Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ESSAY

“HEMOROID & PROLAPS REKTUM”

Nama : Putu Indra Maha Yana


NIM : 018.06.0047
KELAS : Kelas A
Modul : Blok Digestif II
Dosen : dr. Winata, SpB

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

MATARAM

2019/2020
HEMOROID

Hemoroid adalah keluarnya darah pada bagian anus karenapelebaran atau pemanjangan, dan
berkelok-keloknya vena hemodialis. Gejalanya berupa perdarahan, prolaps, ditambah yaitu
nyeri,iritasi, dan anemia. Pemeriksaan dan diagnosis yaitu anamnesa, pemeriksaan Fisik yaitu
Colok Dubur, Proktoskopi. Penatalaksanaan, pada Stadium I- II berupa Suposituria atau salep
kortikosteroid dan anestesi local, Diet banyak serat, Tablet anti hemoroid.Injeksi sklerosan.
Stadium III-IV yaitu Hemoroidektomi. Hemoroid interna std IV yaitu Rendam air hangat + PK
dan salep, Kortikosteroid. Setelah kempis (masuk ke std III), baru dioperasi. Pada Hemoroid
eksterna yaitu Rendam air hangat + PK dan salep, dan pemberian Kortikosteroid sampai sembuh.
Persiapan pre operasi Operasi Berencana (Elektif) yaitu Periksa laboratorium: DL. Ul, GDS,
LFT, BUN/kreatinin, CT, BT, Ro Foto Thorax, Puasa 6 - 8 jam (untuk anestesi), IVFD., Obat-
obat pre operasi, Kebersihan badan secara umum. Kebersihan daerah operasi. Operasi emergensi
(cito) tidak perlu periksa lab dan ro foto, puasa bisa kompromi, IVFD dan obat-obat pre operasi
harus diberikan, Kebersihan kompromi. Perawatan post operasi yaitu IVFD, Puasa sampai bising
usus atau flatus (+), Obat sesuai kebutuhan, Perawatan luka operasi. Terapi hemoroid mutahir
yaitu Non operasi berupa Flavonoid, Anadium, Ardium, Ciflon, Venosmil, Hesmin dan Lanaven.
Operasi Staples. Hal Rar yaitu Haemorrhoidal Artery Ligaston dan Recto Anal Repair
Haemorrhoid Treatment.

PROLAPS REKTUM

Prolaps rektum adalah keadaan dinding rektum terlepas dari tempat perlekatannya menuju ke
arah bawah, sehingga terlihat dari lubang anus. Etiologi prolaps rektum tidak diketahui secara
pasti, namun umumnya dapat terjadi pada orang yang sering mengejan, misalnya pasien
konstipasi, diare kronik, sering batuk, atau pada usia lanjut, dan wanita multipara. Faktor risiko
lainnya adalah riwayat trauma atau operasi pada daerah pelvis, serta gangguan neurologis yang
menyebabkan otot rektum tidak mampu berkontraksi atau relaksasi. Diagnosis prolaps rektum
dapat ditegakkan dari anamnesis biasanya pasien mengeluh adanya benjolan keluar dari anus,
menetap atau bisa masuk kembali secara spontan atau manual, disertai rasa nyeri bahkan
perdarahan sekitar anus. Selain itu, kadang dikeluhkan juga inkontinensia alvi, inkontinensia
urin, konstipasi, atau diare kronis. Pemeriksaan fisik ditemukan mukosa rektal yang keluar dari
anus, ditandai adanya lingkaran konsentrik tebal pada mukosa (membedakan dengan hemoroid).
Pemeriksaan rectal touche didapatkan tonus sfingter ani yang menurun. Pemeriksaan penunjang,
seperti sigmoidoskopi, kolonoskopi, dan manometri, hanya dilakukan untuk mengeliminasi
diagnosis banding lainnya. Tata laksana prolaps rektum secara definitif adalah terapi operatif.
Pilihan lainnya, yaitu terapi non operatif, tidak dianjurkan karena hanya akan memperburuk
gangguan fungsi dan menurunkan kualitas hidup. Terapi farmakologi diberikan hanya untuk
mengurangi gejala (simptomatik), namun tidak menyembuhkan. Hal ini kembali lagi pada
kondisi masing-masing pasien termasuk usia, penyakit komorbid, derajat keparahan, keputusan
pasien, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai