Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FORENSIK KEGAWATDARURATAN

Disusun oleh:

Nama : Novinda Walangitan

Nim : 1614201266

Kelas : A4 Semester VI

Dosen : Ns.Samuel Kumajas, S.Kep., M.Kep

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

MANADO

2020

1
KATA PENGANTAR

Segalah puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-NYA sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah ini, dengan judul “ Forensik
Kegawatdaruratan “ , akan tetapi penulis sadari meskipun banyak masukan, arahan,
bimbingan yang diberikan bagi Dosen Manajemen Kegawatdaruratan sebagai upaya
penyempurnaan dalam penyusunan Makalah ini, penulis merasakan bahwa Makalah ini
masih jauhdari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Hal ini merupakan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, dan bukan merupakan suatu kesengajaan.

Dengan kerendahaan hati penulis mengharapkan adanya masukan, kritik serta saran
yang bersifat membangun guna kesempurnaan Makalah ini.

Dalam kesempatan yang baik ini dan dengan kerendahaan hati serta penuh rasa
hormat yang tinggi penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada yang
terhormat:

1. Ns Samuel Kumajas S.Kep.,M.Kes

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..….…5


B. Rumusan Masalah……………………………………………………..……..5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….....5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Forensik……………………………………………….…………6
B. Pengertian KeperawatanForensik…………………………………………....7
C. Peran dan Tanggung Jawab Perawat Forensik………………………………8
D. Ruang Lingkup Keperawatan Forensik……………………………………..10
E. Karakteristik yang perlu dimiliki Perawat Forensik………………………...11
F. Lahan Pekerjaan Perawat Forensik………………………………………….11
G. Pendidikan Keperawatan Forensik………………………………………......12
H. Sejarah keberadaan Keperawatan Forensik……………………………..…...13

BAB III PEMBAHASAN

A. Perlukah Forensic Nursing di Indonesia?........................................................16

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………..…………………18
B. Saran……………………………………………………………………..…..18

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…..20

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dengan semakin tingginya angkakriminalitas yang berat dan sulit untuk ditangani
oleh beberapa pihak tertentu yang terlibat dalam menangani kasus-kasus kejahatan,
seperti korban dan pelaku kekerasan juga pelecehan seksual yang akan memerlukan
perawatan lebih dari seorang profesional kesehatan yang terlatih untuk mengobati trauma,
maka dari itu perawat ikut terlibat dan hadir sebagai “Perawat Forensik” yang bekerja di
bidang yang terkait, diantaranya menangani kekerasan seksual atau korban pemerkosaan,
sebagai peneliti dalam kasus kematian, merawat klien yang terkait kasus pidana, dan
sebagai konsultan hukum. Intinya adalah keperawatan forensik dibutuhkan untuk bekerja
menangani klien yang mengalami masalah terkait kasus-kasus hukum dan pidana atau
dalam istilah lain mengungkapkan suatu kasus dengan cara berkolaborasi di bidang
Forensik lainnya.
Saat ini, di Indonesia sendiri belum memiliki lembaga khusus yang menyediakan
pendidikan dan profesi khusus di bidang Keperawatan Forensik. Sedangkan di Amerika
sudah tersedia lembaga-lembaga pendidikan di bidang Keperawatan Forensik. Itu berawal
lahir dari sebuah konferensi di St. Paul Minnesota pada tahun 1992 ketika sebuah
kelompok yang relatif kecil sekitar 70 perawat berkumpul untuk mengadakan konferensi
nasional yang pertamakalinya untuk membahas tentang perawatan pada kasus kekerasan
seksual. Disana dibahas beberapa pendapat yang memungkinkan untuk diadakannya
keperawatan khusus forensik, supaya dengan adanya keahlian tersebut perawat mampu
bekerjasama dengan keahlian lain dan lebih fokus dalam merawat klien yang memiliki
riwayat khusus sehingga penanganan yang diberikan bisa lebih maksimal. Maka
didapatkan kesimpulan bahwa keperawatan forensik ternyata sangat dibutuhkan oleh
perawat saat ini.
Praktik Keperawatan forensik didasarkan pada pendidikan bio-psiko-sosial-spiritual
dan menggunakan proses keperawatan untuk mendiagnosa dan merawat individu,
keluarga, danmasyarakat yang terkena dampak kekerasan dan trauma. Perawat forensik
bekerja sama dengan agen dalam perawatan kesehatan lain,sistem sosial dan hukum untuk

4
menyelidiki dan menafsirkan presentasi patologi klinis dan mengevaluasi adanya cedera
fisik atau gangguan psikologis yang disengaja atau tidak disengaja terjadi.

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok yang akan
dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah :

1. Apa pengertian dari Keperawatan Forensik?


2. Apa saja peran dari Keperawatan Forensik?
3. Apa saja ruang lingkup Keperawatan Forensik?
4. Bagaimana Trend dan Issue Keperawatan Forensik di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Keperawatan Forensik
2. Untuk mengetahui peran dari KeperawatanForensik
3. Untuk mengetahui ruang lingkup Keperawatan Forensik
4. Untuk mengetahui Trend dan Issue keperawatan Forensik di Indonesia.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Forensik
Secara umum Ilmu Forensik dapat diartikan sebagai aplikasi atau pemanfaatan ilmu
pengetahuan tertentu untuk kepentingan penegakan hukum dan peradilan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) :

Forensik adalah (1) cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penerapan
fakta-fakta medis pada masalah-masalah hukum. (2) Ilmu bedah yang berkaitan dengan
penentuan identitas mayat seseorang yang ada kaitannya dengan kehakiman dan
peradilan.
Salah satu Ruang lingkup ilmu forensik di bidang kesehatandiantaranya (Hammer, Rita
M., 2013) :

1. Kedokteran Forensik
Mempelajari hal ikhwal manusia atau organ manusia dengan kaitannya peristiwa
kejahatan.
2. Farmasi / Toksikologi Forensik
Ilmu yang menelaah tentang kerja dan efek berbahaya zat kimia (racun) terhadap
mekanisme biologi. Menganalisis adanya racun, obat terlarang di dalam tubuh pelaku
dan korban kejahatan.
3. Keperawatan Forensik (saat ini sudah berada di Amerika)
Perawatan traumakorban pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal kecelakaan
dan korban kematian didasarkan pada bio-psiko-sosial.
4. Biologi molekuler Forensik
Menganalisa cairan tubuh maupun DNA manusia yang diperlukan pada penyidikan
kasus-kasus kejahatan seperti pembunuhan dan penelusuran anggota keluarga ataupun
mencari identitas seseorang.
5. Antropologi Forensik
Mengidentifikasi sisa-sisa tulang, tengkorak dan mumi. Dan mendapatkan informasi
seperti jenis kelamin, ras, perkiraan umur dan waktu kematian.
6. Odontologi Forensik

6
Penelusuran identitas seseorang (mayat tidak dikenal). Sehingga bukit peta gigi dari
korban, tanda/bekas gigitan, atau sidik bibir dapat dijadikan sebagai bukti dalam
penyidikan tindak kejahatan.
7. Psikiatri Forensik
Mendiagnosa perilaku, kepribadian dan masalah psikis, sehingga dapat memberi
gambaran sikap dari pelaku dan dapat menjadi petunjuk bagi penyidik.

B. Pengertian KeperawatanForensik

Keperawatan forensik, menurut International Association of Forensik Nursing


(IAFN), adalah “penggunaan ilmu keperawatan atau proses hukum; aspek kesehatan
forensik yang dikombinasikan dengan pendidikan bio-psiko-sosial perawat yang
terdaftar dalam penyelidikan ilmiah dan perawatan trauma dan korban kematian dan
pelaku pelecehan, kekerasan, aktivitas kriminal dan kecelakaan.” Perawat forensik
memberikan rangkaian perawatan untuk korban dan keluarga mereka mulai dari gawat
darurat atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) dan sampai partisipasi dalam penyelidikan
pidana dan pengadilan hukum.
Seorang perawat forensik adalah perawat yang memberikan perawatan khusus bagi
pasien yang menjadi korban dan atau pelaku trauma (baik disengaja ataupun tidak
disengaja). Namun, peran khusus perawat forensik ternyata mampu lebih jauh melampaui
perawatan medis; perawat forensik juga memiliki pengetahuan khusus tentang sistem
hukum dan keterampilan dalam identifikasi cedera, evaluasi dan dokumentasi. Selain
membantu kebutuhan medis untuk pasien dengan segera, perawat forensik sering
mengumpulkan bukti, memberikan kesaksian medis di pengadilan, dan berkonsultasi
dengan otoritas hukum. (International Association of Forensic Nurses/ IAFN, 2006).
Keperawatan forensik dalam penerapan aspek forensik kesehatan dikombinasikan
dengan pendidikan bio-psiko-sosial dari perawat terdaftar dalam penyidikan ilmiah dan
pengobatan trauma, dan /atau kematian korban dan pelaku kekerasan , aktifitas kriminal.
Kecelakann traumatis dalam klinis atau lembaga masyarakat (Lynch, 1991, diadopsi oleh
IAFN, 1993).

7
C. Peran dan Tanggung Jawab Perawat Forensik

Perawat forensik membantu menyelidiki kejahatan seperti kekerasan seksual dan


fisik, juga kematian karena kecelakaan. Dan mereka dilatih untuk mengumpulkan bukti
medis dalam sistem peradilan pidana. Sebagai Perawat Forensik, pekerjaan tersebut akan
berorientasi pada detail kasus, dengan sebagian besar perawat forensik menghabiskan
waktunya di ruang gawat darurat dan rumah sakit, membantu menyilidiki tanda-tanda
pertama dari kasus kejahatan. Dan juga akan bersaksi di pengadilan sebagai saksi ahli
medis jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN), adalah organisasi yang pertama
mendirikan adanya Keperawatan Forensik.keperawatan forensik sekarang terdiri dari
banyak bidang khusus, diantaranya: perawat spesialis klinis forensik, perawat peneliti
forensik, perawat koroner / peneliti kematian,perawat pemeriksa kekerasan seksual
(SANEs), konsultan perawat hukum, spesialis gerontologi forensik, perawat psikiatri
forensik dan spesialis keperawatan pemasyarakatan. Sebagian besar perawat forensik
tidak menghabiskan pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi mayat dan menyelidiki di
TKP.
Mereka lebih cenderung untuk bekerja dengan klien hidup. Tempat yang paling
umum untuk menemukan seorang perawat forensik adalah di ruang gawat darurat. Sama
seperti di awal, bekerja dengan korban kekerasan seksual adalah spesialisasi yang paling
umum di antara perawat forensik. Dibutuhkan keahlian khusus dari perawat untuk
merawat korban pemerkosaan dan korban pelecehan seksual, mengumpulkan bukti-bukti
dan para perawat ini dilatih untuk merawat pasien yang tidak berdaya.
Perawat forensik juga mengumpulkan informasi tentang morbiditas dan mortalitas
dari berbagai sumber. Mereka juga merawat pasien yang memiliki riwayat kekerasan
dalam rumah tangga, menyelidiki dan melakukan konseling pada anak yang diabaikan
orangtua. Perawat forensik bekerja di trauma darurat, fasilitas pemasyarakatan, konseling
anak-anak sekolah atau sebagai konsultan hukum. Ini adalah cara baru dalam memandang
keperawatan yang berfokus pada banyak aspek hukum.
Penghasilan mereka sangat beragam tergantung bagaimana peran mereka, dan jenis
lingkungan dimana mereka bekerja. Mereka dapat dibayar sebagai "on call"gaji per jam
biasa, atau berdasarkan komisi di mana mereka memiliki bisnis konsultasi mereka sendiri.
perawat forensik bekerja sebagai konsultan independen mungkin panggilan 24 jam sehari
dan sebagai hasilnya, mungkin mendapatkan tarif per jam yang tinggi. Mereka yang

8
bekerja dengan waktu penuh di ruang gawat darurat atau kantor pemeriksa medis 'dapat
bekerja shift reguler dan mendapatkan gaji yang lebih rendah. Secara umum gaji mulai
muncul menjadi sekitar $ 25 per jam. (International Association of Forensic Nurse, 2015)
Tugas / Tanggung Jawab Perawat Forensik :
 (Hammer, Rita M., 2013)
 Keselamatan korban yang masih hidup dan tubuh almarhum korban yang sudah
mati tetap prioritas pertama.
 Mengumpulkan dan menjaga barang bukti dari korban dan seharusnya tidak
membahayakan keselamatan atau integritas tubuh.
 Perawat forensik melakukan pemeriksaan forensic
1. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mengumpulkan bukti yang telah
ditransfer dari pelaku untuk korban
2. Aparat penegak hukum dapat mengumpulkan bukti dari TKP, namun dengan
bantuan perawat forensik dan penyedia perawatan kesehatan lainnya untuk
mengumpulkan bukti dari korban.
 Bukti yang harus dikumpulkan secara terorganisir dan komprehensif
1. Tanpa bias dan tanpa terjadi apapun kerusakan fisik dan physicological untuk
korban
2. Tanpa bias dan tanpa menghasilkan cedera fisik atau kerusakan pada korban
yang meninggal
3. Pemeriksaan dan identifikasi bukti dan pengumpulan bukti memerlukan
pencarian yang hati-hati di seluruh tubuh
4. Harus sangat teliti dalam mendokumentasikan identifikasi dari semua bukti,
metode pelestarian dan pertahanan.
 Para perawat forensik harus mengembangkan teknik wawancara
1. Untuk mewawancarai korban
2. Untuk mewawancarai pelaku (tersangka)
3. Untuk mewawancarai yang diduga sebagai pelaku (tersangka)
4. Untuk mewawancarai keluarga, teman dan semua orang yang dapat
menambah penyelidikan.
 Bukti meliputi :
1. Semua pakaian
2. Semua perhiasan

9
3. Setiap benda didalam saku
4. Setiap benda yang dibuang dari tubuh, seperti :
a) Sebuah. kotoran (physicalevidence)
b) Saliva (bukti biologis)
c) Paint chip (bukti fisik)
d) Semen (bukti biologis)
e) Serangga (bukti biologis)
f) Bahan tanaman (bukti biologis)
g) Darah kering/segar (bukti biologis)
h) Kain (bahan fisik)
i) Materi fisik dan Biologis tambahan

D. Ruang Lingkup Keperawatan Forensik


Berbagai peran dari keperawatan Forensik:
a. Keperawatan Forensik bidang pemeriksa kekerasan seksual
b. Keperawatan Forensik bidang pendidik / konsultan
c. Keperawatan Forensik bidang coroner atau seorang perawat koroner bekerja dengan
polisi dan penyidik lainnya untuk menentukan penyebab kematian dan tanda-tanda
penganiayaan korban.
d. Keperawatan forensik Investigasi kematian
e. Keperawatan forensik konsultan hukum
f. Keperawatan forensik pengacara
g. Keperawatan forensik anak
h. Keperawatan lembaga permasyarakatan yaitu seorang perawat profesional
keperawatan yang peduli untuk dan memperlakukan narapidana dan tahanan lainnya
di LP dan penjara-penjara
i. Keperawatan forensik gerontologi
j. Keperawatan forensik jiwa
k. Perawat spesialis klinis:
1. Keperawatan Trauma
2. Keperawatan Perawatan Klinis
3. Keperawatan Transplantasi : keperawatan profesional yang sangat terampil yang
merupakan anggota integral dari tim transplantasi organ. Ini adalah perawat

10
transplantasi, namun, yang sering memiliki kontak paling satu-satu dengan pasien
transplantasi.
4. Keperawatan Gawat Darurat(Hammer, Rita M. , 2013)

E. Karakteristik yang perlu dimiliki Perawat Forensik


1. Memiliki kemampuan untuk bekerja di lingkungan yang serba cepat dan rumit
2. Kemampuan untuk menghadapi kematian klien
3. Kemampuan untuk bekerja dengan cepat dan mampu berkoordinasi dengan program
lain yang melibatkan kedokteran dan hukum
4. Bersedia untuk menjadi panggilan setiap saat, siang ataupun malam
5. Mengkoordinasikan keperawatan, investigasi dan konseling keterampilan
6. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan anggota staf yang bersangkutan dengan
sikap tenang selama situasi stress. (Cronkite, from Nursing Explorer)

F. Lahan Pekerjaan Perawat Forensik


Di Amerika Serikat, perawat forensik paling sering bekerja di rumah sakit, program
anti - kekerasan masyarakat dan kantor pemeriksa medis, lembaga koreksi dan rumah
sakit jiwa. Perawat Forensik juga dapat dipanggil ketika ada bencana maupun situasi
krisis di masyarakat .(International Association of Forensic Nurses, 2015)
Praktik Keperawatan Forensik Terlibat dengan:
1. Kekerasan Intrapersonal
a. Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual
b. Orang tua dengan penyalahgunaan anak
c. Kekerasan dan penelantaran anak – remaja
d. Kekerasan fisiologi dan psikologi
e. Agama
f. Perdagangan manusia
2. Fasilitas perawatan pasien
a. Kecelakaan dan luka-luka
b. Penolakan
c. Tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan
d. Manajemen
3. Investigasi kematian

11
a. Pembunuhan dan bunuh diri
b. Kematian mencurigakan atau disengaja
c. Bencana massal
4. Darurat atau trauma jasa / departemen
a. Kecelakaan mobil atau pejalan kaki
b. Cedera traumatis
c. Usaha bunuh diri
d. Bencana
e. Cedera yang berhubungan dengan pekerjaan
5. Kesehatan mental forensik
6. Keperawatan pemasyarakatan
7. Konsultasi hukum perawat
8. Kesehatan dan keselamatan publik
a. Bahaya lingkungan
b. Penyalahgunaan obat atau alkohol
c. Makanan / gangguan narkoba
d. Praktik aborsi ilegal
e. Masalah epidemiologi
f. Jaringan atau organ donor

G. Pendidikan Keperawatan Forensik


1. Cara menjadi Perawat Forensik
Jalan untuk menjadi Perawat Forensik akan bervariasi. Meskipun Keperawatan
forensik adalah subspesialisasi keperawatan yang paling cepat berkembang, perawat
sering perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk berusahabelajar tentang nilai-nilai
yang dimiliki seorang perawat forensik.
Beberapa komunitas juga menggunakan perawat yang sudah terdaftar sebagai
perawat koroner atau penyidik kematian. Sebelum mengambil pelatihan penyidik
kematian, seorang perawat yang sudah terdaftar harus menyelidiki apakah komunitas
lokal mereka mempekerjakan perawat sebagai penyidik kematian. Jika tidak, perawat
yang mungkin perlu menjadi perintis dan advokat untuk dia atau dirinya untuk
dipekerjakan di posisi tersebut.

12
Pilihan lain adalah untuk mendapatkan gelar Master atau PhD di keperawatan
forensik. Namun, gelar yang lebih tinggi tidak menjamin pekerjaan. Meskipun
kualitas tinggi program gelar Keperawatan forensik, dalam banyak kasus, perawat
akan masih harus menganjurkan untuk fasilitas atau majikan mereka untuk
menciptakan posisi.(International Association of Forensic Nurses, 2015)
2. Ada beberapa tingkatan sertifikasi dan derajat yang tersedia untuk Keperawatan
Forensik:
 Program sertifikat Keperawatan forensik yang tersedia untuk perawat gelar
associate, LPNs dan LVN untuk memberi mereka pengetahuan dasar di beberapa
daerah Keperawatan forensik.
 Magister Ilmu Keperawatan Forensik mempersiapkan perawat untuk berpikir
kritis di daerah ini keperawatan yang akan membantu memberikan korban hasil
terbaik dan keluarga. Master tingkat program berkonsentrasi pada studi ilmiah dan
teori-teori yang berhubungan dengan ilmu ini. Siswa harus memiliki gelar sarjana
ilmu keperawatan dan latar belakang dalam Keperawatan Forensik.
 PhD dalam program Keperawatan Forensik mempersiapkan pemimpin di bidang
Keperawatan forensik untuk bekerja sebagai ilmuwan penelitian dan pendidik.
perawat terdaftar pertama harus mencapai gelar Master sebelum mendaftar untuk
studi doktor. PhD disiapkan Perawat Forensik mengembangkan kebijakan dan
berkolaborasi dengan legislator negara tentang pelaksanaan program untuk
mencegah kekerasan dan melindungi masyarakat.(Cronkite, from Nursing
Explorer)

H. Sejarah keberadaan Keperawatan Forensik


Bidang keperawatan forensik telah menjadi semakin populer sejak dekade terakhir
dari abad kedua puluh, dan diprediksi akan terus menjadi salah satu spesialisasi
keperawatan yang paling cepat berkembang dan paling diinginkan.
Pada tahun 1992, sebuah kelompok bertemu di Minneapolis untuk mengadakan
konvensi pertama tentang merawat klien dengan kasus kekerasan seksual. Salah satu hasil
pertemuan itu adalah penciptaan istilah secara khusus yaitu, adanya keperawatan forensik.
Selanjutnya dibuatlah Asosiasi Internasional Perawat Forensik (IAFN). IAFN adalah
salah satu organisasi Internasional perawat profesional yang dibuat dengan tujuan spesifik
untuk mengembangkan, nemajukan, dan menyebarkan informasi tentang ilmu

13
keperawatan forensik. Pada tahun 1995, keperawatan forensik diakui sebagai spesialisasi
klinis oleh Asosiasi Perawat Amerika.
Semakin banyak tawaran sekolah keperawatan untuk mendapatkan pelatihan,
sertifikat, dan kemajuan dalam bidang forensik. Beberapa bidang khusus dalam
keperawatan forensik meliputi: keperawatan forensik spesialis klinis, perawat
forensikpenyidik, perawat koroner / kematian penyidik, perawat pemeriksa kekerasan
seksual(SANE), penyerangan anggota seksual tim respon (SART), hukum perawat
konsultan, perawat forensik spesialis gerontologi, perawat forensikpsikiatri,
dankeperawatan spesialis pemasyarakatan.
Khusus keperawatan forensik harus mengikuti pelatihan praktis biasanya meliputi
pelatihan lanjutan dalam identifikasi luka pada trauma, termasuk pelatihan dalam
penemuan luka bermotif, dan luka-luka dalam berbagai tahap penyembuhan. Perawat
forensik dilatih untuk secara objektif, merekam kronologi lengkap dari cedera yang
dimiliki korban, pasien, orang tua, wali, atau pengasuh; mereka (perawat forensik) sering
terampil mendokumentasikan korban kejahatan. Kombinasi pengalaman ini membuat
mereka menjadi saksi ahli yang berharga dalam proses pengadilan.
Pada tahun 2002 Forensik Sertifikasi Keperawatan Board (FNCB) memiliki awal.
Misi dari FNCB adalah untuk menegakkan standar tertinggi dari kedua ilmu pengetahuan
dan praktek klinis keperawatan forensik, melalui penciptaan, pemanfaatan,
pengundangan, dan penilaian setiap aspek dari proses sertifikasi keperawatan forensik
(dan re-sertifikasi).
Ini adalah filosofidari FNCB menyatakan bahwa khusus klinis keperawatan forensik
mendorong pencapaian standar tertinggi praktik keperawatan dalam rangka untuk
memberikan yang terbaik perawatan pasien mungkin. The FNCB berusaha untuk
standarisasi kursus, pelatihan, dan praktek keperawatan forensik untuk memberikan
pengetahuan umum dan basis pengalaman. Hal ini, pada gilirannya, akan menyebabkan
tingkat keterampilan seragam unggul di lapangan. Sebagai hasil dari standarisasi
profesional ini, pencapaian sertifikasi perawat forensik akan profesional (dan legal).
Cukup sering, bekerja sebagai perawat SANE atau SART memberikan titik masuk
kedalam keperawatan forensik. Melalui program kerja mereka, SANE dan SART para
perawat berinteraksi dengan koroner, anggota penegak hukum, hakim, pengacara,
pendukung korban, pengacara pidana dan perdata; ini adalah cara yang ideal untuk Segue
ke keperawatan forensik. The SANE-A credential, sertifikasi profesional yang diberikan
oleh FNCB, diberikan kepada pemeriksa serangan perawat seksual dengan keahlian
14
remaja dan dewasa. Hal ini menunjukkan pencapaian standar paling ketat keahlian
keperawatan forensik di bidang pemeriksaan penyerangan perawat seksual, sehingga
sertifikasi papan profesional.
Perawat forensik sering berinteraksi dengan orang-orang yang terlibat dalam
pemerkosaan, anak dan kekerasan tua, kekerasan dalam rumah tangga, dan trauma terkait
dengan kejahatan kekerasan. Pekerjaan perawat forensik dapat bervariasi, dari
menyediakan (biasanya darurat) perawatan untuk kedua korban kejahatan dan pelaku,
untuk mengumpulkan atau memotret bukti untuk lembaga penegak hukum, investigasi
kematian, untuk memberikan dukungan bagi pekerja darurat di situasi krisis, konseling
anak sekolah yang menggunakan senjata, untuk menyediakan (kesehatan dan kadang-
kadang perilaku) peduli dalam sistem pemasyarakatan, untuk bertindak sebagai konsultan
perawat hukum dan saksi ahli dalam sistem pengadilan.
Mereka dapat memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada individu,
bertindak sebagai konsultan profesional untuk keperawatan, medis, hukum, dan lembaga
penegak hukum, atau memberikan keterangan saksi ahli dalam pengaturan pengadilan
mengenai trauma, penyelidikan kematian mempertanyakan, kecukupan, dan kesesuaian
pelayanan, dan menawarkan opini diagnostik pada isu-isu yang berkaitan dengan kondisi
yang berhubungan dengan keperawatan tertentu.
Perawat forensik sangat berharga dalam pengaturan medis darurat, sebagai
profesional perawatan kesehatan biasanya diajarkan untuk membersihkan dan mengobati
luka dan cedera, yang mengakibatkan hilangnya bukti yang berharga dan, kadang-kadang,
yang mengarah ke ketidakmampuan untuk menuntut kejahatan. perawat forensik dilatih
untuk memotret trauma cedera dan menyimpan dokumen dengan cermat, untuk
mengumpulkan, melestarikan, dan untuk menyimpan kekuatan barang bukti.

Klinis keperawatan forensik melibatkan menerapkan standar teori keperawatan klinis


dan praktek untuk pengobatan kompleks trauma, atau untuk penyelidikan kematian,
korban atau pelaku kekerasan kriminal, anak, orang tua, kekerasan dalam rumah tangga,
dan kecelakaan traumatis. Perawat forensik berinteraksi dengan keadilan dan penegakan
hukum dengan sistem hukum yang teratur.(World of Forensic science. 2005)

15
BAB III

PEMBAHASAN

A. Perlukah Forensic Nursing di Indonesia?

Keberadaan Keperawatan Forensik di Indonesia saat ini memang belum tersedia


karena dilihat dari beberapa hal yang penulis lihat bahwa masyarakat di Indonesia sendiri
masih memandang perawat itu sebagai profesi yang kurang memiliki kualitas dan
kredibilitas yang tinggi. Sedangkan angka kriminalitas di Indonesia juga tidak kalah
meningkat dibanding negara Amerika yang sudah memiliki profesi Keperawatan di
bidang Forensik.
Saat ini kasus-kasus hukum dan pidana makin marak di Indonesia sehingga para
profesional keperawatan perlu terlibat langsung untuk memberikan kontribusi secara
profesional dalam menghadapi masalah bangsa Indonesia tersebut. Apalagi di Indonesia
saat ini tingkat kekerasan dan pelecehan seksual pada anak cukup tinggi, maka dari itu di
sisi lain keperawatan forensik sangat dibutuhkan di Indonesia.
Di Amerika dan Kanada, keperawatan forensik mulai berkembang pada tahun 1995.
American Nursing Association (ANA) dan Canadian Assosiation Nursing (CAN) telah
mengakui keperawatan forensik sebagai salah satu spesialis keperawatan yang memiliki
ruang lingkup yang berstandar pada praktek ilmu forensik. Dengan demikian, perawat
diberikan identitas dan pengakuan dalam peran sebagai perawat forensik.
Sebagai perawat forensik, para perawat medikal bedah, anak, jiwa dan perawat
gawat darurat memberikan asuhan keperawatan, antara lain: untuk korban kekerasan,
korban perkosaan, luka-luka akibat pidana baik di rumah sakit, lembaga pemasyarakatan
atau di masyarakat secara luas. Dengan kata lain, perawat forensik memiliki peran yang
beragam, mulai dari urusan terkait serangan seksual, penelitian kasus kematian,
kejiwaan, merawat klien yang terkait kasus pidana, dan sebagai konsultan hukum.
Intinya adalah keperawatan forensik bekerja untuk klien yang mengalami masalah terkait
kasus-kasus hukum dan pidana.
Dan untuk saat ini lembaga keperawatan forensik hanya berada di Amerika, karena
dilihat dari kondisi tingkat kriminalitas disana lebih tinggi dibandingkan dengan di
negaraIndonesia. Tentunya, segala upaya dan usaha untuk membuat diadakannya

16
lembaga maupun pendidikan di bidang Keperawatan Forensik ini sangat diharapkan bagi
setiap negara, terutama di Indonesia.
Jika tugas penegak hukum dan medis di bidang forensik ini nantinya kian sangat
dibutuhkan, maka dari itu kita pun sebagai perawat diharapkan bisa meningkatkan
kinerja dan kualitas di bidang keperawatan ini, agar sejatinya mampu untuk kelak
berkontribusi dan bergabung dalam penyelidikan kasus-kasus kejahatan yang terjadi di
negara Indonesia.

17
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan forensik adalah suatu jenis profesi keperawatan di bidang penegak


hukum, yang dimana banyak sekali peran dalam bidang forensik tersebut yang salah
satunya perlu dikuasai oleh perawat yang melanjutkan karirnya di bidang Keperawatan
Forensik ini. Banyak sekali peran dan tanggung jawab yang harus dimiliki seorang
perawat forensik, terutama yang sering sekali dibicarakan dalam jurnal keperawatan
forensik adalah perawat yang membantu dalam penyelidikan kasus kekerasan,
pemerkosaan, maupun pelecehan seksual. Baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa
maupun lansia sekalipun. Diharapkan perawat mampu bekerjasama dengan penegak
hukum dan keahlian forensik lainnya.

B. Saran

Bagi Negara Ternyata tidak mudah untuk melanjutkan pendidikan di bidang


keperawatan forensik, karena hal pertama yang harus dikuasai adalah dalam segi
keilmuan dan juga yang dibutuhkan adalah seseorang yang merasa dirinya mampu dan
menyukai bermacam-macam kasus kejahatan dan hal-hal yang kritis membutuhkan
konsentrasi ketelitian yang sangat tinggi dalam memecahkannya, disamping itu pula
lembaga pendidikan yang menyediakan sangat terbatas di dunia ini hanya berada di benua
Amerika.
Indonesia memang memiliki angka kriminalitas yang tinggi, tapi untuk saat ini di
Indonesia belum memiliki lembaga asosiasi maupun lembaga pendidikan khusus yang
sangat menakjubkan ini. Dikarenakan di Indonesia untuk menangani kasus-kasus
kejahatan/kekerasan di bidang forensik ini masih dilakukan oleh dokter yang juga masih
sedikit keberadaannya. Perawat di Indonesia perlu sadar akan hal yang penting ini, karena
setiap jenis pekerjaan sudah semestinya difikirkan dengan baik, seberapa penting dan
bermanfaatnya untuk orang lain.

18
a. Sangat diharapkan bagi Indonesia memiliki lembaga asosiasi yang legal dan juga
lembaga pendidikan yang menyediakan sekolah lanjutan bagi profesi perawat yang
ingin menjadi seorang Perawat Forensik.
b. Bagi Mahasiswa maupun Perawat
Jadilah perawat yang memiliki kualitas dan kredibilitas yang tinggi dan mampu
bersaing secara global. Tidak hanya mampu berteori saja tetapi benar-benar
melaksanakan teori tersebut saat bertugas jika sudah memiliki izin sah sebagai
perawat yang bekerja di berbagai macam lapisan pekerjaan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Garbacz Bader, Donna M. 2010. Forensic Nursing : a Concise Manual. United States

Hammer, Rita M. dkk. 2013. Forensic Nursing: Handbook for Practice. United States

International Association Forensic Nurses, ANA. 2015. Forensic Nursing Scope and
Standards 2015. United States

International Association of Forensic Nurse (website). 2015. Become a Forensic Nurse.


United States

World of Forensic Science. 2005. Encyclopedia.com

Croncite, Carrie. Nursing Explorer.com and keyword : Forensic Nursing.

20

Anda mungkin juga menyukai