FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
A. Identitas Klien
Nama : Ny. S................................ No. RM : 0032xx
Usia : 72 thn. . Tgl. Masuk : 09 Februari 2020
Jenis kelamin : Perempuan....................... Tgl. Pengkajian : 10 Februari 2020.............
Alamat : Pakisaji, Malang .............. Sumber informasi : Pasien dan keluarga
No. telepon : 0813xxx ........................... Nama klg. dekat yg bisa dihubungi:
Status pernikahan : Menikah............................ Tn. B
Agama : Islam................................. Status : Cucu
Suku : Jawa................................. Alamat : Pakisaji, Malang
Pendidikan : SMA................................. No. telepon : 085245xxxx
Pekerjaan : Tidak bekerja.................... Pendidikan : SMA
Lama bekerja : -........................................ Pekerjaan :-
3. Imunisasi:
(√) BCG (√) Hepatitis
(√) Polio (√) Campak
(√) DPT ( ) ……………….
4. Kebiasaan:
Kopi Kadang-kadang (3
1 gelas 1 tahun
hari sekali)
Alkohol Tidak minum Tidak minum Tidak minum
5. Obat-obatan yg digunakan:
GENOGRAM
7
2
: Perempuan
F. Riwayat Lingkungan
G. Pola Aktifitas-Latihan
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu orang lain, 4 = tidak mampu
Pemakaian gigi palsu (area) Gigi bagian depan Gigi bagian depan
Riw masalah penyembuhan
Tidak ada Tidak ada
luka
I. Pola Eliminasi
J. Pola Tidur-Istirahat
Penggunaan Odol Ya Ya
M. Konsep Diri
1. Gambaran diri: Klien mengatakan menyukai semua anggota tubuhnya
2. Ideal diri: Berharap segera sembuh dan bisa pulang
3. Harga diri: tidak ada masalah dengan harga diri klien, klien merasa dihargai di lingkunagn
keluarga maupun kerja
4. Peran: klien berperan sebagai nenek dari kedua cucunya
5. Identitas diri: tidak ada gangguan, klien adalah seorang perempuan
O. Pola Komunikasi
1. Bicara: (√) Normal ( ) Bahasa utama: Indonesia
( ) Tidak jelas ( ) Bahasa daerah: Jawa
( ) Bicara berputar-putar ( ) Rentang perhatian: baik
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) Afek : baik
2. Tempat tinggal:
( ) Sendiri
( ) Kos/asrama
(√ ) Bersama orang lain, yaitu: cucu
3. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yg dianut: Jawa
b. Pantangan & agama yg dianut: tidak ada
c. Penghasilan keluarga: ( ) < Rp. 250.000 ( ) Rp. 1 juta – 1.5 juta
( ) Rp. 250.000 – 500.000 ( ) Rp. 1.5 juta – 2 juta
( ) Rp. 500.000 – 1 juta ( ) > 2 juta
P. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: suami klien sudah meninggal
( ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan: suami klien sudah meninggal
( ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti,................
R. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum: KU Sedang, klien terbaring lemah, nyeri pada bagian saluran kemih
Kesadaran: Compos Mentis
GCS E4 V5 M6
Tanda-tanda vital: - Tekanan darah : 120/70 mmHg - Suhu : 36,5 oC
- Nadi : 80 x/menit - RR : 20 x/menit
Tinggi badan: 156 cm Berat Badan: 58 kg IMT: 23.8 kg/m2
2. Kepala & Leher
a. Kepala:
Bentuk kepala lonjong, bentuk wajah simetris kiri kanan, rambut pendek (banyak uban), tidak
ada lesi dan massa, tidak ada nyeri tekan di kepala....................................................................
b. Mata:
Bentuk mata simetis kiri kanan, pergerakan bola mata bebas, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak icterus, kelopak mata kiri dan kanan dapat membuka dan menutup secara
bersamaan, pupil isokor
c. Hidung:
Hidung sedikit mancung, hidung bersih tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada massa dan
lesi, tidak ada nyeri tekan............................................................................................................
d. Mulut & tenggorokan:
Mulut simetris kiri dan kanan, warna mukosa mulut pink dan bibir berwarna kehitaman, tidak
ada lesi maupun stomatitis, memakai gigi palsu pada bagian depan, tidak ada tanda gigi
berlubang atau kerusakan gigi, gigi lidah serta gusi bersih. Tidak ada tanda tanda infeksi
pada tonsil...................................................................................................................................
e. Telinga:
Bentuk daun telinga kiri dan kanan sama. Telinga bersih, tidak ada massa dan lesi, tidak ada
nyeri tekan. klien dapat mendengar dengan jelas ketika diajak berbicara
f. Leher:
Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada lesi dileher, tidak teraba pembesaran
kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada distensi vena jugularis
3. Thorak & Dada:
Jantung
- Inspeksi: bentuk dada rata dan simetris kiri kanan, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak
tampak ictus cordis, tidak ada pembengkakaan.
- Palpasi: ictus cordis teraba ICS 5 midklavikula , tidak ada nyeri tekan pada dada
- Perkusi: suara jantung normal
- Auskultasi: bunyi jantung I dan II terdengar reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan.........
Paru
- Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris kiri kanan, pernapasan 20 kali permenit, tidak
terdapat lesi dan massa di dada, penggunaan otot bantu pernapasan (-)
- Palpasi: tidak ada massa, taktil vremitus simetris kiri dan kanan
- Perkusi: Resonan
- Auskultasi: Bunyi napas vesikuler tidak terdapat bunyi napas tambahan
4. Payudara & Ketiak
Tidak ada lesi serta massa di ketiak dan payudara
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada kelainan pada bentuk tulang dan tidak ada luka di punggung,
6. Abdomen
Inspeksi:
Sebelum operasi: perut rata, simetris kiri dan kanan, tidak massa, terdapat bekas operasi
Sesudah operasi: terdapat luka operasi di bagian hipogastric , terpasang drain
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati maupun limpa
Perkusi: tympani
Auskultasi:tidak ada peningkatan bising usus ( 6 kali/ menit )
7. Genetalia & Anus
Inspeksi: terpasang kateter urin
Palpasi: tidak terkaji
8. Ekstermitas
Atas: tidak ada kelainan bentuk pada ekstremitas atas, tidak ada massa dan lesi di daerah
ekstremitas atas. Terpasang IVFD RL ditangan kanan 5 5
Bawah: tidak ada edema, defirmitas (-). Kekuatan otot 5 5 , tidak ada tanda-tanda sindrome
kompartemen
9. Sistem Neurologi
Kesadaran Compos Mentis, GCS : E4 V5 M6
֊ Pemeriksaan 12 saraf cranial :
a. N. I (Nervus Olfactory) : Klien mampu mengenal aroma minyak kayu putih ketika di
dekatkan dengan hidungnya.
b. N. II (Nervus Optik/vision) Pada inspeksi, tidak nampak tanda – tanda adanya katarak,
inflamasi ataupun tanda konjungtivitis. Klien mengatakan jika pandangannya jelas
c. N. III, IV & VI (Nervus Oculomotor, Trochlear & Abdusen) : Tidak nampak tanda anemis
maupun konjungtivitis. Ketika di beri rangsangan cahaya, kedua pupil nampak kontriksi.
Ukuran kedua pupil sama ( 3 mm/ 3 mm). Pada gerakan bola mata diperiksa enam
lapang pandang (enam posisi cardinal) yaitu lateral, lateral ke atas, medial atas, medial
bawah lateral bawah. Pada kedua bola mata tidak nampak strabismus.
d. N. V (Nervus Trigeminal) ; Untuk pemeriksaan fungsi sensorik dilakukan dengan
menyentuhkan kapas lembut yang steril ke kornea atau sentuhan agak keras ke
kelopak mata, nampak reaksi mata klien berkedip. Nampak klien bereaksi, ketika
wajahnya di beri sentuhan dengan ujung sisir.
e. N. VII (Nervus Facial) : Klien masih bisa merasakan rasa manis dan asin ketika diberi
makanan dari rumah sakit.
f. N. VIII (Nervus Vestibulocochlear/Acoustic) : Fungsi pendengaran klien mtidak
mengalami penuruann.
g. N. IX (Nervus Glossopharyngeal) dan N. X (Nervus Vagus) : Klien diminta untuk
mengucapkan kata “Aa” dan klien mengucapkan dengan tidak terlalu jelas karena klien
mengaku tidak bisa membuka mulut karena terasa kaku. Klien mengaku merasa ada
kesulitan untuk menelan makanan maupun minuman.
h. N. XI (Nervus spinal accessory) :
Klien mampu mengangkat kedua bahu secara bersamaan. Ada kesimetrisan
gerakan.
Klien mampu menoleh ke kanan dam ke kiri dengan baik
i. N. XII (Nervus Hypoglossal) : klien mengaku kaku leher dan mulut. saat klien di minta
membuka mulut, klien hanya bisa membuka sedikit saja
a. Pemeriksaan laboratorium
V. Kesimpulan
Sebelum operasi
Klien mengatakan nyeri pada bagian saluran kencing, nyeri bertambah saat akan BAK. Klien
tampak meringis, merintih kesakitan. Klien terpasang infus Ns 20 tpm. Berdasarkan pengkajian dan
analisis data maka didapatkan beberapa masalah keperawatan yaitu nyeri akut, retensi urin, dan
gangguan eliminasi urin
Sesudah operasi
Klien memngatakan nyeri pada luka bekas operasi, nyyeri di hipogastric, nyeri menetap dan seperti
teriris dan dengan skala 7, terpasang ns 20 tpm, terpasang drain. Berdasarkan pengkajian dan
analisis data terdapat beberapa masalah keperawatan yaitu nyeri akut, risiko infeksi dan gangguan
mobilisasai fisik
W.Perencanaan Pulang
Tujuan Pulang: rumah cucu
Transportasi Pulang: Mobil
Dukungan keluarga: cucu dan saudara
Antisipasi bantuan biaya setelah pulang: asuransi kesehatan
Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang: dirawat oleh teman dan
Pengobatan: kontrol luka sesuai dengan jadwal, minum obat teratur sesuai dengan resep
dokter, nutrisi yang adekuat
Rawat jalan ke: Poliklinik Bedah penyakit dalam
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumah: kondisi luka, minum obat teratur dan minum obat
tertaur serta mengetahui tanda tanda bahaya dan segera kontrol tanpa menunggu jadwal
ANALISA DATA (pre op)
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : batu buli-buli Nyeri Akut
- Klien mengatakan nyeri pada bagian
batu pada vesika urinaria
saluran kencing, nyeri dirasakan
sejak 2 bulan yang lalu, nyeri hilang
leher kandung kemih
timbul terasa seperti diiris-iris
dengan skala nyeri 6 dan terasa
obstruksi saluran kemih
nyeri bertambah pada saat akan
BAK
nyeri mendadak pada leher
kandung kemih
DO :
- Klien tampak meringis
- TD : 120/70 mmHg Nyeri akut
- Nadi : 88 x/menit
DO : retensi urine
- Klien sering BAK pada
malam hari
- Sensasi penuh pada
kandung kemih
- Balance cairan
Intake: infus 500 cc minum 1000 cc
Output: IWL = 15x 58 = 870 cc/24
jam, urine 400 cc
Balance cairan = intake – output =
1500 cc – 1270 cc = 230 cc
DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi
Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keperawatan teratasi TTD
Muncul
1 10 Februari Nyeri akut b/d agen cedera biologis d.d tampak
2020
meringis
2 10 Februari Retensi urin b.d peningkatan uretra d.d distensi
2020
kandung kemih
Post operasi
Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keperawatan teratasi TTD
Muncul
1 12 Februari Nyeri akut b/d agen pencedera fisik d.d tampak
2020
meringis
2 12 Februari Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat
2020
bergerak,gerakan terbatas
d.d distensi kandung berkurang dengan kriteria hasil - Periksa kondisi pasien (mis. Ttv, kesadaran, daerah perineal,
Luaran utama: eliminasi urine distensi kakndung kemih, inkontinensia urine, refleks berkemih)
kemih
a) Desakan berkemih: menurun Terapeutik
b) Distensi kandung kemih: menurun - Saipkan peralatan, bahan-bahan, dan ruang tindakan
c) Nokturia: menurun - Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisikan dorsal
d) Frekuensi BAK: membaik rekumben untuk wanita dan supine untuk laki-laki
Luaran tambahan: kontinensia urine - Pasang sarung tangan
a) Nokturia: menurun - Bersihkan daerah perianeal dengan cairan ns atau aquabides
b) Distensi kandung kemih: menurun - Lakukan insersi kateter urine dengan urine bag
c) Frekuensi BAK: membaik - Isi balon dengan nacl 0,9% ssuai anjuran
- Fiksasi selang kateter di paha
- Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah dari kandung
kemih
- Berikan label waktu pemasangan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan cateter urine
- Anjurkan nafas dalam saat insersi selang kateter
2. Perawatan kateter urine I.04164
Observasi
- Monitor kepatenan kateter urine
- Monitor tanda dan gejala infeksi saluran kemih
- Monitor tanda dan gejala obstruksi aliran urine
- Monitor kebocoran kateter, seland dan kantung urine
- Monitor out put dan input cairan
Terapeutik
- Gunakan aseptic selama perawatan kateter urine
- Pastikan kateter dan kantung urin terbebas dari lipatan
- Pastikan kantung urine diletakkan dibawah ketinggian kandung
kemih dan tidak dilantai
- Lakukan perawtan perineal minimal 1 kaki sehari
- Lakukan irigasi rutin dengan cairan isotonis untuk mencgah
kolonisasi bakteri
- Kosongkan kantung urine jika kantung urine sudah terisi setengah
- Ganti kateter dan kantong urine sesuai dengan protocol
- Lepaskan kateter urine sesuai kebutuhan
- Jaga privasi selama melakukan tindakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfat, prosedur, dan risiko sebelum
pemasangan kateter
Kolaborasi
- Lakukan pembedan, pengangkatan batu buli-buli
IMPLEMENTASI (hari ke-1)
- Mengajarkan cara membuang urine pada uro bag jika - Klien mengatakan nyeri pada bagian
volume: 100 cc O:
- Mengajurkan untuk banyak minum dan mengurangi minum - Kandung kemih teraba penuh
datang
A:
Nyeri akut
P:
Lanjutkan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang
di buat
1. Melakukan monitoring nyeri klien
2. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan
distraksi
3. Memberikan obat anti nyeri
11 2 - Memeriksa kondisi pasien, distensi kandung Tanggal 11 februari 2020
februari
2020 kemih Jam 13.30
- Mengajarkan cara untuk perawatan kateter S:
- Mengajarkan cara membuang urine pada uro 1. Klien mengatakan nyeri pada bagian saluran
bag jika sudah penuh kencing, ketika akan pipis terasa ada tahanan,
- Melakukan penggantian isi dari balon pada sehingga klien sering mengejan untuk BAK
kateter O:
- Membenarkan posisi uro bag supaya tidak 2. Kandung kemih teraba penuh
- Mengobservasi eliminasi urine: warna: kuning Intake: infus 500 cc minum 1000 cc
pekat, volume: 100 cc Output: IWL = 15x 58 = 870 cc/24 jam, urine 400 cc
Balance cairan = intake – output = 1500 cc – 1270 cc =
- Mengajurkan untuk banyak minum dan
230 cc
mengurangi minum saat akan tidur
A:
- Menghitung balance cairan pada klien
Retensi urine
P:
Lanjutkan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang
di buat
1. Lakukan perawatan kateter urine
2. Melakukan monitoring eliminasi urine
3. Mengukur asupan cairan dan haluaran urine
4. Mengajurkan minum cukup
CATATAN PERKEMBANGAN
S O A P I E
Klien mengeluh - Klien tampak Nyeri akut Setelah dilakkan tindakan keperawatan - Melakukan pengkajian Jam 19.30
nyeri pada saluran meringis selama x 24 jam diharapkan tingkat nyeri secara S :
kemih, nyeri - Klien merintih nyeri menurun dengan kriteria hasil: komprehensif : nyeri - Klien mengatakan
bertambah saat saat bicara Luaran Utama: Tingkat Nyeri dirasakan akibat ada masih terasa nyeri
akan BAK, nyeri - TD: 120/70 1. Kemampuan menuntaskan aktivitas: batu pada saluran pada bagian saluran
terasa hilang mmHg meningkat kencing, keluhan hilang kemih
timbul seperti di - Nadi: 80 x/menit 2. Keluhan nyeri: Menurun timbul dan memberat - Skala nyeri 6
tusuk-tusuk 3. Meringis: Menurun ketika akan BAK O:
dengan skala 4. Kesulitan tidur: Menurun dengan skala 6, nyeri - Klien sesekali
nyeri 6 5. Tekanan darah: Membaik seperti di tusuk-tusuk meringis
- Mengobservasi adanya kesakitan
Manajemen Nyeri I.08238 petunjuk nonverbal - Suara merintih
Observasi klien tampak meringis sakit
- Identifikasi lokasi, karakteristik, sesekali menggosok - TD: 120/70
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas daerah sekitar luka mmHg
nyeri - Menggunakan strategi A :
- Identifikasi skala nyeri komunikasi terapeutik Nyeri akut
- Identifikasi respons nyeri non verbal dan menunjukkan sikap P:
- Identifikasi faktor yang memperberat empati dan keinginan Lanjutkan intervensi
sesuai dengan rencana
dan memperingan nyeri untuk menolong intervensi yang di buat
1. Melakukan
- Monitor keberhasilan terapi - Menggali akibat dari
monitoring nyeri
komplemter yang sudah diberikan pengalaman nyeri yaitu klien
2. Mengajarkan
Terapeuik klien merasa tidak
tehnik relaksasi
- Berikan teknik non fakmakologis nyaman dan tidak bisa nafas dalam dan
distraksi
untuk mengurangi rasa nyeri (mis: tidur ketika nyeri
3. Memberikan obat
akupressur, terapi music, terapi pijat, - Memberikan informasi anti nyeri
aromaterapi, teknik imajinasi mengenai nyeri : nyeri
terbimbing, kompres hangat/ dingin) dikarenakan adanya
- Kontrol lingkungan yang batu pada saluran
memperberat rasa nyeri (mis: suhu kencing: klien telah
ruangan, pencahayaan, kebisingan) mendapatkan beberapa
Edukasi terapi untuk
- Jelaskan penyebab, periode, dan mengurangi nyeri. Jika
pemicu nyeri tidak diberi obat nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri secara IV maka nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara yang dirasakan klien
mandiri bisa lebih berat
Kolaborasi - Mengajarkan prinsip
- Kolaborasi pemberian analgetik manajemen nyeri
dengan relaksasi
napas dalam dan tehnik
distraksi : klien dapat
mempraktekkan tehnik
relaksasi nafas dalam
- Memberikan obat
ranitidine 1 ampul
Klien mengatakan - Kandun Retensi Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Memeriksa kondisi Tanggal 11 februari
nyeri pada bagian g kemih teraba urine selama ….. x 24 jam, diharapkan retensi pasien, distensi 2020
saluran kencing, penuh berkurang dengan kriteria hasil kandung kemih Jam 13.30
ketika akan pipis - Urine Luaran utama: eliminasi urine - Mengajarkan cara S :
terasa ada berwarna a) Desakan berkemih: menurun untuk perawatan e) Klien
tahanan, sehingga kuning pekat b) Distensi kandung kemih: menurun kateter mengatakan
klien sering - Balance c) Nokturia: menurun - Mengajarkan cara nyeri pada
mengejan untuk cairan d) Frekuensi BAK: membaik membuang urine pada bagian
BAK Intake: infus uro bag jika sudah saluran
500 cc minum 3. Kateterisasi urine I.04148 penuh kencing,
1000 cc Observasi - Melakukan ketika akan
Output: IWL = - Periksa kondisi pasien (mis. Ttv, penggantian isi dari pipis terasa
15x 58 = 870 kesadaran, daerah perineal, balon pada kateter ada
cc/24 jam, distensi kakndung kemih, - Membenarkan posisi tahanan,
urine 400 cc inkontinensia urine, refleks uro bag supaya tidak sehingga
Balance cairan berkemih) tertekuk klien sering
= intake – Terapeutik mengejan
output = 1500 - Saipkan peralatan, bahan-bahan, untuk BAK
cc – 1270 cc = dan ruang tindakan O:
230 cc - Siapkan pasien: bebaskan f) Kandung
S O A P I E
Klien mengeluh - Klien tampak Nyeri akut Setelah dilakkan tindakan keperawatan - Melakukan Jam 19.30
nyeri pada saluran meringis selama x 24 jam diharapkan tingkat nyeri pengkajian nyeri: S :
kemih, nyeri - Klien merintih menurun dengan kriteria hasil: nyeri masih tetap - Klien mengatakan
bertambah saat saat bicara Luaran Utama: Tingkat Nyeri dengan skala 6 , masih terasa nyeri
akan BAK, nyeri - TD: 120/70 1. Kemampuan menuntaskan aktivitas: nyeri hilang timbul, pada bagian
terasa hilang mmHg meningkat terasa nyeri ketika saluran kemih
timbul seperti di - Nadi: 80 x/menit 2. Keluhan nyeri: Menurun akan BAK - Skala nyeri 6
tusuk-tusuk 3. Meringis: Menurun - Menggunakan O:
dengan skala nyeri 4. Kesulitan tidur: Menurun strategi komunikasi - Klien sesekali
6 5. Tekanan darah: Membaik terapeutik dan meringis
menunjukkan sikap kesakitan
Manajemen Nyeri I.08238 empati dan - Suara merintih
Observasi keinginan untuk sakit
- Identifikasi lokasi, karakteristik, menolong - TD: 120/70
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas - Memberikan obat mmHg
nyeri penghilang nyeri - Nadi 80x/menit
- Identifikasi skala nyeri sesuai dengan A :
- Identifikasi respons nyeri non verbal resep dokter : Nyeri akut
- Identifikasi faktor yang memperberat ketorolac 1 ampul P:
dan memperingan nyeri - Memotivasi klien Lanjutkan intervensi
sesuai dengan rencana
- Monitor keberhasilan terapi untuk tetap
intervensi yang di buat
komplemter yang sudah diberikan mengunakan tehnik 1. Melakukan
monitoring nyeri
Terapeuik relaksasi napas
klien
- Berikan teknik non fakmakologis dalam jika nyeri 2. Mengajarkan tehnik
relaksasi nafas
untuk mengurangi rasa nyeri (mis: datang
dalam dan distraksi
akupressur, terapi music, terapi pijat, 3. Memberikan obat
anti nyeri
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/ dingin)
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
Klien mengatakan - Kandung Retensi Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Memeriksa kondisi Tanggal 11 februari
nyeri pada bagian kemih teraba urine selama ….. x 24 jam, diharapkan retensi pasien, distensi 2020
saluran kencing, penuh berkurang dengan kriteria hasil kandung kemih Jam 13.30
ketika akan pipis - Urine Luaran utama: eliminasi urine - Mengajarkan cara S :
terasa ada berwarna a) Desakan berkemih: menurun untuk perawatan 5. Klien
tahanan, sehingga kuning pekat b) Distensi kandung kemih: menurun kateter mengatakan
klien sering - Balance c) Nokturia: menurun - Mengajarkan cara nyeri pada
mengejan untuk cairan d) Frekuensi BAK: membaik membuang urine pada bagian saluran
BAK Intake: infus 5. Kateterisasi urine I.04148 uro bag jika sudah kencing, ketika
500 cc minum Observasi penuh akan pipis
1000 cc - Periksa kondisi pasien (mis. Ttv, - Melakukan terasa ada
Output: IWL = kesadaran, daerah perineal, penggantian isi dari tahanan,
15x 58 = 870 distensi kakndung kemih, balon pada kateter sehingga klien
cc/24 jam, urine inkontinensia urine, refleks - Membenarkan posisi sering mengejan
400 cc berkemih) uro bag supaya tidak untuk BAK
Balance cairan Terapeutik tertekuk O:
= intake – - Saipkan peralatan, bahan-bahan, 6. Kandung kemih
output = 1500 dan ruang tindakan teraba penuh
cc – 1270 cc = - Siapkan pasien: bebaskan 7. Urine berwarna
230 cc pakaian bawah dan posisikan kuning pekat
- dorsal rekumben untuk wanita dan 8. Balance cairan
supine untuk laki-laki Intake: infus 500 cc
- Pasang sarung tangan minum 1000 cc
- Bersihkan daerah perianeal Output: IWL = 15x
dengan cairan ns atau aquabides 58 = 870 cc/24
- Lakukan insersi kateter urine jam, urine 400 cc
dengan urine bag Balance cairan =
- Isi balon dengan nacl 0,9% ssuai intake – output =
anjuran 1500 cc – 1270 cc
- Fiksasi selang kateter di paha = 230 cc
- Pastikan kantung urine A:
ditempatkan lebih rendah dari Retensi urine
kandung kemih P:
- Berikan label waktu pemasangan Lanjutkan intervensi
sesuai dengan rencana
Edukasi
intervensi yang di buat
- Jelaskan tujuan dan prosedur 1. Lakukan
perawatan
pemasangan cateter urine
kateter urine
- Anjurkan nafas dalam saat insersi 2. Rencana
operasi hari
selang kateter
rabu 12 februari
6. Perawatan kateter urine I.04164 2020
3. Melakukan
Observasi
monitoring
- Monitor kepatenan kateter urine eliminasi urine
4. Mengukur
- Monitor tanda dan gejala infeksi
asupan cairan
saluran kemih dan haluaran
urine
- Monitor tanda dan gejala obstruksi
5. Mengajurkan
aliran urine minum cukup
- Monitor kebocoran kateter, seland
dan kantung urine
- Monitor out put dan input cairan
Terapeutik
- Gunakan aseptic selama
perawatan kateter urine
- Pastikan kateter dan kantung urin
terbebas dari lipatan
- Pastikan kantung urine diletakkan
dibawah ketinggian kandung
kemih dan tidak dilantai
- Lakukan perawtan perineal
minimal 1 kaki sehari
- Lakukan irigasi rutin dengan
cairan isotonis untuk mencgah
kolonisasi bakteri
- Kosongkan kantung urine jika
kantung urine sudah terisi
setengah
- Ganti kateter dan kantong urine
sesuai dengan protocol
- Lepaskan kateter urine sesuai
kebutuhan
- Jaga privasi selama melakukan
tindakan
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfat, prosedur,
dan risiko sebelum pemasangan
kateter
EVALUASI
Hari/ Tanggal/ No Dx
Evaluasi Tanda tangan
Jam Kep
Selasa, 11 februari 2020 1 S:
- Klien mengatakan masih terasa nyeri pada saluran kencing dengan skala 5
O:
- Klien merintih sakit
- Klien nampak meringis
- TD: 110/80 mmHg
- Nadi: 80x/menit
A:
Nyeri akut
P:
Lanjutkan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang di buat
1. Melakukan monitoring nyeri klien
2. Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam dan distraksi
3. Memberikan obat anti nyeri
Selasa, 11 februari 2020 2 S:
3. Klien mengatakan nyeri pada bagian saluran kencing, ketika akan pipis terasa ada tahanan,
sehingga klien sering mengejan untuk BAK
O:
4. Kandung kemih teraba penuh
5. Urine berwarna kuning pekat
6. Balance cairan
Intake: infus 500 cc minum 1000 cc
Output: IWL = 15x 58 = 870 cc/24 jam, urine 400 cc
Balance cairan = intake – output = 1500 cc – 1270 cc = 230 cc
A:
Retensi urine
P:
Lanjutkan intervensi sesuai dengan rencana intervensi yang di buat
1. Lakukan perawatan kateter urine
2. Melakukan monitoring eliminasi urine
3. Mengukur asupan cairan dan haluaran urine
4. Mengajurkan minum cukup