Anda di halaman 1dari 6

PAPER

KEPERAWATAN ANAK

“MTBS”

Dosen pembimbing :
Nurul jamil, M, Kep

Disusun oleh :
HAIRUL RIJAL (821181004)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI PONTIANAK
TAHUN AJARAN
2020/2021

1
PENDAHULUAN

Puskesmas adalah suatu unit pelayanan kesehatan yang merupakan ujung tombak dalam bidang
kesehatan dasar. Sebuah Puskesmas dituntut untuk lebih bermutu sesuai dengan masalah
kesehatan masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya masing–masing. Dengan
jangkauannya yang luas sampai pelosok desa, pelayanan Puskesmas yang bermutu akan menjadi
salah satu faktor penentu upaya peningkatan status kesehatan masyrakat. Dengan semakin
berkembangnya masyarakat kelas menengah maka tuntutan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu juga meningkat.
Sehingga untuk menghadapi hal itu diupayakan suatu program menjaga mutu pelayanan
kesehatan denga ntujuan antara lain memberikan kepuasan kepada mayarakat (Efendi& Arifin,
2014).
Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan kesehatan mereka selalu dalam
kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan
upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan
anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59
bulan (Kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Menurut WHO dan UNICEF (2004 dalam Wijaya, 2010), 80% kematian balita terjadi di rumah
(dengan sedikit atau tanpa adanya kontak dengan petugas kesehatan). Kegiatan MTBS berbasis
masyarakat dapat menghubungkan masyarakat dengan petugas kesehatan (link). Peran serta aktif
keluarga dan masyarakat dalam perawatan balita dirumah akan menjamin kelangsungan hidup
anak, menurunkan tingkat kesakitan dan mempromosikan praktek-praktek dalam rangka
meningkatkan tumbuh kembang anak. Manajemen terpadu balita sakit merupakan suatu bentuk
pengelolaan balita yang mengalami sakit, yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
anak serta kualitas pelayanan kesehatan anak. Manajemen terpadu balita sakit ( MTBS )
dilakukan pada anak usia 2 bulan – 5 tahun dan pelaksanadilaksanakan dalam bentuk menejemen
secara terpadu.

1. Pengertian MTBS
Beberapa pengertian dari MTBS adalah :
a. MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau dalam bahasa inggris disebut
Integrated Management of Childhood Illness ( IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi / terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak
usia 0 - 5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program
kesehatan tetapi suatu pendekatan atau cara menatalaksana balita sakit.
b. MTBS merupakan upaya yang ditunjuk untuk menurunkan kesakitan dan kematian
sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan
kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Polindes, Poskesdes,
dan lain-lain.
c. MTBS merupakan pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang
berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upava kurall
terhadap penyakit peneumonia, diare, campah, nialaria, dan kurang gizi. NTBS
merupakan suatu pendekatan terhadap balita sakit yang dilakukan secara terpadu dengan
memadukan pelayanan promosi, pencegahan serta pengobatan terhadap lima penyakit

2
penyebab utama kematian bani dan balita di Negara berkembang yaitu , diare, campak,
malaria dan malnutrisi.
d. MTBS adalah suatu pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk
menyiapkan petugas kesehatan melakukan penilaian, membuat hlasilikasi serta
memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-penyakit yang umumnya
mengancam jiwa.

2. Tanda dan Gejala Penilaian dan Klasifikasi Anak Sakit pada MTBS 

Untuk melakukan penilaian dan klasifikası VITBS mengelompokkan dalam 2 kelempok


umur yaitu :
a. Petunjuk penilaian kunjungan pertama pada MTBS
umur 1 hari sampai 2 bulan:
1. Lakukan penilaian tanda dan gejala : nilai apakah ada tanda dan gejala kejang, gangguan
pernafasan, hipotermia, kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna,
diare atau mungkin berat badan rendah dan masalah pemberian ASI. 
2. Tentukan klasifikasi dan tingkat kegawatan : Klasifikasi kejang (ada tanda tremor dan
penurunan kesadaran), gangguan nafas (adanya henti nafas, nalas cepat), hipotermia
(hipotermia sedang atau berat), infeksi bakteri (infeksi bakteri sistemik, infeksi bakteri
lokal), Ikterus (hterus patologi atau iklerus Tisiologis), gangguan saluran cerna (muntah
segera setelah minum, berulang, berwarna hijau, dll), diare (diare dehidrasi berat, diare
dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten atau disentri), berat
badan rendah atau masalah pemberian ASI (berat badan sangat rendah dan masalah
pemberian ASI, berat badan rendah dan masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah
dan tidak ada masalah ASI).
3. Tentukan tindakan dan pengobatan : kejang, gangguan nafas, hipotermia berat, hipotermia
sedang, infeksi bakteri sistemik, infeksi bakteri lokal berat, infeksi bakteri lokal,
gangguan saluran cerna, diare dehidrasi berat, ringan/sedang, tanpa dehidrasi, diare
persisten da disentri, berat badan sangat rendah/rendah dengan masalah pemberia ASI.
4. Berikan konseling tentang cara pemberian obat oral di rumah, konseling tentang cara
mengobati infeksi bakteri lokal dirumah, konseling tentang bagaimana cara menyinari
bayi dengan cahaya matahari, konseling tentang cara mengobati luka atau bercak putih
(trush) di mulut, konseling tentang cara menetejki, dll. 
b. Petunjuk penilaian kunjungan pertama pada MTBS 
umur 2 bulan - 5 tahun 
Penilaian landa dan gejala pada bayi berusia 2 bulan sampai 5 tahun adalah ada atau
tidaknya tanda bahayd umum (tidak bisa minum atau menetek, muntah, kejang, letargis, atau
tidak sadar) serta keluhan seperti batuk atau kesulitan bernafas, adanya diare, demam,
masalah telinga, malnutrisi, anemia, dll 
1) Keluhan batuk atau sulit bernafas, tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam,
stidor, dan nafas cepat. Penentuan frekuensi pernafasan adalah pada anak usia 2-12 bulan
normal pernafasan 50 kali atau lebih permenit, sedangkan frekuensi pernafasan anak usia
12 bulan sampai dengan 5 tahun adalah 40 kali permenit atau lebih.
2) Keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa
minum atau malas makan, turgor jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum, adanya
darah dalam tinja (fases bercampur dengan darah).

3
3) Disertai denga adanya tanda bahaya umum, kaku kuduk, dan adanya infeksi lokal. Seperti
kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut, mata bernanah, adanya tanda presyok,
seperti Dadi lemah, ekstermitas dingin, muntah darah. feses hitam,perdarahan ludung
perdarahan bawah kulit, nyeri ulu hali, dll.
4) Tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya pembengkakan, adanya cairan
keluar dari telinga yang kurang dari 14 hari,dll
5) Tanda Status gizi, seperti badan kelihatan bertambah kurus, bengkak pada kedua kaki,
telapak tangan pucat, serta status gizi di bawah garis merah pada pemeriksaan berat badan
menurut usia. 
3. Tujuan Pendekatan MTBS 
Tujuan dari pendekatan MTBS adalah mengajarkan manajemen kasus kepada bidan, perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lain yang menangani balita sakit dan bayi muda di fasilitas kesehatan dasar seperti
Puskesmas, Pustu, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, maupun melalui kunjungan rumah. Petugas kesehatan
akan belajar cara menangani balita sakit dan bayi muda dengan : 
 Menilai tanda-tanda dan gejala penyakit, status imunisasi, status gizi dan pemberian vitamin A.
 Membuat Klasifikasi
 Menentukan tindakan sesuai dengan klasifikasi anak dan menentukan apakah seorang anak perlu
dirujuk 
 Memberi pengobatan pra-rujukan yang penting, seperti dosis pertama antibiotik, vitamin A, dan
perawatan anak untuk mencegah menurunya gula darah dengan pemberian air gula, mencegah
hipotermia serta merujuk anak.
 Melakukan tindakan di fasilitas kesehatan (kuratif dan preventif) seperti pemberian oralit, tablet Zinc,
vitamin A, dan imunisasi.
 Mengajari ibu cara member obat di rumah seperti antibiotik oral dan asuhan dasar bayi muda,
 Member konseling kepada ibu mengenai pemberian makanan pada anak, pemberian ASI dan kapan
harus kembali ke fasilitas keshatan.
 Melakukan penilaian ulang dan member perawatan yang langsung pada saat anak tersebut kembali
untuk pelayanan tindak lanjut.

4
Daftar pustaka

Dwiendra, octa dkk,. 2014. _Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak Prasekolah untuk para
Bidan._ Yogyakarta : Deepublish

Zainaro, Arifki dkk,. 2019. _Hubungan Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan dengan kepuasan pasien pada
pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Karya Tani kabupaten Lampung
Timur._ Bandar Lampung : Manuju. Vol. 1 no. 1

5
Rohayati, Sulastri & Purwati. 2015. _Analisis Faktor Melaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) di puskesmas. Poltekes Tanjung Karang: Jurnal Keperawatan. Vol. X1 no. 1.

Anda mungkin juga menyukai