b. Poliatritis Simetris.
Terutama terjadi pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan
namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal.
Hampir semua sendi diatrodial dapat terserang.
c. Kekakuan di pagi hari.
Kejadian ini terjadi selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat generalisata
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoatritis, yang biasanya hanya berlangsung
selama beberapa menit dan selalu kurang dari satu jam.
d. Atritis Erosif.
Atritis erosif merupakaan ciri khas penyakit ini pada gambaran
radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi
tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
e. Deformitas.
Kerusakan struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit.
Pergeseran ulnar atau jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal,
deformitas boutonniere dan leher angsa. Pada kaki terdapat protrusi
(tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi
metatarsal.
f. Nodula-Nodula Reumatoid.
Nodula-nodula reumatoid adalah masa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga penderita dewasa. Lokasi tersering yakni di daerah
sepanjang sendi sikut atau sepanjang permukaan ekstensor lengan.
Nodul ini merupakan tanda bahwa penyakit tersebut aktif.
• Manifestasi Ekstraartikuler.
a. Kulit Nodula subkutan Vaskulitis, bercak-bercak coklat lesi-lesi
ekimotik
b. Jantung
Perikarditis Temponade pericardium. Lesi peradangan miokardium
dan katup jantung
c. Paru-paru
Pleuritis dengan atau tanpa efusi peradangan paru-paru
d. Mata terjadi skleritis
e. Syaraf
Neuropati perifer sindrom kompresi perifer (sindrom terowongan
kapal, neuropati syaraf ulnaris, paralisis peronealis, abnormalitas
vertebra servikal)
f. Sitemik Anemia Osteoporosis generalisata Syndrome felty
Sindrom Sjogren (keratokonjungtivitis sika) Amiloidosis.
8. KOMPLIKASI
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis
dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti
inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (
Disease Modifying Antirhematoid Drugs, DMARD ) yang menjadi faktor
penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.
Komplikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga
sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya
berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan
neuropati iskemik akibat vaskulitis.
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Untuk menyokong diagnosa (ingat bahwa ini terutama merupakan
diagnosa klinis)
a. Tes erologik
• Faktor rematoid – 70% pasien bersifat seronegatif.
Catatan: 100% dengan factor rematoid yang positif jika terdapat
nodul atasindroma Sjogren
• Antibodi antinukleus (AAN)- hasil yang positif terdapat pada kira-
kira 20 kasus
b. Foto sinar X pada sendi-sendi yang terkena.
Perubahan-perubahan yang dapat di temukan adalah:
• Pembengkakan jaringan lunak
• Penyempitan rongga sendi
• Erosi sendi
• Osteoporosis juksta artikule
c. Untuk menilai aktivitas penyakit:
• Erosi progresif pada foto sinar X serial.
• LED. Ingat bahwa diagnosis banding dari LED yang meningkat
pada artritisreumatoid meliputi :
- penyakit aktif
- amiloidosis
- infeksi
- sindroma Sjorgen ;
d. Anemia : berat ringannya anemia
normakromik biasanya berkaitan dengan aktifitas.
e. Titer factor rematoid : makin tinggi titernya makin
mungkin terdapat kelainan ekstra artikuler. Faktor ini terkait dengan
aktifitas artritis.
10. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan umum yang lengkap penting di lakukan. Disamping menilai
adanya sinovasi pada setiap sendi, perhatian juga hal –hal berikut ini :
• Keadaan umum :komplikasi steroid, berat badan.
• Tangan :meliputi vaskulitasi dan fungsi tangan.
• Lengan :siku dan sendi bahu, nodul rematoid dan
pembesaran kelenjar limfe aksila.
• Wajah :periksa mata untuk sindroma Sjorgen, skleritis,
episkleritis, skleromalasia perforans, katarak, anemia dan tanda –
tanda hiperviskositas pada fundus Kelenjar parotis membesar (
sinroma Sjogren ).
• Mulut :(kering, karies dentis, ulkus), suara serak, sendi
temporomandibula ( krepitus ). Catatan : artritis rematoid tidak
menyebabkan iritasi.
• Leher :adanya tanda – tanda terkenanya tulang servikal.
• Toraks :jantung ( adanya perikarditis, defek konduksi,
inkompetensi katup aorta dan mitral ). Paru – paru ( adanya efusi
pleural, fibrosis, nodul infark, sindroma Caplan ).
• Abdomen :adanya splenomegali dan nyeri tekan apigastrik.
• Panggul dan lutut :tungkai bawah – adanya ulkus, pembengkakan
betis ( kista Baker yang reptur ) neuropati, mononeuritis multipleks
dan tanda -tanda kompresi medulla spinalis.
• Kaki :efusi lutut maka cairan akan mengisi cekungan
medial dan kantong suprapatelar mengakibatkan pembengkakan di
atas dan sekitar patela yang berbentuk seperti ladam kuda dan efusi
sendi pergelangan kaki akan terjadi pembengkakan pada sisi anterior
• Urinalisis :untuk protein dan darah, serta pemeriksaan rektum
untuk menentukan adanya darah.
11. PENATALAKSANAAN
A. Farmakologis
Prinsip utama pengobatan penyaki artritis adalah dengan
mengistirahatkan sendi yang terserang, karena jika sendi yang
terserang terus digunakan akan memperparah peradangan. Dengan
mengistirahatkan sendi secara rutin dapat mengurangi rasa nyeri
yang ditimbulkan. Pembidaian bisa digunakan untuk imobilisasi dan
mengistirahatkan satu atau beberapa sendi, tetapi untuk mencegah
kekakuan dapat dilakukan beberapa gerakan yang sistematis.
Obat-obatan yang dipakai untuk mengobati penyakit ini adalah:
1. Obat anti peradangan non steroid, yang paling sering digunakan
adalah aspirin dan ibuprofen. Obat ini mengurangi
pembengkakan sendi dan mengurangi nyeri.
2. Obat slow-acting, obat ini ditambahkan jika terbukti obat anti
peradangan non steroid tidak efektif setelah diberikan selama 2-3
bulan atau diberikan segera apabila penyakitnya berkembang
cepat.
Yang sekarang digunakan adalah
• Senyawa emas, yang berfungsi memperlambat terjadinya
kelainan bentuk tulang. Diberikan sebagia suntikan
mingguan. Jika obat ini terbukti efektif, dosis dikurangi.
• Penisilamin, efeknya menyerupai senyawa emas dan bisa
digunakan bila senyawa emas tidak efektif dan menyebabkan
efek samping yang tidak dapat ditoleransi. Dosis dinaikan
secara bertahap hingga terjadi perbaikan. Penisilamin yang
biasa dipakai antara lain hydroxycloroquinine dan
sulfasalazine.
3. Kortikosteroid, misalnya prednison merupakan obat paling
efektif untuk mengurangi peradangan dibagian tubuh manapun.
Kortikosteroid efektif digunakan pada pemakaian jangka pendek,
dan kurang efektif bila dipakai dalam jangka panjang. Obat ini
tidak memperlambat perjalanan penyakit ini dan pemakaian
jangka panjang mengakibatkan berbagai efek samping, yang
melibatkan hampir setiap organ. Untuk mengurangi resiko
terjadinya efek samping, maka hampir selalu digunakan dosis
efektif terendah. Obat ini disuntikan langsung ke dalam sendi,
tetapi dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang, terutama
jika sendi yang terkena digunakan secara berlebihan sehingga
mempercepat terjadinya kerusakan sendi.
4. Obat imunosupresif (contohnya metotreksat, azatioprin, dan
cyclophosphamide) efektif untuk mengatasi artritis yang berat.
Obat ini menekan peradangan sehingga pemakaian kortikosteroid
bisa dihindari atau diberikan dengan dosis rendah.
B. Non-farmakologis
Penatalaksanaan artritis reumatoid didasarkan pada pengertian
patofisiologis penyakit ini. Selain itu perhatian juga ditujukan
terhadap manifestasi psikofisiologis dan kekacauan psikososial yang
menyertainya yang disebabkan oleh perjalana penyakit yang
fluktuatif dan kronik. Untuk memuat diagnostik yang akurat dapat
memakan waktu sampai bertahun-tahun, tetapi pengobatan dapat
dimulai secara lebih dini.
Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut:
1.Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal
dari pasien.
3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi.
Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan-tujuan ini: pendidikan, istirahat, latihan fisik dan
termoterapi, gizi dan obat-obatan.
• Memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada
pasien, keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan
pasien. Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian tentang
patofisiologis, penyebab, dan prognosis penyakit ini, semua
komponen program penatalaksanaan termasuk regimen obat yang
kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini,
dan metode-metode efektif tentang penatalaksanaan yang
diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini harus
dilakukan secara terus-menerus. Bantuan dapat diperoleh melalui
club penderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang
lain yang juga penderita artritis reumatoid, serta keluarga mereka.
• Istirahat penting karena artritis reumatoid biasanya disertai rasa
lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah itu bisa timbul setiap hari,
tetapi ada masa-masa ketika pasiem merasa lebih baik atau lebih
berat. Kekakuan dan rasa tidak nyaman dapat meningkat apabila
beristirahat, hal ini berarti bahwa pasien dapat mudah terbangun
dari tidurnya pada malam hari karena nyeri.
• Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada
semua sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Kompres panas
pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur dan
mandi dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah.
• Alat-alat pembantu dan adaktif mungkin diperlukan untuk
melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
12. PROGNOSIS
Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi,
bergantung pada ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu
lama. Sekitar 50 – 70% pasien artritis reumatoid akan mengalami
prognosis yang lebih buruk. Golongan ini umumya meninggi 10 – 15
tahun lebih cepat dari pada orang tanpa arthritis rheumatoid. Penyebab
kematiannya adalah infeksi, penyakit jantung, gagal pernapasan, gagal
ginjal, dan penyakit saluran cerna. Umumnya mereka memiliki
keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah sendi yang mengalami
peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan tingkat pendidikan
yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara agresif dan dini
karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2 tahun
pertama.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
➢ PENGKAJIAN
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru,
ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan
keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi
bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada
gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,keletihan.
Tanda :Malaise, keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit,
kontraktor: kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
Gejala :Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal)
3. Integritas ego
Gejala :Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan dan
ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ), ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya
ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat, mual, anoreksia, kesulitan untuk
mengunyah ( keterlibatan TMJ)
Tanda : Penurunan berat badan, kekeringan pada membran
mukosa,
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi, Ketergantungan
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh
pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit,
ulkus kaki, kekeringan pada meta dan membran mukosa.
9. Interaksi sosial
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ),
penggunaan makanan kesehatan, vitamin, “ penyembuhan “
arthritis tanpa pengujian, riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis
pulmonal, pleuritis.
➢ DIAGNOSA
a. Gangguan rasa nyaman nyeri akut/ kronis berhubungan dengan
distensi, proses inflamasi, destruksi sendi.
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas
skeletal, nyeri, penurunan, kekuatan otot.
c. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran
berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi, ketidakseimbangan mobilitas.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada
waktu bergerak, depresi
Rencana keperawatan
➢ Implementasi
Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan tujuan spesifik.
Implementasi dilakukan pada klien dengan rematoid artritis adalah
dengan tindakan sesuai intervensi yang telah dilakukan sebelumnya.
Dalam tindakan ini diperlukan kerja sama antara perawat sebagai
pelaksana asuhan keperawatan, tim kesehatan, klien dan keluarga agar
asuhan keperawatan yang diberikan mampu berkesinambungan sehingga
klien dan keluarga dapat menjadi mandiri.
➢ Evaluasi
Hasil asuhan keperawatan yang diharapkan adalah sebagai berikut :
a. Terpenuhunya penuruna dan peningkatan adaptasi nyeri
b. Tercapainya fungsi sendi dan mencegah terjadinya deformitas.
c. Tercapainya peningkatan fungsi anggota gerak yang terganggu.
d. Tercapainya pemenuhan perawatan diri.
e. Tercapainya penatalaksanaan pemeliharaan rumah dan mencegah
penyakit degeneratif jangka panjang.
f. Terpenuhinya pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
hardy.
Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
A. PENGKAJIAN
C. IDENTITAS
• Klien
Nama Klien : Ny.L
NO . Rekam Medis :-
TTL : Dalung 31 Desember 1959
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Br.Cepaka,Dalung,Kuta Utara
Tgl. Masuk ke panti :-
Diagnosa medis :-
• Penanggung Jawab
Nama : Tn.S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 61 tahun
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Br.Cepaka,Dalung,Kuta Utara
D. KELUHAN UTAMA
Ny.L mengatakan mengalami nyeri dibagian persendian, dipunggung,
pinggang, lutut, pergelangan kaki, nyeri terasa ketika klien bangun tidur di pagi
hari.
E. GENOGRAM
Ket :
: Perempuan : Garis pernikahan
I. RIWAYAT REKREASI
Ny.L mengatakan tidak pernah berekreasi. Ny.L biasanya hanya pergi kerumah
saudara untuk bersilahturahmi. Salain itu kegiatannya sebagai pedagang dan
bertemu dengan teman-temannya sesama pedagang membuatnya selalu merasa
terhibur.
6. TINJAUAN KHUSUS
Keadaan umum
Kesadaran : CM (Compos Metis)
GCS : 15
Eye : 4 (membuka mata secara spontan)
Motorik : 6 (mengikuti perintah)
Verbal : 5 (orientasi baik)
e. Sakit atau nyeri
Ringan Sedang ✓ Berat
P : Nyeri karena reumatik
Q : nyeri seperti ditusuk
R : di bagian persendian bahu, pinggang, lutut, pergelangan tangan.
S : 5 (1-5)
T : sewaktu-waktu (di pagi hari)
f. Status Gizi :
Gemuk Normal ✓ Kurus
BB : 50 TB : 150
IMT : BB = 45 : 45 = 20 (normal)
(TB) x (TB) (150) x (150) 2,25
Tanda-tanda vital : TD : 100/80 mmHg
N : 70 x/menit
S : 36,5 °C
R : 20 x/menit
g. Sikap
Tenang ✓ Gelisah Menahan Nyeri
h. Personal Hygiene
Bersih ✓ Kotor
Lain-lain :....................................
i. Orientasi Waktu/Tempat/Orang : Baik ✓
Terganggu
Integument
S : Ny. L mengatakan bahwa dirinya kadang-kadang mengalami
gatal-gatal
O :-
I : warna kulit sawo matang, kulit agak berkerut dan lembab, tidak
ada lesi, luka (-), bengkak (-), kemerahan (-)
P : nyeri (-), massa teraba (-), edema (-), turgor kulit tidak elastis
Kepala
S : Ny. L mengatakan rambutnya mulai rontok
O :-
I : rambut Ny. L berwarna putih (uban), kutu (-), lessi (-), bentuk
kepala mesochepale
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa teraba, rambut kasar
Mata
S : Ny. L mengatakan tidak mengalami masalah pada
pengelihatannya
O :-
I : ikterik (-), mata simetris, pupil isokor, konjungtiva anemis, tidak
ada lesi, tidak ada bengkak, tidak ada cincin senilis
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada m,assa teraba
Telinga
S : Ny. L mengatakan mengalami masalah pada pendengarannya
O :-
I : bentuk telingannya sama antara bagian satu dan yang lainnya,
tidak ada lessi, tidak ada bengkak, tidak ada kemerahan, tidak ada
secret
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa teraba
Leher
S : Ny. L mengatakan mengalami tidak memiliki masalah pada leher Ny. L
O:
I : warna kulit sawo matang sesuai daerah sekitarnya, tidak ada lesi,
tidak ada bengkak, tidak kemerahan.
P : Nadi karotis teraba kuat, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran pada vena
jugularis.
Payudara
S : Ny. L mengatakan tidak memiliki masalah pada payudara Ny. L, nyeri
(-), Ny. L mengatakan mengalami penurunan elastisitas. Sehingga terjadi
pengenduran pada payudara Ny. L.
O:
I : warna kulit sawo matang sesusai dengan sekitarnya, tidak ada
lesi, tidak ada kemerahan, tidak ada bengkak, tidak ada benjolan.
P : tidak ada nyeri tekaan, tidak ada massa teraba.
Pernapasan
S : Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada pernapasannya.
O:
I : warna kulit sawo matang sesuai dengan warna sekitarnya, lesi (-
), tidak ada bengkak, tidak ada kemerahan, tidak ada retraksi dada.
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa teraba, taktil premitus
menetap
P : terdengar suara sonor
A : suara nafas vesikuler, tidak ada wezzing, tidak ada ronchi.
Kardiovaskuler
S : Ny. L mengatakan tidak mengalami masalah pada jantungnya dan
pembuluh darah. Contohnya; Ny. L tidak pernah merasa nyeri pada bagian
dada kiri sampai kepunggungnya. Selain itu selama ini ia tidak pernah
mengalami hipertensi.
O:
I : warna kulit sawo matang sesuai dengan daerah sekitarnya,
benjolan (-), tidak pigeon chest, tidak barrel chest (-), lesi (-),
bengkak (-).
P : Nyeri tekan di daerah jantung (-), tidak ada massa teraba (-)
P : Terdengar suara pekak
A : S1 S2 reguler kuat, tidak ada murmur, tidak ada gargling
Gastrointestinal
S : Ny. L mengatakan tidak merasa nyeri dan tidak ada masalah pada
bagian perut dan pencernaan
O:
I : warna kulit sawo matang sesuai dengan daerah sekitarnya,
benjolan (-), simetris, pertumbuhan rambut abdomen tipis merata.
A : terdengar suara bising usus 12x/menit
P : terdengar suara timpani
P : tidak ada pembesaran hati, tidak ada pembesaran limfa, tidak
ada pembesaran ginjal, tidak ada nyeri tekan.
Perkemihan
S : Ny. L mengatakan tidak mengalami masalah pada perkemihannya,
tidak ada nyeri saat berkemih dan frekuensi kencing 5-7 kali sehari.
O :
I : Urine berwarna kuning jenuh, tidak ada darah
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa teraba.
Muskuloskeletal
S : Ny. L mengatakan bahwa dirinya mengalami nyeri pada persendian
dibagian bahu, pinggang, lengan, lutut, pergelangan kaki terutama pada
saat bangun tidur dipagi hari
O :
I : Kulit berwarna sawo matang, tidak ada fraktur, tampak
pembesaran didaerah sendi dengan warna kulit mengkilat didaerah
sendi
Kekuatan otot penuh
555 555
555 555
P : ada nyeri tekan didaerah sendi, tidak ada massa teraba.
Reproduksi
S : Ny. L mengatakan tidak mengalami masalah dengan alat
reproduksinya tidak merasa ada nyeri, Ny. L memiliki 5 orang anak. Ny. L
mengaku mengalami menopause pada usia 50 tahun.
O :
I:-
P:-
7. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. Psikososial
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang, sikap klien pada
orang lain, harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi
➢ Ny.L masih mampu bersosialisasi dan beriteraksi dengan baik
kepada orang lain. Ia masih terbiasa bercengkrama dengan warga
sekitarnya,menjalin hubungan baik dengan tetangga maupun warga
sekitar dan orang lain yang baru dikenalnya. Ny.L berharap dengan
usianya sekarang ini ia masih dapat diterima dan kehadirannya masih
dianggap di lingkungan sekitarnya.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan Tahap I
e. Apakah klien mengalami kesulitan tidur ?
f. Apakah klien sering merasa gelisah ?
g. Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri ?
h. Apakah klien was-was dan khawatir ?
Lanjutkan ke pertanyaan ke-2 jika lebih dari satu atau sama dengan 1
Jawaban “Ya”
Pertanyaan Tahap II
4. Keluhan lebih dari 3bulan atau lebih dari 1kali dalam 1 bulan ?
5. Ada atau banyak pikiran ?
6. Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain ?
7. Menggunakan obat tidur/ penenng atas anjuran dokter ?
8. Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari datau sama dengan 1 jwaban “Ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) NEGATIF (-)
Kesimpulan :
➢ Klien mengatakan kadang-kadang mengalami kesulitan tidur namun
klien mengatakan tidak memiliki banyak pikiran dan selalu
mensyukuri kehidupannya.
c. Spiritual
Sebelum sakit :
Klien mengatakan masih aktif dalam persembahyangan di merajan ataupun
di pura di lingkungan setiap hari suci keagamaan. Masih mampu membuat
aneka sarana dan prasarana persembahyangan dan masih yakin dan
percaya akan agama yang dianutnya.
Saat sakit :
Klien masih bisa melakukan persembahyangan dan berdoa seperti saat
sebelum sakit.
PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
c. INDEKS KATZ
Termasuk katagori mana klien ?
d. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/ BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi
e. Mandi semuanya kecuali slah satu fungsi diatas
f. Mandiri kecuali mandi, dan salah satu fungsi lain
g. Mandiri kecuali mandi, berpakaian dan salah satu fungsi diatas
h. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, toilet, dan salah satu fungsi
yang lain
i. Ketergantungan untuk semua fungsi diatas
Keterangan :
Mandiri berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan efektif
dari orang lain, seseorang yang menolak untuk melakukan suatu
fungsi diangap tidak melakukan fungsi, meskipun ia dianggap
mampu.
Kesimpulan :
➢ Klien masih mampu melakukan kegiatannya secara mandiri
tanpa pengawasan dan bantuan orang lain.
d. MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
Termasuk yang manakah klien ?
NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KET
BANTUAN
Jml : 1 porsi
makan
Jenis : makan
biasa seperti
nasi, ketupat,
dan lauk pauk,
buah bila ada.
Jml : 600-1000
cc
Jenis : Air
mineral.
h. Berpindah dari 5 15 c.
kursi roda ke
tempat tidur/
sebaliknya
j. Keluar masuk 5 10 d.
toilet (mencuci
pakaian,
menyeka
tubuh,
menyiram)
k. Mandi 5 10 e.
l. Jalan 0 5 f.
dipermukaan
datar
m. Naik turun 5 10 g.
tangga
n. Menggunakan 5 10 h.
pakaian
Warna :
kuning, bau
khas urine.
TOTAL 110
Keterangan :
110 : Mandiri
65-105 : Ketergantungan sebagian
<60 : Ketergantungan total
Kesimpulan :
Klien mampu melakukan kegiatan-kegiatan diatas secara mandiri.
PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK
• Identifikasi tingkat intelektual dengan Short Portable Mental Status Quisioner (SPSMQ)
Intruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan total kesalahan berdasarkan 10 pertanyaan.
NO. PERTANYAAN BENAR SALAH
Interpretasi hasil :
d. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
e. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
f. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
g. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Kesimpulan :
Setelah dilakukan pengkajian social mental hasilnya klien masih memiliki fungsi intelektual utuh
karena klien masih mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara benar
sejumlah 8 soal dan jawaban salah 2 soal.
• Identifikasi aspek kognitif dan fungsi metal dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
• Tahun (2020)
• Musim (panas)
• Tanggal (tanggal 10)
• Hari (Sabtu)
• Bulan (Oktober)
h. ORIENTASI 5 5 Dimana kita sekarang?
g. Obyek Gelas
h. Obyek Piring
i. Obyek Sendok
• 93
• 86
• 79
• 72
• 65
5 MENGINGAT 3 3 Minta klien untuk mengulang
ketiga obyek pada nomor 2
(regristrasi) tadi bila benar 1
poin untuk 1 obyek.
Obyek : Jam
e. Ambil kertas
f. Lipat dua
g. Taruh di lantai
Interpretasi hasil
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental balik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Kesimpulan:
i. Klien memiliki aspek kognitif dan fungsi mental baik dengan nilai total 25. Klien mampu
menyebutkan hal-hal yang diminta dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Status Psikologis (skala depresi pada lansia)
Pilih jawaban yang sesuai dengan bagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
NO PERTANYAAN JAWABAN SCORE
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan resah? YA* TIDAK 0
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan putus YA* TIDAK 0
asa?
TOTAL 5
Q : nyeri seperti
ditusuk
R : persendian
S : 5 (0-10)
T : sewaktu-waktu
terutama pada pagi
hari
Do :
1. TTV :
TD : 100/80 mmHg
N : 70x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,50C
d. Klien tampak
kebingungan ketika
menjawab
pertanyaan.
e. Latar belakang
pendidikan klien
yang rendah.
HARI & JAM NO.DX IMPLEMENTASI EVALUASI RESPON KLIEN NAMA / TTD
TANGGAL
Sabtu 13.30 1 Mengkaji TTV klien dan tingkat S : Pasien mengatakan bersedia dilakukan /
10/10/20 WITA nyeri (Ny.L) pemeriksaan dengan
P : Nyeri reumatik
Q : Nyeri seperti ditusuk
R : Nyeri dibagian persendian
S : 5 (1-10)
T : Sewaktu-waktu terutama pada pagi hari
O : Klien kooperatif
TD : 100 / 80 mmHg
S : 36,5 OC
N : 70 X / menit
RR : 20 X / menit
13.45 1,2 Mendiskusikan dengan klien S: - Nyeri yang dirasakan klien sudah
WITA riwayat penyakit / nyeri yang berlangsung sejak 2 tahun ini
dirasakan klien dan melakukan - Nyeri ini dirasakan ketika bangun tidur
penilaian tentang pengetahuan - Klien mengatakan tidak mengetahui
klien mengenai penyakit yang hal-hal mengenai penyakitnya,
diderita saat ini penyebab, tanda dan gejala, serta
perawatannya.
O : - Klien dan keluarganya tampak antusias
dalam member informasi dan menyambut
kedatangan petugas
14.00 2 Menggali pendapat dan S : - Klien mengatakan bahwa dirinya tetap
WITA pengetahuan klien tentang melakukan aktivitasnya walaupun merasa
penyakit dan perawatannya nyeri.
- Klien mengatakan bahwa dirinya selalu
datang ke pelayanan kesehatan apabila
sakitnya datang.
O:
- TD : 110 mmHg
- S : 36,5 oC
- N : 80X / menit
- RR : 22X/ menit