Anda di halaman 1dari 17

Bab IV Pelingkupan

Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

BAB 4
PELINGKUPAN

4.1. Proses Pelingkupan


Proses pelingkupan dimaksudkan untuk mempertajam fokus kajian
dampak penting yang akan terjadi, menentukan lokasi dan batas wilayah kajian,
menentukan metode dan waktu kajian serta jumlah dan disiplin ilmu tenaga ahli
yang akan dilibatkan dalam kajian.
Proses pelingkupan dilakukan melalui serangkaian proses berikut:
 Identifikasi dampak potensial, dengan menggunakan matriks interaksi
sederhana. Interaksi kelompok, antara kegiatan dengan rona lingkungan hidup.
Identifikasi dampak potensial dengan maksud untuk mengidentifikasi segenap
dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat
dari kegiatan reklamasi pantai Pulau Karajaan caranya mengenali kondisi rona
lingkungan hdup awal dan analisis kegiatan sekitar melalui pengamatan di
lapangan serta mempertimbangkan hasil diskusi dengan masyarakat.
 Evaluasi dampak potensial, dengan menggunakan metode interaksi kelompok
untuk mengevaluasi keterkaitan dampak kegiatan proyek dengan lingkungan.
Evaluasi dampak potensial dilakukan yang bertujuan untuk menghilangkan
dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga
diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang dipandang perlu dan relevan
untuk ditelaah secara mendalam dalam studi. Hasil yang diperoleh dari
evaluasi dampak potensial ini adalah Dampak Pneting Hipotetik (DPH).

4.2. Identifikasi Dampak Potensial


Hasil identifikasi dampak potensial pada studi kajian ANDAL & RKL-
RPL kegiatan reklamasi pantai Pulau Karajaan disajikan secara ringkas pada tabel
4.1. diuraikan sebagai berikut:

39
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Tabel 4.1. Matrik Identifikasi Dampak Potensial Kegiatan Reklamasi Pantai Pulau Karajaan
Komponen Rencana Kegiatan Keterangan
Pasca
Komponen Lingkungan Penerima Dampak Pra-Konstruksi Konstruksi Operasi
Operasi
1 2 3 1 2 3 1 1 2 Tahap Pra-Konstruksi :
I. Geofisik-Kimia a. Kualitas Udara X X X X 1. Survei dan Perizinan
b. Kebisingan X X X X 2. Sosialisasi Rencana Kegiatan
c. Ruang dan Lahan X X X X 3. Pembebasan Lahan
d. Kesuburan Tanah X X X X Tahap Konstruksi :
e. Abrasi dan Sedimentasi X X X 1. Rekrutmen Tenaga Kerja
f. Kualitas Air X X X X 2. Mobilisasi Alat dan Bahan
g. Transportasi X X X X 3. Pengurugan/Reklamasi
II. Biologi a. Biota Air X X X X Tahap Operasi
III.Sosekbud a. Jumlah dan Kepadatan 1. Keberadaan Lahan Reklamasi
X Tahap Pasca Operasi :
Penduduk
b. Pendapatan Masyarakat X 1. Demobilisasi Peralatan
c. Kesempatan kerja X X 2. Pemutusan Hubungan Kerja
d. Konflik Sosial X X X
e. Sikap dan Persepsi
X X X X X X X X
Masyarakat
IV. Kesehatan a. Prevalensi Penyakit X X X X
Masyarakat b. Sanitasi Lingkungan X X X X

40
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

4.2.1. Tahap Pra Konstruksi


Kegiatan pada tahap pra konstruksi sebagai kegiatan yang menimbulkan
dampak, dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Survei dan perizinan: kegiatan ini akan berpengaruh terhadap komponen
penentuan lokasi yang akan dibangun serta persepsi masyarakat.
b) Sosialisasi rencana kegiatan: kegiatan ini akan berpengaruh terhadap
komponen lingkungan berupa sikap dan persepsi masyarakat.
c) Pembebasan Lahan: kegiatan ini akan berpengaruh terhadap komponen
lingkungan berupa, konflik sosial dan persepsi masyarakat.

4.2.2. Tahap Konstruksi


Secara garis besar pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahap
konstruksi reklamasi adalah sebagai berikut:
a. Rekrutmen Tenaga Kerja
Pada tahap konstruksi reklamasi, akan dilakukan rekrutmen tenaga kerja
yang diprioritaskan dari masyarakat lokal Pulau Karajaan. Tahapan ini akan
berpengaruh terhadap sikap dan presepsi masyarakat karena memberikan
kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

b. Mobilisasi Alat dan Bahan


Mobilisasi peralatan dan material adalah kegiatan yang akan berpengaruh
terhadap komponen lingkungan berupa kualitas udara, ruang dan kebisingan.
Mobilisasi alat konstruksi reklamasi dilakukan melalui transportasi laut.

c. Konstruksi Pengurugan / Reklamasi


Pekerjaan reklamasi meliputi pengangkutan pasir ke lokasi yang akan di
reklamasi, pengurugan pasir dan pembangunan tanggul. Aktivitas pengangkutan
pasir dilakukan dari lokasi sumber material urug menuju lokasi menggunakan
TSHD. Kegiatan pengurugan dan pembangunan tanggul direncanakan bertahap,
dimana tanggul dilaksanakan pada tahap awal hingga mencapai sekitar elevasi
muka air laut dan selanjutnya diikuti oleh pemasangan bund dan pekerjaan
tanggul. Secara garis besar pekerjaan reklamasi dilakukan sebagai berikut:

- Pengurugan
(1) Uraian Tentang Pengerukan dan Proses Pengangkutan
Pasir dikeruk dari area konsesi lalu diangkut menggunakan Trailing
Suction Hopper Dredger (TSHD) ukuran sedang, TSHD menggunakan satu atau
dua pipa isap untuk mengeruk bahan pasir ini dan menempatkan kerukan ini ke
hopper. Air yang berlebih, yang digunakan untuk memompa pasir ke hopper
diarahkan ke pinggir kapal melalui sistem pelimpah. Dalam area galian pasir yang
bagus, TSHD ini akan terisi penuh dalam waktu 1 - 2 jam. Dalam area galian
dengan komposisi lanau dan lempung yang banyak, pengisian TSHD akan
berlangsung lebih lama, hingga beberapa jam, sementara bahan-bahan halusnya
akan dihanyutkan ke pinggir kapal. Setelah pengisian, TSHD menuju ke lokasi

41
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

reklamasi. Di tempat reklamasi TSHD ini mengeluarkan muatannya ke urugan


dengan mengguakan Pengeruk Isap (stasioner) dimana pasir akan menuju ke
sinker line, lalu ke urugan.
(2) Uraian Proses Pengurugan
Metode pengurugan dilakukan dengan sistem gravitasi. Pasir akan
diangkat dengan menggunakan TSHD dari lokasi borrow area ke lokasi proyek.
Setelah TSHD yang berisi muatan pasir sampai ke lokasi proyek, sistem
penyemprotan pasir akan disambungkan dengan TSHD. Pasir dipompa melalui
pipa untuk kemudian disebarkan pada lokasi penimbunan menggunakan spray
pontoon atau spray barge. Dalam proses pengerukan, pengangkutan serta
pengurugan material reklamasi akan berdampak pada kondisi lingkungan yakni
kualitas udara akibat pengoperasian alat, kualitas air menurun akibat pasir yang
larut ke air, biota perairan terganggu karena perairan menjadi keruh, tingkat
kebisingan akan meningkkat akibat alat-alat yang digunakan. Perubahan fungsi
ruang dan lahan juga memicu terjadinya abrasi dan sedimentasi karena perubahan
arah arus dan gelombang. Kegiatan ini juga berdampak pada transportasi laut
yang terganggu akibat melintasnya TSHD yang membawa material pasir. Dengan
adanya kegiatan reklamasi konflik sosial juga dapat terjadi sehingga
mempengaruhi sikap dan presepsi masyarakat serta prevalensi penyakit yang
dapat ditimbulkan melalui aktivitas yang dilakukan.

4.2.3. Tahap Operasi


Tahap operasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan adalah:
a. Keberadaan Lahan Reklamasi
Lahan reklamasi yang telah selesai dibangun adalah seluas ± 25 Ha.
Keberadaan lahan ini dapat memicu perubahan fungsi ruang dan lahan, terjadinya
abrasi dan sedimentasi akibat lahan yang diurug, mempengaruhi kualitas air yang
berdampak pada biota perairan. Lahan reklamasi yang telah ada dapat
menimbulkan transportasi menjadi terganggu, sikap dan presepsi masyarakat yang
juga akan berubah-ubah serta prevalensi penyakit yang kemungkinan ditimbulkan
dari kegiatan ini.

4.2.4. Tahap Pasca Operasi


Tahap pasca operasi yang dapat menimbulkan dampak lingkungan adalah:
a. Demobilisasi Peralatan
Kegiatan demobilisasi peralatan konstruksi reklamasi sebagian besar
dilakukan melalui laut dan sebagian kecil dilakukan melalui darat, misalnya
hopper barger (tongkang), kapal pengangkut pasir urug (pasir laut) jenis TSHD,
dan peralatan lain yang digunakan untuk kegiatan reklamasi. Kegiatan yang
termasuk dalam tahap pasca operasi adalah penanganan settlement, pembangunan
jalan, pemeliharaan dikes, pencegahan dan penanggulangan kebersihan laut. Pada
tahap pasca operasi pemrakarsa akan melaksanakan pengelolaan lingkungan areal
hasil reklamasi tersebut untuk menjaga kondisi lingkungan agar sesuai dengan
peruntukannya. Berdasarkan matriks dampak penting hipotetik kegiatan tersebut
akan berpengaruh terhadap komponen lingkungan hidup berupa iklim, kualitas

42
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

udara, kebisingan, biota perairan, abrasi, sedimentasi, tranportasi dan kesehatan


masyarakat. Hal-hal itu berupa penurunan kualitas udara, kualitas air, terjadi
peningkatan kebisingan, perubahan sikap dan presepsi masyarakat serta sanitasi
lingkungan yang menurun dan akan berpengaruh terhadap prevalensi penyakit.

b. Pemutusan Hubungan Kerja


Setelah kegiatan reklamasi berakhir maka dilakukan pemutusan hubungan
kerja dengan memberikan hak-hak kepada para pekerja berupa upah dan pesangon
yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini akan mempengaruhi kesempatan kerja
bagi masyarakat lokal dan juga berpengaruh terhadap sikap dan presepsi
masyarakat terhadap kegiatan reklamasi

4.3. Evaluasi Dampak Potensial


Pelingkupan pada tahap evaluasi dampak potensial bertujuan untuk
menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau
tidak penting, sehingga diperoleh dampak penting hipotetik yang dipandang perlu
dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi. Dalam proses ini,
dijelaskan dasar penentuan suatu dampak potensial dapat disimpulkan menjadi
dampak penting hipotetik (DPH) atau tidak. Daftar dampak penting hipotetik,
disusun berdasarkan pertimbangan atas hal-hal yang dianggap penting oleh
masyarakat sekitar lokasi kegiatan penambangan pasir laut, instansi yang
bertanggung jawab dan para pakar. Kriteria yang digunakan dalam melakukan
evaluasi dampak potensial menjadi dampak penting hipotetik (DPH) terdiri atas 4
pertanyaan berikut:
1) Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi? Hal ini
dapat dilihat dari hasil analisis data sekunder dan kunjungan lapangan.
2) Apakah komponen lingkungan tersebut memengan peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi) dan
terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis), sehingga perubahan
besar pada kondisi komponen lingkungan tersebut sangat berpengaruh pada
kehidupan masyarakat dan keutuhan ekosistem? Hal tersebut dapat dilihat dari
hasil kunjungan lapangan.
3) Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen
lingkungan tersebut? Hal ini dapat dilihat dari hasil konsultasi/sosialisasi
masyarakat.
4) Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau dilampaui oleh
dampak tersebut? Hal ini dapat dijawab dengan mempelajari peraaturan-
peraturan yang menetapkan baku mutu lingkungan, baku mutu emisi/limbah,
tata ruang atau sebagainya.
Setiap dampak potensial akan ditapis menggunakan 4 kriteria pertanyaan
di atas. Jawaban terhadap pertanyaan kriteria di atas dijawab dengan “Ya” dan
“Tidak”. Jika dari semua kriteria tersebut ada salah satu dijawab “Ya” maka
dampak potensial tersebut dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang
harus dikaji mendalam. Berdasarkan pengamatan kondisi lapangan, hasil
konsultasi publik dan identifikasi dampak potensial yang telah dilakukan, maka
proses pelingkupan dilanjutkan dengan evaluasi dampak potensial pada tahap pra

43
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Alasan ditetapkannya dampak


potensial menjadi dampak penting hipotetik (DPH) disajikan pada Tabel 4.2.,
sedangkan matriks hasil evaluasi dampak potensial (Tabel DPH) pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2. Alasan Dampak Potensial Menjadi Dampak Penting Hipotetik


Kriteria Evaluasi Dampak
Dampak
Jenis Kegiatan Alasan Penting
Potensial 1 2 3 4 Hipotetik
1. Tahap Prakonstruksi
(1) Survei dan Sikap dan Hal ini akan T T Y T DPH
Perizinan Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif
(2) Sosialisasi Sikap dan Hal ini akan T T Y T DPH
Rencana Presepsi berdampak pada
Kegiatan Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif
(3) Pembebasan Sikap dan Hal ini akan T Y T T DPH
Lahan Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif
Konflik sosial Presepsi masyarakat T Y Y T DPH
yang negatif dapat
memicu terjadinya
konflik sosial
2. Tahap Konstruksi
(1) Penerimaan Pendapatan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Tenaga Kerja Masyarakat berpengaruh positif
pada pendapatan
masyarakat setempat
yang menjadi pekerja
di perusahaan terkait
Sikap dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif
Kesempatan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
kerja berdampak pada
presepsi masyarakat
secara positif
Kependudukan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
berpengaruh pada
angakatan tenaga kerja
yang tinggal di Pulau

44
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Karajaan
(2) Mobilisasi Kualitas Air Hal ini akan T Y Y Y DPH
Peralatan menimbulkan
penurunan kualitas
perairan yang akan
menyebabkan dampak
turunan lainnya
Kualitas Udara Hal ini merupakan T Y T Y DPH
dampak turunan yang
kemungkinan akan
menimbulkan
penurunan kualitas
udara yang akan
menurun
Ruang dan Hal ini akan T Y Y T DPH
Lahan menimbulkan
berubahnya fungsi
ruang dan lahan
Kebisingan Hal ini berdampak T T T Y DPH
pada meningkatnya
kebisingan akibat alat-
alat yang dioperasikan
Kesuburan Hal ini terjadi akibat T Y Y Y DPH
Tanah mobilisasi alat yang
dapat membuat
kesuburan tanah
terganggu
Transportasi Pengoperasian T Y T Y DPH
peralatan akan
berdampak pada
transportasi baik laut
dan darat
Biota Air Hal ini berhubungan T Y T Y DPH
dengan
terdegradasinya
ekosistem yang akan
menyebabkan
berkurangnya biota-
biota di perairan
tersebut
Sikap dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif
Sanitasi Hal ini merupakan Y Y T T DPH
Lingkungan dampak akibat
menurunnya kualitas

45
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

perairan dan rusaknya


ekosistem perairan
Prevalensi Hal ini merupakan T T Y Y DPH
Penyakit dampak turunan dari
sanitasi lingkungan
yang terganggu
(3) Pengurugan Kualitas Air Hal ini akan T Y T Y DPH
menimbulkan
penurunan kualitas
perairan yang akan
menyebabkan dampak
turunan lainnya
Kebisingan Hal ini akibat pada T Y T Y DPH
dioperasikannya
peralatan sehingga
memicu adanya
kebisingan
Ruang dan Hal ini akan T Y Y T DPH
Lahan menimbulkan
berubahnya fungsi
ruang dan lahan
Kualitas Udara Hal ini merupakan T Y T Y DPH
dampak turunan yang
kemungkinan akan
menimbulkan
penurunan kualitas
udara yang akan
menurun
Kesuburan Hal ini terjadi akibat T Y Y T DPH
Tanah mobilisasi alat yang
dapat membuat
kesuburan tanah
terganggu
Abrasi dan Hal ini merupakan T Y T Y DPH
sedimentasi dampak turunan akibat
aktivitas pengerukan
Transportasi Hal ini akibat Y Y T Y DPH
pengangkutan material
reklamasi dan
pengoperasian
peralatan
Biota Air Hal ini berhubungan T Y Y Y DPH
dengan
terdegradasinya
ekosistem yang akan
menyebabkan
berkurangnya biota-
biota di perairan

46
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

tersebut
Sikap dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif
Konflik sosial Presepsi masyarakat T T Y T DPH
yang negatif dapat
memicu terjadinya
konflik sosial
Sanitasi Hal ini tidak T T T T Bukan DPH
Lingkungan berdampak pada
kualitas perairan dan
rusaknya ekosistem
perairan
Prevalensi Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH
Penyakit dampak turunan dari
sanitasi lingkungan
yang tidak terganggu
3. Tahap Operasi
(1) Keberadaan Kualitas Udara Keberadaan lahan T T T T Bukan DPH
Lahan Reklamasi reklamasi tidak akan
menimbulkan
penurunan kualitas
udara karena tidak ada
lagi aktivitas yang
dilakukan
Ruang dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Lahan menimbulkan
berubahnya fungsi
ruang dan lahan sesuai
kegiatan selanjutnya
Kesuburan Hal ini terjadi akibat T Y Y T DPH
Tanah mobilisasi alat yang
dapat membuat
kesuburan tanah
terganggu
Abrasi dan Hal ini merupakan T Y Y Y DPH
sedimentasi dampak turunan akibat
aktivitas reklamasi
sehingga
memungkinkan terjadi
abrasi dan sedimentasi
Kualitas Air Hal ini dapat T Y T Y DPH
menimbulkan
penurunan kualitas
perairan yang akan
menyebabkan perairan
menjadi keruh karena

47
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

adanya lahan
reklamasi
Transportasi Hal ini akibat T Y T T DPH
pengangkutan material
reklamasi dan
pengoperasian
peralatan
Biota Air Hal ini berhubungan Y Y T Y DPH
dengan
terdegradasinya
ekosistem yang akan
menyebabkan
berkurangnya biota-
biota di perairan
tersebut
Sikap dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif
Konflik sosial Presepsi masyarakat T T T T Bukan DPH
yang negatif dapat
memicu terjadinya
konflik sosial
Sanitasi Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH
Lingkungan dampak akibat
menurunnya kualitas
perairan dan rusaknya
ekosistem perairan
Prevalensi Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH
Penyakit dampak turunan dari
sanitasi lingkungan
yang terganggu
4. Tahap Pasca Operasi
(1) Demobilisasi Kualitas Udara Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH
Peralatan dampak turunan yang
kemungkinan akan
menimbulkan
penurunan kualitas
udara yang akan
menurun
Kebisingan Hal ini karena tidak T T T T Bukan DPH
lagi dioperasikannya
peralatan reklamasi
sehingga kebisingan
berkurang
Ruang dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Lahan menimbulkan
berubahnya fungsi

48
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

ruang dan lahan


setelah adanya
pemindahan peralatan
yang dapat digunakan
sesuai kepentingan
Kesuburan Hal ini terjadi akibat T Y T T DPH
Tanah mobilisasi alat yang
dapat membuat
kesuburan tanah
terganggu
Abrasi dan Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH
sedimentasi dampak turunan akibat
aktivitas reklamasi
Kualitas Air Hal ini akan T Y T Y DPH
menimbulkan
penurunan kualitas
perairan yang akan
menyebabkan dampak
turunan lainnya
Transportasi Trasnportasi dapat T T T T Bukan DPH
dikendalikan karena
peralatan yang dapat
dimobilisasikan
dengan baik
Biota Air Mobilisasi peralatan T Y Y T DPH
membuat kualitas
perairan menurun
sehingga akan
menyebabkan
berkurangnya biota-
biota di perairan
tersebut
Sikap dan Hal ini akan T T T T Bukan DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif
Konflik sosial Presepsi masyarakat T T T T Bukan DPH
yang positif sehingga
mencegah terjadinya
konflik sosial
Sanitasi Sanitasi dapat terjaga T T T T Bukan DPH
Lingkungan dengan baik sehingga
tidak menimbulkan
turunnya kualitas
perairan dan rusaknya
ekosistem perairan
Prevalensi Hal ini merupakan T T T T Bukan DPH

49
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Penyakit dampak turunan dari


sanitasi lingkungan
tidak terganggu
(2) Pemutusan Kesempatan Hal ini akibat telah T Y Y T DPH
Hubungan Kerja Kerja selesainya kegiatan
reklamasi sehingga
berdampak pada PHK
Sikap dan Hal ini akan T T Y T DPH
Presepsi berdampak pada
Masyarakat presepsi masyarakat
secara positif maupun
negatif

50
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Tabel 4.3. Dampak Penting Hipotetik


Komponen Rencana Kegiatan Keterangan
X = Terdapat Dampak
Potensial

DPH = Dampak Penting


Hipotetik

Tahap Pra-Konstruksi :
1. Survei dan Perizinan
2. Sosialisasi Rencana
Kegiatan
3. Pembebasan Lahan
Pasca Tahap Konstruksi :
Komponen Lingkungan Penerima Dampak Pra-Konstruksi Konstruksi Operasi
Operasi 1. Rekrutmen Tenaga
Kerja
2. Mobilisasi Alat dan
Bahan
3. Pengurugan/Reklamasi
Tahap Operasi
1. Keberadaan Lahan
Reklamasi
Tahap Pasca Operasi :
1. Demobilisasi Peralatan
2. Pemutusan Hubungan
Kerja
1 2 3 1 2 3 1 1 2
I.Geofisik- Kualitas Udara DPH DPH X X

51
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Kimia Kebisingan DPH DPH X X


Ruang dan Lahan DPH DPH X X
Kesuburan Tanah DPH DPH DPH DPH
Abrasi dan Sedimentasi DPH DPH X
Kualitas Air DPH DPH DPH DPH
Transportasi DPH DPH DPH X
II.Biologi Biota Air DPH X DPH DPH
III.Sosekbud Jumlah dan Kepadatan
X
Penduduk
Pendapatan Masyarakat X
Kesempatan kerja X DPH
Konflik Sosial DPH DPH DPH
Sikap dan Persepsi
DPH DPH X X X X X DPH
Masyarakat
IV.Kesehatan Prevalensi Penyakit DPH X X X
Masyarakat Sanitasi Lingkungan DPH X X X

52
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

4.4. Batas Wilayah Studi


1. Batas Proyek
Batas proyek merupakan areal yang direncanakan sebagai lokasi kegiatan
reklamasi pantai Pulau Karajaan Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan
Selatan.

2. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan
struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat,
yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
Batas sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi
ANDAL, mengingat adanya kelompok – kelompok masyarakat yang
kehidupan sosial ekonomi dan budayanya akan mengalami perubahan mendasar
akibat aktivitas usaha dan/atau kegiatan. Mengingat dampak
lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
menyebar tidak merata, maka batas sosial ditetapkan dengan
membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas
masyarakat yang terdapat dalam batas proyek, ekologis serta
komunitas masyarakat yang berada di luar batas proyek dan ekologis namun
berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana usaha
dan/atau kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum
dan fasilitas sosial. Batas sosial adalah ruang di sekitar rencana usaha dan/atau
kegiatan yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan
struktur sosial), sesuai dengan proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat,
yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
usaha dan/atau kegiatan.
Batas sosial ini sangat penting bagi pihak-pihak yang terlibat dalam studi
ANDAL, mengingat adanya kelompok-kelompok masyarakat yang
kehidupan sosial ekonomi dan budayanya akan mengalami perubahan mendasar
akibat aktivitas usaha dan/atau kegiatan. Mengingat dampak
lingkungan hidup yang ditimbulkan oleh suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
menyebar tidak merata, maka batas sosial ditetapkan dengan
membatasi batas-batas terluar dengan memperhatikan hasil identifikasi komunitas
masyarakat yang terdapat dalam batas proyek, ekologis serta
komunitas masyarakat yang berada di luar batas proyek dan ekologis namun
berpotensi terkena dampak yang mendasar dari rencana usaha
dan/atau kegiatan melalui penyerapan tenaga kerja, pembangunan fasilitas umum
dan fasilitas sosial.

3. Batas Ekologi
Batas ekologi adalah ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan menurut media transportasi limbah (air, udara), dimana proses
alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Termasuk dalam ruang ini adalah ruang di sekitar rencana

53
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

usaha dan/atau kegiatan yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas
usaha dan/atau kegiatan.

4. Batas Wilayah Studi


Batas wilayah studi merupakan resultan dari batas proyek, batas sosial dan batas
administratif yang mempuyai keterkaitan erat dengan besaran dan sebaran
dampak.

54
Bab IV Pelingkupan
Dokumen Andal Reklamasi Pantai Pulau Karajaan

Gambar 4.1. Batas Wilayah Kajian Reklamasi Pantai Pulau Karajaan


55

Anda mungkin juga menyukai