Anda di halaman 1dari 15

AIDA NUR FITRIANI

2443018348
Praktikum Fitokimia – Farmakognosi T
Kelompok 06 - Kelor
Skrining Fitokimia
Tahap pendahuluan dalam penelitian fitokimia. Secara umum dapat
dikatakan bahwa metodenya, sebagian besar merupakan reaksi
pengujian warna dengan suartu pereaksi warna.

Metode yang digunakan seharusnya memenuhi kriteria sebagai berikut:


 Sederhana
 Cepat
 Peralatan sederhana
 Khas untuk satu golongan senyawa
 Memiliki batas limit deteksi yang cukup lebar

Salah satu hal penting yang berperan dalam skrining fitokimia, ialah
pelarut untuk ekstraksi.
Skrining Fitokimia Alkaloid
Metode Culvenor Metode Fitzgerald

Bahan tanaman segar sebanyak 5-10 gram


Filtrat
Ekstraksi dengan kloroform beramonia
Add 0,5-1 ml asam sulfat 2N,
Saring kocok ad terbentuk dua lapisan

Lapisan asam (atas) dipipet dan dimasukkan ke


Hasil Positif Alkaloid dalam tiga buah tabung reaksi.

I Terbentuknya endapan putih


2 gtt pereasi mayer 2 gtt dragendrof 2 gtt wagener

II Terbentuk endapan berwarna


coklat kemerahan I II III
III
MEKANISME REAKSI ALKALOID
Skrining Fitokimia Flavonoid
Menggunakan perekasi wilstater / sianidin

Prosedur : Ekstraksi dengan pelarut n-


5 gram sampel
tanaman heksana atau petroleum Saring
eter sebanyak 15 ml

Add 0,5 ml Ekstrak yang diperoleh,


HCl pekat Ambil diektsraksi lebih lanjut
2 ml menggunakan
+ methanol/etanol 30 ml
3-4 pita
logam Mg
Adanya flavonoid ditandai dengan warna merah,
oranye dan hijau tergantung struktur flavonoid
yang terkandung dalam sampel tersebut.
MEKANISME REAKSI FLAVONOID
Skrining Fitokimia Tanin
Sebanyak 2 ml ekstrak air dari suatu bagian tanaman
ditambahkan ke dalam 2 ml air suling. Selanjutnya, larutan
ekstrak tersebut ditetesi dengan satu atau dua tetes larutan
FeCl31%. Adanya kandungan tanin ditandai dengan
timbulnya warna hijau gelap atau hijau kebiruan

Mekanisme
Reaksi Tanin
Skrining Fitokimia Terpenoid
dan Steroid
Pereaksi Lieberman Burchard

Bahan sampel tanaman sebanyak 5 gram diekstraksi dengan pelarut n-


heksana atau petroleum eter sebanyak 10 ml kemudian disaring. Ekstrak

Prosedur
yang diperoleh diambil sedikit dan dikeringkan di atas papan spot test,
ditambahkan tiga tetes anhidrida asetat dan kemudian satu tetes asam
sulfat pekat. Adanya senyawa golongan terpenoid akan ditandai dengan
timbulnya warna merah sedangkan adanya senyawa golongan steroid
ditandai dengan munculnya warna biru
MEKANISME REAKSI TERPENOID
dan STEROID
Skrining Fitokimia
Daun Kelor
Identifikasi
Alkaloid
1 ml HCl
Ditutup
2N
+ 4 ml aluminium foil
aquades
0,1 ml Panaskan diatas
serbuk Filtrat
penanagas air Dinginkan Saring
simplisia diperoleh
salaam 2 menit
Add
(+) Terbentuk pereaksi Ambil 10
endapan coklat dragendorf tetes filtrat
+
(+) Terbentuk pereaksi
endapan putih bouchardat
Identifikasi
Triterpenoid/Steroid
Maserasi dengan 20 ml N-heksan
Mengambil 0,5 ml serbuk simplisia Saring filtrat
selama 2 jam

Tetesi dengan 2 tetes asam uapkan dengan cawan


Memindah ekstrak yang
glasial dan 1 tetes asam penguap dalam lemari asam
tersisa pada papan tetes.
sulfat pekat.
Identifikasi saponin
(uji busa)
Mengambil 0,5 ml ekstrak dimasukkan tabung reaksi
dan ditambahkan 10 ml air panas didinginkan dan
dikocok selama 10 detik. Reaksi positif jika terbentuk
busa yang tahan lama.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Endarini, L. H. 2016. Farmakognosi dan Fitokimia.
2. Setiabudi. D. A., dan Tukiran, 2017. UJi Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Kulit
Batang Tumbuhan Klampok Watu(syzygium Litorale). UNESA Jpurnal of
Chemistry Vol 6: (3)
3. Wasonowati, C., dkk. 2019. Analisis Fitokimia Ekstrak Daun Kelor ( Moringa
oleifera Lamk ) di Madura. Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber
daya Lokal) II
THAKYOU

Anda mungkin juga menyukai