Anda di halaman 1dari 3

TUGAS ESSAY

MANAGEMENT OF LABOR

Di Susun Oleh :

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti


NIM : 018.06.0007
Kelas : A
Blok : Urogenital dan Reproduksi 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
Dosen : dr. Andi Setiawan Tahang, Sp.OG, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
MATARAM

TAHUN 2020
Persalinan atau inpartus merupakan kontraksi uterus yang frekwensinya
teratur serta terjadi dilatasi dan pendataran pada sertviks. Dalam proses
persalinan, semua pemantauan yang dilakukan akan di catat dalam patograf.
Penulisan patograf baru dapat dilakukan pada saat pembukaan ke 4. Tahapan
persalinan dibagi menjadi 4 kala yaitu :

- Kala satu terjadi fase laten dan fase aktif. Fase laten terdiri dari nulliparous
yang berlangsung selama 6,4 jam dan parous selama 4,8 jam. Sedangkan
fase aktif terdiri dari nulliparous sebesar 3,0 cm/jam dan parous 5,7
cm/jam.
- Kala dua terbagi menjadi kala aktif dan pasif yang berlangsung selama
nulliparous 1,1 jam dan parous 0,4 jam. Pada kala dua dapat dilakukan
tidakan seperti episiotomy, pushing, position, dan birth companion.
Setelah bayi lahir, tindakan yang dilakukan yaitu pemotongan tali pusar,
milking tali pusat , oropharyngeal suction dan persiapan management aktif
kala tiga.
- Kala tiga melahirkan plasenta
- Kala empat pemantauan setelah 2 jam persalinan.

Pada saat proses persalinan sering terjadi gangguan atau distosia yang
merupakan persalinan abnormal, ditandai dengan kemacetan atau tidak adanya
kemajuan dalam persalinan atau persalinan yang menyimpang dari persalinan
eustasia yang menunjukkan kegagalan. Proses persalinan ini dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu: kekuatan mendorong janin keluar (power) yang meliputi his
(kekuatan uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi diafragma dan
ligamentum action. Faktor lainnya ialah faktor janin (passanger) dan faktor jalan
lahir (passage).

Distosia diklasifikasikan menjadi 2 yaitu protacted (masih bisa melahirkan


normal) dan arrest (sudah tidak bisa melamirkan normal). Pencegahan distosia
dapat dilakukan dengan diagnosis persalinan yang akurat, management fase laten
yang memanjang, persiapan persalinan, dan pendampingan saat kelahiran.
Sedangkan pencegahan lanjutan dapat dilakukan ambulasi, analgesia, amniotomy
dan melihat ukuran janin. Management distosia dilakukan jika persalinan tidak
maju tanpa CPD sehingga dapat dilakukan amniotomy, pertimbangan augmentasi
oksitosin jika kontraksi tidak adekuat dan seksio sesaria.

REFERENSI

Paat, Judita, Eddy Suparman, Hermie Tendean. 2015. PERSALINAN DISTOSIA


PADA REMAJA DI BAGIAN OBSTETRIGINEKOLOGI BLU RSUP
PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal E-Clinic; Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

Anda mungkin juga menyukai