pada kala I persalinan: inersia uteri dan kala I memanjang) Dosen Pengampu: Julietta Hutabarat SST,M.Kes Leevania HD. Siambaton ( P07524419069) Nurul Fatiha ( P07524419073) III-B DISTOSIA KARENA KELAINAN HIS • False labour (persalinan palsu/belum inpartu) His belum teratur dan porsio masih tertutup, pasien boleh pulang. Periksa adanya infeksi saluran kencing, ketuban pecah dan bila didapatkan adanya infeksi obati secara adekuat. Bila tidak pasien boleh rawat jalan. PENATALAKSANAAN 1. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot: berikan obat-obatan anti sakit dan penenang (sedative dan analgetika) seperti morfin, peidin dan valium. 2. Apabila persalinan berlangsung lama dan berlarut-larut, selesaikanlah partus menggunakan hasil pemeriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forceps atau section caesarea. PERSALINAN LAMA Persalinan lama paling sering terjadi pada primigravida dan dapat disebabkan oleh: • Kontraksi uterus yang tidak efektif • Disproporsi sefalopelvik • Posisi oksipitoposterior • Tidak efektif dalam mendilatasi • Tidak terkoordinasi, yaitu ketika dua segmen uterus gagal bekerja secara harmonis. Menyebabkan ekspulsi involunter yang tidak adekuat. PENATALAKSANAAN Induksi atau augmentasi kekuatan kontraksi (pemberian oxytocin ), Tindakan amniotomi, dan Tindakan operasi jika diperlukan. HIS YANG TIDAK TERKOORIDINASI Sifat his yang berubah–ubah, tidak ada koordinasi dan sinkronisasi antar kontraksi dan bagian–bagiannya. Jadi kontraksi tidak efisien dalam mengadakan pembukaan, apalagi dalam pengeluaran janin. Pada bagian atas dapat terjadi kontraksi tetapi bagian tengah tidak, sehingga menyebabkan terjadinya lingkaran kekejangan yang mengakibatkan persalinan tidak maju. PENATALAKSANAAN 1. Untuk mengurangi rasa takut, cemas dan tonus otot: berikan obat-obatan anti sakit dan penenang (sedative dan analgetika) seperti morfin, peidin dan valium. 2. Apabila persalinan berlangsung lama dan berlarut-larut, selesaikanlah partus menggunakan hasil pemeriksaan dan evaluasi, dengan ekstraksi vakum, forceps atau section caesarea. INERSIA UTERI A. Inersia Uteri Hipotonik Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah/tidak adekuat untuk melakukan pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Diisi kekuatan his lemah dan frekuensinya jarang. Macam-macam: 1. Inersia Uteri Primer 2. Inersia Uteri Skunder PENATALAKSANAAN 1) Keadaan umum penderita harus segera diperbaiki. Gizi selama kehamilan harus diperbaiki. 2) Penderita dipersiapkan menghadapi persalinan dan dijelaskan tentang kemungkinankemungkinan yang ada. 3) Teliti keadaan serviks, presentasi dan posisi, penurunan kepala/bokong bila sudah masuk PAP pasien disuruh jalan, bila his timbul adekuat dapat dilakukan persalinan spontan, tetapi bila tidak berhasil maka akan dilakukan section caesarea.
PRESENTASI DAHI Adalah posisi kepala antara fleksi dan defleksi, sehingga dahi merupakan bagian teredah. Posisi ini biasanya akan berubah menjadi letak muka atau belakang kepala. Kepala menusuk panggul dengan dahi melintang/miring pada waktu putar paksi dalam, dahi memutar kedepan dan berada di bawah alkus pubis, kemudian terjadi fleksi sehingga belakang kepala terlahir melewati perineum lalu terjadi defleksi sehingga lahirlah dagu PRESNTASI MUKA 1. Pada persalinan cek adanya CPD atau tidak 2. Bila tidak ada CPD, dagu di depan : persalinan spontan 3. bila dagu dibelakang beri kesempatan dagu memutar ke depan denfan memasukkan 1 tangan kedalam vagina 4. Keadaan tertentu dicoba merubah menjdi presntasi belakang kepala dengan memasukkan tangan kedalam vagina kemudian memutar muka pada daerah mulut dan dagu keatas. Bila gagal coba perasat Thorn 5. Indikasi ekstraksi cunam: bila dagu di depan. 6. Indiksai SC pada posisi mento posteroior presister kesulitan panggul dan kesulitan tirunnyya kepala dalam rongga panggul GEMELLI Ada dua jenis kembar berdasarkan proses terbentujbya , yaitu monozigot dan dizigot. Monozigot adalah janin kembar yang berasal dari satu sel telur sedangkan dizigot adalh janin kembar yang berasall dari lebih satu sel telur yang mewakili setiap janin kembar yang ada. Kembar dizigot terjadi ketika dua telur atau lebih yang matanf secara bersamaan setelah itu dibuahi oleh sperma. Sehingga , kedua sel telur yang matang tadi akan dibuahi dalm waktu yang bersamaan . sedangkan kembar monozigot berarti sel telur yang matang dibuahi ole sperma, lalu membelah menjadi dua. Kondisi bayi sangat berpengaruh dari proses pembelahan ini. PERDARAHAN VAGINA Adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usai kehamilan mecapai 20 minggu, disertai dengan penambahan berat badan ibu yang cepat akibat tubuh membengkak dan pada pemeriksaan laboratorium dijumpai protein di dalam urin. TANDA-TANDA 1. Tekanan darah : 140/90mmHg setelah gestasi 20 minggu 2. Proteinuria 300 mg/ 24 jam 3. Tekanan darag 160/110mmHg 4. Nyeri kepala menetap atau gangguan pengelihatan 5. Nyeri epigastrium menetap FETAL DISTRESS Didefenisikan sebagai hipoksi janin progresif dan asidermia sekunder akibay oksigenasi janin yang tidak memadai. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan perubahan dalam pola jantung janin, berkurangnya gerakan janin hambatan perubahan janin dan adanya mekonium ppada saat persalinan. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI 1. Status sosial ekonomi yang rendah 2. Umur maternal 3. Merokok 4. Penyalahgunaan obat terlarang 5. riwayat obstetrik yang buruk 6. Penyakit maternaal 7. Kondisi plasenta 8. Kondisi fetal KOMPLIKASI KALA I • Partus lama, • Biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau dilatasi serviks yang tidak sempurna. • Partus lama merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan adanya abnormalitas persalinan di kala 1. Sampai saat ini belum ada konsensus mengenai definisi partus lama. PENATALAKSANAAN 1. Tata Laksana Suportif 2. Tata Laksana Medikamentosa 3. Augmentasi Persalinan dengan Oxytocin 4. Augmentasi Persalinan dengan Misoprostol 5. Augmentasi Persalinan dengan Meperidin 6. Amniotomi 7. Sectio caesarea KPD Yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda inpartu Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang dapat terjadi adalah asfiksia. PENATALAKSANAAN 1. Penatalansanaan pada kehamilan aterm ( > 37 minggu) Apabila setelah 24 jam setelah ketuban pecah belum ada tanda tanda persalinan maka dilakukan induksi persalinan, dan bila gagal dilakukan operasi Caesar . 2. Penatalaksanaan KPD kehamilan preterm ( <37 minggu) Jika umur kandungan kurang bulan tidak dijumpai tanda-tanda infeksi pengelolaanya bersifat konsertiv disertai pemberian antibiotic yang adekuat sebagai profilaksi.Pederita perlu dirujuk ke rumah sakit , ditidurkan dalam posisi trendlenberg ,tidak perlu pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi kehamilan