Anda di halaman 1dari 20

CASE BASED DISCUSSION

Gangguan Panik

Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa
Di RSJD Dr Amino Gondohutomo Jawa Tengah

Disusun oleh :
Yudistira jefri ramadhan
012106299
Pembimbing:
dr. Rihadini, Sp.KJ
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa
RSJD Dr Amino Gondohutomo Jawa Tengah
Periode 24 Agustus – 19 september 2020
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Semarang
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nn. RA

No. RM : -

Umur : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : jawa

Status Pernikahan : Belum menikah

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Belum ada

Alamat : demak

A. Keluhan Utama

Merasa mau mati

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke Poli Jiwa RS dengan keluhan selalu merasa seperti mau
mati. Ini dialami sejak 2 bulan yang lalu dan memberat sejak 1 mingu yang lalu.
Pasien kadang tiba-tiba merasa sesak nafas hebat dan jantung selalu berdebar-
debar seperti nyawanya akan dicabut. Saat serangan datang pasien tidak bisa
melakukan apa-apa dan hanya mondar mandir dalam rumah. Serangan ini bisa
berlangsung sampai 30 menit. Akhir-akhir ini serangan datang hampir tiap hari
dan biasanya muncul pada saat masuk waktu magrib. Hal ini membuat pasien
sering merasa cemas dan tidak berani keluar rumah sendiri tanpa ditemani orang
lain, pasien takut masuk kamar mandi karena merasa sebentar lagi akan mati.
Pasien juga sering terbangun dimalam hari saat tidur karena takut tidu rterlalu
nyenyak , pasien takut tidak bisa bangun lagi.
Pasien baru pertama kali berobat di RSKD, sebelumnya pasien hanya
berobat kampung namun tidak ada perbaikan. Awalnya gejala yang dirasakan
pasien adalah rasa tercekik dileher namun rasanya hilang sendiri dan berlangsung
cepat. Semakin lama pasien merasa kondisinya semakin memburuk. Pasien
merasa cemas kalau nanti serangannya tiba-tiba datang. Namun saat tidak terjadi
serangan pasien masih bisa melakukan pekerjaan sehari-hari dirumah.

AUTOANAMNESA

Pukul 10.00 WIB, pasien berada di Poli Jiwa RS pada tanggal 25 februari 2020.

Seorang wanita, wajah sesuai umur, perawakan sedang, menggunakan baju kemeja kotak-

kotak berwarna coklat serta celana panjang jeans, dan jilbab coklat.perawatan diri cukup.

DM : Assalamu alaikum, bu.

P : Waalaikum salam dok.

DM : Perkenalkan bu, saya Rahmah, dokter muda yang bertugas disini. Nama ibu siapa?

P : Nama saya RA dok.

DM : Ibu kesini sama siapa ?

P : Sama tante saya dok,

DM : Berapa umur ibu sekarang?

P : Saya lahir tanggal 1-1-1990

DM : Jadi sekarang umur ibu sudah 30 tahun ya

P : Iya dok

DM : Maaf kalau boleh tahu, ibu sudah menikah?

P : Belum dok

DM : Ibu tinggal dimana ?

P : Di demak mranggen dok.

DM : boleh saya tahu pekerjaan ibu sebagai apa?


P : Saya dirumah saja dok, saya tidak kerja seperti orang lain kerja di kantor dok karena

saya cuma selesai SMA saja.

DM : Ibu tidak pernah mencoba melamar pekerjaan bu?

P :Tidak pernah dok karena setahu saya tidak ada yang mau terima pegawai yang

cuma selesai SMA

DM : Ibu tinggal sama siapa saja di rumah ?

P : Sama tante dok dan sepupu dirumah

DM : Sudah lama ibu tinggal sama tante nya ini?

P : baru sekitar 1 bulan ini dok.

DM : Jadi sebelumnya ibu tinggal dimana?

P : Di kudus dok

DM : Ibu tinggal sama siapa di kudus?

P : Sama orang tua dok, saya punya rumah disana.

DM : Jadi ibu ke Makassar dalam rangka apa bu?

P : Saya mau berobat dok disini karena penyakit saya.

DM : Ibu sudah dimakassar sejak 1 bulan yang lalu, apa ibu sudah pernah pergi berobat

sebelumnya ?

P : Sudah dok, tapi berobat bugis saja dok sama orang pintar

DM : Setelah berobat begitu, apa ibu merasa ada perbaikan dari sakitnya ?

P : Tidak ada dok, makanya saya diusulkan tante saya berobat ke rumah sakit saja dok.

DM : Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan sehingga ibu datang ke rumah sakit

P : Ini dok, saya selalu merasa diri saya sebentar lagi akan mati dok, tiba-tiba saya

merasa sesak nafas seperti nyawa saya sudah mau di cabut. Dan pada saat itu terjadi

saya tidak bisa tenang dok, saya selalu mondar mandir dalam rumah dok.

DM : Sesaknya ibu ini bagaimana, bisa ibu ceritakan lebih jelas lagi
P : Sesak sekali dok saya rasakan seperti sudah tidak ada lagi nafasku didada seperti

sudah mau mati.

DM : Sejak kapan ibu merasakan hal seperti ini ?

P : Sebenarnya sudah sejak 2 bulan lalu dok.

DM : Kalau serangan sesaknya datang, biasanya berapa lama ?

P : Bisa sampai 30 menit dok.

DM : Kalau gejala itu muncul apa yang ibu lakukan?

P : Biasanya saya tidak bisa tenang dok, saya gelisah dan mondar-mandir saja dalam

rumah.

DM : Ibu sebelum sesaknya datang, ada faktor yang memicu mungkin

P : Tidak ada kayaknya dok, datang tiba-tiba saja

DM : Kapan biasanya serangannya datang dan sudah berapa kali ibu rasakan serangan

seperti ini?

P : Akhir-akhir ini hampir setiap hari dok, biasanya itu kalau mau masuk magrib

DM : Ibu, awalnya ibu kena gejala seperti ini apa yang ibu rasakan?

P : Dulu itu pertama saya rasa seperti tiba-tiba leherku tercekik tapi hilang sendiri dan

terjadi cepat saja.

DM : Itu gejala awal yang ibu rasakan kapan bu?

P : Itu dok ada sekitar 2 bulan. Tapi semakin lama semakin parah saya rasa ini dok

DM : Ini gejalanya mulai memberat kapan bu ?

P : Minggu ini dok, makanya saya langsung datang ke rumah sakit

DM : Ada gejala lain yang ibu rasakan?

P : Saya juga sering merasa berdebar-debar jantungku, dan saya juga susah tidur dok.

DM : Bagaimana maksud ibu susah tidur?


P : Kalau saya tidur selalu terbangun karena saya takut tiba-tiba nanti kalau saya tidur

nyenyak saya tidak bisa bangun lagi, dok.

DM : Ibu biasanya tidur berapa jam dalam 1 hari bu?

P : Dulu saya selalu tidur cepat dok jam 8 malam itu saya sudah tidur smpai subuh dok,

kalau akhir-akhir ini saya cuma bisa tidur 3-4 jam dok.

DM : Bagaimana dengan aktivitas sehari-harinya bu, seperti pekerjaan dirumah ataupun

kegiatan diluar ?

P : Saya kalau mau kerja-kerja dirumah kayak lemas dok karena saya pikir saya sudah

mau mati dok. Saya juga akhir-akhir ini sudah tidak berani keluar rumah sendiri kalau

tidak ada yang temani, takut masuk kamar mandi juga, saya rasa sudah tidak lama lagi

saya akan mati dok.

DM : Ibu kenapa bisa yakin sekali kalau sebentar lagi akan mati sampai tidak berani keluar

rumah, dan masuk kamar mandi.

P : Itu karena kalau datang lagi sakit ku seperti sudah mau dicabut nyawa ku dok.

DM : Ibu, mungkin ada suara-suara yang ibu dengar di telinganya ibu yang mengatakan

kalau ibu sebentar lagi akan mati atau mengatakan hal-hal yang lain

P : Saya bisa rasakan dari dalam hati saya dok kalau sebentar lagi saya akan mati

DM : Kalau suara-suara ditelinganya yang bisik-bisik bilang ibu sebentar lagi akan mati,

ada bu?

P : Tidak ada dok.

DM : Jadi ibu merasa khawatir kalau tiba-tiba datang lagi serangan sesaknya?

P : Iya dok, saya takut nanti kalau saya mati di luar atau dikamar mandi dan tidak ada

orang yang lihat saya.

DM : Kalau pola makan ibu bagaimana?

P : Makan saya baik-baik saja.


DM : Ibu kalau saat tidak datang serangannya, apa yang biasa ibu lakukan?

P : Saya bisa kerja lagi bantu-bantu tante dirumah membersihkan.

DM : Oh seperti itu ya bu. Maaf bu apa sebelum ibu mengalami keluhan ini ada masalah

atau mungkin ada yang membebani pikiran ibu?

P : Seingat saya tidak ada dok

DM : Apa ibu pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya?

P : Tidak Pernah dok, baru pertama kali

DM : Apa ibu pernah berobat sebelumnya

P : Kalau berobat kampung pernah tapi Ini yang pertama kali saya kedokter.

DM : Ada obat yang ibu pernah coba untuk mengatasi keluhan ini ?

P : Tidak ada dok, saya takut minum obat nanti sembarangan.

DM : Maaf ibu dulu pernah kena sakit keras atau demam lama ?

P : sepertinya tidak dok

DM :Ibu pernah kena kejang-kejang dulu ?

P : Tidak pernah

DM : Pernah alami kecelakaan atau jatuh sampai terbentur kepala atau luka parah ?

P : Tidak pernah dok.

DM : Maaf ya Bu, ibu pernah konsumsi obat-obatan terlarang, alkohol atau merokok bu ?

P : Tidak dok.

DM : Ada keluarganya Ibu alami keluhan yang sama seperti ini ?

P : Tidak ada dok.

DM : Ibu, ada lagi yang ibu keluhkan ?

P : Sepertinya itu saja dok

DM : Ibu, sekarang saya mau uji daya kognitif ibu, ibu tolong di jawab ya

P : Iya dok.
DM : Ibu, kalau 100 – 7, berapa hasilnya?

P : 93 dok

DM : kalau dikurangi 7 lagi?

P : 86 dok

DM : kalau 86 – 7?

P : 79 dok

DM : Ibu, kursi tangga kayu. Ingat ya bu, nanti saya minta ibu ulang.

P : Iya dok.

DM : Apa bedanya apel sama tomat bu?

P : Kalau apel lebih besar buahnya dan tinggi pohonnya sedangkan tomat lebih kecil.

DM : Tadi ibu berangkat kesini jam berapa?

P : Jam 8 dok

DM : Ibu coba sebut yang tadi saya suruh ibu ingat

P : Kursi tangga kayu

DM : Menurut ibu kalau menemukan dompet dijalanan, ibu bawa kemana dompetnya?

P : Bawa ke polisi saja dok, nanti dicarikan siapa yang punya.

DM : Terima kasih ya bu sudah bersedia menjawab pertanyaan dari saya. Insya Allah

masalah ibu bisa diatasi selama ibu mau berusaha.

P : iye dok. Sama-sama dok.

DM : Assalamu alaikum bu

P : Waalaikum salam dok


 Hendaya/Disfungsi:

 Hendaya dalam bidang sosial (+)

 Hendaya dalam bidang pekerjaan (+)

 Hendaya dalam bidang penggunaan waktu senggang (+)

 Faktor Stressor Psikososial:

Belum ditemukan

 Hubungan Gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya:

 Riwayat penyakit medis (-)

 Riwayat trauma (-)

 Riwayat kejang (-)

 Riwayat infeksi (-)

 Riwayat NAPZA (-)

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma

kapitis dan kejang.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang.

Pasien tidak merokok.

3. Riwayat Penyakit Psikiatri Sebelumnya

Tidak ada

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal


Pasien lahir normal di Rumah Sakit ditolong oleh dokter. Pasien lahir cukup

bulan. Selama kehamilan, ibu pasien dalam keadaan sehat. Pada saat bayi,

pasien tidak pernah panas tinggi dan kejang.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai

dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang

menonjol.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien mempunyai prestasi yang bagus di sekolahnya. Pasien mudah bergaul

dengan teman-teman sekitarnya.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Pasien hanya sekolah sampai tamat SMA. Pasien tidak melanjutkan sekolah

dan hanya melakukan pekerjaan sehari-hari dirumah.

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Pasien saat ini belum mempunyai pekerjaan tetap.

b. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah

c. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan

baik

d. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.


f. Aktivitas Sosial

Pasien dikenal sebagai seseorang yang baik, rajin beribadah dan

mempunyai cukup teman.

6. Riwayat Keluarga

Kedua orang tua pasien masih hidup


Pasien adalah anak bungsu dari 4 bersaudara ( ♂, ♂, ♂, (♀) )
Hubungan dengan keluarga baik
Riwayat keluarga dengan gejala yang sama (-)
7. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal bersama tante dan sepupunya. Kehidupan ekonomi

pasien cukup.

8. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya

Pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan.

PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI

A. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi pernafasan 22 kali/menit, suhu tubuh 36,7 ° C,

konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen dalam

batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologi

Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat dan

isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik keempat

ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.


II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 25-02-2015)

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Tampak seorang wanita menggunakan kemeja kotak-kotak warna coklat,

memakai celana panjang jeans dan jilbab berwarna coklat. Wajah sesuai umur,

perawakan sedang dan perawatan diri cukup.

2. Kesadaran

Baik

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Tenang

4. Pembicaraan

Spontan, lancar, dan intonasi sedang

5. Sikap terhadap pemeriksa

Kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Cemas

2. Afek : Cemas

3. Empati : Dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya.
2. Daya Konsentrasi : TidakTerganggu

3. Orientasi

a. Waktu : Tidak terganggu

b. Tempat : Tidak terganggu

c. Orang : Tidak terganggu

4. Daya Ingat

a. Jangka Segera : Tidak terganggu

c. Jangka Pendek : Tidak terganggu

d. Jangka Panjang : Tidak terganggu

5. Pikiran Abstrak : Tidak terganggu

6. Bakat Kreatif : Belum ditemukan

7. Kemampuan menolong diri sendiri: Tidak Terganggu

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi : Tidak Ada

2. Ilusi : Tidak Ada

3. Depersonalisasi : Tidak Ada

4. Derealisasi : Tidak Ada

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

a. Produktivitas : Cukup

b. Kontiniunitas : Relevan dan koheren

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikiran

a. Preokupasi : Tidak ditemukan

b. Gangguan Isi Pikiran : Tidak ditemukan


F. Pengendalian Impuls

Tidak Terganggu

G. Daya Nilai

1. Norma Sosial : Tidak Terganggu

2. Uji daya nilai : Tidak Terganggu

3. Penilaian Realitas : Tidak Terganggu

H. Tilikan (Insight)

Tilikan 6 : Pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi

untuk mencapai perbaikan.

I. Taraf dapat dipercaya

Pasein dapat dipercaya

III. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang Perempuan 30 tahun datang ke Poli Jiwa RS dengan keluhan selalu

merasa seperti mau mati. Ini dialami sejak 2 bulan yang lalu dan memberat sejak 1

mingu yang lalu. Pasien kadang tiba-tiba merasa sesak nafas hebat dan jantung

berdebar-debar. Saat serangan pasien tidak bisa melakukan pekerjaan apa-apa dan

hanya mondar mandir dalam rumah. Serangan ini biasanya berlangsung sampai 30

menit. Akhir-akhir ini serangan datang hampir tiap hari dan biasanya muncul pada

saat masuk magrib. Hal ini membuat pasien sering merasa cemas dan tidak berani

keluar rumah sendiri, pasien takut masuk kamar mandi karena merasa sebentar

lagi akan mati dan tidak mau tidur karena takut tidak bisa bangun lagi.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan pasien mempunyai kesadaran

baik, psikomotor tenang, verbalisasi spontan, lancar dan intonasi sedang,

kooperatif terhadap pemeriksa, mood cemas, afek cemas, dan empati dapat
dirabarasakan. Pada fungsi kognitif, taraf pendidikan, pengetahuan umum dan

kecerdasan sesuai dengan taraf pendidikan, daya konsentrasi tidak terganggu,

orientasi waktu, tempat, dan orang tidak terganggu, daya ingat jangka panjang,

jangka pendek dan jangka segera tidak terganggu, pikiran abstrak tidak terganggu,

bakat kreatif belum ditemukan dan kemampuan menolong diri sendiri tidak

terganggu. Tidak ditemukan gangguan persepsi, arus pikiran, pengendalian

impuls dan daya nilai. Tidak ditemukan gangguan dalam isi pikiran.Tilikan derajat

6 dan dari keseluruhan apa yang pasien sampaikan dapat dipercaya.

EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I

Berdasarkan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna

yaitu pasien selalu merasa seperti mau mati, pasien merasa cemas karena takut

serangannya tiba-tiba datang. Pasien tidak berani keluar rumah sendiri dan tidak

dapat tidur nyenyak. Keadaan ini menimbulkan penderitaan ( distress) dan

hendaya (disability) bagi pasien sehingga dapat disimpulkan sebagai Gangguan

Jiwa.

Dari status mental, tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai realita,

sehingga digolongkan dalam Gangguan Jiwa Non-Psikotik.

Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan organobiologik sehingga

digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa Non-Organik.

Pemeriksaan status mental pada pasien ditemukan adanya beberapa kali


serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan yaitu adanya serangan
sesak nafas hebat sejak 2 bulan yang lalu dan terjadi hampir setiap hari biasanya
ketika masuk waktu magrib. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara
objektif tidak ada bahaya ditandai dengan pasien takut keluar rumah sendiri dan
takut masuk kamar mandi serta tidak mau tidur nyenyak karena merasa akan
mati padahal tidak ada situasi nyata yang mengancam. Dengan keadaan yang
relative bebas dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-serangan
panik yaitu pada saat serangan tidak datang pasien masih bisa melakukan
pekerjaan sehari-hari dirumah. Dari gejala diatas, pasien telah memenuhi gejala
utama gangguan panik sehingga dapat digolongkan ke dalam ganguan panik
(Anxietas Paroxismal Episodik) F41.0

Aksis II

Dari informasi yang didapatkan, pasien termasuk orang yang biasa-biasa saja.

Data yang didapatkan ini belum cukup untuk mengarahkan pasien ke salah satu

ciri kepribadian.

Aksis III

Tidak ada diagnosa

Aksis IV

Belum ditemukan

Aksis V

GAF Scale 70-61: beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik.

DAFTAR MASALAH

1. Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan farmakoterapi.

2. Psikologik

Ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasien memerlukan psikoterapi

3. Sosiologik
Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan

waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

IV. PROGNOSIS

Bonam
1. Faktor Pendukung :
· Tidak adanya kelainan organik
· Adanya dukungan keluarga
· Pasien sadar kalau dirinya sakit dan butuh pengobatan
2. Faktor Penghambat :
· Belum menikah
· Tidak ada pekerjaan

V. RENCANA TERAPI

a) Farmakoterapi:
Selective serotonin reuptake inhibitors  (SSRI),
seperti fluoxetine atau sertraline. Obat antidepresan ini tergolong
cukup aman dan risiko rendah terjadinya efek samping. Jenis obat ini
akan direkomendasikan sebagai pengobatan pertama untuk meredakan
serangan panik.
Benzodiazepine, seperti alprazolam atau clonazepam. Obat
penenang (sedatif) ini bekerja dengan menekan aktivitas di sistem saraf
pusat. Obat ini hanya dikonsumsi untuk jangka waktu pendek, karena
dapat menimbulkan ketergantungan obat, dan gangguan fisik atau
mental. Jika ingin mengosumsi obat ini, hindari mengonsumsi
minuman beralkohol..
Serotonin and norepinephrine reuptake
inhibitors  (SNRI), seperti venlafaxine. Ini merupakan obat
antidepresan yang bisa untuk meredakah gejala-gejala serangan panik.

b) Psikoterapi:  terapi kognitif perilaku (cognitive behavioral therapy) yang akan


memberikan pemahaman dan cara berpikir dalam menghadapi panik
sebagai suatu situasi yang tidak membahayakan jiwa. Pada tahap ini,
dokter akan menciptakan kondisi secara bertahap yang akan memicu
timbulnya gejala-gejala dari gangguan panik. Namun kondisi
tersebut akan dilakukan dengan memperhatikan keamanan pasien.
Terapi tersebut diharapkan akan membentuk kebiasaan serta perilaku
pasien yang tidak lagi merasa terancam. Selain itu, psikoterapi juga
akan berhasil meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam
menghilangkan perasaan takut, bila serangan panik yang terjadi
sebelumnya telah mampu ditangani.
Psikoterapi memang membutuhkan waktu dan usaha dari pasien,
akan tetapi terapi ini akan membawa pasien pada kondisi yang lebih
baik dari sebelumnya. Hasil psikoterapi, yakni berubahnya cara
berpikir dan tindakan yang akan dilakukan oleh pasien dalam
mengatasi serangan, bisa dirasakan dalam beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Oleh sebab itu, pasien akan disarankan untuk
melakukan psikoterapi secara rutin demi memastikan gejala-gejala
gangguan panik bisa ditangani dan mencegahnya kambuh
c) Sosioterapi: Memberi penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien
tentang keadaan pasien dan menciptakan lingkungan yang kondusif
agar dapat membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan
kunjungan berkala.

VI. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu

menilai efektivitas dan kemungkinan efek samping.

VII. DISKUSI

Gangguan Anxietas lainnya merupakan salah satu gangguan neurotik yang


harus memenuhi kriteria berikut yaitu manifestasi anxietas merupakan gejala utama
dan tidak terbatas (not restricted) pada situasi lingkungan tertentu saja dan dapat
disertai gejala-gejala depresif dan obsesif, bahkan juga beberapa unsur dari anxietas
fobik asal saja jelas bersifat sekunder atau ringan.
Berdasarkan kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, diagnosa medis yang
dapat ditegakkan pada Nn. RA berdasarkan PPDGJ III adalah gangguan panik/
anxietas paroksimal episodic (F41.0).Kondisi yang dialami Nn. RA memenuhi
pedoman diagnostik untuk diagnosa tersebut. Adapun kondisi Nn.RA yang
memenuhi kriteria pedoman adalah :
a) Tidak ditemukan adanya gangguan ansietas fobik (F40.-)
b) Ditemukan adanya beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira
satu bulan, yaitu pasien merasa sesak nafas hebat dan jantung berdebar-debar saat
serangan sejak 2 bulan yang lalu. Serangan ini datang hamipr setiap hari dan
biasanya terjadi ketika masuk waktu magrib.
c) Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya, tidak
terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya,
dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala ansietas pada periode
diantara serangan-serangan panik, ditandai dengan pasien takut keluar rumah dan
selalu minta ditemani oleh orang lain serta takut masuk kamar mandi dan tidak
mau tidur karena merasa akan mati padahal tidak ada situasi nyata yang
mengancam. Pada saat serangan tidak ada pasien juga masih bisa melakukan
pekerjaan sehari-hari dirumah.

Anda mungkin juga menyukai