Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn.

R
DENGAN COVID-19 DI NGIPIK SANGGRAHAN
PRAMBANAN, KLATEN

DISUSUN OLEH

DANANG WIRO KUSUMO

P1905006

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


2020
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori Coronavirus


Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah coronavirus jenis baru
yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa
hingga penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang
rentan seperti orang tua, ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi
kesehatan yang kurang adekuat. Informasi terbatas tersedia untuk
menandai spektrum penyakit klinis yang terkait dengan COVID-19.
Kriteria klinis CDC untuk pasien COVID-19 yang sedang
diselidiki (PUI – Patient Under Investigation / PDP – Pasien dalam
Pengawasan) telah dikembangkan berdasarkan apa yang diketahui
tentang MERS-CoV dan SARS-CoV dan dapat berubah ketika
informasi tambahan tersedia.
Awalnya, banyak pasien dalam wabah di Wuhan, Cina dilaporkan
memiliki hubungan dengan pasar makanan laut dan hewan yang
besar, menunjukkan penyebaran dari hewan ke orang.Namun,
semakin banyak pasien yang dilaporkan belum memiliki paparan ke
pasar hewan, menunjukkan penyebaran orang-ke-orang sedang
terjadi.

B. Patofisiologi
Virus corona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan,
termasuk kelelawar, unta, kucing, dan sapi.
1. COVID-19 adalah betacoronavirus, seperti MERS dan SARS, yang
semuanya berasal dari kelelawar.
2. Urutan dari pasien AS mirip dengan urutan yang awalnya diposting
Cina, menunjukkan kemungkinan munculnya tunggal baru-baru ini
dari reservoir hewan.
3. Ketika penyebaran dari orang-ke-orang telah terjadi seperti halnya
dengan MERS dan SARS, diperkirakan hal tersebut terjadi
terutama melalui droplet pernapasan yang dihasilkan ketika orang
yang terinfeksi bersin, mirip dengan bagaimana influenza dan
patogen pernapasan lainnya menyebar.
4. Sebagian besar virus corona menginfeksi hewan, tetapi tidak pada
manusia; di masa depan, satu atau lebih dari virus corona ini
berpotensi berevolusi dan menyebar ke manusia, seperti yang
terjadi di masa lalu.
5. Banyak pasien memiliki kontak langsung atau tidak langsung
dengan Pasar Grosir Makanan Laut Wuhan Huanan yang diyakini
sebagai tempat asli pecahnya COVID-19.
6. Namun, transmisi COVID-19 dari ikan ke manusia tidak mungkin
terjadi. COVID-19 dan coronavirus ikan seperti Beluga Whale
CoV / SW1 termasuk dalam genera yang berbeda dan tampaknya
memiliki kisaran inang yang berbeda.
7. Karena pasar makanan laut pasar Wuhan juga menjual hewan lain,
inang alami COVID-19 menunggu untuk diidentifikasi.
8. Karena kemungkinan penularan dari hewan ke manusia, CoV pada
ternak dan hewan lain termasuk kelelawar dan hewan liar yang
dijual di pasar harus terus dipantau.
9. Selain itu, semakin banyak bukti menunjukkan virus COVID-19
yang baru menyebar melalui rute penularan dari manusia ke
manusia karena ada infeksi pada orang yang tidak mengunjungi
Wuhan tetapi memiliki kontak dekat dengan anggota keluarga yang
telah mengunjungi Wuhan dan terinfeksi.

C. Penyebab
Coronavirus dinamai untuk virus yang mempunyai tapilan seperti
paku dengan mahkota di permukaannya.
1. Ada empat sub-kelompok utama dari coronavirus, yang dikenal
sebagai alpha, beta, gamma, dan delta.
2. Virus korona manusia pertama kali diidentifikasi pada
pertengahan 1960-an.
3. Tujuh coronavirus yang dapat menginfeksi manusia adalah 229E
(alpha coronavirus), NL63 (alpha coronavirus, OC43 (beta
coronavirus), dan HKU1 (beta coronavirus).
4. Virus korona manusia lainnya adalah MERS-CoV, SARS-CoV,
dan COVID-19.

D. Statistik dan Insiden


Wabah pneumonia dengan etiologi yang tidak diketahui di Kota
Wuhan awalnya dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019.
1. Otoritas kesehatan China telah mengkonfirmasi lebih dari 40
infeksi dengan coronavirus baru sebagai penyebab wabah tersebut.
2. Dilaporkan, sebagian besar pasien memiliki hubungan
epidemiologis dengan pasar makanan laut dan hewan yang besar;
pasar ditutup pada 1 Januari 2020.
3. Secara global, ada 132.758 kasus yang dikonfirmasi dan 4.955
kematian dikonfirmasi pada 14 Maret 2020.
4. Tiongkok memiliki 80.991 kasus yang dikonfirmasi dan 3.180
kematian pada 13 Maret 2020.
5. Menurut WHO, dikonfirmasi COVID-19 kasus di beberapa negara
berikut pada 13 Maret 2020: Italia-15.113, Iran- 10.075, Korea
Selatan – 7.979, Spanyol – 2.965, Prancis – 2.860, Jerman –
2.369, Amerika Serikat – 1,264, Jepang-675, Denmark- 674,
Swedia- 620, Belanda- 614, Inggris- 594, Norwegia- 489, Austria-
361, Belgia-314, Qatar-262, Bahrain-195, Singapura-187,
Australia- 140, Kanada- 138, Malaysia-129, Republik Ceko-116,
Finlandia-109, Yunani-98, Uni Emirat Arab-85, Kuwait-80,
Brasil-77, Israel- 75, Thailand-75, India-74, Irak – 70, Irlandia-70,
Mesir-67, Lebanon-66, Islandia-61, Slovenia-57, Filipina-52,
Vietnam-39, Indonesia-34, Rusia-34, Arab Saudi-21, Pakistan-20,
Meksiko- 12,
6. Kasus angkut internasional yang diidentifikasi pada kapal pesiar
Diamond Princess yang saat ini berada di perairan Jepang telah
mencapai 634.
E. Manifestasi Klinis
Untuk infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang
dilaporkan bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang
yang sakit parah dan sekarat; gejala-gejala ini dapat muncul hanya
dalam 2 hari atau selama 14 setelah paparan berdasarkan apa yang
telah dilihat sebelumnya sebagai masa inkubasi virus MERS.
1. Demam
2. Batuk kering
3. Sesak napas

F. Temuan Penilaian dan Diagnostik


Pada saat ini, pengujian diagnostik untuk COVID-19 hanya dapat
dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah, jika di
Amerika, ada yang namanya CDC (Center for Disease Control and
Prevention)
1. Untuk meningkatkan kemungkinan mendeteksi infeksi, CDC
merekomendasikan pengumpulan tiga jenis spesimen: pernapasan
bawah, pernapasan atas, dan spesimen serum untuk pengujian.
2. CDC telah mengirimkan tim multidisiplin ke Washington, Illinois,
California, dan Arizona untuk membantu departemen kesehatan
dengan manajemen klinis, pelacakan kontak, dan komunikasi.
3. CDC telah mengembangkan tes Reaksi-Polymerase Chain
Reaction (rRT-PCR) real-time yang dapat mendiagnosis COVID-
19 dalam sampel serum pernapasan dari spesimen klinis.
4. Saat ini, pengujian untuk virus ini harus dilakukan di CDC, tetapi
dalam beberapa hari dan minggu mendatang, CDC akan berbagi
tes ini dengan mitra domestik dan internasional.
5. CDC mengunggah seluruh genom virus dari kelima kasus yang
dilaporkan di Amerika Serikat ke GenBank.
6. CDC juga menumbuhkan virus dalam kultur sel, yang diperlukan
untuk penelitian lebih lanjut, termasuk untuk karakterisasi genetik
tambahan.
G. Manajemen medis
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menghindari terkena
virus corona ini.
1. Kebersihan tangan. Sering-seringlah mencuci tangan dengan
sabun dan air selama 20 detik; jika air dan sabun tidak tersedia,
gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol.
2. Jauhkan tangan dari wajah Anda. Hindari menyentuh mata,
hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
3. Tidak ada kontak dekat dengan orang sakit. Hindari kontak dekat
dengan orang yang sakit, dan tinggal di rumah saat Anda sakit.
4. Etiket batuk dan bersin yang tepat. Tutupi batuk atau bersin
dengan tisu, lalu buang tisu ke tempat sampah.
5. Perawatan suportif. Orang yang terinfeksi COVID-19 harus
menerima perawatan suportif untuk membantu meringankan
gejala.
6. Kasus yang parah. Untuk kasus yang parah, perawatan harus
mencakup perawatan untuk mendukung fungsi organ vital.

H. Untuk Petugas Kesehatan


Petugas kesehatan adalah orang-orang yang akan bekerja siang
dan malam untuk merawat dan membantu pasien coronavirus
termasuk di antara populasi yang paling terpapar untuk
terinfeksi.Perlindungan anggota yang rentan adalah salah satu
prioritas untuk respons terhadap wabah COVID19.
Layanan kesehatan kerja di fasilitas kesehatan memainkan
peran penting dalam membantu, mendukung, dan memastikan
bahwa tempat kerja aman dan sehat dan mengatasi masalah
kesehatan ketika mereka muncul.WHO menekankan hak dan
tanggung jawab petugas kesehatan, termasuk kriteria eksplisit
yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.
I. Hak-hak pekerja kesehatan mencakup pengusaha dan manajer di
fasilitas kesehatan:
1. Mengemban tanggung jawab keseluruhan untuk memastikan
bahwa semua tindakan pencegahan dan perlindungan yang
diperlukan diambil untuk meminimalkan risiko keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Memberikan informasi, instruksi, dan pelatihan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk;
a. Pelatihan penyegaran tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI)
b. Gunakan, pakai, lepas landas dan buang alat pelindung diri
(APD).
3. Menyediakan persediaan PPI dan APD yang memadai (masker,
sarung tangan, kacamata, gaun, pembersih tangan, sabun dan air,
persediaan pembersih) dalam jumlah yang cukup untuk perawatan
kesehatan atau staf lain yang merawat pasien COVID-19 yang
diduga atau dikonfirmasi, sehingga pekerja tidak mengeluarkan
biaya untuk persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Membiasakan personel dengan pembaruan teknis tentang COVID-
19 dan menyediakan alat yang tepat untuk menilai, melakukan
triase, menguji dan merawat pasien dan untuk berbagi informasi
pencegahan dan pengendalian infeksi dengan pasien dan
masyarakat.
5. Jika diperlukan, berikan tindakan pengamanan yang sesuai untuk
keselamatan pribadi.
6. Berikan lingkungan yang nyaman tanpa tekanan yang tidak perlu
bagi pekerja untuk melaporkan insiden, seperti paparan darah atau
cairan tubuh dari sistem pernapasan atau untuk kasus-kasus
kekerasan, dan untuk mengadopsi langkah-langkah untuk tindak
lanjut segera, termasuk dukungan kepada para korban.
7. Beri tahu pekerja tentang penilaian diri, pelaporan gejala dan
tinggal di rumah saat sakit.
8. Pertahankan jam kerja yang tepat dengan istirahat.
9. Konsultasikan dengan petugas kesehatan tentang aspek
keselamatan dan kesehatan kerja dari pekerjaan mereka dan beri
tahu inspektorat ketenagakerjaan tentang kasus penyakit akibat
kerja.
10. Izinkan pekerja untuk menggunakan hak untuk memindahkan diri
mereka dari situasi kerja yang menurut mereka memiliki
justifikasi yang masuk akal untuk menghadirkan bahaya serius
dan segera bagi kehidupan atau kesehatan mereka. Ketika seorang
pekerja kesehatan menggunakan hak ini, mereka harus dilindungi
dari segala konsekuensi yang tidak semestinya.
11. Hormati hak atas kompensasi, rehabilitasi, dan layanan kuratif jika
terinfeksi COVID-19 setelah terpapar di tempat kerja. Ini akan
dianggap paparan kerja dan penyakit yang dihasilkan akan
dianggap sebagai penyakit akibat kerja.
12. Berikan akses ke sumber daya kesehatan dan konseling mental.

J. Petugas kesehatan harus:


1. Ikuti prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang telah
ditetapkan, hindari mengekspos orang lain terhadap risiko
kesehatan dan keselamatan dan ikut serta dalam pelatihan
keselamatan dan kesehatan kerja yang disediakan perusahaan.
2. Gunakan protokol yang disediakan untuk menilai, triase, dan
merawat pasien.
3. Perlakukan pasien dengan hormat, kasih sayang, dan martabat.
4. Menjaga kerahasiaan pasien.
5. Dengan cepat mengikuti prosedur pelaporan kesehatan masyarakat
yang telah ditetapkan atas kasus-kasus yang dicurigai dan
dikonfirmasi.
6. Berikan atau perkuat pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
yang akurat dan informasi kesehatan masyarakat, termasuk kepada
orang-orang yang peduli yang tidak memiliki gejala atau risiko.
7. Kenakan, gunakan, lepas, dan buang alat pelindung diri dengan
benar.
8. Pantau sendiri tanda-tanda penyakit dan isolasi diri atau laporkan
penyakit kepada manajer, jika itu terjadi.
9. Anjurkan manajemen jika mereka mengalami tanda-tanda stres
yang tidak semestinya atau tantangan kesehatan mental yang
memerlukan intervensi dukungan.
10. Laporkan kepada atasan langsung mereka segala situasi yang
menurut mereka memiliki justifikasi yang masuk akal yang dapat
menimbulkan bahaya serius bagi kehidupan atau kesehatan.

K. Manajemen Farmakologis
Tidak ada pengobatan antivirus khusus yang direkomendasikan
untuk infeksi COVID-19, dan tidak ada vaksin saat ini untuk
mencegahnya.

L. Manajemen Keperawatan
Manajemen perawatan untuk pasien dengan infeksi COVID-19
meliputi:
a) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup:
1. Sejarah perjalanan. Penyedia layanan kesehatan harus
mendapatkan riwayat perjalanan yang terperinci untuk pasien
yang dievaluasi dengan demam dan penyakit pernapasan
akut.
2. Pemeriksaan fisik. Pasien yang mengalami demam, batuk,
dan sesak napas dan yang telah melakukan perjalanan ke
Wuhan, Cina baru-baru ini harus ditempatkan di bawah
isolasi segera.
b) Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan data penilaian, diagnosis keperawatan utama untuk
pasien dengan COVID-19 adalah:
1) Infeksi yang berhubungan dengan kegagalan untuk
menghindari patogen akibat paparan COVID-19.
2) Pengetahuan yang kurang terkait dengan ketidaktahuan
dengan informasi penularan penyakit.
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju
metabolisme.
4) Gangguan pola pernapasan terkait dengan sesak napas.
5) Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak
diketahui.

c) Perencanaan dan Tujuan Perawatan


Berikut ini adalah tujuan perencanaan perawatan utama untuk COVID-
19:
1. Cegah penyebaran infeksi.
2. Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
3. Tingkatkan suhu tubuh adekuat
4. Kembalikan pola pernapasannya kembali normal.
5. Kurangi kecemasan.

d) Intervensi Keperawatan
Di bawah ini adalah intervensi keperawatan untuk pasien yang
didiagnosis dengan COVID-19:
1. Pantau tanda-tanda vital. Pantau suhu pasien; infeksi biasanya
dimulai dengan suhu tinggi; pantau juga laju pernapasan pasien
karena sesak napas adalah gejala umum lainnya.
2. Pantau saturasi O2. Pantau saturasi O2 pasien karena gangguan
pernapasan dapat menyebabkan hipoksia.
3. Pertahankan isolasi pernafasan. Simpan tisu di samping tempat tidur
pasien; buang sekresi dengan benar; mengintruksikan pasien untuk
menutup mulut saat batuk atau bersin; menggunakan masker, dan
menyarankan mereka yang memasuki ruangan untuk memakai
masker juga; letakkan stiker pernapasan pada bagan, linen, dan
sebagainya.
4. Terapkan kebersihan tangan yang ketat. Ajari pasien dan orang-orang
untuk mencuci tangan setelah batuk untuk mengurangi atau
mencegah penularan virus.
5. Kelola hipertermia. Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi
untuk mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan
metabolisme.
6. Berikan penkes pada pasien dan keluarga. Berikan informasi tentang
penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit,
komplikasi, dan perlindungan dari virus.

e) Evaluasi
Tujuan keperawatan terpenuhi sebagaimana dibuktikan oleh:
1. Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi yang dibuktikan dengan
PHBS dan isolasi pernafasan adekuat.
2. Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
3. Pasien mampu meningkatkan level suhu tubuh yang adekuat.
4. Pasien mampu mengembalikan pola pernapasannya kembali normal.
5. Pasien tidak terlihat cemas.
f) Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi untuk pasien dengan COVID-19 meliputi:
1. Temuan individu, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi,
interaksi, sifat pertukaran sosial, spesifik perilaku individu.
2. Keyakinan budaya dan agama, dan harapan.
3. Paket perawatan.
4. Rencana pengajaran.
5. Tanggapan terhadap intervensi, pengajaran, dan tindakan yang
dilakukan.
6. Pencapaian atau kemajuan menuju hasil yang diinginkan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. DATA KELUARGA
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. R
2. Umur : 32 tahun
3. Alamat dan telepon : Prambanan, Klaten
4. Pekerjaan KK : Buruh
5. Komposisi keluarga dan genogram :
No Nama L/P Hub dgn Umur Pend Pekerj Imunisasi Ket
KK

1 Tn.D L Kepala 32 th SMA Buruh Hepatitis B, BCG, Lengkap


keluarga DPT, Polio, Campak,
MMR

2 Ny.W P Istri 28 th SMA ART Hepatitis B, BCG, Lengkap


DPT, Polio, Campak,
MMR

3 Nn. L P Anak 8 th SD Siswa Hepatitis B, BCG, Lengkap


DPT, Polio, Campak,
MMR
Genogram :

Genogram keluarga Tn.R

Keterangan :
: Laki-Laki : Garis Keturunan
: Perempuan : Garis Perkawinan
: Meninggal : Tinggal Serumah
: Klien
Keterangan : Tn.R menikahi Ny.W mempunyai anak yaitu, An.L.
Tn. R dan Ny. L tinggal serumah dengan An. L.

6. Tipe bentuk keluarga


Tipe keluarga ini adalah keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
7. Suku Bangsa
Keluarga tinggal di Ngipik Sanggrahan, Prambanan, Klaten. Suami
dan Istri merupakan penduduk asli Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.
Tinggal di daerah kampung sudah sejak dari lahir, hingga sampai saat
ini masih menempati rumahnya tersebut bersama istri dan anaknya
yaitu Ny.W dan An. L. Setiap harinya keluarga sering berkomunikasi
dengan orang lain, dan setiap anggota keluarga sering berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa. Di dalam keluarga, apabila anggota
keluarga ada yang sakit langsung dibawa berobat di dokter rujukan
keluarga / rumah sakit.
8. Agama
Agama yang dianut keluarga adalah islam. Tidak ada perbedaan
dalam keyakinan maupun praktik keagamaan di dalam keluarga.
Keluarga aktif mengikuti kegiatan dikampung, seperti gotong royong
dan acara keagamaan seperti pengajian rutinan di kampungnya tapi itu
dulu sebelum adanya peneybaran covid-19 dan sekarang lebih banyak
dirumah dan sering merasa cemas dan takut terkena covid-19, Tn.R
dan Ny.W melaksanakan sholat 5 waktu dengan rutin dirumah.
9. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga didalam lingkungan masyarakatnya termasuk keluarga
dengan tingkat ekonomi yang cukup. Tn.R bekerja sebagai Buruh
Harian Lepas setelah kehilangan pekerjaannya karena dampak dari
pengurangan tenaga kerja pada saat pandemi covid-19 dan Ny.W
bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART), Tn.R mempunyai
ayam kurang lebih 15 ekor yang saat ini dipelihara oleh Tn.D dan
Ny.W, penghasilan selama sebulan ±Rp. 2.000.000,- /bulan.
Pendapatan keluarga mengalami penurunan setalah Tn.R
diberhentikan dari pekerjaannya yang dulu, dan keuangan dikelola
oleh Ny.W untuk kehidupan sehari-hari. Pengeluaran yang sangat
terlihat adalah setiap bulan membeli pakan ternak seharga Rp.
50.000,-. Keluarga memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jaminan
hari tua. Keluarga sudah melakukan perubahan terhadap keperubahan
kelas sosial keluarga mereka, karena mereka sadar kesehatan penting
untuk berjaga-jaga jika sakit mendadak.
10. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga kadang-kadang melakukan rekreasi untuk menghilangkan
penat dengan bersepeda bersama saat libur mengingat Tn.R dan Ny.W
hanya ada waktu saat libur dan dan setelah adanya penyebaran covid-
19 keluarga hanya dirumah menikmati waktu senggangnya dengan
menonton TV.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn.R masuk dalam tahap keluarga anak sekolah.
Keluarga Tn.D dan Ny.W tinggal dengan anak yang berumur 8 tahun.
Tugas perkembangan keluarga Tn. D menurut Friedman (1998) yaitu :
Pada fase ini orang tua menyiapkan kebutuhan anak dan biaya hidup
yang semakin meningkat serta membantu anak beradaptasi dengan
lingkungan dan juga menjaga keintiman dengan pasangan.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Pada saat pandemi covid-19 ini anak tidak dapat bersekolah, dan
hanya bisa bersekolah dari rumah secara online.
3. Riwayat keluarga inti
Tn.R dan Ny.W mengatakan jika badan merasakan tidak enak
langsung berobat di dokter langganan keluarganya. Tn. R dan Ny. W
mengatakan sejak merebaknya virus corona merasa takut, dan was-
was jika terkena virus corona mengingat Tn. R dan Ny. W bekerja
diluar rumah.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn. R mengatakan sebelum merebaknya virus corona tidak was-was,
tidak takut untuk beraktivitas tetapi setelah adanya virus corona untuk
beraktivitas takut jika tertular.

C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Keluarga menempati rumahnya dengan ukuran rumah 20 meter x 8
meter, jumlah kamar dalam rumah tersebut ada 2 kamar dan 1 ruang
tamu ada ventilasi disetiap ruangan. Penataan rumah tidak berantakan.
Penerangan dengan lampu putih. Kondisi bangunan cukup baik.
Lantai sudah di plester, tidak terdapat ternit di atas. Dinding sudah
terbuat dari tembok. Air minum dari air PDAM, alat masak memiliki
sendiri dan tidak ada pengaman kebakaran. Kamar mandi berada di
dalam rumah untuk seluruh anggota keluarga, ada toilet di dalam
kamar mandi tersebut, ada sabun tetapi tidak ada handuk, tempat
pembuangan air (comberan) ada di belakang rumah menggunakan
pipa pralon dialirkan ke kebun untuk menyirami tanaman jarak antara
kamar mandi dengan kebun untuk pembuangan sekitar 4 meter. Di
lingkungan sekitar rumah Tn.R dekat dengan kebun terdapat nyamuk
dan semut tetapi hanya sedikit. Keluarga Tn.R merasa sudah nyaman
dengan rumahnya karena rumahnya besar dan fasilitas dalam rumah
sudah ada semua. Keluarga belum mengetahui adanya bahaya –
bahaya yang mengancam keluarga mereka karena kondisi rumahnya
tersebut karena menurut keluarga Tn.R sejak jaman gempa 2006
rumahnya tidak ada yang roboh/rusak sehingga rumahnya masih utuh
dan kokoh. Anggota keluarga membuang sampah di halaman samping
rumah dan membakarnya setelah sampah tersebut banyak, kalau
belum banyak belum dibakar. Ny.W mengatakan sudah nyaman dan
puas dengan pengaturan dan penataan rumah seperti ini.
Denah Rumah :

U S

4 1
T 1
4

2
3
2

5
6
6

Keterangan :
1. Kamar tidur 1
2. Kamar tidur 2
3. Kamar tidur 3
4. Ruang tamu
5. Dapur
6. Kamar mandi
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Tipe lingkungan komunitas tempat tinggal Tn.R dan Ny.W adalah
pedesaan. Tempat tinggal Tn.R dan Ny.W merupakan tipe rumah
sederhana, menurut Ny.W sampah biasanya dikumpulkan terlebih
dahulu kemudian baru dibakar. Dilingkungan Tn.R terdapat
posyandu lansia dan ada posbindu yang berjarak 300 meter dari
rumah. Apabila sakit, keluarga periksa ke dokter BPJS jarak yang
ditempuh ± 7 km. Alat transportasi yang digunakan oleh keluarga
yaitu sepeda motor. Pelayanan dan fasilitas tersebut dapat diakses atau
dijangkau oleh keluarga. Tidak ada insiden kejahatan di
lingkungannya maupun masalah keselamatan yang serius.
3. Mobilitas geografis keluarga
Anggota keluarga belum pernah berpindah tempat tinggal, Tn. R dan
Ny. W berasal dari daerah yang sama di daerah Prambanan, Klaten.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.R dan Ny.W berkumpul pada sore hari sehabis pulang dari kerja,
dalam perkumpulan tersebut keluarga hanya menonton TV. Keluarga
berinteraksi dengan baik dan dapat menyampaikan keinginan satu
sama lain. Hubungan interaksi antara keluarga dan masyarakat baik.
Anggota masyarakat dapat menerima dan anggota masyarakat mau
bersosialisasi dengan keluarga Tn.R dan Ny.W.

D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Keseharian komunikasi antar anggota keluarga mengunakan bahasa
jawa, hubungan komunikasi dalam keluarga Tn. R sangat baik.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam Keluarga Tn.R memiliki kekuatan dalam pengambilan
keputusan dalam keluarganya sendiri, namun tetap didiskusikan pada
Tn.R dan istri Tn.R ketika setiap ada permasalahan yang ada dan
dicari jalan keluarnya secara bersama.
3. Struktur peran
Tn.R berperan sebagai suami dan sebagai kepala rumah tangga
mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan keluarga. Ny.W berperan
sebagai istri yang bertugas sebagai ibu rumah tangga dan mencari
nafkah dalam keluarganya yaitu dengan bekerja sebagai asisten rumah
tangga.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga Tn.R adalah nilai agama dan nilai budaya
yang digunakan sebagai landasan utama dalam keluarga untuk
mengatur keluarganya. Nilai yang dianut keluarga juga memiliki
kesesuaian dengan masyarakat sekitar dimana nilai budaya juga
berpengaruh penting dalam menunjang bersosialisasi di masyarakat.
Setiap anggota keluarga sangat menjunjung tinggi nilai yang dianut
dan keluarga sangat sadar jika nilai yang dianut sangat berpengaruh
dalam keluarga dan dalam mengatur setiap anggota kelurga. Jika ada
keluarga Tn.R yang sakit, dalam nilai agama keluarga mempercayai
itu sebagai cobaan dari Tuhan dan penebus dosa.

E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Bila Tn.R dan Ny.W merasakan sakit maka segera memeriksakan
klinik dokter langganan keluarga yang diantar oleh anaknya. Anggota
keluarga Tn.R tidak mempedulikan tentang isu-isu perpisahan
keluarga. Dan memupuk keharmonisan dalam rumah tangga.
Sehingga hubungan dari keluarga tersebut terjaga keharmonisannya.
2. Fungsi sosial
Hubungan keluarga Tn.R dengan lingkungannya cukup baik. Saat
mempunyai waktu luang maka ia sering ngobrol-ngobrol atau
berinteraksi dengan tetangga di sekitar rumah, Tn.R tidak melarang
Ny.W untuk bersosialisasi dengan siapa saja, asalkan pergaulan
tersebut tidak mengakibatkan hal-hal negatif. Tn.R dan Ny.W masih
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial yang ada dikampung dengan
protocol yang sudah ditetapkakan oleh pemerintah seperti
menggunakan masker, cuci tangan, jjaga jarak 1 meter.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Tn.R dan Ny.W beranggapan bahwa virus corona adalah ujian dari
Allah Yang Maha Kuasa yang begitu sayang pada umatnya. Tn.R dan
Ny. W periksa di Klinik Pratama Husada setiap merasa sakit atau
kurang enak badan. Tn.R mengatakan makan 3x sehari dengan porsi
kecil, komponen nasi, sayur, dan kadang ditambah buah. Ny.W
mengatakan makan 3x sehari dengan porsi kecil, komponen nasi,
sayur, lauk dan ditambah buah. Tn.R dan Ny.W kadang tidak
menghiraukan makanan apa yang dimakan karena tidak mempunyai
alergi makanan serta tidak mengetahui kandungan dalam makanan
tersebut. Tn.R dan Ny.W tidak mengalami kesulitan saat BAK dan
BAB. Tn. R berpendapat bahwa untuk hidup sehat dan terhindar dari
virus corona dimulai dari kebersihan diri, rumah dan lingungan serta
menjaga kesehatan. Kebiasaan Tn.R istirahat setelah pulang kerja
yaitu jam 16.00 wib – 20.00 wib sedangkan Ny. W istirahat setelah
pulang kerja jam 18.00-20.00, untuk istirahat tidur Tn.R dan Ny.W
sekitar jam 21.00 wib – 04.00 wib. Keluarga Tn.D mengatakan mandi
sehari 2x pagi dan sore secara mandiri.
4. Fungsi reproduksi
Tn.R menikah dengan Ny.W dikaruniai 1 orang anak, dan masih
berkeinginan untuk menambah anak lagi.
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, papan, pangan.
Penghasilan keluarga Tn.D dan Ny.W berasal dari bekerja
penghasilan ±Rp. 2.000.000,- /bulan untuk mencukupi kebutuhan
sehari hari.

F. STRESS, KOPING, ADAPTASI KELUARGA


1. Stressor jangka panjang dan pendek
Tn. R dan Ny. W mengatakan stressor yang dirasakan saat ini adalah
keadaan pandemic corona yang sudah semakin banyak dan mendunia.
Tn. R dan Ny. W takut dan cemas jika terpapar virus corona karena
di daerah Prambanan sudah terdapat 2 kasus yang positif corona. Tn.
R dan Ny. W mengatakan sudah berusaha melakukan segala upaya
seperti menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, memulai hidup sehat,
menaati aturan pemerintah tetapi masih takut dan bingung apa yang
akan dilakukan karena masih bekerja diluar rumah dan bertemu
banyak orang.
2. Kemampuan keluarga berperan terhadap stressor
Keluarga berusaha menghadapi kesulitan dan masalah dengan sabar
dan berusaha sesuai kemampuan untuk mengantisipasi terpaparnya
virus corona dengan selalu hidup bersih serata hidup sehat agar tidak
terpapar virus corona.
3. Strategi koping yang digunakan
Bersikap sabar dan menjalani kehidupan seperti biasa sambil tetap
berusaha dan Tn.R dan Ny.W selalu memusyawarahkan sesuatu jika
ada masalah, dan keputusan diambil bersama
4. Strategi adaptasi disfungsional
Tn. R mengatakan bila ada salah satu anggota keluarga yang salah
maka anggota yang lain akan meningatkan dan menegur. Anggota
keluarga mengingatkan dengan kata-kata yang tidak menyinggung
perasaan sehingga tidak ada perasaan yang terluka dalam anggota
keluarga, serta kelurga tidak pernah menggunakan kekerasan dalam
setiap masalah, perlakuan kasar terhadap anak, memfitnah orang lain,
dan mengancam. Setiap ada masalah dengan keluarga sellalu
musyawarah bersama.

G. PENGKAJIAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

1. NAMA : Tn.R
UMUR : 32 tahun

N0 PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : 110/80 mmhg
N : 80 x/mnt,
RR : 22 x/mnt
o
S : 36,4 C

2 Kepala Mesochepal, rambut bersih belum beruban, tidak ada


benjolan, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
tidak ada gangguan pendengaran, ada gangguan
penglihatan terhadap jarak pandang, mata simetris tidak
juling
3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada benjolan
dileher seperti daging tumbuh.

4 Thorak
I : Simetris, bersih, tidak ada luka
P : Tidak ada nyeri tekan
P : bunyi paru sonor, bunyi jantung pekak
A : suara paru vesikuler tidak ada suara tambahan,
bunyi jantung terdengar S1 dan S2
5 Abdomen I : Tidak terlihat adanya luka, simetris
A :Peristaltic usus 12x/mnt
P : Tympani
P : Tidak ada nyeri tekan
6 Ekstermitas Tidak ada edema ekstremetas kedua tangan simetris,
semua jari-jari tangan da kaki lengkap, tidak ada
kelemahan otot, tidak ada ulkus.
5 5
5 5
7 Pemeriksan lainnya GDS :
UA :

2. NAMA : Ny.W
UMUR : 28 tahun

N0 PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : 120/80 mmhg
N : 82 x/mnt,
RR : 20 x/mnt
o
S : 36,5 C

2 Kepala Mesochepal, rambut bersih belum beruban, konjungtiva


tidak pucat, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan
pendengaran, tidak ada gangguan
penglihatan, mata simetris tidak juling,

3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar


tyroid, tidak ada peningkatan JVP, tidak adanya
benjolan dileher seperti daging tumbuh.

4 Thorak I : Simetris, bersih, tidak ada luka


P : Tidak ada nyeri tekan
P : bunyi paru sonor, bunyi jantung pekak
A : suara paru vesikuler tidak ada suara tambahan,
bunyi jantung terdengar S1 dan S2
5 Abdomen I : Tidak terlihat adanya luka, bersih, simetris
A :Peristaltic usus 12x/mnt
P : Tympani
P : Tidak ada nyeri tekan
6 Ekstermitas Tidak ada edema ekstremetas kedua tangan simetris,
semua jari-jari lengkap, kekuatan otot lemah , tidak ada
ulkus.
5 5
5 5
7 Pemeriksan lainnya GDS :
UA :
3. NAMA : An. L
UMUR : 8 tahun

N0 PEMERIKSAAN FISIK HASIL PEMERIKSAAN


1 TTV TD : mmhg
N : 80 x/mnt,
RR : 20 x/mnt
o
S : 36 C

2 Kepala Mesochepal, rambut bersih belum beruban, tidak ada


benjolan, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
tidak ada gangguan pendengaran, ada gangguan
penglihatan terhadap jarak pandang, mata simetris tidak
juling

3 Leher Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar


tyroid, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada benjolan
dileher seperti daging tumbuh.

4 Thorak
I : Simetris, bersih, tidak ada luka
P : Tidak ada nyeri tekan
P : bunyi paru sonor, bunyi jantung pekak
A : suara paru vesikuler tidak ada suara tambahan,
bunyi jantung terdengar S1 dan S2
5 Abdomen I : Tidak terlihat adanya luka, simetris
A :Peristaltic usus 12x/mnt
P : Tympani
P : Tidak ada nyeri tekan
6 Ekstermitas Tidak ada edema ekstremetas kedua tangan simetris,
semua jari-jari tangan da kaki lengkap, tidak ada
kelemahan otot, tidak ada ulkus.
5 5
5 5
7 Pemeriksan lainnya GDS :
UA :
H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PETUGAS KESEHATAN
Keluarga berharap Tn.R dan Ny.W terhindar dari virus corona dan tidak
tertular meskipun tetap bekerja. Ny. W juga berharap wabah corona ini
segera selesai dan bisa beraktivitas normal seperti biasa seperti sebelum
adanya corona. Persepsi keluarga terhadap masalah, wabah ini merupakan
cobaan dari Yang Maha Kuasa, harus dihadapi dengan kesabaran dan
keikhlasan.
ANALISA DATA

No Data Diagnose Keperawatan


1. DS : Ansietas
 Tn. R dan Ny. W mengatakan sejak
merebaknya virus corona merasa takut,
dan was-was jika terkena virus corona
mengingat karena Tn. R dan Ny. W
sering bekerja diluar rumah.

 Tn. R mengatakan sebelum merebaknya


virus corona tidak was-was, tidak takut
untuk beraktivitas tetapi setelah adanya
virus corona untuk beraktivitas takut jika
tertular.

DO :
 TTV
TD : TD : 110/80 mmhg
N : 80 x/mnt,
RR : 22 x/mnt
o
S : 36,4 C
 Ny. W nampak cemas, khawatir
 Nampak bingung


2. DS: Ketidakefektifan koping
 Tn. R dan Ny. W mengatakan stressor
yang dirasakan saat ini adalah keadaan
pandemic corona yang sudah semakin
banyak dan mendunia.

 Tn. R dan Ny. W takut dan cemas jika


terpapar virus corona karena di daerah
Prambanan sudah terdapat 2 kasus yang
positif corona.

 Tn. R dan Ny. W mengatakan sudah


berusaha melakukan segala upaya
seperti menjaga kebersihan, menjaga
kesehatan, memulai hidup sehat,
menaati aturan pemerintah tetapi masih
takut dan bingung apa yang akan
dilakukan karena masih bekerja diluar
rumah dan bertemu banyak orang.

DO :
 Saat diajak bicara Ny. W kurang fokus
 Ny. W nampak sedikit takut untuk
bertemu orang
 Ny. W selalu menjaga jarak kepada orang
lain karena ketakutan jika tertular

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas
2. Ketidakefektifah koping
SKORING
1. Ansietas

No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : 2/3x1 2/3 Ny. W mengatakan sudah berusaha


melakukan segala upaya seperti menjaga
Tidak/kurang sehat (3)
Ancaman kesehatan (2) kebersihan, menjaga kesehatan, memulai
Keadaan sejahtera (1)
hidup sehat, menaati aturan pemerintah
tetapi masih takut dan bingung apa yang
akan dilakukan karena masih bekerja diluar
rumah dan bertemu banyak orang.

2. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Ny. W takut dan cemas jika terpapar virus
untuk diubah : corona karena di daerah Prambanan yang
sudah terdapat 2 kasus yang positif corona
Mudah (2) tetapi sudah berusaha melakukan segala
Sebagian (1) upaya seperti menjaga kebersihan, menjaga
Sulit (0) kesehatan, memulai hidup sehat, menaati
aturan pemerintah.

3. Potensi Masalah untuk 2/3x1 2/3 Ny.W menerapkan protocol yang sudah
dicegah :
ditetapkan oleh pemerintah seperti
Tinggi (3) menggunakan masker, cuci tangan, jaga
Cukup (2)
jarak 1 meter.
Rendah (1)

4. Menonjolnya Masalah : 2/2x1 1 Ny. W takut dan cemas jika terpapar virus
corona karena di daerah Kalikotes sudah
Berat dan segera (2)
Tidak segera (1) terdapat 2 kasus dan masih bekerja diluar
Tidak dirasakan (0)
rumah dan bertemu banyak orang.

Total 2 4/6
2. Ketidakefektifan koping
No Kriteria Bobot Nilai Pembenaran

1. Sifat masalah : 1/3x1 1/3 Ny. W mengatakan stressor yang dirasakan


saat ini adalah keadaan pandemic corona
Tidak/kurang sehat (3) yang sudah semakin banyak dan mendunia.
Ancaman kesehatan (2)
Keadaan sejahtera (1)
2. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Tn. R berpendapat bahwa untuk hidup
untuk diubah : sehat dan terhindar dari virus corona
dimulai dari kebersihan diri, rumah dan
Mudah (2) lingungan serta menjaga kesehatan.
Sebagian (1)
Sulit (0)
3. Potensi Masalah untuk 2/3x1 2/3 Tn. R dan Ny.W terhindar dari virus
dicegah :
corona dan tidak tertular meskipun tetap
Tinggi (3) bekerja, dapat beraktivitas seperti biasanya.
Cukup (2)
Persepsi keluarga terhadap masalah, wabah
Rendah (1)
ini merupakan cobaan dari Yang Maha
Kuasa, harus dihadapi dengan kesabaran
dan keikhlasan.

4. Menonjolnya Masalah : 2/2x1 1 Ny. W juga berharap wabah corona ini


segera selesai dan bisa beraktivitas normal
Berat dan segera (2) seperti biasa seperti sebelum adanya
Tidak segera (1) corona.
Tidak dirasakan (0)
Total 3

PRIORITAS MASALAH
1. Ansietas
2. Ketidakefektifan koping
PERENCANAAN
No DIAGNOSA TUJUAN Nursing Outcome Classification (NOC) Nursing Interventions Classification (NIC)
1 Domain 9 Setelah diberikan Tugas 1 Keluarga mampu mengenal masalah Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal
Koping/ asuhan keperawatan Level 1 Domain IV : Pengetahuan Kesehatan dan Masalah
Toleransi Stres selama 2 minggu Perilaku Level 1 Domain 3 : Perilaku
Kelas 2 diharapkan mampu Level 2 Kelas S : Pengetahuan Kesehatan Level 2 Kelas S : Pendidikan Pasien
mengontrol cemas
Respon Koping Level 3 Hasil: Level 3 Intervensi
00146 1811 Pengetahuan Aktivitas yang Disarankan 5580 Persiapan Informasi Sensorik
Ansietas
Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan Masalah Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Kesehatan Dan Masalah
Perilaku Level 1 Domain 3 : Perilaku
Level 2 Kelas R : Kepercayaan Tentang Kesehatan Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 3 Hasil: Level 3 Intervensi :
1700 Kepercayaan Mengenai Kesehatan 5330 Manajemen alam Perasaan
1704 Kepercayaan Kesehatan : Ancaman yang
dirasakan

Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat Anggota Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat


Keluarga Anggota Keluarga
Level 1 Domain III : Kesehatan Psikososial Level 1 Domain 1 : Fisiologi
Level 2 Kelas M: Kesejahteraan Psikologis Level 2 Kelas E : Kenyamanan Fisik
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi
1211 Tingkat Kecemasan 1460 Relaksasi Nafas Dalam

Level 1 Domain 3 : Perilaku


Level 2 Kelas T : Peningkatan Kenyamanan
Psikologis
Level 3 Intervensi:
5820 Pengurangan Kecemasan
5900 Pengalihan
6040 Terapi Relaksasi Nafas Dalam
Tugas 4 Keluarga Mampu MemodifikasiLingkungan Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi
Level 1 Domain V : Kondisi Kesehatan yang Lingkungan
dirasakan Level 1 Domain 4 Keamanan
Level 2 Kelas U : Kesehatan dan Kualitas Hidup Level 2 Kelas V : Manajemen Risiko
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi :
2008 Status Kenyamanan 6480 Manajemen Lingkungan

Tugas 5 Keluarga Mampu Memenfaatkan Fasilitas Tugas 5 Keluarga Mampu Memanfaatkan


Kesehatan Fasilitas Kesehatan
Level 1Domain IV : Pengetahuan tentang Kesehatan Level 1 Domain 6 : Sistem Kesehatan
dan Perilaku Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Kesehatan
Level 3 Hasil: 5250 Dukungan Pengambilan Keputusan
1634 Perilaku Skrining Kesehatan Pribadi
Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem Keseatan
Kelas B Manajemen Informasi
8086 Peresepan : Pelayanan Non
Farmakologi
2 Domain 9 Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal Masalah Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal
Koping/ Level 1 Domain IV : Pengetahuan Kesehatan dan Masalah
Toleransi Stres Perilaku Level 1 Domain 3 :Perilaku
Kelas 2 Level 2 Kelas S : Pengetahuan Kesehatan Level 2 Kelas S : Pendidikan Pasien
Respon Koping Level 3 Hasil : Level 3 Hasil:
00069 1805 Pengetahuan : Perilaku Kesehatan 5606 Pengajaran Individu
1811 Pengetahuan : Aktivitas yang Disarankan
Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan Masalah Tugas 2 Keluarga Dapat Memutuskan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Kesehatan dan Masalah
Perilaku Level 1 Domain 3 : Perilaku
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 3 Hasil Level 3 Hasil:
1600 Perilaku Patuh (bersifat aktif) 5250 Dukungan Pengambilan Keputusan

Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat Anggota Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat


Keluarga Anggota Keluarga
Level 1 Domain V : Kondisi Kesehatan Yang Level 1 Domain 3 : Perilaku
Dirasakan Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 2 Kelas U : Kesehatan danKualitas Hidup Level 3 Intervensi:
Level 3 Hasil: 5230 Peningkatan Koping
2013 Keseimbangan Gaya Hidup Level 2 Kelas P : Terapi Kognisi
2000 Kualitas Hidup Level 3 Intervensi :
4700 Restrukturisasi Kognisi
4720 Stimulasi Kognitif
Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi
Lingkungan Lingkungan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Kesehatan dan Level 1 Domain 4 : Keamanan
Perilaku Level 2 Kelas V :Manajemen Risiko
Level 2 Kelas T Kontrol Risiko dan Keamanan Level 3 Intervensi:
Level 3 Hasil: 6486 Manajemen Lingkungan : Keselamatan
1911 Perilaku Keamanan Pribadi

Tugas 5 Keluarga Mampu Memanfaatkan Fasilitas Tugas 5 Keluarga Mampu Memanfaatkan


Kesehatan Fasilitas Kesehatan
Level 1 Kelas VI : Kesehatan Keluarga Level 1 Domain 6 : Sistem Keselamtan
Level 2 Kelas X : Kesejahteraan Keluarga Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem Keseatan
Level 3 Hasil Kelas B Manajemen Informasi
2605 Partisipasi Keluarga dalam Perawatan 8086 Peresepan : Pelayanan Non
Farmakologi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
26/09/2020 Ansietas pada - Memperkenalkan diri pada keluarga S:
12.00 wib Tn. R - Menjalin hubungan saling percaya - Keluarga mengatakan bersedia
Ansietas pada dengan keluarga dilakukan pengkajian pada
Ny. W - Menjelaskan tujuan keluarganya
- Mengkaji tingkat kecemasan keluarga - Keluarga mengatakan merasa
- Mengkaji penyebab timbulnya cemas kalau nantinya terkena
kecemasan pada keluarga covid-19 karena dirinya bekerja
- Bantu keluarga untuk mengenal diluarga rumah dan akan
ansietasnya membahayakan keluarganya
- Berikan informasi serta bimbingan O:
antisipasi tentang segala bentuk - Keluarga kooperatif, keluarga
kemungkinan yang akan terjadi di bersedia dilakukan pengkajian
masa yang akan datang awal, tampak cemas
- Berikan penjelasan tentang cara A :
pencegahan covid-19 - Ansietas pada Tn.R dan Ny.W
pada belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Buat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
- Sepakati hari pertemuan

26/09/2020 Ketidakefektifan - Menjelaskan tujuan S:


12.20wib koping pada Tn. - Mengakaji pengetahuan keluarga - Keluarga mengatakan setelah
R dan Ny.W terhadap masalah yang dihadapi dirinya kehilangan pekerjaan
- Mengkaji faktor penyebab masalah stres yang dialami bertambah
yang terjadi di keluarga - Keluarga mengatakan selalu
- Menjelaskan tentang cara pencegahan merasa cemas dengan adanya
covid-19 yang bisa dilakukan oleh pandemi saat ini
keluarga - Keluarga mengatakan sudah
- Membantu keluarga untuk melakukan mengetahui beberapa hal yang
pengambilan keputusan dengan cara harus dilakukan pada masa
menerapkan protokol kesehatan setiap pandemi sekarang ini tetapi
saat masih belum menerapkannya
- Meminta keluarga untuk menjelaskan dengan benar
kembali tentang cara pencegahan O :
covid-19 - Keluarga kooperatif, tampak
- Memberikan reinforcement positif cemas
- Memberikan kesempatan keluarga A :
untuk bertanya - Ketidakefektifan koping belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Buat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
- Sepakati hari pertemuan

27/09/2020 Ansietas pada - Mengkaji tingkat kecemasan S :


12.00wib Tn. R keluarga - Keluarga mengatakan bersedia
Ansietas pada - Mengajarkan teknik relaksasi untuk di ajarkan teknik relaksasi
Ny. W nafas dalam nafas dalam
- Meminta keluarga untuk dapat - Keluarga mengatakan sudah
mendemonstrasikan kembali bisa untuk memperagakan
teknik relaksasi nafas dalam teknik relaksasi nafas dalam
tersebut - Keluarga mengatakan sudah
- Memberikan reinforcement positif bisa untuk melakukan teknik
untuk keluarga relaksasi nafas dalam secara
- Menganjurkan keluarga untuk mandri
selalu menerapkan protokol O:
kesehatan agar terhindar dari - Keluarga koopratif
covid-19 - Keluarga bersedia untuk
diajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
- Keluarga mengatakan sudah
paham tentang cara melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
A:
Ansietas pada Tn.R dan Ny.W pada
belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Buat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
- Sepakati hari pertemuan
27/09/2020 Ketidakefektifan - Bantu keluarga dalam mengenal S :
12.20wib koping pada Tn. masalah yang dihadapi sekarang - Keluarga mengatakan akan
R dan Ny.W ini saling menguatkan dan saling
- Berikan motivasi dan dukungan memberikan dukungan satu
kepada keluarga untuk berubah dengan yang lain
- Membantu pasien beradaptasi - Keluarga mengatakan akan
dengan persepsi stressor, berusaha untuk beradaptasi
perubahan, atau ancaman yang dengan kondisi di masa
menggangu pemenuhan tuntutan pandemi ini
dan peran hidup - Keluarga mengatakan akan
- Dukungan keluarga maupun memanfaatkan gasilitas
lingkungan hidup : meningkatkan kesehatan yang ada dengan
niali, minat, dan tujuan keluarga sebaik-baiknya
- Panduan sistem kesehatan : O:
memfasilitasi lokal pasien dan - Keluarga kooperatif, tampak
penggunaan pelayanan kesehatan antusias dan saling memberikan
yang sesuai dukungan kepada anggota
keluarga yang lain
A:
- Ketidakefektifan koping teratasi

P : pertahankan intervensi

28/09/2020 Ansietas pada - Mengkaji kecemasan keluarga S:


12.00wib Tn. R - Menganjurkan untuk melakukan - Keluarga mengatakan akan
Ansietas pada teknik relaksasi nafas dalam melakukan teknik relaksasi
Ny. W apabila saat cemas nafas dala pada saat cemas
- Menganjurkan untuk melakukan - Keluarga mengatakan akan
pencegahan covid-19 dengan cara melakukan pencegahan covd-19
3M dengan cara 3M
- Menganjurkan keluarga untuk - Keluarga mengatakan akan
memodifikasi lingkungan dan muai membersihkan rumah dan
mulai untuk membersihkan rumah mulai menyediakan tempat cuci
serta mulai menyediakan tempat tangan
cuci tangan yang disediakan di - Pasien mengatakan akan
depan rumah menggunakan fasilitas pelayana
- Panduan sistem kesehatan : kesehatan dengan sebaik-
memfasilitasi lokal pasien dan baiknya
penggunaan pelayanan kesehatan O :
yang sesuai - Keluarga kooperatif, dan
tampak antusias
A:
- Ansietas keluarga teatasi

P : pertahankan intervensi
Pelaksanaan dalam tugas kesehatan
keluarga
- Keluarga mengatakan untuk
mencegah penularan covid-19
adalah dengan mencuci tangan
dengan sabun, menjaga jarak dan
juga menggunakan masker.
- Keluarga mengatakan selalu
menjaga kebersihan diri dan
keluarga agar tetap sehat
- Keluarga mengatakan selalu
membersihkan rumah setiap
harinya agar rumah tetap bersih
dan sehat
- Keluarga mengatakan selama
apndemi covid-19, keluarga selalu
berada di rumah dan kalau keluar
rumah pun hanya untuk pergi ke
sawah
- Semisal ada tanda dan gejala yang
dialami oleh keluarga, maka akan
bergegas langsung untuk pergi ke
rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Agung Octa (2017), Relaksasi Nafas Dalam Dalam Penurunan Kecemasan, Jurnal
Keperawatan, 257-262
Carpenito Lynda Juall (2008), Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Deshinta Vibriyanti (2020), Mengelola Kecemasan Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal
Kependudukan Indonesia, Edisi Khusus Demografi 69-74
Doenges marilynn (2008), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Evelyn C.pearce (2011), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Nugroho.W. (2012). Keperawatan Gerontik. Gramedia. Jakarta
Rokhaeni (2012), Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Sunyoto. (2015), Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan gawat Darurat Medis,
Binarupa Aksara, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai