Anda di halaman 1dari 5

Kadek Aryati, Cahyaningsih FR | Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus

Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik :


Laporan Kasus
Kadek Aryati1 ,Cahyaningsih FR2
1Mahasiswa,Fakultas Kedokteran,Universitas Lampung
2Bagian Ilmu Kedokteran Kesehatan Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Gangguan panik merupakan salah satu permasalahan kesehatan pada masyarakat. Gangguan panik merupakan suatu
pengalaman serangan panik yang tidak diharapkan yang diikuti oleh ketakutan yang menetap tentang kemungkinan
berulangnya serangan atau perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari serangan tersebut.
Wanita 2 hingga 3 kali lebih banyak menderita gangguan ini dibanding laki-laki. Gangguan ini memiliki tanda dan gejala
berupa adanya episode kecemasan yang sangat kuat, durasi pendek, berulang, dan tidak dapat diprediksi, yang diikuti
oleh manifestasi klinis yang khas. Faktor yang memengaruhi meliputi faktor biologis, genetik atau psikososial.
Penatalaksanaannya dengan farmakoterapi dan psikoterapi. Pada kasus ini seorang laki-laki usia 27 tahun dengan keluhan
takut dan cemas yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak tahu penyebabnya sejak 6 bulan yang lalu. Perasaan takut dan
cemas tersebut datang kapan saja dan dalam situasi apa saja.

Kata kunci : Etiologi, gangguan panik, terapi

Case Report of A Man Age 27 Years Old with Panic Disorder


Abstract
Panic disorder is an ongoing public health problem. Panic disorder is an unexpected experience of panic attacks followed by
persistent fears about the possibility of repeated attacks or changes in behavior in daily life as a result of these attacks.
Women 2-3 times more suffer from this disorder than men. there are very anxiety episodes, their duration is short,
repetitive, and unpredictable, followed by typical clinical manifestations. Factors that influence biological, genetic or
psychosocial factors. Management with pharmacotherapy and psychotherapy. In this case, a 27-year-old man with
complaints of fear and anxiety that occurred suddenly and did not know the cause since 6 months ago. Feelings of fear and
anxiety come at any time and in any situation.

Keywords : Etiologi, panic disorder, therapy

Korespondensi: Kadek Aryati, alamat Desa Rantau Jaya Baru Kecamatan Putra Rumbia Lampung Tengah, Hp 082282085468
email kadekaryati27@gmail.com

Pendahuluan serangan atau perubahan perilaku dalam


Panik berasal dari kata Pan yaitu nama kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari
Dewa Yunani yang tinggal di pegunungan dan serangan tersebut.3
hutan serta mempunyai tingkah laku yang Prevalensi dalam kehidupan, Gangguan
sulit diramalkan. Riwayat Gangguan Panik ini Panik pada kisaran 1 hingga 4 % populasi,
berasal dari konsep yang dikemukakan oleh sedangkan Serangan Panik pada kisaran 3
Jacob Mendes DaCosta (1833-1900) gejala- hingga 6 %. Wanita 2 hingga 3 kali lipat lebih
gejala seperti serangan jantung yang banyak menderita gangguan ini dibanding laki-
ditemukan pada tentara-prajurit pada Perang laki.1 Gangguan Panik bisa terjadi kapan saja
Saudara di Amerika. Gejala DaCosta meliputi sepanjang hidup, onset tertinggi pada usia
gejala psikologik dan somatik.1 pada kisaran 20-an, ditandai dengan episode
Gangguan panik merupakan suatu serangan cemas tiba-tiba, terus menerus,
permasalahan kesehatan masyarakat.2 sesak nafas, disertai perasaan akan
Gangguan panik merupakan suatu datangnya bahaya, serta ketakutan akan
pengalaman serangan panik yang tidak kehilangan kontrol atau menjadi gila. Bila
diharapkan yang diikuti oleh ketakutan yang tidak diobati berisiko terjadinya ide bunuh diri
menetap tentang kemungkinan berulangnya dan percobaan bunuh diri.1,4,5

Medula| Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020| 749


Kadek Aryati, Cahyaningsih FR | Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus

Gangguan panik ditunjukkan oleh Bekerja untuk yang kedua kalinya Tn. F telah
adanya episode kecemasan yang sangat kuat, menikah dan istrinya saat itu sedang
durasinya pendek, berulang, dan tidak dapat mengandung dua bulan. Selama dalam
diprediksi, yang diikuti oleh manifestasi klinis perantauan Tn. F sering mengalami sakit,
yang khas.6 Gangguan panik tanpa atau menurut diagnosis dokter, Tn.F memiliki sakit
dengan agoraphobia diatasi dengan terapi lambung kronis, sehingga Tn. F memutuskan
psikofarmaka, dan psikoterapi.7 untuk pulang ke Lampung. Saat bekerja untuk
ketiga kalinya, Tn.F hanya bertahan satu bulan
Kasus di karenakan sakit lambungnya kerap kambuh .
Seorang laki-laki Tn. F usia 27 tahun Selama enam bulan terakhir keluhan
dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis tersebut semakin memberat dan semakin
pada istri yang tinggal serumah dengan Tn. F, sering terjadi. Tn.F memutuskan untuk
dilakukan di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah menceritakan keluhannya tersebut kepada
Provinsi Lampung pada Kamis 25 Juni 2019. istrinya. Pada dua bulan terakhir Tn.F sempat
Tn.F datang bersama istri ke Poli klinik dirawat di Rumah Sakit Muhamadiyah Metro
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dengan diagnosis Gastritis dan sempat di
dengan keluhan takut dan cemas yang terjadi endoskopi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.
secara tiba-tiba dan tidak tahu penyebabnya, Abdul Moeloek Bandar Lampung.
sejak 6 bulan yang lalu. Perasaan takut dan Saat bekerja untuk yang ketiga kalinya,
cemas tersebut datang kapan saja dan dalam ibu Tn.F sakit, sehingga Tn.F memutuskan
situasi apa saja. Keluhan disertai jantung tinggal kembali dirumah orang tuanya. Tn.F
berdebar, gelisah dan berkeringat dingin. Rasa berharap sikap ibu terhadap diri dan istrinya
takut dan cemas tersebut berlangsung sekitar berubah, namun pada kenyataannya tidak,
10 menit dan terus menerus. Keluhan pertama hingga ibu Tn.F meninggal satu bulan yang lalu.
kali dirasakan setelah Tn.F mengalami tekanan Setelah ibunya tiada, Tn.F beserta keluarganya
karena sikap ibu kandungnya terhadap Tn.F tinggal di rumah orang tuanya.
sebelumnya. Saat ini Tn. F sering kali cemas bila
Menurut Tn.F, awal mula penyakitnya berpergian sendirian, karena khawatir saat ada
berhubungan dengan sikap ibu yang selalu serangan cemas atau kambuh tidak ada orang
membanding-bandingkan dirinya dengan yang akan menolongnya. Tn.F seringkali tidak
kakak kandungnya. Setiap kali Tn.F melakukan percaya diri untuk tampilan fisiknya, Seringkali
pekerjaan, ibu selalu menyalahkan dengan mencari informasi terkait obat-obatan yang ia
apapun yang Tn.F lakukan. Tn. F meyakini gunakan, setelahnya Tn.F cemas sendiri. Saat
bahwa ibunya selalu menganggap dirinya ini karena khawatir dengan penyakitnya, Tn.F
salah. Dimata ibu, hanya kakak Tn. F yang bekerja jualan kue dengan istrinya.
paling benar. Tidak hanya itu saja, menurut
Status Mental : seorang laki-laki menggunakan
istri Tn. F, ibu mertuanya selalu tidak dapat
kaos lengan panjang berwarna hitam dan
menerima masakan dirinya, dan mertuanya
celana panjang berwarna hitam,sesuai dengan
selalu menceritakan kejelekan istri Tn. F ke
usia, perawatan diri baik. Perawakan sedang,
tetangga rumahnya. Selama ini Tn. F hanya
kulit sawo matang, tampak bersih. Sikap
diam saat ibu memarahi ataupun
kooperatif, perilaku tenang, kontak mata baik.
membanding-bandingkan dirinya dengan
Pembicaraan spontan, cukup, intonasi baik,
kakaknya. Tn. F merasa tidak nyaman tinggal
volume kualitas dan kuantitas cukup. Mood
bersama kedua orang tuanya sehingga
eutimia, afek luas, mood dan afek serasi. Tidak
memutuskan untuk mengontrak. Ada salah
ditemukan gangguan persepsi. Isi pikir terdapat
satu tetangganya menawarkan Tn. F untuk
preokupasi tentang penyakitnya, psikomotor
menempati rumah kosongnya yang tidak jauh
aktif, hubungan dengan realita masih cukup
dari rumah orang tuanya.
baik.
Sebelumnya, Tn.F sempat merantau ke
Penatalaksanaan yang diberikan adalah
Tangerang sebanyak 3 kali dan bekerja di PT.
fluoxetine tablet 10 mg 2 kali sehari dan
IBL. Pertama kali bekerja Tn.F belum menikah.

Medula| Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020| 750


Kadek Aryati, Cahyaningsih FR | Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus

alprazolam tablet 0,2 mg 2 kali sehari. 2. Faktor genetik


Psikoterapi dengan CBT (Cognitive Behaviour Pada keturunan pertama penderita dengan
Therappy) gangguan panik dengan agorafobia memiliki
risiko 4 sampai dengan 8 kali lipat untuk
Pembahasan mengalami gangguan yang sama.
Menurut PPDGJ-III gangguan jiwa adalah
3. Faktor psikososial
adanya gejala klinis yang bermakna yang dapat
Terdapat beberapa penelitian yang
berupa suatu sindrom atau pola perilaku yang
menjelaskan bahwa gangguan cemas,
menimbulkan distress (penderitaan) dan
berhubungan dengan pola asuh individu
disability (hendaya) dalam aktivitas kehidupan
pada saat tumbuh kembangnya yang secara
sehari-hari. Pada Tn.F ditemukan adanya
nirsadar mengalami pengekangan
gangguan suasana perasaan yang
agresivitas atau di represi dan suatu saat
menimbulkan distress dan disability di dalam
akan muncul dalam bentuk adanya
pekerjaan dan kehidupan sosial Tn.F, sehingga
ancaman akan eksistensi keberadaannya,
dapat disimpulkan bahwa Tn.F mengalami
yang selanjutnya termanifestasikan dalam
gangguan jiwa.8
bentuk kecemasan yang sangat kuat.
Diagnosis gangguan jiwa berdasarkan
PPDGJ-III ditegakkan secara multiaksial dengan Diagnosis serangan panik menurut DSM
menggunakan pendekatan lima aksis yaitu IV adalah adanya salah satu periode ketakutan
aksis I: gangguan klinis dan kondisi lain yang sangat hebat atau kegelisahan dimana 4 atau
menjadi fokus perhatian klinis, aksis II : lebih gejala-gejala dibawah ini dapat
gangguan kepribadian dan retardasi mental, ditemukan dan dalam kisaran waktu 10 hingga
aksis III : kondisi medik umum, aksis IV : 30 menit yaitu:9
masalah pada psikososial dan lingkungan, dan 1. Palpitasi, jantung terasa berat dan
aksis V: penilaian secara global. peningkatan denyut jantung
Gangguan panik ditandai dengan adanya 2. Keringat banyak
episode serangan cemas atau ketakutan yang 3. Menggigil atau gemetaran
hebat secara tiba-tiba, mendadak dan terus 4. Nafasnya pendek - pendek
menerus disertai perasaan akan datangnya 5. Merasa tercekik atau sulit bernafas
bahaya atau bencana, takut mati atau serangan 6. Nyeri dada
jantung. Gangguan panik disebut juga anxietas 7. Mual atau rasa tidak nyaman di perut
paroksismal episodik. Etiologi dari gangguan 8. Merasa pusing, kepala terasa ringan atau
panik terdiri dari :9 nyeri
1. Faktor biologis 9. Derealisasi atau depersonalisasi
Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa 10. Takut kehilangan kendali diri atau menjadi
gangguan panik berhubungan dengan gila
abnormalitas struktur dan fungsi otak, pada 11. Takut mati
otak terdapat beberapa neurotransmiter 12. Paresthesia
yang mengalami gangguan fungsi, antara 13. Merasa kedinginan atau merah
lain serotonin, GABA (Gama Amino Butiric kepanasan
Acid) dan norepinefrin. Hal tersebut Diagnosis gangguan panik menurut DSM
didukung dengan efektifnya penggunaan IV adalah:
Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs)
sebagai terapi pada penderita gangguan A. Harus ada 1 dari 2 kriteria dibawah ini
cemas, termasuk gangguan panik. Beberapa 1. Adanya serangan panik yang tidak
teori patofisiologi terkait gangguan cemas diharapkan secara berulang-ulang.
meliputi: adanya disregulasi pada sistem 2. Paling sedikit satu serangan panik dalam
saraf pusat dan sistem saraf perifer, jangka waktu 1 bulan atau lebih oleh satu
peningkatan tonus simpatik pada sistem atau lebih keadaan-keadaan berikut:
otonomik, serta abnormalitas sistem
neuroendokrin.

Medula| Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020| 751


Kadek Aryati, Cahyaningsih FR | Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus

a. Kekhawatiran yang terus menerus B. Psikoterapi10


tentang kemungkinan akan mendapat 1. Terapi relaksasi
serangan panik Terapi ini bermanfaat meredakan
b. Khawatir tentang implikasi daripada serangan panik dan menenangkan
serangan panik atau akibatnya (misal: individu, namun terapi ini
hilang kendali diri, mendapat membutuhkan kepatuhan.
serangan jantung atau menjadi gila).
2. Terapi kognitif perilaku
c. Adanya perubahan yang bermakna
Individu diajak untuk melakukan
dalam perilaku sehubungan dengan
restrukturisasi kognitif, yaitu
adanya serangan panik
mengubah pola perilaku dan pikiran
B. Ada atau tidaknya agoraphobia
yang irasional dan menggantinya
C. Serangan panik tidak disebabkan oleh
dengan yang pikiran rasional
efek fisiologis langsung dari satu zat
(misal: penyalahgunaan zat atau obat- 3. Psikoterapi dinamik
obatan) atau kondisi medis umum Individu diajak untuk lebih memahami
(hipertiroid) hakikat diri dan kepribadiannya, bukan
D. Serangan panik tidak bisa dimasukkan sekedar menghilangkan gejalanya
pada gangguan mental emosional lain. semata.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui Rencana terapi yang diberikan pada Tn.F
anamnesis terhadap Tn.F dan keluarga, ini adalah Fluoxetin tablet 10 mg 2 kali sehari
didapatkan bahwa Tn.F tidak memiliki riwayat Alprazolam tablet 0,2 mg 2 kali sehari.
demam tinggi, riwayat kejang, riwayat trauma Fluoxetine merupakan golongan Selective
maupun pemakaian zat psikoaktif sehingga Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) yang efek
diagnosis (F.0) gangguan mental organik dan sampingnya sedikit, strategi dosis sederhana,
(F.1) penggunaan zat psikoaktif dapat tolerabilitas baik, tingkat ketergantungan kecil
disingkirkan. Pada Tn.F juga tidak didapatkan lebih kecil dan berperan sebagai lini pertama.
waham maupun halusinasi sehingga diagnosis Alprazolam yang merupakan golongan
(F.2) skizofrenia juga dapat disingkirkan. Pada benzodiazepine yang memiliki kemampuan
Tn.F didapatkan perasaan takut, cemas yang bekerja cepat sebagai anti panik, namun harus
terjadi secara tiba-tiba, kapan saja dan pada berhati-hati dalam pemberian jangka panjang
situasi apa saja sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan karena mudah menimbulkan toleransi, serta
disertai dengan jantung berdebar, perasaan penurunan atau penghentian pengobatan
tidak nyaman diperut dan keringat dingin. Pada secara cepat dapat menimbulkan efek
pemeriksaan status mental didapatkan mood “classical withdrawal” seperti terjadinya
eutimia, afek luas dan tidak ditemukan rebound fenomenon dari gejala panik.
gangguan isi pikir serta halusinasi. Diagnosis
untuk Tn.F ini adalah (F.41) Gangguan panik. Simpulan
Gangguan panik merupakan suatu
Penatalaksanaan meliputi :7 peristiwa serangan panik yang tidak
A. Farmakoterapi diharapkan, yang diikuti oleh ketakutan yang
1. SSRI (Serotonin selective reuptake kuat tentang kemungkinan berulangnya
inhibitors), terdiri atas sertralin, serangan yang diubah dengan perubahan
fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Faktor-
dll. Obat diberikan selama 3 hingga 6 faktor yang berperan antar lain faktor biologis,
bulan atau lebih, tergantung kondisi genetik dan psikososial. Penatalaksanaannya
individu. dengan pemberian farmakoterapi dan
2. Golongan Benzodiazepin seperti psikoterapi.
Alprazolam yang awitan kerjanya
cepat, digunakan sekitar 4 hingga 6 Daftar Pustaka
minggu, setelahnya di turunkan secara 1. Sadock BJ, Sadock VA. Panic Disorder and
perlahan sampai akhirnya dihentikan. Agoraphobia in Synopsis of Psychiatry

Medula| Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020| 752


Kadek Aryati, Cahyaningsih FR | Seorang Laki-Laki Usia 27 Tahun dengan Gangguan Panik : Laporan Kasus

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 5. Katon WJ. Panic Disoder in The New


Xth ED, Lippincott Williams & Wilkins, England Journal of Medicine, June 1.
Philadelphia- USA. 2007; p: 587-597. 2006; p: 2360-2367.
2. Milrod, Leon, Busch, et al. A Randomized 6. McPhee SJ, Papadakis MA, Tierney Jr LM.
Controlled Clinical Trial of Psychoanalytic editors. Current Medical Diagnosis &
Psychotherapy for Panic Disorder. Am J Treatment. McGraw-Hill; 2008.
Psychiatry. 2007; 164 : 265-272. 7. Katzung BG. editor. Basic and Clinical
3. Martin, Andres, Volkmar FR. Lewis’s Child Pharmacology. Edisi 10. McGraw-Hill;
and Adolescent Psychiatry : A 2006.
Comphrehensive Textbook. 4th Edition 8. Maslim R. Diagnosis Gangguan jiwa
Lippincott Williams & Wilkins; 2007. Rujukan Ringkas dari PPDGJ. Jakarta:
4. Taylor CT, Pollack MH, LeBeau RT, Simon Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
NM. Anxiety Disorder : Panic, Social Kedokteran Universitas Atmajaya; 2011.
Anxiey, and Generalized Anxiety in 9. Elvira SD, Hadisukanto G. Buku Ajar
Massachusetts General Hospital Psikiatri. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Comprehensive Clinical Psychiatry, Mosby Kedokteran Universitas Indonesia; 2013.
Inc. 2008; p : 429-433. 10. Gunarsa SD. Konseling dan Psikoterapi.
Jakarta : Gunung Mulia; 2007.

Medula| Volume 9 | Nomor 4 | Januari 2020| 753

Anda mungkin juga menyukai