Anda di halaman 1dari 2

mereka yang mengalami gangguan jiwa.

Jadi metode klinis yang dimaksud adalah suatu cara


atau teknik pengumpulan data dan fakta yang memanfaatkan dan diselenggarakan pada waktu
peneliti memberikan pelayanan perawatan bagi penderita penyakit jiwa. Dengan demikian,
sebagai suatu metode penelitian secara klinis ini hanya dapat dillakukan apabila orang atau
penderita penyakit jiwa datang ke klinik psikolog atau psikiater untuk memperoleh perawatan.
Memang tidak semua masalah klinis dapat dihubungkan dengan kehidupan beragama. Namun
setidak-tidaknya bagi psikiater dan psikolog, khususnya psikolog Agama, bertanya secara
mendetail kepada pasiennya, mulai dari pengalaman hidupnya, kehidupan pribadi dan
keluarganya, sampai ke stress, frustasi, konflik dan masalah-masalah kejiwaan lainnya
merupakan hal yang layak dilakukan.
(7) Metode Study Kasus
Studi kasus juga digunakan untuk mengangkat fenomena empiris kehidupan beragama
yang menspesifikasi pengamatannya pada suatu unit sosial, mulai dari unit perseorangan, unit
keluarga suatu institusi, suatu kelompok budaya sampai pada suatu kelompok tertentu. Tujuan
dan sasaran yang ingin dicapai oleh metode ini adalah menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap pola-pola tingkah laku dari suatu unit sosial dalam hubungannya dengan
lingkungan sekitarnya. Dengan ungkapan lain, seorang peneliti yang menggunakan metode ini
akan berusaha menggali data dan menemukan faktor-faktor yang bervariasi dari suatu unit sosial
tertentu. sehingga membentuk suatu pola tingkah laku dalam hubungan dengan totalitas keadaan
lingkungannya.
Untuk keperluan pengembangan Psikologi Agama melalui studi kasus ini, tabloid
"HIKMAH" yang terbit di Bandung seminggu sekali juga telah banyak menyajikan fakta-fakta
empiris, khususnya yang menyangkut konversi Agama. Salah satunya pada terbitan minggu
keempat bulan Agustus 1994 tabloid ini menceritakan pengalaman seseorang yang semula
mempunyai nama CHUNG YOU. Ia seorang dokter spesialis kanker, kelahiran tanggal 20
Oktober 1942 di Sukabumi, Jawa Barat. Setelah konversi ia ganti nama menjadi MUHAMMAD
YUSUF, suatu nama yang sengaja didasarkan atas nama belakangnya yang asli, sekaligus agar
mudah diingat. Selanjutnya menurut tabloid itu, Muhammad Yusuf sendiri bercerita sebagai
berikut :
"Perjalanan rohani saya sangat panjang. Kredo trinitas yang nyaris menyatukan saya pada
kubang kekufuran bahkan mungkin sampai juga pada kemusyrikan, oleh kalam Rabbana aatina
jiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzabannar dibasuh sejukan.
Alhamdulillah "tangan" Allah meraih batin saya lewat kelugasan dan ketegasan surah Al-Ikhlas
yang berbunyi : Katakanlah Hai Muhammad, Dia-lah

Anda mungkin juga menyukai