Anda di halaman 1dari 45

Kurikulum 2013

Selasa, 24 Juni 2014 - 18:21:14 WIB

Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik

Diposting oleh : Administrator

Kategori: Materi - Dibaca: 16 kali

Bagaimana Cara Penerapan Pendekatan Saintifik?

Berikut Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik pada pembelajaran Kurikulum 2013

Di dalam Buku Pedoman Guru kelas 1 Tema “Diriku” dan Sub Tema “Aku dan Teman Baru”, dituliskan
beberapa dari langkah yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:

Siswa diajak untuk saling berkenalan melalui sebuah permainan lempar bola dan menjelaskan aturan
bermainnya yaitu siswa diminta melingkar (boleh duduk atau berdiri).

Permainan dimulai dari guru dengan memperkenalkan diri, ”Selamat pagi, nama saya Ibu/ Bapak....nama
panjang....biasa dipanggil Ibu/ Bapak.... kemudian, melempar bola pada salah satu siswa (hindari
pelemparan bola dengan keras)

Siswa yang berhasil menangkap bola harus menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan. Kemudian,
dia melempar kepada teman lain. Teman yang menangkap lemparan bola, menyebutkan nama lengkap
dan nama panggilan.

Demikian seterusnya hingga seluruh siswa memperkenalkan diri.

KD-KD yang ingin dikembangkan antara lain adalah:


PJOK: Mempraktikkan pola gerak dasar manipulatif yang dilandasi konsep gerak dalam berbagai bentuk
permainan sederhana dan atau permainan tradisional

SBDP: Menggambar ekspresi dengan mengolah garis, warna dan bentuk berdasarkan hasil pengamatan
di lingkungan sekitar

BAHASA INDONESIA: Menyampaikan teks cerita diri/ personal tentang keluarga secara mandiri dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu
penyajian

PPKN: Melaksanakan tata tertib di rumah dan di sekolah

Langkah-langkah pembelajaran di atas terlihat kurang menggambarkan pendekatan saintifik. Karena itu,
kita bisa mengembangkan lebih lanjut langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini dengan
mengembangkan pendekatan saintifik. Kita bisa menambahkan beberapa kegiatan baru sehingga
pendekatan saintifik lebih tampak.

Salah satu caranya adalah sebagai berikut:

KETERAMPILAN SAIN

KEGIATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN OLEH SISWA DAN GURU

Mengamati

Beri anak tiga gambar wajah, yang satu gambar wajah tertawa lebar, satu gambar wajah tersenyum, dan
satu gambar wajah bersedih.

Beritahukan bahwa kita akan berkelompok dan bermain lempar bola.

Buatlah aturan main sebagai berikut:


a. Melemparnya bagus, dan diterima dengan baik -> angkat gambar wajah tertawa lebar

b. Melemparnya bagus, tapi tidak diterima -> angkat gambar wajah tersenyum

c. Melemparnya jelek -> angkat gambar wajah cemberut

Selanjutnya bentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan sebanyak 6 orang.

Satu orang ditugaskan melempar bola sebanyak 5 kali, dan satu orang lain ditugaskan sebagai
penangkap. Satu orang ditugaskan untuk mengamati dan mencatat berapa banyak yang orang yang
mengangkat bendera tertawa lebar, tersenyum, dan cemberut

Menanya

Guru meminta seluruh siswa berkumpul

Guru kemudian menanyakan “Apakah cara melempar bola menentukan mudah tidaknya bola itu
ditangkap?”

Setelah siswa bersepakat bahwa cara melempar itu mempengaruhi mudah tidaknya bola ditangkap,
minta siswa untuk menulis atau mengajukan secara lisan pertanyaan dengan panduan berikut “Manakah
dari dua cara melempar berikut (“melempar dengan awalan tangannya berada di belakang kaki” atau
“melempar dengan awalan tangannya sejajar dengan kaki” yang ……………………”

Menalar

Setelah para siswa melengkapi pertanyaan tersebut seperti berikut: “Manakah dari dua cara melempar
berikut (“melempar dengan awalan tangannya berada di belakang kaki” atau “melempar dengan awalan
tangannya sejajar dengan kaki” yang LEBIH MUDAH DITANGKAP?”, guru mengajak siswa untuk bernalar
tentang apa yang harus dilakukan agar pertanyaan itu dijawab.

Guru mengarahkan agar para siswa sepakat untuk diadakan percobaan dimana dua orang menjadi
model (satu orang melempar, dan satu orang menangkap), dan yang lain menjadi pengamat untuk
memberikan saran bagaimana melempar yang seharusnya terjadi.

Mencipta
Guru menyediakan dua pilihan dugaan “Melempar dengan awalan tangan dibelakang kaki lebih mudah
ditangkap bolanya” dan “Melempar dengan awalan tangan sejajar kaki lebih mudah ditangkap”.

Sambil membaca dan memodelkan guru meminta anak memilih mana yang menjadi dugaan mereka

Mencoba

Guru meminta siswa berada dalam kelompok kecil, dimana satu orang bertugas untuk melempar
dengan dua gaya tersebut berkali-kali, satu orang bertugas menerima, satu siswa mencatat mana yang
mudah ditangkap dan mana yang sulit ditangkap

Guru meminta siswa untuk menganalisis percobaannya dan mengambil kesimpulan apakah dugaannya
benar atau salah

Guru kemudian memberikan gambar cara melempar (sudah ada dua cara tetapi masih dalam bentuk
buram) dan anak-anak diminta untuk menebalkan buram yang sesuai dengan kesimpulan percobaannya,
serta menghiasnya dengan warna warni yang cantik.

Menyaji

Guru meminta siswa melaporkan percobannya dan kesimpulan yang diperoleh dengan cara menjelaskan
di depan kelas.

Guru mendorong siswa lain mengajukan pertanyaan, komentar, kritik, atau saran

Guru memodelkan lagi cara melempar, dan mengakhiri dengan membuat kesimpulan yang
mengkonfirmasi bagaimana cara melempar yang lebih baik dari dua cara tersebut.

Dengan cara ini, pendekatan saintifik tampak lebih terlihat jelas. Meskipun fokus penggunaan
pendekatan saintifiknya adalah untuk pencapaian KD PJOK, akan tetapi, dengan membelajarkan seperti
itu, pada saat bersamaan anak-anak telah berlatih mengikuti aturan main, yang berarti KD PPKn. Anak-
anak juga diminta untuk belajar SBDP dengan melukis/menebali, dan belajar KD Bahasa Indonesia
dengan menjelaskan karyanya kepada siswa lain. Anak-anak bercerita tentang teks dirinya, terutama
teks tentang hasil kerjanya kepada siswa lain.

(Sumber: Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013)


Download As Pdf

Terima Kasih anda telah membaca Contoh Penerapan Pendekatan Saintifik Jika anda Ingin mendapatkan
kiriman info dari kurikulum13.com dengan GRATIS langsung ke Email anda. Silahkan tulis Email anda di
form berikut ini dan jangan lupa cek kotak masuk email Anda untuk secepatnya melakukan verifikasi

Enter your email...

Adatelah berlangganan kurikulum13.com

Artikel terkait

RPP Sejarah Kelas X SMA Kurikulum 2013

Contoh Rubrik Penilaian Sikap Spiritual Bahasa Inggris Kelas VII

Contoh Rubrik Penilaian Materi Membaca Qur'an

KKM Kurikulum 2013

Kriteria Kenaikan Kelas Kurikulum 2013


Kategori

ARTI ISTILAH

BUKU

CONTOH

KALDIK

KISI-KISI SOAL

MATERI

PENILAIAN

PERATURAN

RPP

SILABUS

SOAL

Kategori RPP

SD

SMA

SMK

SMP

Berlangganan

Enter your email...

Implentasi Kurikulum 2013 http://kurikulum13.com


Karyatulisku

Home Kuliah

Penerapan Model Pemebelajaran Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning) Pada Sekolah
Dasar

23 July 2020 47 min read

168

SHARES

Sebelum kita memulai pembahasan tentang penerapan dari model pembelajaran CTL dalam proses
belajar dikelas. Lebih baik kita memahami terlebih dahulu apa itu pembelajaran CTL.

Kita akan mempelajari mulai dari pengertian, karakteristik, kelebihan dan segala aspek lain tentang
model pembelajaran CTL. Berikut ini penjelasannya.

A. Pengertian Pembelajaran CTL

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata
siswa.
Baca Juga :

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Lengkap dengan Referensi

Model Pembelajaran Cooperative Script Pembahasan Lengkap dengan Daftar Pustaka

Model Pembelajaran TGT : Pengertian, Karakteristik, SIntaks, Kelebihan dan Kekurangan

Menurut

Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang

bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam

materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan

subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.

CTL (Contextual Teaching and Learning) merupakan suatu proses pendidikan yang

holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna

materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut

dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial,

dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang

secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan ke

permasalahan lainnya.
CTL (Contextual Teaching and Learning)

adalah sebuah konsep pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong

pemelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

CTL (Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah sistem

yang menyeluruh. CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung.

Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan

pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara

terpisah. Setiap bagian CTL (Contextual Teaching and Learning)

yang berbeda-beda ini memberikan sumbangan dalam menolong siswa

memahami tugas sekolah. Secara bersama-sama, mereka membentuk suatu

sistem yang memungkinkan para siswa melihat makna di dalamnya, dan

memperoleh ilmu pengetahuan.

Dari berbagai definisi tentang model pembelajaran CTL maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran CTL merupakan konsep

belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya

dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Karakteristik Pembelajaran Cooperative Learning

Contextual Teaching and


Learning (CTL) adalah suatu

strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penh ntuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan

situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan mereka. Ada

tiga hal yang harus dipahami. Pertama CTL menekankan kepada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, kedua CTL mendorong agar

siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi

kehidupan nyata, ketiga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam

kehidupan.

Terdapat lima karakteristik penting dalam proses

pembelajaran yang

Pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge)

Pembelajaran ntuk memperoleh dan menambah

pengetahuan baru (acquiring knowledge)

Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)

Mempraktikan pengetrahuan dan pengalaman

tersebut (applying knomledge)

Melakukan refleksi (reflecting knowledge)


Ada yang perlu dipahami tentang pbelajar dalam

konteks CTL.

Belajar bukanlah menghafal, akan tetapi

proses mengkontruksi pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki

Belajar bukan sekedar mengumnpulkan fakta yang lepas-lepas.

Belajar adalah proses pemecahan masalah

Belajar adalah proses pengalaman sendiri

yang berkembang dari yang sederhana menuju yang kompleks

Belajar pada hakikatnya adalah menangkap

pengetahuan dari kenyataan.

C. Perbedaan Model Pembelajaran CTL dengan Model Pembelajaran Konvesnsional

No.

Perbedaan CTL dengan

Pembelajaran Konvensioanal

CTL

Pembelajaran Konvensional

1
Siswa sebagai subjek belajar

Siswa sebagai objek belajar

2.

Siswa belajar melalui kegiatan kelompok

Siswa lebih banyak belajar secara individu

3.

Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata

Pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak

Kemampuan didasarkan atas pengalaman

Kemampuan diperoleh dari latihan-latihan

5
Tujuan akhir kepuasan diri

Tujuan akhir nilai atau angka

Prilaku dibangun atas kesadaran

Prilaku dibangun oleh factor dari luar

Pengetahuan yang dimiliki individu berkembang sesuai

dengan pengalaman yang dialaminya

Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolute dan

final, tidak mungkin berkembang.

Siswa bertanggungjawab dalam memonitor dan

mengembangkan pembelajaran

Guru penentu jalannya proses pembelajaran


9

Pembelajaran bisa terjadi dimana saja

Pembelajaran terjadi hanya di dalam kelas

10

Keberhasilan pembelajaran dapat diukur dengan

berbagai cara

Keberhasilan pembelajaran hanya bisa diukur dengan tes

D. Tujuan Pembelajaran CTL

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk

memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan

materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga

siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat

diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu
dengan adanya pemahaman

Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.

Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat

berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat

menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri

dan orang lain


Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna

Model pembelajaran nodel CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada

suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks

jehidupan sehari-hari

Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara

indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan

siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

E. Komponen Pembelajaran CTL

Pembelajaran melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni:

Konstruktivisme (Constructivism);

Bertanya (Questioning);

Menemukan (Inquiri);

Belajar (Learning Community);

Pemodelan (Modeling);

Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

CTL sebagi suatu pendekatan

pembelajaran memiliki 7 asas atau komponen. Asas-asas ini yang melandasi pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL

1. Konstruktivisme Adalah proses pembangunan baru dalam


struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

2. Inkuiri Adalah proses pembelajaran didasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Proses

inkuiri dilakukan dalam beberapa langkah:

Merumuskan masalah

Mengajukan hipotesis

Mengumpulkan data

Menguji hipnotis berdasarkan data yang

ditemukan

Membuat kesimpulan

3. Bertanya (Questioning) Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan

menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari

keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan

seseorang dalam berfikir. Dalam suatu pembelajaran yang produktif

kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:

1) menggali informasi dan kemampuan siswa dalam

penguasaan materi pelajaran

2) membangkitkan motvasi siswa untuk belajar

3) merangsang keingintahuan siswa terhadap

sesuat
4)

memfokuskan siswa pada suatu yang diinginkan

5)

membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu

4. Masyarakat Belajar (Learning Community Konsep Masyarakat Belajar (Learning

Community) dalam CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui

kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, asas ini dapat dilakukan dengan

menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar.

5. Pemodelan (Modeling) Merupakan proses pembelajarn dengan

memperagakan sesuatu sebagai conto yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

6. Refleksi (Reflection) Merupakan proses pengendapan pengalaman yang

telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali

kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assessment) Adalah proses yang dilakukan guru untuk

mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual


melibatkan para siswa dalam aktifi tas penting yang membantu mereka

mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka

hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam

tugas sekolah. Ketika para siswa menyusun proyek atau menemukan

permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima

tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka

secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan,

menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan

isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini

mereka menemukan makna (Elaine B Johnson).

Penemuan makna adalah ciri utama dari CTL (Contextual Teaching and Learning).

Di dalam kamus, ”makna” diartikan sebagai ”arti penting dari

sesuatu atau maksud” Ketika diminta untuk mempelajari sesuatu yang tak

bermakna, para siswa biasanya bertanya, ”Mengapa kami harus mempelajari

ini?” Wajar sekali jika mereka mencari makna, arti penting dan maksud,

serta manfaat dari tugas sekolah yang mereka terima. Pencarian makna

merupakan hal yang alamiah.

F. Strategi Pembelajaran CTL

Strategi Pembelajaran hakikatnya

adalah sketsa umum aktivitas guru dan murid di dalam merealisasikan kegiatan

belajar mengajar. Maknanya, interaksi belajar mengajar berlangsung dalam satu

sketsa yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh guru dan murid. Dengan
demikian boleh dirumuskan strategi pembelajaran merupakan “sketsa umum

pembelajaran subyek didik” yang tersusun secara sistematik berdasar acuan

prinsip-prinsip pendidikan yaitu, strukturisasi urutan atau langkah-langkah

pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, pengelolaan kelas,

evaluasi, dan waktu yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Strategi pembelajaran melalui

pendekatan kontekstual (Contextual

Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang bisa membantu guru

menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan realitas dunia nyata murid,

dan mendorong murid membuat interaksi antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Dalam kaitan ini siswa dapat menyadari sepenuhnya apa makna

belajar, manfaatnya, bagaimana upaya untuk mencapainya dan dapat memahami bahwa

yang mereka pelajari bermanfaat bagi hidupnya nanti, sehingga mereka akan

memposisikan diri sebagai diri mereka sendiri yang membutuhkan bekal hidupnya

dan berupaya keras untuk meraihnya.

Adapun tugas guru dalam pembelajaran kontekstual

adalah membantu siswa dalam meraih tujuannya. Artinya guru lebih fokus pada

urusan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru dalam hal ini hanya

memanage kelas sebagai sebuah tim yang bekerja untuk menemukan sesuatu yang

baru bagi siswa. Proses pembelajaran lebih diwarnai student centered ketimbang

teacher centered
Beberapa strategi pembelajaran yang perlu dikembangkan oleh guru secara kontekstual antara lain:

a. Pembelajaran berbasis masalah

Dengan memunculkan problem yang dihadapi bersama,siswa ditantang untuk berfikir kritis untuk
memecahkan.

b. Menggunakan konteks yang beragam

Dalam CTL guru membermaknakan pusparagam konteks sehingga makna yang diperoleh siswa menjadi
berkualitas.

c. Mempertimbangkan kebhinekaan siswa

Guru

mengayomi individu dan menyakini bahwa perbedaan individual dan sosial

seyogyanya dibermaknakan menjadi mesin penggerak untuk belajar saling

menghormati dan toleransi untuk mewujudkan ketrampilan interpersonal.

d. Memberdayakan siswa untuk belajar sendiri

Pendidikan formal merupakan kawah candradimuka bagi siswa untuk menguasai cara belajar untuk
belajar mandiri di kemudian hari.

e. Belajar melalui kolaborasi

Dalam
setiap kolaborasi selalu ada siswa yang menonjol dibandingkan dengan

koleganya dan sisiwa ini dapat dijadikan sebagai fasilitator dalam

kelompoknya.

f. Menggunakan penelitian autentik

Penilaian

autentik menunjukkan bahwa belajar telah berlangsung secara terpadu dan

konstektual dan memberi kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus

sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

g. Mengejar standar tinggi

Setiap

sekolah seyogyanya menentukan kompetensi kelulusan dari waktu ke waktu

terus ditingkatkan dan setiap sekolah hendaknya melakukan Benchmarking

dengan melakukan studi banding ke berbagai sekolah di dalam dan luar

negeri.

Sementara berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi
pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:

a. Relating

Belajar dikatakan
dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang

dirancang guru untuk membantu peserta

didik agar yang dipelajarinya bermakna.

b. Experiencing

Belajar adalah kegiatan

“mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya

dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan

dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying

Belajar menekankan pada

proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan

pemanfaatanya.

d. Cooperative

Belajar merupakan

proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi

interpersonal atau hubunngan intersubjektif.

e. Trasfering
Belajar menenkankan

pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks

baru.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran CTL

Langkah-langkah pembelajaran CTL antara lain :

Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri,menemukan sendiri ,dan mengkonstruksi

sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya.

Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic

Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

Menciptakan masyarakat belajar

Menghadirkan model sebagia contoh belajar

Melakukan refleksi diakhir pertemuan.

Melakukan penialain yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Ciri kelas yang menggunakan pendekatan konstektual

Pengalaman nyata

Kerja sama, saling menunjang

Gembira, belajar dengan bergairah

Pembelajaran terintegrasi

Menggunakan berbagai sumber

Siswa aktif dan kritis

Menyenangkan ,tidak membosankan


Sharing dengan teman

Guru kreatif

H. Kelemahan dan Kelebihan

1. Kelebihan dari model pembelajaran CTL

a. Memberikan kesempatan pada sisiwa untuk dapat maju terus sesuai

dengan potensi yang dimiliki sisiwa sehingga sisiwa terlibat aktif dalam

PBM.

b. Siswa dapat berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,

memahami suatu isu dan memecahkan masalah dan guru dapat lebih kreatif

ArtikelTerkait

Makalah Model Pembelajaran Jigsaw

Contoh Proposal Skripsi Kuantitatif Pendidikan : Pengaruh Model pembelajaran Jig Saw dan STAD
Terhadap Hasil Belajar

Makalah Tentang Bahasa : Pengertian dan Hakikat Bahasa

3 Contoh Analisis Jurnal Pendidikan Ilmiah

c. Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.

d. Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa tidak ditentukan oleh guru.

e. Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

f. Membantu siwa bekerja dengan efektif dalam kelompok.


g.Terbentuk sikap kerja sama yang baik antar individu maupun kelompok.

2. Kelemahan dari model pembelajarab CTL

a. Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada

kebutuhan siswa padahal,dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya

berbeda-beda sehinnga guru akan kesulitan dalam menetukan materi

pelajaran karena tingkat pencapaianya siswa tadi tidak sama

b. Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM

c. Dalam proses pembelajaran dengan model CTL akan nampak

jelas antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan siswa yang

memiliki kemampuan kurang, yang kemudian menimbulkan rasa tidak percaya

diri bagi siswa yang kurang kemampuannya

d. Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran dengan CTL

ini akan terus tertinggal dan sulit untuk mengejar ketertinggalan,

karena dalam model pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari

keaktifan dan usaha sendiri jadi siswa yang dengan baik mengikuti setiap

pembelajaran dengan model ini tidak akan menunggu teman yang tertinggal

dan mengalami kesulitan.

e. Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan mengembangkan kemampuan yang
dimiliki dengan penggunaan model CTL ini.
f. Kemampuan setiap siswa berbeda-beda, dan siswa yang memiliki

kemampuan intelektual tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam

bentuk lesan akan mengalami kesulitan sebab CTL ini lebih mengembangkan

ketrampilan dan kemampuan soft skill daripada kemampuan intelektualnya.

g. Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak merata.

h. Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi karena dalam CTL ini

peran guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing, karena lebih menuntut

siswa untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati

fakta dan menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan

I. Penerapan Model Pembelajaran CTL dalam pembelajaran di kelas

Contoh pola pembelajaran CTL (Rumpun IPS)

Topik : fungsi pasar

Kompetensi dasar : Siswa memahami fungsi dan memahami fungsi dan jenis pasar

Indikator hasil belajar :

-Siswa dapat menjelaskan pengertian pasar

-Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis pasar


-Siswa dapat menjelaskan perbedaan karakteristik pasar tradisional dan pasar modern

-Siswa dapat menyimpulakan fungsi pasar

-Siswa dapat membuat karangan terkait tenaga pasar.

Proses pembelajarannya

a. Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai sisiwa dan pentingnya materi ajar dalam kehidupan
ekonomi social.

2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL

a) Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah

b) Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi kepasar tradisional dan pasar modern

c) Melalui instrument observasi atau angket siswa diminta mencatat mengenai berbagai hal yang
ditemukan dipasar.

3) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.

b. Kegiatan inti
Dilapangan

1) Siswa melakukan observasi kepasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok

2) siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai alat observasi ,angket yang telah mereka
susun sebelumnya.

Didalam kelas

1) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

2) siswa melaporkan hasil diskusi

3) Setiap kelompok saling menjawab terhadap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lainya.

c. Penutup

1) Dipimpin oleh guru ,siswa menyimpulkan hasil observasi dan diskusi

tentang fungsi dan jenis pasar sesuai dengan indicator belajr yang

dicapai.

2) Guru menugaskan siswa untuk membuatkarangan tentang pengalaman belajar mereka dengan
team”pasar”
2. Contoh scenario pembelajaran konstektual untuk ilmu alam atau sains

Pengorganisasian : kelompok kecil 4-5 orang

Pertemuan I :Menyelidiki perubahan air menjadi uap dan kembali lagi menajadi air

Tanya jawab tentang terjadinya hujan

Penjelasan penggunaan alat

Melakukan kegiatan percobaan

Mengamati dan melaporkan hasil percobaan

Menyimpulkan hasil kegiatan

Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari

Pertemuan II :Menyelidiki wujud lilin yang dipanaskan kemudian didinginkan

Tanya jawab tentang terjadinya perubahan wujud pada lilin.

Penjelasan penggunaan alat

Melakukan kegiatan percobaan

Mengamati dan melaporkan hasil percobaan

Menyimpulakan hasil percobaan

Memberi contoh terapan dalam kehidupan sehari-hari.

Alat dan Bahan :

Air, lilin, korek api

Kompor/pemanas, cawan
Penilaian

Penialian tertulis (Mengenal perubahan wujud, mengenai benda yang berubah wujud dapat kembali
kewujud semula)

Kinerja(mengamati kinerja sisiwa atau melakukan percobaan)

Produk(merancanng dan membuat alat penyulingan air)

Sumber:

Sugiyanto.

2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG): Model-model

Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Surakarta.

DePorter, Bobbi dkk.1999.Quantum Learning.Bandung:Kaifa

Sugiyanto.Modul PLPG

Tags: KuliahMakalahModel Pembelajaran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *
Email *

Website

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Popular News

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media
Patung

Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Media
Patung

341 SHARES

Download Contoh PTK SD Lengkap Kelas 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 MUDAH DOWNLOAD 1 x KLIK!!

568 SHARES

Contoh Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian : Cara membuat Tujuan dan Manfaat Penelitian yang
baik dan Benar

1124 SHARES

6 contoh populasi dan sampel penelitian pada skripsi kualitatif dan kuantitatif

1327 SHARES

Contoh Proposal PTK SD Kelas 4 : Peningkatan Hasil Belajar Matematika dg Pendekatan Matematika
Realistic

256 SHARES

Connect with us
About Advertise Careers Contact

Call us: +62 812-1521-2066

© 2020 Karyatulisku.

Search...

Home

Kuliah

Penelitian

Admin Guru

Informasi

Inspirasi

© 2020 Karyatulisku.

Home Lainnya

Kelebihan Pendekatan Saintifik Kekurangan Pendekatan Saintifik

Lihat dokumen lengkap (217 Halaman)

PARTS

» Pengertian Pendekatan Saintifik Tujuan Pendekatan Saintifik


» Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Prinsip-prinsip Pendekatan Saintifik

» Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajarann IPA

» Karakteristik Siswa Kelas IV SD

Show more

20 Urutan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik ada juga yang lain yaitu
dengan diawali kegiatan mengamati, menanya, mengasosiasikanmengolah informasimenalar, baru
dilanjutkan kegiatan mencoba dan menarik kesimpulan, kemudian diakhiri dengan kegiatan
mengkomunikasikan Daryanto, 2014: 60-80. Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa langkah- langkah pembelajaran melalui pendekatan saintifik ada 5 M yaitu: 1 mengamati, 2
menanya, 3 mencoba, 4 menalar, dan 5 mengkomunikasikan.

6. Kelebihan Pendekatan Saintifik

Pendekatan scientific menggunakan pembelajaran discovery learning siswa dituntut untuk melakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengaktegorikan, menganalisis,
mengintergrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan. Kelebihan pendekatan
saintifik menggunakan pembelajaran discovery learning adalah sebagai berikut: 1 Membantu siswa
untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. 2
Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer. 3 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa
menyelidiki dan berhasil. 4 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasi sendiri. 21 5 Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena
memperoleh kepercayaan bekerjasama denagn yang lainnya. 6 Berpusat pada siswa dan guru berperan
sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. 7 Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif
sendiri. 8 Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri. 9 Memberikan keputusan
yang bersifat intrinsik. 10 Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang. 11 Proses belajar meliputi
sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya. 12 Meningkatkan tingkat
penghargaan pada siswa. 13 Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber
belajar. 14 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. Kemendikbud, 2014: 32 Secara umum
pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan siswa
dalam hal pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotor, sebagai bekal siswa untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungannya.

7. Kekurangan Pendekatan Saintifik


Adapun kelemahan dari pendekatan scientific adalah sebagai berikut: 1 Menimbulkan asumsi bahwa ada
kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesilitan abstrak atau 22
berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada
gilirannya akan menimbulkan frustasi. 2 Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah
lainnya. 3 Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar berhadapan dengan siswa
dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama. 4 Pengajaran discovery lebih cocok
untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara
keseluruhan kurang mendapat perhatian. 5 Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir
yang akan ditemukan. Kemendikbud, 2014: 32-33 Berdasarkan pernyataan di atas peneliti berpendapat
bahwa semua pendekatan pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Pendekatan saintifik juga
mempunyai kelemahan yaitu: tidak semua siswa siap berpikir sehingga bagi siswa yang kurang pandai
akan mengalami banyak hambatan. Selain itu kurang efektif jika jumlah siswa banyak karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu siswa dalam menemukan teori atau pemecahan
masalah.

8. Penerapan Pendekatan Saintifik pada Pembelajarann IPA

Lihat dokumen lengkap (217 Halaman )

DOKUMEN YANG TERKAIT

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui pendekatan kontekstual pada siswa kelas VI

0 2 48

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY Peningkatan hasil
belajar IPA melalui pendekatan Eksploratory Discovery pada siswa kelas IV SD Negeri Demakijo.

1 6 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE STAD PADA SISWA KELAS
IV Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Stad Pada Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 1 Sedayu Tulung, Klaten.

0 0 10

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.
2 14 384

Peningkatan prestasi belajar IPA melalui penerapan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas IV A SD
Negeri Gedongtengen Yogyakarta.

1 3 134

Peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi sumber energi melalui pendekatan
saintifik siswa kelas IV SD Kanisius Gayam tahun pelajaran 2014/2015.

0 1 219

Peningkatan keterampilan eksperimen dan prestasi belajar materi pemanfaatan energi melalui
pendekatan saintifik siswa kelas IV SD N Puren tahun pelajaran 2014/2015.

0 1 277

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKN siswa kelas IV SDN Karangwuni 1 melalui penerapan
pendekatan kontekstual.

0 2 281

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI IMOGIRI.

0 15 204

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI PLAOSAN 1

0 4 181

DOKUMEN BARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

119 3984 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

40 1057 43
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

40 945 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

21 632 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

28 790 23

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

60 1348 14

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

66 1253 50

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

20 825 17

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

32 1111 30

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

41 1350 23
Lihat dokumen lengkap (217 Halaman )

Dokumen global

DUKUNGAN

info@id.123dok.com

Syarat penggunaan

Kebijakan tentang cara menjual dokumen

LINKS

Titles

Topics

Copyright 123dok © 2017.

Dokumen global

Kategori

Semua

Bisnis

Karier

Data & Analitik

Desain

Perangkat & Hardware

Ekonomi & Keuangan

Lingkungan

Pendidikan
Teknik

Hiburan & Seni

Makanan

Pemerintah & Organisasi Nirlaba

Kesehatan & Pengobatan

Pelayanan kesehatan

Internet

Hubungan investasi

Hukum

Kepemimpinan & Manajemen

Gaya hidup

Marketing

Mobile

Berita & Politik

Presentasi & Public Speaking

Perumahan

Perekrutan & HR

Ritel

Penjualan

Ilmu pengetahuan

Perbaikan diri sendiri

Layanan

Dokumen global☰

Mencari
Home Makanan

Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual

Lihat dokumen lengkap (117 Halaman)

PARTS

» Komponen Model Pembelajaran CTL

» Ciri-Ciri Pendekatan Kontekstual dalam Pelajaran Menggambar Langkah-Langkah Pembelajaran


dengan Pendekatan Kontekstual Landasan Filosofis Model Pembelajaran Kontekstual

» Hasil Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

» Hipotesis Tindakan LANDASAN TEORI

Show more

commit to user 42 sebuah filosofi belajar yang menekankan pada pengembangan minat dan
pengalaman siswa. Dengan pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning- CTL proses
pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa untuk bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan
dari pada hasil. Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, mereka
dalam status apa dan bagaimana cara mencapainya. Mereka akan menyadari bahwa yang mereka
pelajari berguna bagi hidupnya. Dengan demikian mereka mempelajari sesuatu yang bermanfaat bagi
dirinya dan berupaya menggapainya. Dalam upaya itu, mereka memerlukan guru sebagai pengarah dan
pembimbing. Untuk menciptakan kondisi tersebut strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan
dibenak mereka sendiri. Melalui strategi CTL siswa diharapkan belajar mengalami bukan belajar
menghafal.
f. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Kontekstual

1 Kelebihan Pendekatan Kontekstual CTL Kelebihan Pendekatan Kontekstual antara lain: a Pembelajaran
menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat
mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori
siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan. b Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan
penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme,
dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis
konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”. commit to user 43 2
Kelemahan Pendekatan Kontekstual CTL Sedangkan Kelemahan Pendekatan Kontekstual antara lain: a
Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai
pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk
menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang
sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ”
penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat
belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. b Guru memberikan kesempatan kpada siswa untuk
menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan
sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya
guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai
dengan apa yang diterapkan semula. http: anisah89.blogspot.com.kelemahan-dan-kelebihan-ctl.html

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil- hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti terdahulu yang relevan sesuai dengan subtansi yang diteliti. Fungsinya untuk memposisikan
peneliti yang sudah ada dengan penelitian yang akan dilakukan. Menurut penelitian, ada beberapa
penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini diantaranya: Dari penelitian ini terbukti bahwa
dengan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan minat, kreatifitas dan hasil belajar siswa.

Lihat dokumen lengkap (117 Halaman )

DOKUMEN YANG TERKAIT

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

0 5 205
Penerapan Strategi Contextual Teaching and Learning dalam Peningkatan Pemahaman Siswa Tentang
Pelajaran Akidah Akhlak di SMPI Al-Hikmah Pondok Cabe

0 26 194

Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam Peningkatan Kreativitas Matematika Siswa

0 4 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND


LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS IV SD KRISTEN MANAHAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009
2010

1 6 92

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING


AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BEGALON I LAWEYAN SURAKARTA TAHUN
PELAJARAN 2009 2010

0 4 85

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INKUIRI KELAS
III DI SD NEGERI SOMONGARI PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 11 81

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUIPENERAPAN MODEL CONTEXTUAL


TEACHING AND LEARNING PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN
MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VA SD MUHAMMADIYAH 22 SRUNI
TAHUN 2015

0 6 17

Peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana dengan pendekatan Contextual Teaching and
Learning pada siswa kelas III SD N Bango semester 2 tahun ajaran 2010/2011.

0 0 97

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEWARNAI MELALUI PEMBELAJARAN KOLASE PADA SISWA KELAS II SD


NEGERI JELOK PURWOREJO.

1 5 179

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CONTEXTUAL


TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PURWODADI PURWOREJO.

0 0 268
DOKUMEN BARU

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

119 3984 16

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

40 1057 43

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

40 945 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

21 632 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN TES LISAN SISWA PADA MATA
PELAJARAN ALQUR’AN HADIS DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TUNGGANGRI KALIDAWIR
TULUNGAGUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

28 790 23

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

60 1348 14

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

66 1253 50

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung
20 825 17

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

32 1111 30

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 NGANTRU TULUNGAGUNG Institutional
Repository of IAIN Tulungagung

41 1350 23

Dokumen global

DUKUNGAN

info@id.123dok.com

Syarat penggunaan

Kebijakan tentang cara menjual dokumen

LINKS

Titles

Topics

Copyright 123dok © 2017.

Dokumen global

Kategori

Semua

Bisnis

Karier
Data & Analitik

Desain

Perangkat & Hardware

Ekonomi & Keuangan

Lingkungan

Pendidikan

Teknik

Hiburan & Seni

Makanan

Pemerintah & Organisasi Nirlaba

Kesehatan & Pengobatan

Pelayanan kesehatan

Internet

Hubungan investasi

Hukum

Kepemimpinan & Manajemen

Gaya hidup

Marketing

Mobile

Berita & Politik

Presentasi & Public Speaking

Perumahan

Perekrutan & HR

Ritel

Penjualan
Ilmu pengetahuan

Perbaikan diri sendiri

Layanan

Anda mungkin juga menyukai