PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang
berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan
medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama
perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek
utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam, 2008: hal 14).
Menurut Lingkup praktek keperawatan medikal-bedah merupakan
bentuk asuhan keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan
fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi mengalami gangguan baik karena
adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan keperawatan meliputi perlakuan
terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan; membantu individu dalam
meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan prevensi,
deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit: mengupayakan
pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta
membantu klien menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan
medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi; dengan memperhitungkan keterkaitan komponen-
komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai
akibat penyakit, trauma atau kecacatan. (Nur hidayah, 2014: hal 417- 418).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Definisi keperawatan Medikal Bedah ?
2. Apa itu Peran dan fungsi Perawat ?
3. Bagaimana Lingkup Praktek Keperawatan Medikal Bedah ?
4. Apa saja Komponen keperawatan medikal bedah ?
5. Bagaimana trend dan issue keperawatan medikal bedah ?
6. Contoh LP dan KDK Askep KMB (Gastritis) ?
7. Contoh Askep KMB (Gastritis) ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi keperawatan medikal bedah
2. Mengetahui peran dan fungsi perawat
1
3. Mengetahui lingkup praktek keperawatn medikal bedah
4. Mengetahui komponen keperawatan medikal bedah
5. Mengetahui trend dan issue keperawatan medikal bedah
6. Mengetahui contoh LP dan KDK Askep KMB ( Gastritis)
7. Mengetahui askep KMB ( Gastritis )
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara
logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk
menerima perubahan,dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a.Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk
membantu menyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan
keperawatan medical bedah.
b.Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan
dan mengelola sumber yang tersedia.
4
memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering berinteraksi dengan
klien adalah perawat (Asmuji, 2012: hal 1)
5
c.Model sistem pencatatan dan pelaporan
2.Keperawatan
Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik, psikis,dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal.
(Nursalam, 2008: hal 20)
3.Konsepsehat-sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif
6
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s New
Collegiate Dictionary).
Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa
suatu kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan
jaringan tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan.
(Nursalam, 2008: hal 21)
4.Konsep lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan
eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku
seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi,
ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu
ancaman, sedangkan lingkungan internal adalah keadaan proses mental dalam
tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian) dan
proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh
individu. (Nursalam, 2008: hal 21)
a. Pengakajian
d. Pelaksanaan
e. evaluasi
7
2.5 Trend dan Issue Keperawatan Medikal Bedah
Menurut,(Nursalam,2008:hal28-32)
1.Tren KMB
8
d. Waktu pelaksaan yang terbatas
Perawat pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dalam pembelajaran di
kelas dan di klinik serta kegiatan-kegiatan non pembelajaran, misalnya
administrasi, oleh karena itu waktu perawat habis untuk kegiatan tersebut.
(Nursalam, 2008: hal 28)
9
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 90%
perawat tidak melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal ini lebih
disebabkan oleh: pengetahuan/keterampilan riset yang sangat
kurang,keterbatasan waktu, tidak adanya anggaran karena kebijakan yang
kurang mendukung pelaksanaan riset. Baru pada tahun 2000-an, pusdiknakes
memberikan kesempatan kepada para perawat untuk melaksanakan
riset,itupun hasilnya memberi masih dipertanyakan karena banyak hasil yang
ada lebih lebih mengarah pada riset kesehatan secara umum. Riset tentang
keperawatan hampir belum tersentuh.
Faktor lain yang sebenarnya sangat memperihatinkan adalah tugas ahir yang
diberikan kepada mahasiswa keperawatan bukan langkah-langkah riset secara
ilmiah, tetapi lebih menekankan pada laporan kasus per kasus.
d. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang
sempit.
Pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam
memenuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap
sebagai suatu objek untuk kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara
professional. Kurikulum yang diterapkan lebih mengarahkan perawat tentang
how to work and apply, bukan how to think and do criticall.
e. Rendahnya standar gaji bagi perawat
Gaji perawat, khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sangat
rendah bila dibandingkan dengan negara lain, baik Asia ataupun
Amerika.Keadaan ini berdampak terhadap kinerja perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang professional.
f. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di institusi kesehatan
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi keperawatan, karena
sistem sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi perkembangan keperawatan di Indonesia,karena
dampaknya semua kebijakan yang ada biasanya kurang berpihak terhadap
kebutuhan keperawatan.
10
BAB III
KONSEP PROSES ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
3.1 PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dalam asuhan keperawatan. Tahapan ini
merupakan tahapan yang sangat penting karena keberhasilan perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan sangat ditentukan dari seberapa jauh perawat bisa
mengkaji masalah yang dihadapi pasien sehingga dapat menentukan langkah
langkah selanjutnya untuk membantu mengatasi atau menyelesaikan masalah
pasien. Tahapan pengkajian ini menggunakan dua kegiatan, yaitu : 1. Anamnesis;
2. Pemeriksaan fisik.
Anamnese dapat menggunakan teknik wawancara untuk menggali masalah
kesehatan yang dihadapi pasien. Wawancara untuk menggali masalah pasien ini
dapat dilakukan terhadap pasien itu sendiri atau keluarga terdekat sebagai sumber
data. Dalam melakukan anamnese terhadap pasien maupun keluarga harus terjalin
hubungan saling percaya antara perawat dengan pasien atau keluarga sebagai
sumber data agar didapatkan data/keterangan yang sebenarnya dan sejelas
jelasnya agar perawat dapat menyimpulkan masalah yang dihadapi pasien dan
kemungkinan penyebabnya, untuk selanjutnya dicari akar penyebabnya. Dalam
melakukan anamnese ini, seorang perawat harus dibekali ilmu atau kemampuan
komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang baik ini akan Anda
dapatkan pada mata kuliah Komunikasi Terapeutik.
Setelah Anda melakukan anamnese, maka langkah selanjutnya dalam
pengkajian adalah Pemeriksaan fisik pasien. Pemeriksaan fisik ini dapat Anda
lakukan secara Head To Toe (mulai kepala sampau ujung kaki) atau Per
Sistem Tubuh. Teknik pemeriksaan fisik pasien ini dapat Anda lakukan dengan
metode Inspeksi, Auskultasi, Perkusi, Palpasi, tergantung daerah mana dan
organ tubuh apa yang saudara periksa. Inspeksi (melihat), misalkan Anda mau
memeriksa kondisi umum tubuh pasien, gerakan retraksi dada, keadaan luka, dan
lain lain yang dapat dilihat secara kasat mata. Auskultasi (mendengarkan), teknik
ini dapat Anda lakukan untuk memeriksa suara nafas, suara bising usus, suara
11
jantung dan lain lain. Perkusi (mengetuk), teknik ini dapat Anda lakukan untuk
memeriksa Thorak, abdomen. Palpasi (menekan), teknik ini dapat Anda lakukan
untuk memeriksa abdomen, kondisi tertentu pasien yang terjadi nyeri tekan,misal
terjadi peradangan, dan lain lain. Teknik pemeriksaan fisik ini lebih rinci sudah
Anda dapatkan pada Mata Kuliah Keperawatan dasar.
Pengkajian fisik dalam keperawatan pada dasarnya menggunakan cara-
cara yang sama dengan ilmu kedokteran yaitu: inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Pengkajian fisik kedokteran biasanya dilakukan dan diklasifikasikan
menurut sisitem tubuh manusia dimana tujuan akhirnya adalah untuk menentukan
penyebab dan jenis penyakit yang diderita pasien.
Sedangkan pengkajian fisik bagi perawat yaitu untuk menentukan respon pasien
terhadappenyakit/berfokus pada respon yang ditimbulkan pasien akibat masalah
kesehatan yang sudah didiagnose oleh dokter.Dengan kata lain perawat
meneruskan tindakan keperawatan kepada pasien yang sudah di diagnosis oleh
dokter. Karena dari diagnosa dokter akan muncul berbagai masalah keperawatan
yang dialami pasien, sebagai contoh : pasien dengan diagnosa dokter “stroke
hemoragik” disini akan muncul masalah keperawatan: 1. Gangguan kesadaran. 2.
Gangguan mobilitas fisik. 3. Dan masih banyak gangguan-gangguan kesehatan
yang lain.
Adapun prinsip-prinsip umum dalam melakukan pengkajian fisik adalah
sebagai berikut:
1. Menjaga kesopanan dan bina trust
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien/kontrak
3. Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
4. Privacy / menutup ruangan atau tempat tidur dengan tirai
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian
tubuh pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data
dari keadaan pasien secara komprehensif untuk menegakkan suatu diagnosa
keperawatan.
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari
seorang perawat memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit.
Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan
12
pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan
perawatan pasien.
Pada dasarnya pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari
bagian kepala dan berakhir pada anggota gerak yaitu kaki. Pemeriksaan secara
sistematis tersebut disebut teknik Head to Toe. Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes khusus
mungkin diperlukan seperti test neurologi.
Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan dengan
sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik,
perawat dapat menyusun sebuah diagnosis diferensial yakni sebuah daftar
penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan
dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.
Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi
pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda
vital atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama
kali.
PROSEDUR TINDAKAN
Perhatian : sebelum melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus
melakukan kontrak dengan pasien, yang didalamnya ada penjelasan maksud dan
tujuan, waktu yang di perlukandan terminasi/ mengakhiri. Tahap-tahap
pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai
dari bagian tubuh sebagai berikut:
Kulit, rambut dan kuku, Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut,
Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP, Dada : jantung dan paru, Abdomen:
pemeriksaan dangkal dan dalam, Genetalia, Kekuatan otot /musculosekletal,
Neurologi
Pemeriksaan fisik pada sistem tertentu , pada dasarnya sama dengan
pengkajian secara umum namun dispesifikasikan pada sistem tubuh tertentu yng
ingin dikaji.
Pengkajian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
13
1. Data Demografi
Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting.. Beberapa
gangguan sistem tubuh tertentu baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun
mungkin proses patologis sudah berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan
somatik harus selalu dibandingkan dengan usia dan gender ,misalnya berat badan
dan tinggi badan. Tempat tinggal juga merupakan data yang perlu dikaji,
khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan kanak-kanak dan juga tempat
tinggal klien sekarang.
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami
gangguan seperti yang dialami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan
secara langsung dengan gangguan hormonal seperti:
a. Obesitas
b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
c. Kelainan pada kelenjar tiroid
d. Diabetes melitus
e. Infertilitas
Dalam mengidentifikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat
menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana
dan dimengerti oleh klien atau keluarga.
3. Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien
Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien di luar gangguan
yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung
lama bila di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun
karena tidak mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak dikeluhkan.
a.Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu
rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang dan lain-lain.
b. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun
banyak makan dan lain-lain.
c. Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak
mampu berkonsentrasi, dan lain-lain. d. Hospitalisasi, perlu dikaji alasan
hospitalisasi dan kapan kejadiannya.
14
e. Bila kliendirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya.
f. Juga perlu memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat
sekarang dan masalalu.
g. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang diperoleh dari dokter atau
petugas kesehatan maupun obat-obatan yang diperoleh secara bebas.
h. Jenis obat-obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang
aktivitas hormonal seperti hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat-
obatan anti hipertensif.
4. Riwayat Diet
Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja
mencerminkan gangguan sistem tubuh tertentu atau pola dan kebiasaan makan
yang salah dapat menjadi faktor penyebab, oleh karena itu kondisi berikut ini
perlu dikaji:
a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.
b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis
c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
d. Pola makan dan minum sehari-hari
e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin
seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid
5. Status Sosial Ekonomi
Karena status social ekonomi merupakan aspek yang sangat peka bagi
banyak orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat
melakukannya bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang
mengarah pada jumlah atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada
kualitas pengelolaan suatu nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaimana
klien dan keluarganya memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya
mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarganya sakit dan upaya
mempertahankan kesehatan klien dan keluarga tetap optimal dapat
mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan menyimpulkan bersama-sama
merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan penafsiran.
6. Masalah Kesehatan Sekarang Atau disebut juga Keluhan Utama Perawat
15
Memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta
bantuan pelayanan seperti:
a. Apa yang di rasakan klien
b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan dan sejak kapan dirasakan
c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine
e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksif. Apakah ada perubahan fisik tertentu
yang sangat menggangu klien. Hal-hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal
secara umum.
g. Tingkat energy. Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah
gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal :
1) Perawat mengkaji bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, apakah dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan, dengan bantuan atau
sama sekali klien tidak berdaya melakukannya atau bahkan klien tidur
sepanjang hari merupakan informasi yang sangat penting.
2) Kaji juga bagaimana asupan makanan klien apakah berlebih atau kurang
16
f. Kaji pola sebelum sakit untuk membandingkan pola sebelum sakit untuk
membandingan pola yang ada sekarang
17
Nah, selanjutnya dalam melakukan pengkajian, baik anamnese maupun
pemeriksaan
fisik, Anda dapat menggunakan format pengkajian di bawah ini sebagi guiden
atau pedoman:
A. Identitas Klien
Nama : .......................... No. RM : ......................
Usia : ......................... Tgl Masuk RS : ......................
Jenis Kelamin : ......................... Tgl Pengkajian : ......................
Alamat : ......................... Sumber informasi : ......................
No. Telepon : ........................ Nama Keluarga Dekat yang Dapat
Status Pernikahan : .......................... Dihubungi : ......................
Agama : ......................... Status : ......................
Suku : ......................... Alamat : ......................
Pendidikan : ......................... No. Telepon : ......................
Pekerjaan : ......................... Pendidikan : ......................
Lama Bekerja : .......................... Pekerjaan : ......................
18
a……….............................................................................................................
b. ………...........................................................................................................
c. ………...........................................................................................................
Riwayat Kesehatan Saat Ini
Saat MRS :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
Saat Pengkajian :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
C. Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami :
a. Kecelakaan (jenis & waktu)
.......................................................................................................................
b. Operasi (jenis & waktu)
.......................................................................................................................
c. Penyakit :
Kronis : ..................................................................................................
Akut : ..................................................................................................
d. Terakhir masuk RS :
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll)
Tipe Reaksi Tindakan
.................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. ..................................
.................................. .................................. .................................
19
3. Imunisasi
( ) BCG ( ) Hepatitis
( ) Polio ( ) Campak
( ) DPT ( ) …………………………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
Merokok ............................ ............................. ........................
Kopi ............................ .............................. ........................
Alkohol ........................... .............................. ........................
……………… .......................... .............................. ........................
5. Obat-obatan yang digunakan :
Jenis Lamanya Dosis
.............................. .............................. ..............................
.............................. .............................. ..............................
D. Riwayat Keluarga
Genogram :
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
E. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
* Kebersihan .................................. . ..................................
* Bahaya Kecelakaan ..................................... ..................................
* Polusi ...................................... ...................................
* Ventilasi ...................................... . ..................................
20
* Pencahayaan .................................... …................................
* ............................... ..................................... ....................................
H. Pola Eliminasi
Jenis Di Rumah Di RS
*BAB : Frekuensi/pola ................................. ...........................................
Konsistensi .................................. ...........................................
Warna & Bau ................................ ...........................................
Kesulitan .................................. ...........................................
Upaya mengatasi .................................. ..........................................
*BAK : Frekuensi/pola .................................. ...........................................
Konsistensi .................................. ...........................................
Warna & Bau .................................. ...........................................
Kesulitan ................................... ...........................................
Upaya mengatasi ................................... ...........................................
21
Di Rumah Di RS
* Tidur siang : Lamanya .................................. ....................................
Jam … s/d … ................................... ....................................
Kenyamanan stlh tidur .................................. …................................
* Tidur Malam : Lamanya .................................. ....................................
Jam … s/d … ................................... ...................................
Kenyamanan stlh tidur ................................... ...................................
Kebiasaan sebelum tidur ....................................... ...................................
Kesulitan ................................... ....................................
Upaya yang dilakukan ................................... ....................................
22
………………………………………………………………………………..
Perubahan yang dirasa setelah sakit :
……………………..…………………………………………………………
M. Pola Komunikasi
Bicara : ( ) normal ( ) Bahasa utama : …………………
( ) tidak jelas ( ) Bahasa daerah : …………………
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian : …………….
( ) Mampu mengerti ( ) Afek : …………………………..
pembicaraan orang lain
Tempat Tinggal : ( ) Sendiri
( ) Kos / Asrama
( ) Bersama orang lain, Yaitu : …………………………..
Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yang dianut :
b. Pantangan adat dan agama yang dianut :
c. Penghasilan keluarga : ( ) < Rp 250.000 ( ) Rp 1 juta – 1,5
juta
23
( ) Rp 250.000 – 500.000 ( ) Rp 1,5 juta – 2
juta
( ) Rp 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
N. Pola Seksualitas
Masalah dalam hubungan seksual selama sakit
( ) tidak ada ( ) ada
Upaya yang dilakukan pasangan
( ) perhatian ( ) lain – lain, seperti ………………………………
( ) sentuhan
O. Pola Nilai dan Kepercayaan
Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk Anda : Ya Tidak
Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis & frekuensi) :
………………………………………………………………………………
Kegiatan agama /kepercayaan yang tidak dapat dilakukan di RS :
………………………………………………………………………………
Harapan klien terhadap perawatan untuk melaksanakan ibadahnya :
………………………………………………………………………………
P. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
a.Kesadaran :
…………………………………………………..........................
b. Tanda-tanda vital: - Tek. Darah : ………………… Suhu :………………
- Nadi : ……………………….. Pernapasan :……….
c. Tinggi badan : ……………………… Berat Badan : ………………
2. Kepala dan leher
a. Kepala : Bentuk ………………………… Massa …………………….
Distribusi rambut ……………… Warna kulit kepala………...
Keluhan : pusing/sakit kepala/migren/lainnya, sebutkan ………
b. Mata : Bentuk ……………………………… Konjungtiva ……………
Pupil : ( ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis
24
( ) pin point ( ) midriasis
Tanda-tanda radang : ……………………………………………
Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur
Penggunaan alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak
Apabila ya menggunakan : ( ) Kaca mata ( )Lensa
Kontak
( ) Minus…ka/……ki ( ) Plus……ka/……ki ( ) Silinder…ka/…
ki.
Pemeriksaan mata terakhir …………
Riwayat Operasi ………………………
c. Hidung : Bentuk ………………... Warna …………Pembengkakan
………
Nyeri tekan ..………… Perdarahan ……….. Sinus …………….
Riw. Alergi ………………… Cara mengatasinya …………
Penyakit yang pernah terjadi …………………………………
Frekuensi …………………Cara mengatasinya…………………
d. Mulut & Tenggorokan :
Warna bibir …………… Mukosa …………… Ulkus ………
Lesi…………Massa……………Warna lidah …………………
Perdarahan gusi ……………..Karies ………………………
Kesulitan menelan …………………Gigi geligi ………………
Sakit tenggorok …………………Gangg. Bicara ………………
Pemeriksaan gigi terakhir ………………………………………
e. Telinga : Bentuk …………Warna …………………… Lesi
……………….
Massa……………………………Nyeri ………………………
Fgs. Pendengaran………………Alat bantu pendengaran ………
Masalah yang terjadi …………………………………………….
Upaya utk mengatasi ……………………………………………
f. Leher : Kekakuan ………………Nyeri/Nyeri tekan ……………………
Benjolan/massa …………Keterbatasan gerak
………………….
25
Vena Jugularis ………Tiroid ……………… Limfe……………
Trakea …………………… Keluhan …………………………
Upaya utk mengatasi ……………………………………………
3. Dada : Bentuk………………………Pergerakan dada…... ……………
Nyeri/Nyeri tekan……… Massa………….Peradangan………
Taktil fremitus ……………………… Pola nafas …………….
Jantung : Perkusi ………………………………………………..............
Auskultasi ……………………………………………………..
Paru : Perkusi ………………………………………………………….
Auskultasi ……………………………………………………..
4. Payudara dan Ketiak :
Benjolan / Massa …………Nyeri / Nyeri tekan ……………….
Bengkak ……………………Kesimetrisan
…………………….
5. Abdomen : Inspeksi …….….………………………………………………..
Palpasi …….……………………………………………………
Perkusi………….………………………………………………
Auskultasi………..……………………………………………
6. Genitalia : Inspeksi …………..…………………………………………..
Palpasi …………..……………………………………………
Perempuan : Siklus menstruasi…………………………………………….
Kontrasepsi …..………………………………………………
Kehamilan ……..…………………………………………….
Keluhan …………..………………………………………….
Pria : Keluhan …………..…………………………………………
7. Ekstremitas : Kekuatan otot ……………………………………………….
Kontraktur ………………… Pergerakan ………………….
Deformitas…………………Pembengkakan..………………
Edem…………………… Nyeri/Nyeri tekan………………
Pus/luka ................................................................................
Refleks : Sensasi :
- Bisep : - Raba/sentuhan :
26
- Trisep : - Panas :
- Brakioradialis : - Dingin :
- Patelar : - Tekanan/tusuk :
- Achiles : - Plantar (babinski) :
8. Kulit dan kuku : Kulit : Warna …………….. jaringan Parut ………………
Lesi…………Suhu…………..Tekstur ……………
Kuku : Warna ……………. Bentuk …………………….
Lesi ……………… Pengisian kapiler
……………
9. Punggung : Inspeksi: …………………………..
Palpasi : …………………………..
Q. Hasil Pemeriksaan Penunjang
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
R. Pengobatan
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
27
Diagnosis Keperawatan ini dapat Anda tegakkan dalam 3 (tiga)
kategori/jenis, yaitu : Aktual, Potensial/Resiko, Resiko Tinggi.
Diagnosis keperawatan yang Aktual harus memenuhi 3 (tiga) unsur PES yaitu :
P= Problem (Masalah),
E= Etiologi (Penyebab),
S= Sign/Simptom (Tanda dan Gejala).
Artinya Diagnosis yang aktual ini sudah ditemukan masalah yang dihadapi pasien,
ada penyebabnyadan disertai tanda dan gejalah yang mendukung masalah
tersebut. Sedangkan diagnosis keperawatan yang Potensial/Resiko dan Resiko
Tinggi harus memenuhi 2 (dua) unsur PE, yaitu =
P= Problem (Masalah),
E=Etiologi (Penyebab).
Artinya diagnosis keperawatan Potensial/Resiko dan Resiko tinggi ini dapat Anda
tegakkan manakala Anda sudah menemukan etiologi/penyabab sehingga pasien
beresiko mengalami masalah tersebut tetapi belum terjadi karena tanda dan gejala
belum Anda temukan. Lebih tepatnya diagnosis Potensial/Resiko dan Resiko
Tinggi ini merupakan diagnosis pencegahan agar pasien tidak mengalami masalah
kesehatan tersebut.
Diagnosis keperawatan ini lebih lanjut akan diuraikan pada modul
selanjutnya yang membahas tentang Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Gangguang Sistem Tubuh tertentu.Yang perlu Anda ketahui sebelum
merumuskan diagnosis keperawatan, terlebih dahulu harus mengelompokkan data
dan menganalisis data, baik data Subyektif (hasil anamnese) maupun data
Obyektif (hasil pemeriksaan fisik) berdasarkan masalah yang diangkat.
Data subyektif (S) merupakan data yang berasal dari wawancara Anda
dengan Pasien maupun keluarga. Semakin Anda dapat menjalin hubungan saling
percaya dengan pasien dan keluarga, maka semakin banyak data yang Anda
dapatkan dan semakin valid. Semakin banyak dan valid data yang Anda dapatkan
maka akan semakin dalam bisa digalih permasalahan yang dihadapi pasien dan
kemungkinan penyebab terjadinya masalah terebut.
28
Oleh sebab itu dalam melakukan anamnese pada pasien Anda harus menguasai
teknik komunikasi yang baik, yang sudah Anda dapatkan dalam mata kuliah
komunikasi terapeutik.
Data Obyektif (O) adalah data yang berasal dari Anda melakukan
pemeriksaan fisik pasien dan data penunjang baik hasil foto rongent, USG, CT-
Scan, maupun pemeriksaan laboratorium. Data obyektif ini sangat dibutuhkan
untuk menentukan diagnosis medis pasien dan diagnosis keperawatan pasien yang
merupakan respon pasien terhadap penyakit (diagnosis medis) yang dialami
pasien. Kevalidan dan ketepatan hasil pemeriksaan fisik ini sangat tergantung
pada keterampilan Anda dalam melakukan pemeriksaan. Oleh sebab itu Anda
sudah dibekali keterampilan tersebut pada mata kuliah Kebutuhan dasar Manusia
khususnya pokok bahasan Pemeriksaan Fisik.
Di bawah ini adalah contoh format analisis data hasil pengkajian :
Analisis Data
Pengelompokan Data Masalah Etiologi
Data S :
Data O :
29
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama /No. Reg : Tgl Pengkajian :
No. Diagnosa Tujuan & Rencana Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil Tindakan
30
1. Pasien mengatakan bisa kencing spontan,
2. Volume urine yang keluar cukup,
3. Setiap 4-5 jam kencing minimal sekali, dan seterusnya.
Perhatian : Dalam membuat perencanaan harus fokus pada
masalah/diagnosis yang dialami pasien dan pastikan rencana tindakan itu dapat
dilaksanakan terkait dengan kondisi pasien dan ketersediaan sarana prasarana di
unit pelayanan (Rumah sakit). Contoh : Anda merencanakan Diet TKTP (Tinggi
Kalori Tinggi Protein) pada pasien dengan diagnosis Nutrisi kurang dari
kebutuhan, tetapi ternyata pasien mengalami gangguan fungsi ginjal yang dibatasi
asupan protein sehingga menjadi kontra indikasi.
Pada kolom rasional, Anda tuliskan rasional dari setiap tindakan yang
Anda rencanakan. Ingat ! rasional itu bukan tujuan tindakan, tetapi menjelaskan
bagaimana tindakan itu dilakukan sehingga bisa membantu mengatasi masalah.
3.4 IMPLEMENTASI
Sedangkan untuk Implementasi minimal mengandung 5 (lima) unsur, yaitu
: 1. Tanggal; 2. Diagnosis keperawatan; 3. Jam; 4. Pelaksanaan/Implementasi; 5.
Tanda tangan. Sebagai contoh formatnya dapat Anda lihat di bawah ini :
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama / No. Reg : e Tgl Pengkajian :
No. Tgl Diagnosa Jam Implementasi Tanda
Keperawata Tangan
n
Nah, sekarang perhatikan format di atas terdiri dari 5 (lima ) kolom, kolom
pertama berisi Nomer, ini Anda isi nomer beberapa tindakan yang Anda lakukan;
kolom berikutnya, berisi diagnosis keperawatan; kolom berikutnya Jam, ini Anda
31
isi jam berapa setiap tindakan Anda lakukan; kolom berikutnya adalah
implementasi, ini Anda isi setiap tindakan yang Anda lakukan pada pasien; kolom
yang terakhir adalah tanda tangan, ini Anda harus tanda tangan pada setiap
tindakan yang Anda lakukan kepada pasien sebagai tanggung jawab dan tanggung
gugat Anda sebagai perawat pelaksana.
Perhatian ! setiap Anda melakukan implementasi jangan sampai lupa
tuliskan tanggal dan jam ketika tindakan itu dilakukan dan bubuhkan tanda tangan
Anda sebagai pelaksana tindakan agar jelas kapan tindakan itu dilakukan dan
siapa yang melakukan. Bilamana terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan
menjadi jelas pertanggungjawabannya.
32
Sedangkan untuk data O (obyektif) merupakan hasil pemeriksaan fisik pasien
setelah dilakukan tindakan keperawatan tertentu terkait dengan masalah pasien.
Hasil pemeriksaan ini yang Anda tuliskan di kolom data obyektif.
Pada kolom Assesment, tuliskan kesimpulan Anda atas data subyektif dan
data obyekti setelah dicocokkan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan.
Apabila indikator yang ada dalam kriteia hasil sudah sama dengan data subyektif
dan obyektif, berarti dapat disimpulkan masalah teratasi. Apabila belum sama,
berarti dapat disimpulkan masalah
belum teratasi atau teratasi sebagian.
Nah, sedangkan pada kolom Planning, ini terkait dengan rencana tindakan
ke depan pada pasien atas masalah keperawatan yang dia alami. Apabila
masalahnya sudah teratasi, berarti rencana tindakan bisa dihentikan. Apabila
masalah belum teratasi, maka rencana tindakan bisa diteruskan bahkan bisa
ditambah dengan rencana tindakan yang lain untuk membantu agar masalah
pasien segera dapat teratasi.
Lebih jelasnya sebagai pedoman Anda dalam melakukan evaluasi asuhan
keperawatan,
dapat Anda gunakan format di bawah ini :
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : ……………… Register : ……………….. Umur :
………………………..
Diagnosa Medis : …………………….
Tgl. Data Subyektif Data Obyektif Assesmment Planning TT
No.D Masalah Tindakan D
x
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
33
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
.......................... .......................... .......................... ..........................
.. .. .. ..
BAB IV
CONTOH KASUS DAN ASKEP
4.1 Contoh LP dan KDK ASKEP KMB ( Gastritis )
4.1.1 Definisi Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
34
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan
keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada lapisan
mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di
penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya
asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis. makan
terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau
makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun
ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada tempat
dengan asam lambung yang pekat.
4.1.2 Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti: Obat-obatan
seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan obat yang
bersifat mengiritasi mukosa lambung. Minuman beralkohol Infeksi bakteri
seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus oleh sitomegalovirus
Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis. Stress fisik
35
yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan. Makanan dan
minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan minuman dengan
kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa
lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu
infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
Gastritis infeksi Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan
memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang
diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
4.1.3 Patofisiologi
1. Gastritis Akut.
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3,
di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual
muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
36
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka
akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai
pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan
menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser.
4.1.4. Manifestasi Klinis
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu
anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
4.1.5 Komplikasi
1.Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan
medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.
b. Ulkus, jika prosesnya hebat
c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan
vitamin
37
B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia pernesiosa,
penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
4.1.6. PATHWAY
4.1.7. Komplikasi
a.Terjadinya pendarahan
b. Syok
c. Perforasi
d. Peradangan selaput perut
e. Kanker lambung
4.1.8. Penatalaksanaan
1.Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2.Berikan terapi antasida dan antibiotik
3.Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4.Berikan analgesik jenis cair topika
38
2. Usia :
3. Jenis kelamin :
4. Jenis pekerjaan :
5. Alamat :
6. Suku/bangsa :
7. Agama :
8. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim
mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh
penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan
akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit
ini. 9. Riwayat sakit dan kesehatan
a) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan
bawah.
b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari
gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau
bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.
c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan
penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.
Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kwadran epigastrik.
1. B1(breath) : takhipnea
2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer
lemah, pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran
dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu
hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.
6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
FOKUS PENGKAJIAN
39
1. Aktivitas / Istirahat Gejala : kelemahan, kelelahan Tanda : takikardia,
takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)
3. Integritas ego Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan
kerja), perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
40
a. anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
b. masalah menelan : cegukan
c. nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
6. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda :
a. tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur
b. disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala :
a. nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut).
b. nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi
1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster).
c. nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang
lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan
atau antasida (ulkus duodenal).
d. tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
e. faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
8. Keamanan Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA Tanda :
peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis /
hipertensi portal)
41
9.Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan
(misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan
yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Mustaqin
A., Gangguan Gastrointestinal )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia
4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Intevensi Rasional
O
1 Nyeri (akut) Setelah 1.Puasakan pasien 1.Mengurangi
berhubungan dilakukan di 6jam pertama, inflamasi pada
dengan inflamasi tindakan mukosa
mukosa keperawatan lambung,
lambung. selama 2 x 24 2.Berikan 2.Dilatasi gaster
jam Nyeri klien makanan lunak dapat terjadi bila
berkurang sedikit demi pemberian
dengan KH : sedikit dan berikan makanan setelah
- Skala nyeri 0. minuman hangat. puasa terlalu
- Klien dapat cepat,
relaks. 3. Posisi yang tepat
- Keadaan 3. Atur posisi yang dan dirasa nyaman
umum klien nyaman bagi klien. oleh klien dapat
baik mengurangi resiko
42
klien terhadap
nyeri.
4.Dapat membuat
4.Ajarkan teknik klien jadi lebih baik
distraksi dan dan melupakan
reklasasi. nyeri.
5.Analgetik dapat
5.Kolaborasi memblok reseptor
dalam pemberian nyeri pada susunan
analgetik. saraf pusat.
2. Volume cairan Setelah 1.Penuhi 1. Intake cairan
kurang dari dilakukan kebutuhan yang adekuat akan
kebutuhan tubuh tindakan individu mengurangi resiko
berhubungan keperawatan dehidrasi pasien
dengan intake 1x24jam,masala 2. menunjukkan
yang tidak h kekurangan status dehidrasi atau
adekuat dan volume cairan 2.Anjurkan klien kemungkinan
output cair yang pasien dapat untuk minum peningkatan
berlebih (mual teratasi. (dewasa : 4060 kebutuhan
dan muntah) Kriteria Hasil : cc/kg/jam). penggantian cairan.
Mempertahanka 3.Aktivitas/muntah
n volume cairan meningkatkan
adekuat dengan 3.Awasi tanda- tekanan intra
dibuktikan oleh tanda vital, abdominal dan
mukosa bibir evaluasi turgor dapat mencetuskan
lembab, turgor kulit, pengisian perdarahan lanjut.
kulit baik, kapiler dan 4.Mengganti
pengisian membran mukosa kehilangan cairan
kapiler 4.Pertahankan yang hilang dan
berwarna merah tirah baring, memperbaiki
muda, input dan mencegah muntah keseimbanngan
output dan tegangan pada cairan segera.
seimbang. defekasi 6.Cimetidine dan
43
ranitidine berfungsi
5.Berikan terapi untuk menghambat
IV line sesuai sekresi asam
indikasi lambung
6.Kolaborasi
pemberian
cimetidine dan
ranitidine
3. Nutrisi kurang Setelah 1.Anjurkan pasien 1.Menjaga nutrisi
dari kebutuhan dilakukan untuk makan tetap terpenuhi dan
tubuh b/d tindakan sedikit demisedikit mencegah
anorexia keperawatan dengan porsi kecil terjadinya mual dan
3x24 jam namun sering. muntah yang
kebutuhan 2.Berikan berlanjut.
nutrisi pasien makanan yang 2.Untuk
dapat terpenuhi lunak dan mempermudah
makanan yang di pasien dalam
Kriteria hasil : - sukai pasien/di mengunyah
Keadaan umum gemari. makanan.
cukup -Turgor 3.lakukan oral 3.kebersihan mulut
kulit baik - BB higyne 2x sehari akan merangsang
meningkat - nafsu makan
Kesulitan 4.timbang BB pasien.
menelan pasien setiap hari
berkurang dan pantau turgor 4.Mengetahui status
kulit,mukosa bibir nutrisi pasien.
dll
5.Konsultasi
dengan tim ahli
gizi dalam 5.Mempercepat
pemberian menu. pemenuhan
44
kebutuhan nutrisi
dengan pemberian
menu yang tepat
sasaran.
4. Intoleransi Tujuan : Klien 1.Observasi sejauh 1.Mengetahui
aktifitas b/d dapat mana klien dapat aktivitas yang dapat
kelemahan fisik beraktivitas. melakukan dilakukan klien.
aktivitas.
Kriteria hasil : 2.Menigkatkan
- Klien dapat 2.Berikan istirahat klien.
beraktivitas lingkungan yang
tanpa bantuan, tenang. 3. Membantu bila
- Skala aktivitas 3.Berikan bantuan perlu, harga diri
0-1 dalam aktivitas. ditingkatkan
bilaklien
melakukan sesuatu
sendiri.
4.Jelaskan 4.Klien tahu
pentingnya pentingnya
beraktivitas bagi beraktivitas.
klien.
5.Tingkatkan tirah 5.Tirah baring
baring atau duduk dapat meningkatkan
dan berikan obat stamina tubuh
sesuai dengan pasien sehinggga
indikasi pasien dapat
beraktivitas
kembali.
5. Ansietas b/d Setelah 1. Awasi respon 1.Dapat menjadi
perubahan status dilakukan fisiologi misalnya: indikator derajat
kesehatan,ancam tindakan takipnea, palpitasi, takut yang dialami
an kematian dan keperwatan pusing, sakit pasien, tetapi dapat
nyeri. 1x24jam pasien kepala, sensasi juga berhubungan
45
kesemutan. dengan kondisi
Kriteria hasil : fisik atau status
-Mengungkapka 2.Dorong syok. 2.Membuat
n perasaan dan pernyataan takut hubungan
pikirannya dan ansietas, terapeutik
secara terbuka berikan umpan
-Melaporkan balik.
berkurangnyace 3.Berikan 3.Melibatkan pasien
mas dan takut informasi yang dalam rencana
-Mengungkapka akurat. asuhan dan
n mengerti menurunkan
tentangpeoses ansietas yang tak
penyakit perlu tentang
-Mengemukaka ketidaktahuan.
n menyadari 4.Berikan 4.Memindahkan
terhadap apa lingkungan yang pasien dari
yang tenang untuk stresorluar,
diinginkannya istirahat. meningkatkan
yaitu relaksasi, dapat
menyesuaikan meningkatkan
diri terhadap keterampilan
perubahan koping.
fisiknya 5.Dorong orang 5.Membantu
terdekat untuk menurunkan takut
tinggal dengan melalui pengalaman
pasien. menakutkan
menjadi seorang
diri.
6.Tunjukan teknik 6.Belajar cara untuk
relaksasi. rileks dapat
membantu
menurunkan
46
takutdan ansietas
NIM :
Ruangan :
Tanggal Pengkajian :
Tanggal MRS :
1. IDENTITAS PASIEN
Nama (inisial) : Tn.M No. Reg :
47
Umur / Tanggal Lahir : 14 Agustus 1970/50 Th
Pendidikan : SMA
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya
Q : terasa tertusuk-tusuk,
S : skala 5,
T : hilang timbul.
48
6. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
Psiko : - RM : Pasien mengatakan tidak mengalami stress
49
C= Nafsu makan menurun
D= TKTP
E= Pasien tidak mampu melakukan aktivitas
Cairan : Klien mengatakan setiap hari habis 1 botol aqua = 1,5 L.
b. POLA ELIMINASI
BAK = RM : 3-4 X/sehari, kurang lebih 500 ml, warna kuning
RS : 3-4 X/sehari, kurang lebih 500 ml, warna kuning.
BAB = RM : 1 Xsehari konsistensi lunak, warna kuning
RS : 1 X sehari konsistensi lunak, warna kuning.
c. POLA ISTIRAHAT/TIDUR
RM : Pasien tidur dengan cukup yaitu 8-9 jam sehari
Siang : 11.00 – 13.00 = 2 jam
Malam : 23.00-05.00 = 6 jam +
8 jam
RS : Pasien sering tidur di RS yaitu 10-12 jam sehari dan sering terbangun
13.00-16.00 = 3 jam
20.00-01.00 = 5 jam
03.00-05.00 = 2 jam+
12 jam
50
RS = Pasien tidak mampu melakukan aktivitas dan perlu bantuan keluarga
jika ingin melakukan aktivitas
f. POLA SEKSUALITAS/REPRODUKSI
Pasien sudah berkeluarga, mempunyai 1 istri dan 3 anak yaitu = laki-laki
dan 1 perempuan
g. POLA NILAI/KEYAKINAN
Pasien yakin akan sembuh dan selain berdoa pada Allah agar cepat
sembuh dan berkumpul lagi dengan keluarga
51
8. PEMERIKSAAN FISIK (Diutamakan pada system terganggu sesuai
dengan penyakit)
a. PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER
- Rambut/Kulit Kepala
Beruban warna putih, bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, tampak
bersih
- Mata
Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, refleks pupil = normal, pupil =
isokor normal
- Hidung
Bentuk simetris, tidak ada cuping hidung, tidak ada penyumbatan,
terpasang kanul nasal = 2-4 l.
- Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, pendengaran
normal
- Mulut/Bibir/Gigi
Bentuk simetris, tidak ada lesi, mukosa bibir lembut, warna pucat, gigi
= agak kekuningan
b. PEMERIKSAAN INTEGUMEN/KULIT/KUKU
Akral = hangat, CRT < 2 detik
d. PEMERIKSAAN THORAX/PARU
INSPEKSI : tidak ada lesi, bentuk simetris
PERKUSI : Sohor
AUSKULTASI : Vasikuler
52
e. PEMERIKSAAN JANTUNG
INSPEKSI : tidak ada lesi, bentuk simetris
PERKUSI : Pekak
f. PEMERIKSAAN PUNGGUNG
INSPEKSI : bentuk simetris, tidak ada lesi
PERKUSI :-
AUSKULTASI :-
g. PEMERIKSAAN ABDOMEN
INSPEKSI : bentuk simetris, tidak ada lesi
PERKUSI : Tympani
i. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Compos Mentis = 4-5-6, Pasien tampak hanya berbaring
j. PEMERIKSAAN MUSCULOSKELETAL
53
5 5 ekstremitas atas : pasien dapat melakukan fleksi, ekstensi,
rotasi
m. TERAPI MEDIS
Ranitide 150 mg oral 2x sehari
Amoksisilin 1000mg oral 2x sehari
54
ANALISA DATA
Umur : 50Th
No. Register :
Stress
2. Defisit
DS :Pasien tampak lemah, pucat
Gangguan mobilitas Nutrisi
dan kurus.
gastrointestinal
Pasien mengatakan makan 3X
sehari, porsi 2 sendok Refleks gaster
55
3. DS : Pasien mengatakan kurang Asam Lambung Pengetahuan
mengetahui tentang penyakit
Iritasi mukosa lambung
yang di deritanya.
DO : Pasien tampak bingung Peradangan mukosa
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
56
Nama Pasien : Tn.M
Umur : 50Th
No. Register :
DO :
Q : terasa tertusuk-tusuk,
S : skala 5,
T : hilang timbul.
21 Agustus Defisit Nutrisi b.d faktor biologis ditandai oleh Pasien tampak
2.
2020 lemah, pucat dan kurus.
Pasien mengatakanmakan 3X sehari, porsi 2 sendok
DS :A = IMT = BB/(TB)2 = 60/165 = 60/(1.65)2 = 60/2,7225 =
22 %
B = GDA : 178 mg/dl
C= Nafsu makan menurun
D= TKTP
E= Pasien tidak mampu melakukan aktivitas
3.
21 Agustus
Kurangnya pengetahuan b.d ditandai oleh Pasien mengatakan
2020
kurang mengetahui tentang penyakit yang di deritanya.
DO : Pasien tampak bingung
Pasien sering bertanya tentang penyakitnya.
57
RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
Umur : 50 Th
No. Register :
N DIAGNOSA RASIONAL
TUJUAN INTERVENSI TTD
O KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi skala nyeri dan 1.Mengetahui Skala nyeri Idatul F
selama 2 x 24 jam Nyeri klien berkurang pantau TTV dan perubahan TTV.
dengan KH :
2. Berikan makanan lunak 2. Dilatasi gaster dapat
- Skala nyeri 0. sedikit demi sedikit dan terjadi bila pemberian
berikan minuman hangat, makanan setelah puasa
- Klien dapat relaks.
terlalu cepat,
3. Atur posisi yang nyaman
- Keadaan umum klien baik
bagi klien. 3. Posisi yang tepat dan
dirasa nyaman oleh klien
dapat mengurangi resiko
4. Ajarkan teknik distraksi klien terhadap nyeri.
58
dan reklasasi. 4. Dapat membuat klien jadi
lebih baik dan melupakan
nyeri.
5. Jelaskan strategi untuk
5. Analgetik dapat memblok
meredakan nyeri
reseptor nyeri pada susunan
6. Kolaborasi dalam saraf pusat.
pemberian analgetik.
59
4. Mengetahui status nutrisi
pasien.
4. timbang BB pasien setiap
hari dan pantau turgor
kulit,mukosa bibir dll
5. Mempercepat pemenuhan
5. Konsultasi dengan tim ahli kebutuhan nutrisi dengan
gizi dalam pemberian menu. pemberian menu yang tepat
sasaran.
1.Menilai tingkat
1.Berikan penilaian tentang
pengetahuan pasien
3. Kurangnya Setelah dilakkan tindakankeperawatan tingkat pegetahuan pasien
Pengetahuan selama 2x24 jam diharapkan pengetahuan tentang proses penyakit yang
Idatul F
pasien dapat meningkat dengan KH : spesifik
2.Mengetahui tanda dan
-Pasien dan menyatakan 2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasanya muncul
keluarga
pemahaman tentang penyakit yang diderita gejala yang biasa muncul 3. menambah informasi
oleh pasien. pada penyakit.
pasien mengenai proses
60
kembali apa yang dijelaskan oleh perawat. 4.Diskusikan pilihan terapi yang mungkin muncul
atau penanganan
61
LEMBAR PELAKSANAAN HARI KE 1
Nama : Tn.M
Umur : 50 th
No.Rm :
HARI/TANGG
N JAM DX IMPLEMENTASI RESPON TTD
AL
O
1 Sabtu/22 08 10.00 Nyeri 1.Mengobservasi TTV Kooperatif Idatul F
2020 Akut H: TD : 110/80 mmhg
Suhu : 37
RR : 19x/menit
Nadi : 60x/menit
2. Mengobservasi skala
nyeri Kooperatif Idatul F
H; klien mengatakan
masih nyeri
P: Ketika telat makan
Q: Tertusuk-tusuk
R: Abdomen bagian
hipokondria sinistra
S:4
T:hilang timbul
3.Memposisikan pasien Kooperatif Idatul F
semi fowler
H: klien mengatakan
nyeri sedikit
berkurang
4.Melakukan kompres Kooperatif Idatul F
air hangat pada
klien dan
62
mengajarkan klien untuk
mengopres pada bagian
abdomen yang nyeri
dengan air hangat
H: Klien mengerti cara
kompres air hangat
5.Mengajarkan tekhnik Kooperatif Idatul F
Relaksasi dan distraksi
H: klien mengerti dan
mau melakukan teknik
distraksi dan relaksasi
63
untuk selalu menimbang
BB setiap 3x sehari
Nama : Tn.M
Umur : 50 th
No.Rm :
HARI/TANGG
N JAM DX IMPLEMENTASI RESPON TTD
AL
O
Minggu/23 08 10.00 Nyeri 1.Mengobservasi TTV Kooperatif Helen
1 2020 Akut H: TD : 120/80 mmhg
Suhu : 37
RR : 20x/menit
Nadi : 60x/menit
2.Mengobservasi skala Kooperatif Helen
nyeri
64
H; klien mengatakan
sudah tidak nyeri
P: Ketika telat makan
Q: Tertusuk-tusuk
R: Abdomen bagian
hipokondria sinistra
S:2
T:hilang timbul
3.Memposisikan pasien Kooperatif Helen
semi fowler
H: klien mengatakan
nyeri sedikit berkurang
4. Melakukan kompres air Kooperatif Helen
hangat pada klien dan
mengajarkan klien untuk
mengopres pada bagian
abdomen yang nyeri
dengan air hangat
H: Klien mengerti cara
kompres air hangat
5.Mengajarkan tekhnik Kooperatif Helen
Relaksasi dan distraksi
H: klien mengerti dan
mau melakukan teknik
distraksi dan relaksasi
65
TD : 120/80 mmhg
Suhu : 37
RR : 20x/menit
Nadi : 60x/menit
Kooperatif Helen
2.Menganjurkan pasien
makan dan menganjurkan
untuk selalu makan
sedikit tapi sering
H : Pasien mau makan
tetapi masih sering
merasa mual
Kooperatif Helen
3.Menganjurkan pasien
untuk selalu menggosok
gigi minimal 2x sehari
Kooperatif Helen
4.Menganjurkan pasien
untuk selalu menimbang
BB setiap 3x sehari
Nama : Tn.M
66
Umur : 50 th
No.Rm :
3.Menganjurkan pasien
untuk selalu menggosok
gigi minimal 2x sehari Kooperatif Herlina
4.Menganjurkan
pasien untuk selalu
menimbang BB setiap 3x Kooperatif Herlina
sehari
67
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE 1
Nama : Tn.M
Umur: 50 th
68
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal EVALUASI
1 Nyeri Akut 22 Agustus 2020 S: klien mengatakan masih
nyeri
P: Ketika telat makan
Q: Tertusuk-tusuk
R: Abdomen bagian
hipokondria sinistra
S:4
T:hilang timbul
O : klien tampak menahan nyeri
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
69
penyakitnya
O: pasien dan keluarga bisa
sedikit sedikit menjelaskan
kembali materi yang
diberikan oleh perawat
A : masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Nama : Tn.M
Umur: 50 th
70
Nadi : 60x/menit
A: Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Nama : Tn.M
Umur: 50 th
71
P : Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
72
berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah
memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama
pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam, 2008: hal 14).
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan
saran demi kesempurnaan di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
73
Kartika dewi,dkk 2013.Analisa jam perawat pada pasien bedah.riau: Program
studi ilmu keperawatan.
Reeves, Charlene, et al. 1999. Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko
Smeltzer, Suzanna C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan
Sjaifoellah Noer,H.M. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga.
74
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Susan, Martyn Tucker et al. 1998. Standar Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
75