Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI KEPENDUDUKAN KONTEMPORER


(Dasar Kependudukan)

Di Susun Oleh :

Ahmad Muhajir
(1905015082)

Kelompok 4 :
1. Ine Heti Desi Utari (19001049)
2. Diah Puspita Anggraini (19001089)
3. Ana Dwi Lestari (19001059)
4. Aurelia Nur Fadhila (19001057)
5. Putri Nurjanah (19001069)
6. Cici Supraptini (19001090)
7. M. Kamal Ramadhon (19001087)
8. Bagus Setiawan (19001071)
9. Firandanu Abu Jalil (19001051)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJEKWESI


BOJONEGORO
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Demografi Teori-Teori
Kependudukan.”
Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk penambahan pengetahuan mata kuliah
Demografi, serta dalam pembuatan tugas yang di berikan oleh dosen mata kuliah.
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, saya tidak terlepas
dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dari penyusunan kalimat maupun
sistematikanya. Namun akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu saya
berharap kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan berbagai
masukkan yang bersifat membangun, guna kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih dalam penyusunan hingga penyelesaian
makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Penyusun

Kelompok 4

  

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1  Latar Belakang.........................................................................................................1
BAB II PERMASALAHAN.......................................................................................................2
            2.1 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
            2.2 Tujuan.......................................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................................................3
            3.1 Teori Penduduk Kuno. .............................................................................................3
            3.2 Teori Penduduk Modern ..........................................................................................4
            3.3 Teori Malthus (Thomas Robert Malthus) ................................................................5
            3.4 Teori Kependudukan Kontemporer ..........................................................................8
            3.5 Teori Transisi Kependudukan.................................................................................10
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................12
            4.1 Kesimpulan.............................................................................................................12
            4.2 Saran .......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah
dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi). Secara
umum Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan-keadaan perubahan
penduduk atau dengan kata lain segala hal yang berhubungan dengan komponen-komponen
perubah tersebut seperti kelahiran, kematian, dan migrasi sehingga menghasilkan suatu
keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.
Banyaknya teori yang berkembang di ranah ilmu pengetahuan menyebabkan
munculnya teori ilmu sosial yang beragam dan dari beragmnya teori ilmu sosial
menyebabkan daya pemikiran yang beragam pula terhadap teori-teori ilmu sosial, salah
satunya adalah teori Robert Maltus  yang pemikirannya mengenai masalah kependudukan.
Masalah kependudukan tentunya bukan masalah yang asing lagi di masyarakat, oleh karena
itu penulistertarik untuk mengkaji pengetahuan tentang teori robert malthus sehingga dari
pengkajian informasi yang lebih mendetail dapat menambah wawasan para pembaca.

1
BAB II
PERMASALAHAN

2.1  Rumusan Masalah
1. Apa saja teori-teori kependudukan ?
2. Apa saja yang terkait dengan teori penduduk kuno ?
3. Apa saja yang terkait dengan teori penduduk modern ?
4. Apa saja yang terkait di dalam teori malthus ?
5. Apa saja yang terkait di dalam teori  kependudukan kontemporer ?
6. Apa saja yang terkait di dalam teori transisi kependudukan ?

2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja teori-teori kependudukan
2. Untuk mengetahui tentang teori penduduk kuno
3. Untuk mengetahui tentang teori penduduk modern
4. Untuk mengetahui tentang teori teori malthus
5. Untuk mengetahui tentang teori kependudukan kontemporer
6. Untuk mengetahui tentang teori transisi kependudukan

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Teori Penduduk Kuno


            Teori penduduk kuno dimulai dengan tulisan Confucius sekitar tahun 500 BC yang
menyebutkan bahwa pertumbuhan penduduk terlalu cepat ( besar ) dapat menekan standart
hidup masyarakat karena mengurangi pendapatan pekerja. Dianjurkan adanya hubungan
optimal antara penduduk dan tanah pertanian secara proporsional yang memadai. Pemerintah
harus bertanggung jawab agar proporsi selalu dapat dipertahankan.
Teori Cina Kuno menyatakan :
1. Tingkat kematian akan naik apabila persediaan bahan makanan tidak cukup.
2. Perkawianan pada usia dini (muda) akan menyebabkan tingkat kematian semakin tinggi.
3. Peperangan dapat memperlambat pertumbuhan penduduk.
4. Upacara perkawinan yang mewah dan mahal akan menurunkan tingkat perkawinan.
            Pada Zaman Yunani Kuno sekitar tahun 300 BC mencurahan perhatian kepada
penyusunan kebijaksanaan dan peraturan kependudukan dari pada teorinya.
            Plato dan Aristoteles membahas masalah titik optimum  jumlah penduduk yang di
kaitkan dengan bentuk serta ciri negara kota Yunani dalam kondisi ideal. Plato dalam
bukunya LawsI mengemukakan agar jumlah penduduk yang di kehendaki dapat tetap di
pertahankan. Bila jumlah penduduk kurang, dirangsang dengan hadiah agara pemuda dan
pemudi untuk kawin dan melahirkan akan mendatangkan penduduk dari luar daerah. Jika
penduduk telah mencapai jumlah yang berlebihan di anjurkan untuk mengendalikan atau
membatasi kelahiran atau memindahkan penduduk keluar daerah.
Aristoteles dalam bukunya politica menyimpulkan bahwa jumlah penduduk yang
terlalu banyak akan menambah kemiskinan dan kepincangan sosial. Faktor yang dapat
mencegah bertambahnya jumlah penduduk yang berlebihan dengan cara penguguran
kandungan (aborsi).
            Jaman Romawi, Cicero tahun 50 BC meneropong masalah penduduk dari segi
perspektif suatu kerajaan yang besar dan bukan menurut ukuran negara kota Yunani.
Pertumbuhan penduduk yang besar di butuhkan untuk kepentingan militer (ekspansi).
Perkawinan dan kelahiran mendapat bantuan dari pemerintah, sebaliknya yang tidak menikah
mendapat sangsi sesuai perundang-undangan Romawi waktu itu yang menolak selibat.
Jaman Kristen Awal, Agustinus tahun 400 menyetujui sistem selibat tetapi sangat
menentang pengguguran kandungan, pembunuhan anak dan perceraian. Ibnu Khaldun abad
3
4

ke-14 mengemukakan bahwa penduduk yang padat akan menyebakan tingkat


kehidupan semakin baik karena pembagian kerja akan bertambah luas dan semua sumber
daya akan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. Kondisi ekonomi yang saehat dari tata
kehidupan politik akan merangsang pertumbuhan dengan meningkatnya kelahiran dan
menurunnya kematian.

3.2 Teori Penduduk Modern


Teori penduduk modern muncul pada periode Renaissance dengan perubahan pesat karena :
 Bangkitnya negara-negara baru
 Penemuan-penemuan baru di bidang ilmiah
 Eksplorasi terhadap wilayah baru (penemuan benua baru,daerah jajahan).
 Perubahan sistem pemerintah (Feodalisme demokrasi).
 Pertumbuhan, Perdagangan dan aliran kapitalisme.
 Revolusi industri.
            Pandangan Merkantilisme yang di kembangkan oleh bodin dan Machiavelli pada abad
XVII dan XVIII menekankan pada kekuasaan dan kesejahteraan negara terutama akumulasi
uang dan logam mulia sebagai sasaran utama kebijaksanaan nasional. Pentingnya
pertumbuhan penduduk yang besar dengan merangsang perkawianan dan pembentukan
keluarga besar, meningkatkan program kesehatan masyarakat, mencegah arus emigrasi keluar
negeri dan meningkatkan imigrasi terutama pekerja-pekerja dengan pengetahuan dan
keterampilan  yang tinggi. Jumlah penduduk yang banyak merupakan elemen penting dalam
kekuatan negara dibidang ekonomi dan politik. Penduduk yang besar dapat meningkatkan
angkatan perang, penghasilan negara dapat di tingkatkan, upah dan biaya produksi dapat di
tekan.
Pandangan Fisiokrat abad ke-18 tidak menyetujui campur tangan pemerintah dengan
berbagai peraturan dan aspek lain dalam pandangan Merkantitlisme. Menurut Gide dan Rist
aliran fisiokrat yang fundamental adalah tatanan alamiah condong kepada hukum alam atau
Laissezfaire, peranan tanah pertanian dalam produksi sangat menonjol dalam aspek ekonomi.
Aliran fisiokrat menolak pandangan merkatilisme yang mendorong pertumbuhan penduduk 
walaupun bila perlu menurunkan tingkat kehidupan. Menurut Qudesnay seorang tokoh aliran
fisiokrat, suatu negara hendaknya mempunyai penduduk yang cukup banyak tetapi dengan
syarat agar mereka dapat mencepai taraf hidup yang layak. Semua kegiatan diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat dan bukan untuk memperbanyak jumlah penduduk.
Jumlah penduduk sangat tergantung pada pesediaan bahan makanan sehingga sektor
5

pertanian harus di rangsang pertumbuhannya agar prosedurnya meningkat melebihi


pertambahan jumlah penduduk.
Kemajuan ilmiah akan mampu memperbanyak jumlah persediaan makanan sampai
apada suatu ttik di mana seorang pria hanya cukup bekerja satu setengah jam saja dalam
sehari untuk dapat memenuhi kebutuhannya.

3.3 Teori  Malthus (Thomas Robert Malthus)


Pandangan Malthusianisme di kemukakan oleh Thomas Robert Malthus seorang
ulama Inggris yang lahir tahun 1766 dan meninggal tahun 1844. Menurut Malthus :
1. Bahan makanan di butuhkan untuk hidup.
2. Nafsu antara pria dan wanita di butuhkan dan akan tetap keadaannya seperti itu.
3. Apabila tidak ada hambatan penduduk akan bertambah menurut deret ukur dan bahan 
makanan akan bertambah menurut deret hitung.
Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan
makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan
kebutuhan hidup.
Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk
meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat
secara arismatik (deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang
dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk
dan manusia yaitu dengan jalan :
• Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang lazimnya dinamakan
moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
1. Penundaan masa perkawinan
2. Mengendalikan hawa nafsu
3. Pantangan kawin
4. Positive checks
• Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara
lain:
1. Bencana Alam
2. Wabah penyakit
3. Kejahatan
6

4.      Peperangan
Positive checks biasanya dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Hambatan atau rintangan terhadap pertumbuhan penduduk (checks to population) dibedakan
dalam :
1. Ultimate check (hambatan akhir) berupa bencana kelaparan, akibat perbedaan jumlah
penduduk dan bahan makanan
2. Immediate check (hambatan segera) berupa hambatan pencegahan melalui penundaan
usia kawin dan melahirkan dinegara yang telah maju dan hambatan positif seperti
pembunuhan, epidemi, kemalaratan, dan peperangan di negara yang belum maju.

- Kelemahan teori Malthus :


1. Manusia mempunyai kemampuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk melalui
pemakaian kontrasepsi.
2. Migrasi penduduk dari tempat yang padat ketempat lain. Penemuan benua baru dan tanah
jajahan menyebabkan penduduk dari eropa banyak berpindah tempat tinggal. Keaadaan
ini dapat menurunkan tingkat kepadatan penduduk dan membuka lahan pertanian
ditempat yang baru.
3. Peningkatan teknologi pertanian melalui pengadaan bibit unggul, pemupukan,
pengendalian hama, dan penanganan pasca panen, melipatgandakan hasil pertanian
sehingga ancaman kekurangan pangan dapat diatasi.
4. Manusia dapat memanfaatkan potensi laut melalui Revolusi Biru. Rumput laut, ikan, dan
berbagai hasil laut dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.
5. Napsu seksual dan daya reproduksi manusia bukanlah sesuatu yang konstan tetapi dapat
berubah-ubah. Malthus tidak membedakan fekunditas dan fertilitas.
Akan tetapi bagaimanapun juga teorinya menarik perhatian dunia, karena dialah yang
mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya merupakan
methode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan merupakan dasar bagi
ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini.
Pengikut-pengikut teori Malthus antara lain :
1. Francis Flace (1771 – 1854)Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration
and Proofs of the population atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia
berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak menurunkan martabat keluarga,
tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.
7

2. Richard Callihie (1790 – 1843)Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”,
apakah cinta itu menurut dia – Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai
jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.
3. Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena kehamilan
4. Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan
5. Pengikut yang lain antara lain Any C. Besant (1847-1933)Ia menulis buku yang
berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral
manusia”
6. Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale yang hidup tahun
1825 – 1904. Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa
merugikan kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk
menegakkan moral masyarakat.
Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi sesudah
Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya
paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang
sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan
Marxist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau
mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu
negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap
kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa semakin
banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi dengan demikian tidak
perlu diadakan pembatasan penduduk.
Pendapat Aliran Marxist :
 Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
 Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum
kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
 Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi
tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya,
ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka
kelahiran.
8

Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)


Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini menyokong
aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk
mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu
menggunakan alat kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa dengan
menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan persediaan bahan bakar
dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini akan kehabisan bahan bakar dan
bahan makanan tersebut sehingga akhirnya malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun 1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi
menjadi “The Population Explotion” yg berisi:
 Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
 Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
 Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.
Analisis ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian, produksi
industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu, melapetaka tidak dapat
dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi pertumbuhannya sambil
mengelola alam dengan baik.
Kritikan terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow
karena tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu
Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan
lingkungan antar kawasan.
3.4 Teori Kependudukan Kontemporer
a) Teori Fisiologi dan sosial ekonomi
-   John Stuart Mill ( ahli filsafat dan ekonom Inggris ), menerima pendapat Malthus. Mill
mengasumsikan bahwa :
 Laju pertumbuhan penduduk melampaui makanan
 Manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya
 Manusia dengan produktifitas tinggi, cenderung ingin keluarga kecil
 Kekurangan pangan dapat diatasi dengan migrasi dan impor.
9

-          Arsene Dumont
Mengemukanan teori kapilaritas sosial yang intinya mengatakan bahwa setiap orang akan
selalu mempunyai keinginan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonominya. Adanya
kapilaritas sosial menyebabkan terjadinya penurunan angka kelahiran karena dengan anak
yang banyak dapat menghambat pencapaian keadaan sosial ekonomi yang lebih baik.
Keadaan ini akan terjadi pada suatu masyarakat yang telah maju peradabannya.
-          Emile Durkheim
Wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi, maka akan muncul persaingan yang
keras antar sesama anggotanya untuk mempertahankan hidupnya. Masyarakat tradisional
terdapat persaingan hidup yang kecil dibanding masyarakat industri.
-          Thomas Jarold      
Seorang dokter dari inggris mengatakan bahwa kemampuan reproduki  manusia akan
berkurang apabila ia semakin banyak menggunakan tenaganya baik fisik maupun mental.
Kehidupan manusia yang lebih sibuk maka pertambahan penduduk akan semakin berkurang.
-          Michael Thomas Sadler
Mengemukakan akan terjadi suatu mekanisme keseimbangan antara pertambahan jumlah
penduduk dan tingkat kemakmuran. Bertambahnya tingkat kemakmuran akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan atau keingina menambah jumlah anak dan sebaliknya.
-          Thomas Doubleday
Mengemukakan adanya korelasi antara tingkat kelahiran dan tingkat kemakmuran. Tingkat
kehidupan yang sulit akan merangsang orang untuk meningkatkan kelahiran sedaangkan
tingkat kehidupan yang makmur akan mengurangi kemampuan melahirkan. Keadaan ini
disebut sebagai the real and great law of human population. Kemampuan reproduksi manusia
dipengaruhi oleh pola makannya. Penduduk yang makmur banyak makan daging hewan dan
banyak makan sayuran yang menyebabkan meningkatnya daya reproduksi.
-          Raymond Pearl
Berdasarkan hasil penelitiannya pada lalat, ayam dan beberapa kelompok manusia yang
mengusahakan suatu bidang tanah tertentu. Over population tidak akan mungkin timbul sebab
perkembangan jumlah manusia akan mengikuti suatu pola tertentu berupa logistic curve yang
mula-mula melengkung naik hingga mencapai suatu titik puncak tertentu untuk kemudian
melengkung turun lagi. Hal ini terjadi karena terbatasnya ruang yang tersedia.
-          Corrado Gini
Mengemukakan teori evolusi sosial yang menyatakan bahwa perkembangan penduduk akan
mengikuti suatu proses evolusi yang kira-kira akan sama seperti proses hidup seseorang.
10

Setiap kelompok penduduk pada awalnya akan mempunyai tingkat peradaban sederhana dan
angka kelahiran yang tinggi. Jumlah penduduk akan terus bertambah diikuti kemampuan-
kemampuan dalam bidang sosial ekonomi. Pada akhirnya akan terjadi pengurangan
pertambahan penduduk baik akibat peperangan atau penurunan angka kelahiran
mengakibatkan jumlah penduduk akan menciut.

b) Teori Teknologi
Kelompok ini muncul untuk menolak pandangan Malthus yang pesimis dalam melihat
perkembangan dunia.Teori ini dimotori oleh Herman Khan, ia berpendapat bahwa
kemiskinan yang terjadi di negara berkembang akan dapat diatasi jika negara maju dapat
membantu daerah miskin, sehingga kekayaan dan kemampuan daerah hidup itu akan
didapatkan oleh orang-orang miskin.Ia beranggapan bahwa teknologi maju akan mampu
melakukan pemutaran ulang terhadap nasib manusia pada suatu masa yang disebut ‘Era
Substitusi’.

3.5 Teori Transisi Kependudukan


Tahap Peralihan keadaan demografis:
1. Tingkat kelahiran dan kematian tinggi. Penduduk tetap/naik sedikit. anggaran kesehatan
meningkat. Penemuan obat obatan semakin maju. Angka kelahiran tetap tinggi.
2. Angka kematian menurun,tingkat kelahiran masih tinggi-pertumbuhan penduduk
meningkat. Adanya Urbanisasi., usia kawin meningkat. ,Pelayanan KB > Luas.,
pendidikan meningkat.
3. Angka kematian terus menurun, angka kelahiran menurun – laju pertumbuhan penduduk
menurun.
4. Kelahiran dan kematian pada tingkat rendah pertumbuhan penduduk kembali seperti
kategori I – mendekati nol. Keempat kategori ini akan didialami oleh negara yang sedang
melaksanakan pembangunan ekonomi.
Struktur & persebaran penduduk Membahas :
-          Komposisi penduduk
-          Persebaran penduduk.
Kegunaan pengelompokan penduduk:
1.      Mengetahui human resources yg ada menurut umur & jenis.
2.      Mengambil suatu kebijakan yg berhub dengan penduduk.
3.      Membandingkan keadaan satu penduduk dengan penduduk lain
11

4.      Melalui gambaran piramid pddk dapat diket proses demografi yg telah terjadi pada
penduduk.

Penerapan Transisi kependudukan Yang mencerminkan kenaikan taraf hidup rakyat di


suatu negara adalah besarnya tabungan dan akumulasi kapital dan laju pertumbuhan
penduduknya. Laju pertumbuhan yang sangat cepat di banyak negara sedang berkembang
nampaknya disebabkan oleh fase atau tahap transisi demografi yang dialaminya. Negara-
negara sedang berkembang mengalami fase transisi demografi di mana angka kelahiran
masih tinggi sementara angka kematian telah menurun. Kedua hal ini disebabkan karena
kemajuan pelayanan kesehatan yang menurun angka kematian balita dan angka tahun
harapan hidup. Ini terjadi pada fase kedua dan ketiga dalam proses kependudukan. Umumnya
ada empat tahap dalam proses transisi, yaitu:

 Tahap 1: Masyarakat pra-industri, di mana angka kelahiran tinggi dan angka kematian
tinggi menghasilkan laju pertambahan penduduk rendah;
 Tahap 2: Tahap pembangunan awal, di mana kemajuan dan pelayanan kesehatan yang
lebih baik menghasilkan penurunan angka kelahiran tak terpengaruh karena jumlah
penduduk naik.
 Tahap 3: Tahap pembangunan lanjut, di mana terjadi penurunan angka kematian balita,
urbanisasi, dan kemajuan pendidikan mendorong banyak pasangan muda berumah tangga
menginginkan jumlah anak lebih sedikit hingga menurunkan angka kelahiran. Pada tahap
ini laju pertambahan penduduk mungkin masih tinggi tetapi sudah mulai menurun;
 Tahap 4: Kemantapan dan stabil, di mana pasangan-pasangan berumah tangga
melaksanakan pembatasan kelahiran dan mereka cenderung bekerja di luar rumah.
Banyaknya anak cenderung hanya 2 atau 3 saja hingga angka pertambahan neto penduduk
sangat rendah atau bahkan mendekati nol.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk dalam suatu wilayah
dengan faktor-faktor pengubahnya (mortalitas, natalitas, migrasi dan distribusi).
Teori-teori tentang kependudukan terbagi atas : Teori penduduk kuno, teori penduduk
modern, teori Malthus, teori kependudukan kontemporer, dan teori transisi kependudukan.
Teori Malthus (Thomas Robert Malthus)  seorang ulama Inggris yang lahir tahun
1766 dan meninggal tahun 1844.Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang
dapat mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk
dan manusia yaitu dengan jalan : Preventive checks dan positive checks.
Terdapat 2 aliran yaitu : Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels) Aliran ini tidak
sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan kekurangan makanan). Dan
Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich) kelompok ini menyokong aliran
Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat menganjurkan untuk mengurangi
jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara “Preventif Check” yaitu menggunakan alat
kontrasepsi.
Teori kependudukan kontemporer terbagi atas Teori Fisiologi dan sosial ekonomi dan
teori teknologi.

4.2 Saran
Hakikat dari manusia itu sendiri yang penuh dengan ketidaksempurnaan. Begitu juga dengan
makalah ini, Says kelas 1A, Fakultas kesehatan masyarakat menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan karena ini adalah sebuah usaha yang
manusiawi. Maka dari itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Firman Lubis, 1982, Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat , Bagian IKM/IKP


FK. UI
Paul Ehrlich, 1981, Ledakan Kependudukan, Gramedia, Jakarta
Rozy Munir, 1983, Teori-teori Kependudukan, Bina Aksara, Jakarta
Ruslan Prawiro, 1983, Kependudukan Teori Fakta dan Masalah, Alumni, Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai