Di dalam Buku Pedoman Guru kelas 1 Tema “Diriku” dan Sub Tema “Aku dan Teman Baru”, dituliskan
beberapa dari langkah yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
Siswa diajak untuk saling berkenalan melalui sebuah permainan lempar bola dan menjelaskan aturan
bermainnya yaitu siswa diminta melingkar (boleh duduk atau berdiri).
Permainan dimulai dari guru dengan memperkenalkan diri, ”Selamat pagi, nama saya Ibu/ Bapak....nama
panjang....biasa dipanggil Ibu/ Bapak.... kemudian, melempar bola pada salah satu siswa (hindari
pelemparan bola dengan keras)
Siswa yang berhasil menangkap bola harus menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan. Kemudian,
dia melempar kepada teman lain. Teman yang menangkap lemparan bola, menyebutkan nama lengkap
dan nama panggilan.
SBDP: Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan
di lingkungan sekitar
BAHASA INDONESIA: Menyampaikan teks cerita diri/ personal tentang keluarga secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian
Langkah-langkah pembelajaran di atas terlihat kurang menggambarkan pendekatan saintifik. Karena itu,
kita bisa mengembangkan lebih lanjut langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini dengan
mengembangkan pendekatan saintifik. Kita bisa menambahkan beberapa kegiatan baru sehingga
pendekatan saintifik lebih tampak.
KETERAMPILAN SAIN
Mengamati
Beri anak tiga gambar wajah, yang satu gambar wajah tertawa lebar, satu gambar wajah tersenyum, dan
satu gambar wajah bersedih.
b. Melemparnya bagus, tapi tidak diterima -> angkat gambar wajah tersenyum
Satu orang ditugaskan melempar bola sebanyak 5 kali, dan satu orang lain ditugaskan sebagai
penangkap. Satu orang ditugaskan untuk mengamati dan mencatat berapa banyak yang orang yang
mengangkat bendera tertawa lebar, tersenyum, dan cemberut
Menanya
Guru kemudian menanyakan “Apakah cara melempar bola menentukan mudah tidaknya bola itu
ditangkap?”
Setelah siswa bersepakat bahwa cara melempar itu mempengaruhi mudah tidaknya bola ditangkap,
minta siswa untuk menulis atau mengajukan secara lisan pertanyaan dengan panduan berikut “Manakah
dari dua cara melempar berikut (“melempar dengan awalan tangannya berada di belakang kaki” atau
“melempar dengan awalan tangannya sejajar dengan kaki” yang ……………………”
Menalar
Setelah para siswa melengkapi pertanyaan tersebut seperti berikut: “Manakah dari dua cara melempar
berikut (“melempar dengan awalan tangannya berada di belakang kaki” atau “melempar dengan awalan
tangannya sejajar dengan kaki” yang LEBIH MUDAH DITANGKAP?”, guru mengajak siswa untuk bernalar
tentang apa yang harus dilakukan agar pertanyaan itu dijawab.
Guru mengarahkan agar para siswa sepakat untuk diadakan percobaan dimana dua orang menjadi
model (satu orang melempar, dan satu orang menangkap), dan yang lain menjadi pengamat untuk
memberikan saran bagaimana melempar yang seharusnya terjadi.
Mencipta
Guru menyediakan dua pilihan dugaan “Melempar dengan awalan tangan dibelakang kaki lebih mudah
ditangkap bolanya” dan “Melempar dengan awalan tangan sejajar kaki lebih mudah ditangkap”.
Sambil membaca dan memodelkan guru meminta anak memilih mana yang menjadi dugaan mereka
Mencoba
Guru meminta siswa berada dalam kelompok kecil, dimana satu orang bertugas untuk melempar
dengan dua gaya tersebut berkali-kali, satu orang bertugas menerima, satu siswa mencatat mana yang
mudah ditangkap dan mana yang sulit ditangkap
Guru meminta siswa untuk menganalisis percobaannya dan mengambil kesimpulan apakah dugaannya
benar atau salah
Guru kemudian memberikan gambar cara melempar (sudah ada dua cara tetapi masih dalam bentuk
buram) dan anak-anak diminta untuk menebalkan buram yang sesuai dengan kesimpulan percobaannya,
serta menghiasnya dengan warna warni yang cantik.
Menyaji
Guru meminta siswa melaporkan percobannya dan kesimpulan yang diperoleh dengan cara menjelaskan
di depan kelas.
Guru mendorong siswa lain mengajukan pertanyaan, komentar, kritik, atau saran
Guru memodelkan lagi cara melempar, dan mengakhiri dengan membuat kesimpulan yang
mengkonfirmasi bagaimana cara melempar yang lebih baik dari dua cara tersebut.
Dengan cara ini, pendekatan saintifik tampak lebih terlihat jelas. Meskipun fokus penggunaan
pendekatan saintifiknya adalah untuk pencapaian KD PJOK, akan tetapi, dengan membelajarkan seperti
itu, pada saat bersamaan anak-anak telah berlatih mengikuti aturan main, yang berarti KD PPKn. Anak-
anak juga diminta untuk belajar SBDP dengan melukis/menebali, dan belajar KD Bahasa Indonesia
dengan menjelaskan karyanya kepada siswa lain. Anak-anak bercerita tentang teks dirinya, terutama
teks tentang hasil kerjanya kepada siswa lain.
Terima Kasih anda telah membaca Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik Jika anda Ingin mendapatkan
kiriman info dari kurikulum13.com dengan GRATIS langsung ke Email anda. Silahkan tulis Email anda di
form berikut ini dan jangan lupa cek kotak masuk email Anda untuk secepatnya melakukan verifikasi
Artikel terkait
ARTI ISTILAH
BUKU
CONTOH
KALDIK
KISI-KISI SOAL
MATERI
PENILAIAN
PERATURAN
RPP
SILABUS
SOAL
Kategori RPP
SD
SMA
SMK
SMP
Berlangganan
Home Kuliah
Penerapan Model Pemebelajaran Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) Pada Sekolah
Dasar
168
SHARES
Sebelum kita memulai pembahasan tentang penerapan dari model pembelajaran CTL dalam proses
belajar dikelas. Lebih baik kita memahami terlebih dahulu apa itu pembelajaran CTL.
Kita akan mempelajari mulai dari pengertian, karakteristik, kelebihan dan segala aspek lain tentang
model pembelajaran CTL. Berikut ini penjelasannya.
Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
siswa.
Baca Juga :
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Lengkap dengan Referensi
Menurut
Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang
bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam
CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang
permasalahan lainnya.
CTL (Contextual Teaching and Learning)
masyarakat.
Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan
Dari berbagai definisi tentang model pembelajaran CTL maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran CTL merupakan konsep
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
sehari-hari.
penh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses
siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi
kehidupan.
pembelajaran yang
konteks CTL.
No.
Pembelajaran Konvensioanal
CTL
Pembelajaran Konvensional
1
Siswa sebagai subjek belajar
2.
3.
5
Tujuan akhir kepuasan diri
mengembangkan pembelajaran
10
berbagai cara
Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu
dengan adanya pemahaman
Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat
Model pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada
jehidupan sehari-hari
Konstruktivisme (Constructivism);
Bertanya (Questioning);
Menemukan (Inquiri);
Pemodelan (Modeling);
pembelajaran memiliki 7 asas atau komponen. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses
Merumuskan masalah
Mengajukan hipotesis
Mengumpulkan data
ditemukan
Membuat kesimpulan
sesuat
4)
5)
kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan
memperagakan sesuatu sebagai conto yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Adalah proses yang dilakukan guru untuk
isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini
Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL (Contextual Teaching and Learning).
sesuatu atau maksud” Ketika diminta untuk mempelajari sesuatu yang tak
ini?” Wajar sekali jika mereka mencari makna, arti penting dan maksud,
serta manfaat dari tugas sekolah yang mereka terima. Pencarian makna
adalah sketsa umum aktivitas guru dan murid di dalam merealisasikan kegiatan
sketsa yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh guru dan murid. Dengan
demikian boleh dirumuskan strategi pembelajaran merupakan “sketsa umum
Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang bisa membantu guru
menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata murid,
masyarakat. Dalam kaitan ini siswa dapat menyadari sepenuhnya apa makna
belajar, manfaatnya, bagaimana upaya untuk mencapainya dan dapat memahami bahwa
yang mereka pelajari bermanfaat bagi hidupnya nanti, sehingga mereka akan
memposisikan diri sebagai diri mereka sendiri yang membutuhkan bekal hidupnya
adalah membantu siswa dalam meraih tujuannya. Artinya guru lebih fokus pada
urusan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru dalam hal ini hanya
memanage kelas sebagai sebuah tim yang bekerja untuk menemukan sesuatu yang
baru bagi siswa. Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered ketimbang
teacher centered
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:
Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk
memecahkan.
Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi
berkualitas.
Guru
Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk
belajar mandiri di kemudian hari.
Dalam
setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan
kelompoknya.
Penilaian
konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus
Setiap
negeri.
Sementara berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi
pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:
a. Relating
Belajar dikatakan
dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang
b. Experiencing
“mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya
c. Applying
pemanfaatanya.
d. Cooperative
Belajar merupakan
e. Trasfering
Belajar menenkankan
baru.
Pengalaman nyata
Pembelajaran terintegrasi
Guru kreatif
dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam
PBM.
memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif
ArtikelTerkait
Contoh Proposal Skripsi Kuantitatif Pendidikan : Pengaruh Model pembelajaran Jig Saw dan STAD
Terhadap Hasil Belajar
b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM
jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang
keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap
pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal
e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki
bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan
g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.
h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini
peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut
Kompetensi dasar : Siswa memahami fungsi dan memahami fungsi dan jenis pasar
Proses pembelajarannya
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi ajar dalam kehidupan
ekonomi social.
b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi kepasar tradisional dan pasar modern
c) Melalui instrument observasi atau angket siswa diminta mencatat mengenai berbagai hal yang
ditemukan dipasar.
3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
b. Kegiatan inti
Dilapangan
2) siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai alat observasi ,angket yang telah mereka
susun sebelumnya.
Didalam kelas
3) Setiap kelompok saling menjawab terhadap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lainya.
c. Penutup
tentang fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang
dicapai.
2) Guru menugaskan siswa untuk membuatkarangan tentang pengalaman belajar mereka dengan
team”pasar”
2. Contoh scenario pembelajaran konstektual untuk ilmu alam atau sains
Pertemuan I :Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menajadi air
Kompor/pemanas, cawan
Penilaian
Penialian tertulis (Mengenal perubahan wujud, mengenai benda yang berubah wujud dapat kembali
kewujud semula)
Sumber:
Sugiyanto.
Surakarta.
Sugiyanto.Modul PLPG
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Popular News
Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media
Patung
Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media
Patung
341 SHARES
568 SHARES
Contoh Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian : Cara membuat Tujuan dan Manfaat Penelitian yang
baik dan Benar
1124 SHARES
6 contoh populasi dan sampel penelitian pada skripsi kualitatif dan kuantitatif
1327 SHARES
Contoh Proposal PTK SD Kelas 4 : Peningkatan Hasil Belajar Matematika dg Pendekatan Matematika
Realistic
256 SHARES
Connect with us
About Advertise Careers Contact
© 2020 Karyatulisku.
Search...
Home
Kuliah
Penelitian
Admin Guru
Informasi
Inspirasi
© 2020 Karyatulisku.
Home Lainnya
PARTS
Show more
20 Urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ada juga yang lain yaitu
dengan diawali kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasikanmengolah informasimenalar, baru
dilanjutkan kegiatan mencoba dan menarik kesimpulan, kemudian diakhiri dengan kegiatan
mengkomunikasikan Daryanto, 2014: 60-80. Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa langkah- langkah pembelajaran melalui pendekatan saintifik ada 5 M yaitu: 1 mengamati, 2
menanya, 3 mencoba, 4 menalar, dan 5 mengkomunikasikan.
Pendekatan scientific menggunakan pembelajaran discovery learning siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengaktegorikan, menganalisis,
mengintergrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan. Kelebihan pendekatan
saintifik menggunakan pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut: 1 Membantu siswa
untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. 2
Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer. 3 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil. 4 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 21 5 Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerjasama denagn yang lainnya. 6 Berpusat pada siswa dan guru berperan
sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. 7 Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri. 8 Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. 9 Memberikan keputusan
yang bersifat intrinsik. 10 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 11 Proses belajar meliputi
sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. 12 Meningkatkan tingkat
penghargaan pada siswa. 13 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar. 14 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. Kemendikbud, 2014: 32 Secara umum
pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa
dalam hal pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor, sebagai bekal siswa untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungannya.
Peningkatan prestasi belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI
0 2 48
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY Peningkatan hasil
belajar IPA melalui pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo.
1 6 12
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE STAD PADA SISWA KELAS
IV Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Stad Pada Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 1 Sedayu Tulung, Klaten.
0 0 10
Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.
2 14 384
Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD
Negeri Gedongtengen Yogyakarta.
1 3 134
Peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi sumber energi melalui pendekatan
saintifik siswa kelas IV SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 2014/2015.
0 1 219
Peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui
pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.
0 1 277
Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SDN Karangwuni 1 melalui penerapan
pendekatan kontekstual.
0 2 281
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI IMOGIRI.
0 15 204
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI PLAOSAN 1
0 4 181
DOKUMEN BARU
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
119 3984 16
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
40 1057 43
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
40 945 23
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
21 632 24
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
28 790 23
60 1348 14
66 1253 50
20 825 17
32 1111 30
41 1350 23
Lihat dokumen lengkap (217 Halaman )
Dokumen global
DUKUNGAN
info@id.123dok.com
Syarat penggunaan
LINKS
Titles
Topics
Dokumen global
Kategori
Semua
Bisnis
Karier
Desain
Lingkungan
Pendidikan
Teknik
Makanan
Pelayanan kesehatan
Internet
Hubungan investasi
Hukum
Gaya hidup
Marketing
Mobile
Perumahan
Perekrutan & HR
Ritel
Penjualan
Ilmu pengetahuan
Layanan
Dokumen global☰
Mencari
Home Makanan
PARTS
Show more
commit to user 42 sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan
pengalaman siswa. Dengan pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning- CTL proses
pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
dari pada hasil. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, mereka
dalam status apa dan bagaimana cara mencapainya. Mereka akan menyadari bahwa yang mereka
pelajari berguna bagi hidupnya. Dengan demikian mereka mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan
pembimbing. Untuk menciptakan kondisi tersebut strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan
dibenak mereka sendiri. Melalui strategi CTL siswa diharapkan belajar mengalami bukan belajar
menghafal.
f. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual
1 Kelebihan Pendekatan Kontekstual CTL Kelebihan Pendekatan Kontekstual antara lain: a Pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. b Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. commit to user 43 2
Kelemahan Pendekatan Kontekstual CTL Sedangkan Kelemahan Pendekatan Kontekstual antara lain: a
Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai
pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang
sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”
penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b Guru memberikan kesempatan kpada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan
sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya
guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai
dengan apa yang diterapkan semula. http: anisah89.blogspot.com.kelemahan-dan-kelebihan-ctl.html
Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan
peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa
penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya: Dari penelitian ini terbukti bahwa
dengan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan minat, kreatifitas dan hasil belajar siswa.
Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS
0 5 205
Penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning dalam Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang
Pelajaran Akidah Akhlak di SMPI Al-Hikmah Pondok Cabe
0 26 194
Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Peningkatan Kreativitas Matematika Siswa
0 4 10
1 6 92
0 4 85
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INKUIRI KELAS
III DI SD NEGERI SOMONGARI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010
0 11 81
0 6 17
Peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning pada siswa kelas III SD N Bango semester 2 tahun ajaran 2010/2011.
0 0 97
1 5 179
0 0 268
DOKUMEN BARU
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
119 3984 16
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
40 1057 43
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
40 945 23
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
21 632 24
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung
28 790 23
60 1348 14
66 1253 50
32 1111 30
41 1350 23
Dokumen global
DUKUNGAN
info@id.123dok.com
Syarat penggunaan
LINKS
Titles
Topics
Dokumen global
Kategori
Semua
Bisnis
Karier
Data & Analitik
Desain
Lingkungan
Pendidikan
Teknik
Makanan
Pelayanan kesehatan
Internet
Hubungan investasi
Hukum
Gaya hidup
Marketing
Mobile
Perumahan
Perekrutan & HR
Ritel
Penjualan
Ilmu pengetahuan
Layanan