Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

MANAJAMEN BENCANA

OLEH :

ANDREAS HERIN 171111044


ADRIANA LEDE TUKA 171111046
ASANDI ROHI 171111047
DOMINIKUS ASMIP WADA 171111052
ESMERALDA XIMENES 171111053
EUGENIUS TENAWAHANG 171111054
HIRONIMA SALI DERAM 171111059
INDRA M. OTTO 171111060
INKA CANDRA 171111061
MISELLA DAOBIHA 171111068
MITA ARYANI NONI 171111069
RIRIN ARYANI 171111075
MONIKA ADU 171111070
SAMIRIANTO NENOBAHAN 171111076
SANDRI NIRMALA SUEK 171111077
THEODORUS FINO KLEDEN 171111078
VIVI KOROH 171111081
YULIESTER DAHI KALE 171111082
YUMI NDOLU 171111083

PROGRAM STUDI NERS


UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2020

1
KATA PENGATAR

Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan “Makalah Manajamen Bencana”,
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu saya mengharapkan ada kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
pemahaman tentang kerangka kerja, operasional, populasi, sampel dan sampling

Kupang, 13 Oktober 2020

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami
karena wilayahnya terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik di dunia, yaitu
lempeng benua Asia dan Benua Australia, serta lempeng Samudra Hindia dan Samudera
Pasifik. Indonesia juga memiliki 129 gunung api aktif yang dapat meletus kapan saja.
Curah hujan yang ekstrem, perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis
tanah lolos air tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam juga merupakan
faktorfaktor kerentanan lainnya terhadap bencana banjir maupun gerakan/tanah longsor.
Selain itu, dari aspek demografis keanekaragaman ras, budaya dan agama sering memicu
konflik sosial.
Kejadian bencana umumnya memiliki dampak yang merugikan. Rusaknya saranan
prasarana fisik, permukiman dan fasilitas umum hanyalah sebagian kecil dari dampak
bencana yang dapat langsung terlihat. Dampak lain yang tak kalah pentingnya adalah
permasalahan kesehatan seperti kolapsnya fasilitas pelayanan kesehatan, adanya korban
meninggal dan luka, penurunan status gizi masyarakat, rusaknya sarana air bersih dan
lingkungan pemukiman, stress pasca trauma dan masalah psikososial. Kejadian bencana
seringkali diikuti dengan adanya arus pengungsian penduduk ke lokasi yang aman, yang
tentunya akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang baru di lokasi tujuan
pengungsian tersebut.
Upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana merupakan kegiatan yang
mempunyai fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan dan pengendalian yang berada dalam lingkup “Siklus Penanggulangan
Bencana” (Disaster Management Cycle). Siklus tersebut di mulai sejak sebelum
terjadinya bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan), pada saat terjadinya
bencana (tanggap darurat) dan pada saat setelah terjadinya bencana (rehabilitasi dan
rekonstruksi) (Depkes RI, 2015).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu surveilens bencana ?
2. Bagaimana dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui surveilens bencana
2. Untuk mengetahui dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surveilens Bencana
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan
definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada masyarakat sehingga
dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.

SurveliansBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan


oleh alam atau manusia yang mengakibatkan timbulnya korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan ,kerusakan sarana dan prasarana
umum,gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat serta
pembangunan Nasional, sehingga untuk pemulihannya memerlukan bencana dari luar.

Bencana terbagi dalam:

1) Natural Disaster:misalnya gempa bumi,gempavulkanik,Gelombang


tsunami, gunung meletus.
2) Man Made Disaster; misalnya banjir,kebakaranhutan,kerusuhan sosial dan
pencemaran lingkungan.

Surveilans Bencana itu adalah untuk mengumpulkan data pada situasi bencana
,data yang dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal,lukasakit,jenis luka
,pengobatan yang dilakukan,kebutuhan yang belum dipenuhi,jumlah korban anak-
anak,dewasa,lansia. Surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah
proses,sehingga dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan rencana program.
Tujuan Surveilans adalah untuk mendukung fungsi pelayanan bagi korban bencana
secara keseluruhan untuk menekan dampak negatif yang lebih besar.

Surveilans berperan dalam:

1) Saat Bencana:RapidHealthAssesment(RHA),melihat dampak-dampak apa


saja yang ditimbulkan oleh bencana,seperti berapa jumlah korban,barang-
barang apa saja yang dibutuhkan, peralatan apa yang harus

5
disediakan,berapa banyak pengungsi lansia,anak-anak,seberapa parah
tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2) Setelah Bencana:Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana
harus dapat dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau
kebijakan, misalnya apa saja yang harus dilakukan masyarakatuntuk
kembali dari pengungsian,rekonstruksi dan rehabilitasi seperti apa yang
harus diberikan.
3) Menentukan arah respon/penanggunglangan dan menilai keberhasilan
respon/evaluasi.

Managemen Penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk tanggap darurat,Fase


II untuk fase akut,Fase III untuk recovery(rehabilitasi dan rekonstruksi).Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum
terjadi bencana.

Tujuan Surveilans:

1) Mengurangi jumlah kesakitan,resiko kecacatan dan kematian saat terjadi


bencana.

6
2) Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan
penyebarannya.
3) Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatan
lingkungan akibat bencana(misalnya perbaikan sanitasi.)

Upaya Penaggunglangan Bencana meliputi;

1) Pra Bencana:Kelembagaan/koordinasi yang solid.SDM atau petugas


kesehatan yang terampil secara medik dan sosial dapat bekerjasama
dengan siapapun,Ketersediaan logistik seperti bahan,alatan dan obat.
Ketersediaan informasi tentang bencana seperti daerah rawan dan beresiko
terkena dampak,serta adanya ketersediaan jaringan kerja lintas program
dan sektor.
2) Ketika Bencana:RapidHealthassesment dilakukan dari hari terjadi bencana
sehingga 3 hari setelah bencana.
3) Pascabencana;berdasarkan dari rapidhealthassesment untuk menentukan
langkah seterusnya seperti pengendalian penyakit
menular(ISPA,Diare,DBD,Chikungunya,Tifoid),Pelayanan kesehatan
dasar,Surveilans Masyarakat dan memperbaiki kesehatan lingkungan
seperti air bersih,sanitasi makanan dan pengelolaan sampah.

Membangun sistem Surveilans pada situasi bencana dapat dilakukan:

1. sistem yang harus sederhana


2. mencakup yang sangat Prioritas.
3. Melibatkan semua pihak
4. mengutamakan unsur kecepatan
5. didukung kecepatan respons.

Jadi Surveilans bencana sangat penting karena secara garis besar dapat
disimpulkan manfaatnya adalah:

1. Mencari faktor resikoditempat pengungsian seperti


air,sanitasi,kepadatan,kualitas tempat penampungan.
2. Mengidentifikasi Penyebab utama kesakitan dan kematian sehingga dapat
diupayakan pencegahan.

7
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-
anak,lansia,wanitahamil,sehingga lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Pendataan pengungsi
diwilayah,jumlah,kepadatan,golongan,umur,menurut jenis kelamin.
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. survei Epidemiologi.

B. Dokumentasi Dan Pelaporan Hasil Penilaian Bencana

1. Instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam penanganan darurat bencana


berkewajiban membuat laporan kepada Kepala BPBD/BNPB sesuai tingkat
kewenanganya dengan tembusan kepada Komandan Tanggap Darurat bencana
sesuai tingkat kewenangannya.
2. Pelaporan meliputi pelaksanaan Komando TanggapDarurat Bencana, jumlah/
kekuatan sumber daya manusia, jumlah peralatan, jumlah setiap jenis/ macam
logistik dan sumber daya lainnya serta di lengkapi dengan sistem distribusinya
secara tertib dan akuntabel.
3. Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai tingkat kewenangannya
mengirimkan laporan harian, laporan khusus dan laporan insidentil tentang
pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana kepada Kepala BNPB/BPBD
dengan tembusan kepada instansi/lembaga/ organisasi yang terkait.
4. Kepala BPBD melaporkan kepada Walikota / Bupati / Gubernur dan Kepala
BNPB.
5. Kepala BNPB melaporkan penanganan tanggap darurat bencana kepada
Presiden.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

SurveliansBencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh


alam atau manusia yang mengakibatkan timbulnya korban dan penderitaan manusia,
kerugian harta benda, kerusakan lingkungan ,kerusakan sarana dan prasarana
umum,gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat serta
pembangunan Nasional, sehingga untuk pemulihannya memerlukan bencana dari luar.

8
Managemen Penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk tanggap darurat,Fase II
untuk fase akut,Fase III untuk recovery(rehabilitasi dan rekonstruksi).Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum
terjadi bencana

B. Saran

Sebagai mahasiswa sebaiknya lebih banyak membaca dan memahami ilmu


manajemen bencana agar dapat dipraktikkan dengan benar

DAFTAR PUSTAKA

Preparedness,Response and Recovery,Dr belladona MKes,Faculty of Medicine,UGM

Anda mungkin juga menyukai