MANAJAMEN BENCANA
OLEH :
1
KATA PENGATAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan “Makalah Manajamen Bencana”,
dengan baik.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu saya mengharapkan ada kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi
menyempurnakan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam
pemahaman tentang kerangka kerja, operasional, populasi, sampel dan sampling
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi dan tsunami
karena wilayahnya terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik di dunia, yaitu
lempeng benua Asia dan Benua Australia, serta lempeng Samudra Hindia dan Samudera
Pasifik. Indonesia juga memiliki 129 gunung api aktif yang dapat meletus kapan saja.
Curah hujan yang ekstrem, perbukitan dengan lereng sedang hingga terjal, dengan jenis
tanah lolos air tinggi dan kurangnya vegetasi berakar kuat dan dalam juga merupakan
faktorfaktor kerentanan lainnya terhadap bencana banjir maupun gerakan/tanah longsor.
Selain itu, dari aspek demografis keanekaragaman ras, budaya dan agama sering memicu
konflik sosial.
Kejadian bencana umumnya memiliki dampak yang merugikan. Rusaknya saranan
prasarana fisik, permukiman dan fasilitas umum hanyalah sebagian kecil dari dampak
bencana yang dapat langsung terlihat. Dampak lain yang tak kalah pentingnya adalah
permasalahan kesehatan seperti kolapsnya fasilitas pelayanan kesehatan, adanya korban
meninggal dan luka, penurunan status gizi masyarakat, rusaknya sarana air bersih dan
lingkungan pemukiman, stress pasca trauma dan masalah psikososial. Kejadian bencana
seringkali diikuti dengan adanya arus pengungsian penduduk ke lokasi yang aman, yang
tentunya akan menimbulkan permasalahan kesehatan yang baru di lokasi tujuan
pengungsian tersebut.
Upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana merupakan kegiatan yang
mempunyai fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian
pelaksanaan dan pengendalian yang berada dalam lingkup “Siklus Penanggulangan
Bencana” (Disaster Management Cycle). Siklus tersebut di mulai sejak sebelum
terjadinya bencana (pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan), pada saat terjadinya
bencana (tanggap darurat) dan pada saat setelah terjadinya bencana (rehabilitasi dan
rekonstruksi) (Depkes RI, 2015).
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu surveilens bencana ?
2. Bagaimana dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui surveilens bencana
2. Untuk mengetahui dokumentasi dan pelaporan hasil penilaian bencana
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Surveilens Bencana
Menurut WHO (2004), surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan
definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhi nya pada masyarakat sehingga
dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.
Surveilans Bencana itu adalah untuk mengumpulkan data pada situasi bencana
,data yang dikumpulkan berupa jumlah korban meninggal,lukasakit,jenis luka
,pengobatan yang dilakukan,kebutuhan yang belum dipenuhi,jumlah korban anak-
anak,dewasa,lansia. Surveilans sangat penting untuk monitoring dan evaluasi dari sebuah
proses,sehingga dapat digunakan untuk menyusun kebijakan dan rencana program.
Tujuan Surveilans adalah untuk mendukung fungsi pelayanan bagi korban bencana
secara keseluruhan untuk menekan dampak negatif yang lebih besar.
5
disediakan,berapa banyak pengungsi lansia,anak-anak,seberapa parah
tingkat kerusakan dan kondisi sanitasi lingkungan.
2) Setelah Bencana:Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana
harus dapat dianalisis, dan dibuat kesimpulan berupa bencana kerja atau
kebijakan, misalnya apa saja yang harus dilakukan masyarakatuntuk
kembali dari pengungsian,rekonstruksi dan rehabilitasi seperti apa yang
harus diberikan.
3) Menentukan arah respon/penanggunglangan dan menilai keberhasilan
respon/evaluasi.
Tujuan Surveilans:
6
2) Mencegah atau mengurangi resiko munculnya penyakit menular dan
penyebarannya.
3) Mencegah atau Mengurangi resiko dan mengatasi dampak kesehatan
lingkungan akibat bencana(misalnya perbaikan sanitasi.)
Jadi Surveilans bencana sangat penting karena secara garis besar dapat
disimpulkan manfaatnya adalah:
7
3. Mengidentifikasi pengungsi kelompok rentan seperti anak-
anak,lansia,wanitahamil,sehingga lebih memperhatikan kesehatannya.
4. Pendataan pengungsi
diwilayah,jumlah,kepadatan,golongan,umur,menurut jenis kelamin.
5. Mengidentifikasi kebutuhan seperti gizi
6. survei Epidemiologi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Managemen Penanggulangan bencana meliputi Fase I untuk tanggap darurat,Fase II
untuk fase akut,Fase III untuk recovery(rehabilitasi dan rekonstruksi).Prinsip dasar
penaggunglangan bencana adalah pada tahap Preparedness atau kesiapsiagaan sebelum
terjadi bencana
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA