Jawab : Suatu pernyataan produk akhir termasuk part pengganti dan suku cadang dari suatu perusahaan industry manufaktur yang merencanakan produksi output berkaitan dengan kuantitas dan periode waktu. Jadwal Induk Produksi yang merupakan hasil dari aktivitas penjadwalan produksi induk. MPS merupakan pernyataan akhir mengenai “berapa” banyak item – item akhir yang harus diproduksi dan “kapan” harus diproduksi. Biasanya MPS dikembangkan untuk periode waktu mingguan selama 6 sampai 12 bulan kedepan.
2. Apa saja input yang diperlukan dalam memnyusun MPS?
Jawab : Data Permintaan Merupakan salah satu sumber data bagi proses penjadawalan produksi induk. Status Inventory Berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock), pesanan- pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released production and purchase orders), dan firm planned orders Agregat Planning Memberikan sekumpulan batasan kepada MPS. MPS harus menjumlahkannya untuk meningkatan tingkat produksi, inventori, dan sumber-sumber daya lain dalam rencana produksi itu. Data Perencanaan Berkaitan dengan aturan-aturan tentang lot-sizing yang harus digunakan, stock pengaman (safety stock), dan waktu tinggu (lead time) dari masing-masing item yang biasanya tersedia dalam file induk dari item (item Master file). Informasi RCCP Berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimpletasikan MPS menjadi salah satu input bagi MPS.
3. Apa yang anda ketahui mengenai RCCP?
Jawab: RCCP didefinisikan sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis, seperti : tenaga kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan sumber daya keuangan.
4. Apa hubungan MPS dan RCCP?
Jawab: Hubungan antara Master Production Schedule (MPS) dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah RCCP berperan dalam pengembangan MPS. RCCP melakukan validasi terhadap MPS guna menetapkan sumber sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi hambatan potensial (potential bottlenecks), adalah cukup untuk melaksanakan MPS.
5. Kapan suatu MPS Dinyatakan layak?
Jawab: Dalam perhitungan kebutuhan sumber daya RCCP menghitung kebutuhan kapasitas berdasarkan jadwal induk produksi atau MPS yang telah disusun. MPS dinyatakan layak jika kebutuhan kapasitas lebih kecil ( < ) dari pada kapasitas yang disediakan perusahaan. Jadwal induk produksi (MPS) ini sebelum digunakan akan diuji kelayakannya yaitu dengan melihat apakah MPS itu sesuai dengan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Pengujian inilah yang disebut rough cut capacity planning. Bila kapasitasnya memadai barulah MPS dinyatakan layak dan dapat digunakan.