ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran biologi melalui inkuiri terbimbing
dan inkuiri bebas termodifikasi, pengaruh keterampilan proses sains dan kreativitas serta interaksi
diantara ketiganya terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dan dilaksanakan bulan September 2012 – Oktober 2012. Populasi adalah semua siswa kelas XII IPA
SMAN 2 Madiun. Sampel penelitian diambil dengan metode cluster random sampling terdiri dari 2
kelas. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk prestasi belajar kognitif dan
kreativitas verbal serta metode angket untuk mengukur keterampilan proses sains serta metode
observasi untuk data prestasi belajar afektif dan psikomotor. Teknik analisis data menggunakan
analisis variansi dengan desain faktorial 2 x 2 x 2 menggunakan software SPSS versi 16 dengan taraf
signifikansi 5%. Hasil pada penelitian ini adalah (1) terdapat perbedaan prestasi kognitif, afektif, dan
psikomotor pada siswa yang belajar dengan pendekatan melalui inkuiri termbimbing dan inkuiri
bebas termodifikasi (2) ada perbedaan antara siswa yang memiliki keterampilan proses sains tinggi
dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor (3) ada perbedaan antara
siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan
psikomotor (4) tidak terdapat interaksi terhadap prestasi belajar kognitif, afektif, dan psikomotor
antara pembelajaran model inkuiri dengan keterampilan proses sains (5) terdapat interaksi prestasi
kognitif dan tidak ada interaksi prestasi afektif dan psikomotor terhadap penggunaan model
pembelajaran inkuiri dengan kreativitas siswa (6) terdapat interalsi antara keterampilan proses sains
dengan kreativitas siswa terhadap prestasi afektif dan psikomotor (7) tidak ada interaksi antara
model pembelajaran inkuiri, keterampilan proses sains dan kreativitas terhadap prestasi belajar
siswa.
proses itu ialah: (1) mengolah informasi baru, masih ada yang belum mencapai KKM. Dilihat
(2) transformasi informasi, dan (3) menguji dari target KKM tahun pelajaran 2009/2010 dan
relevansi dan ketepatan pengetahuan.” 2010/2011 rata-rata 75 dan KKM tahun
Sejalan dengan Permendiknas RI No. 22 pelajaran 2011/2012 nilai rata-rata 78, masih
tahun 2006 tentang paradigma pendidikan ada siswa yang belum tuntas rata-rata sebesar
bahwa proses pembelajaran sesuai kurikulum 23,2%.
KTSP mengalami perubahan yaitu dari Untuk memecahkan masalah tersebut di
“teaching” atau guru mengajar menjadi atas maka seorang guru hendaknya tidak
“learning” atau siswa belajar. Artinya, pusat sekedar menyampaikan atau mentransfer
pembelajaran era sekarang ini betul-betul informasi materi dari buku kepada peserta
terletak pada siswa. Guru sebagai fasilitator, didik, tetapi siswa diajak memecahkan masalah
motivator, administrator dalam proses tentang materi metabolisma dengan
pembelajaran dengan menggunakan metode menggunakan model inkuiri yang mana siswa
yang tepat dengan karakteristik dan materi atau diberi masalah untuk dipecahkan bersama
bahan ajar yang akan disajikan. melalui eksperimen agar siswa dapat
Dari hasil pengamatan bahwa faktor mendeskripsikan proses metabolisma
eksternal yang mempengaruhi antara lain karbohidrat.
penggunaan metode pembelajaran biologi yang Di samping menggunakan model inkuiri
masih belum mencerminkan proses sains. terbimbing (guided inquiry) daninkuiri bebas
Pembelajaran biologi yang dapat digunakan termodifikasi (modified free inquiry), peneliti
antara lain metode eksperimen, demonstrasi, juga mempraktekkan keterampilan proses sains
problem solving, inkuiri, discovery, penugasan, dan kreativitas verbal untuk mencapai prestasi
diskusi, dan lain-lain, akan tetapi masih ada belajar siswa yang maksimal. Keterampilan
guru yang kurang inovatif dalam melaksanakan proses sains dan kreativitas verbal sangat
kegiatan belajar mengajar di kelasnya, bahkan dibutuhkan dalam proses belajar mereka.
cenderung dengan metode ceramah. Dengan demikian kedua faktor, baik internal
Menurut Piaget (dalam Dahar, 1989: yang berupa keterampilan proses sains,
149), pendekatan pembelajaran saat ini kreativitas verbal dan motivasi yang dimiliki
menekankan pada tujuan membelajarkan siswa siswa maupun faktor eksternal yang berupa
secara maksimal sehingga suasana belajar di model inkuiri, alat dan bahan laboratorium,
kelas menjadi kondusif untuk siswa yang pada LKS dapat dipadukan dalam proses
akhirnya bermuara pada peningkatan prestasi pembelajaran di kelas dengan harapan dapat
belajar. memacu prestasi belajar siswa.
Trowbridge and Bybee (dalam Suparno,
Penggunaan laboratorium biologi yang 2001: 209) mengatakan, keterampilan-
belum optimal yang disebabkan oleh alat dan keterampilan proses di atas harus ditumbuhkan
bahan di laboratorium masih relatif kurang. dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf
Tenaga laboran belum ada. Belajar biologi perkembangan pemikirannya. Keterampilan-
masih berdasarkan buku tulis atau teori dan keterampilan ini akan menjadi roda penggerak
bahan berdasarkan eksperimen. Barlow (dalam penemuan dan pengembangan fakta dan konsep
Syah, 2005: 19) berpendapat bahwa kurang serta penumbuhan dan pengembangan sikap,
optimalnya belajar biologi juga dipengaruhi wawasan dan nilai. Dengan kata lain, lulusan
oleh faktor internal siswa antara lain kemauan SMA diharapkan memiliki keterampilan-
dan kemampuan siswa maka belajar siswa keterampilan proses sains yang terhimpun
belum diajak untuk melakukan kegiatan belajar dalam ilmu biologi. Salah satu standar
siswa aktif. Keterampilan proses sains dan kompetensi yang harus dikembangkan adalah
kreativitas verbal belum diperhitungkan secara mendemonstrasikan sikap ilmiah, kerja ilmiah
optimal. dan komunikasi ilmiah dalam memecahkan
Pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 masalah yang berkaitan dengan biologi.
Madiun menunjukkan kecenderungan yang Kemudian mendeskripsikan sifat-sifat, metode
sama dengan pembelajaran di Indonesia pada pengukuran dan penerapannya yang dapat
umumnya. Prestasi belajar biologi kelas XII diperoleh melalui proses belajar di sekolah.
IPA SMAN 2 Madiun materi metabolisma
pendekatan starter eksperimen melalui inkuiri termodifikasi. Distribusi frekuensi nilai dan
terbimbing 83,08; 71,81; 60,39 sedangkan nilai histogram prestasi belajar biologi yang
rata-rata inkuiri bebas termodifikasi 80,36; menggunakan pendekatan melalui inkuiri
67,97; 56,41. Maka dapat dikatakan bahwa terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi
pendekatan melalui inkuiri terbimbing lebih disajikan pada Gambar 1, 2, dan 3.
baik daripada pendekatan melalui inkuiri bebas
12
10
Frekuensi 8
6 inkuiri bebas
4 termodifikasi
2
inkuiri
0 terbimbing
60 - 66 67 - 73 74 - 80 81 - 87 88 - 94 95 - 101
Nilai Interval
16
14
12
10
Frekuensi
8 Inkuiri Bebas
Termodifikasi
6
4 Inkuiri
Terbimbing
2
0
55 - 61 62 - 68 69 - 75 76 - 82
Nilai Interval
20
18
16
14
Frekuensi
12
10 Inkuiri Bebas
8 Termodifikasi
6
4 Inkuiri
2
Terbimbing
0
49 - 55 56 - 62 63 - 69
Nilai Interval
Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis matang, sehingga pembelajaran dapat berjalan
Hasil analisis variansi data prestasi lancar sesuai dengan rencanaHal ini dapat
belajar baik aspek kognitif, afektif, maupun dilihat pada rata-rata nilai prestasi belajar pada
psikomotor dapat disimpulkan sebagai berikut. kelas yang diberi model inkuiri terbimbing
lebih tinggi dari model inkuiri bebas
1. Pengaruh Model termodifikasi, pendekatan melalui inkuiri
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi
perbedaan pendekatan melalui inkuiri memberikan adanya perbedaan kekuatan atau
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi pengaruh dimana pendekatan melalui inkuiri
terhadap prestasi belajar pada aspek kognitif, terbimbing hasil rata-ratanya lebih besar
afektif, dan psikomotor. Purwandari (2011) dibandingkan dengan rata-rata pada
penggunaan pendekatan melalui inkuiri pembelajaran inkuiri melalui inkuiri bebas
terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, termodifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa
hendaknya dilakukan dengan persiapan yang pembelajaran melalui pembelajaran inkuiri
belajar kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal ini praktikum yang telah dilakukan. Hal ini
berarti bahwa dalam proses pembelajaran faktor keterampilan ini dapat digunakan sebagai
keterampilan proses sains siswa menunjang wahana penemuan dan pengembangan konsep
keberhasilan dalam prestasi siswa khususnya yang telah ditemukan atau dikembangkan
materi metabolisma. dengan pengembangan keterampilan proses
Tingkat keterampilan proses sains siswa sains itu sendiri.
pada penelitian ini diketahui memberikan efek Siswa yang mempunyai keterampilan
berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar proses sains cenderung lebih mandiri dalam
biologi pada hasil uji anava tiga jalan, hasil uji belajar. Dalam melakukan suatu praktikum,
lanjutnya memberikan informasi dimana siswa siswa yang mempunyai keterampilan proses
yang memiliki tingkat keterampilan proses sains tinggi lebih mampu menyimpulkan apa
sains tinggi mendapatkan rata-rata prestasi lebih yang diamati tanpa diberi petunjuk oleh guru.
tinggi dari siswa yang memiliki tingkat Sedangkan siswa yang mempunyai
keterampilan proses sains rendah. Keterampilan keterampilan proses sains rendah, mereka
proses sains merupakan keseluruhan terbantu dengan adanya LKS sehingga proses
keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif penarikan kesimpulan dapat sesuai dengan yang
maupun psikomotor) yang dapat digunakan diharapkan. Hal ini sejalan dengan Mei (2007)
oleh yang bersangkutan untuk menemukan mengemukakan bahwa siswa yang mandiri
suatu konsep atau prinsip atau teori untuk dalam pembelajarannya mempunyai
mengembangkan konsep yang ada sebelumnya. keterampilan proses sains yang tinggi. Siswa
Pada prestasi belajar afektif dapat dilihat pada yang mempunyai keterampilan proses sains,
saat melakukan praktikum di kelas, siswa yang belajarnya lebih terarah dan pengembangan
lebih teliti, rajin dan objektif dalam mengamati konsepnya lebih luas. Berdasarkan pernyataan
dan menarik suatu kesimpulan. Pada saat di atas bahwa keterampilan proses sains sangat
praktikum tidak ada siswa yang diam dan besar pengaruhnya terhadap prestasi kognitif,
mengantuk karena semua siswa mempunyai afektif, dan psikomotor.
keinginan untuk aktif ikut serta dalam
pembelajaran. Peran guru menjadi kurang 3. Pengaruh Kreativitas Verbal Siswa
dominan, guru hanya memberikan penjelasan Ada perbedaan kreativitas verbal kategori
akhir atas diskusi yang telah dilakukan. tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar
Pada tahun 1970, The Lomission of siswa. Hasil uji lanjut dan analisis rata-rata
Professional Standards and Practices of diperoleh informasi bahwa siswa dengan
National Science Teachers Association di kreativitas verbal tinggi cenderung
Amerika mengatakan bahwa pengalaman siswa mendapatkan prestasi yang lebih tinggi
dalam situasi laboratorium seharusnya menjadi dibandingkan dengan siswa yang memiliki
bagian integral dari mata pelajaran sains (Hofs kreativitas verbal rendah.
Lein dan Inneta, 1982). Pernyataan tersebut Pengertian kreativitas dapat dijelaskan
menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium melalui berbagai dimensi antara lain dimensi
mempunyai peranan penting dalam pengajaran pribadi (person), dimensi proses, dimensi
sains. produk dan dimensi pendorong (person).
Siswa yang mempunyai keterampilan Berpikir kreatif menurut Lawson (1980)
proses sains lebih mampu memahami mata dimaknai suatu proses kreatif.
pelajaran biologi terutama pada materi Kreativitas merupakan kemampuan siswa
metabolisma. Pada materi metabolisma, siswa dalam mendapat suatu informasi yang telah
dituntut paham tentang proses-proses diperoleh sebelumnya sehingga dapat
metabolisma pada makhluk hidup, seperti memecahkan masalah dengan menemukan
proses fotosintesis. Pada pelajaran biologi banyak kemungkinan jawaban. Siswa yang
terutama materi metabolisma lebih menekankan mempunyai kreativitas verbal yang tinggi
pada praktikum. Siswa yang mempunyai teliti, mampu mengolah informasi dari guru yang
kreatif, tekun, tenggang rasa, bertanggung kemudian dikembangkan lagi dalam bentuk
jawab, kritis, objektif, rajin, jujur, terbuka dan informasi yang lain. Siswa yang mempunyai
disiplin yang tinggi dapat mengembangkan kreativitas verbal tinggi lebih antusias dalam
pelajaran biologi dengan lebih memahami pembelajaran dan praktikum, karena mereka
yang ada. Sedangkan pada kelas inkuiri bebas dengan kreativitas terhadap prestasi belajar
termodifikasi siswa yang mempunyai afektif dan psikomotor pokok materi
kreativitas verbal tinggi juga mampu mengolah metabolisma. Artinya tingkat keterampilan
informasi yang ada ke konsep lain yang sesuai proses sains dan kreativitas verbal mempunyai
dengan materi metabolisma, tetapi semua pengaruh yang tidak signifikan terhadap
informasi yang didapat belum bisa tersaji prestasi belajar Biologi.
dengan jelas. Sehingga pada kelas inkuiri bebas
termodifikasi perlu adanya bimbingan yang 7. Interaksi Keterampilran Proses Sains dan
intensif dari guru. Hal ini dapat disimpulkan Kreativitas Verbal Siswa
bahwa adanya interaksi pendekatan starter Ada interaksi antara pendekatan melalui
eksperimen melalui inkuiri terbimbing dan inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas
inkuiri bebas termodifikasi dengan kreativitas termodifikasi dengan keterampilan proses sains
verbal (tinggi dan rendah) memberikan (tinggi dan rendah) dan kreativitas verbal
pengaruh yang signifikan terhadap prestasi (tinggi dan rendah) terhadap prestasi belajar
psikomotor. kognitif, afektif, dan psikomotor.
Siswa yang mempunyai keterampilan
6. Interaksi Model Kreativitas Verbal Siswa proses sains tinggi dan kreativitas verbal tinggi
Tidak ada interaksi kemampuan berpikir memperoleh nilai rata-rata prestasi kognitif,
abstrak dan kongkret dengan keterampilan afektiif dan psikomotor paling tertinggi, hal ini
proses sains terhadap prestasi belajar siswa berlaku pada kelas inkuiri terbimbing dan
pada aspek afektif dan psikomotor. Berdasarkan inkuiri bebas termodifikasi. Pada kelas inkuiri
hasil analisis siswa yang mempunyai kreativitas terbimbing dengan inkuiri bebas termodifikasi,
verbal tinggi atau rendah dan siswa yang nilai rata-rata prestasi belajar siswa yang
mempunyai keterampilan proses sains tinggi mempunyai keterampilan tinggi dan kreativitas
atau rendah memperoleh prestasi belajar yang verbal tinggi yang paling baik yaitu pada kelas
hampir sama. inkuiri terbimbing. Hal ini dapat dilihat bahwa
Prestasi belajar pada aspek kognitif, setiap siswa yang mempunyai keterampilan
siswa yang mempunyai keterampilan proses proses sains (tinggi dan rendah) dan kreativitas
sains tinggi lebih mampu memahami dan verbal (tinggi dan rendah) masih perlu
menyimpulkan materi metabolisma pada saat bimbingan yang banyak dan siswa harus lebih
proses pembelajaran inkuiri terbimbing dan kreatif untuk mendapatkan informasi bukan
inkuiri bebas termodifikasi berlangsung. Pada hanya berasal dari guru, buku paket dan LKS,
saat tes kognitif, siswa yang mempunyai siswa dapat mengkaitkannya dengan kehidupan
keterampilan proses sains tinggi dan kreativitas sehari-hari.
verbal tinggi mampu menyelesaikan tes kognitif Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
dengan baik. Hal ini terlihat bahwa siswa yang interaksi antara model pembelajaran,
mempunyai keterampilan proses sains tinggi keterampilan proses sains dan kreativitas verbal
dan kreativitas verbal tinggi memperoleh hasil terhadap prestasi belajar biologi pokok bahasan
rata-rata prestasi kognitif tertinggi. metabolisma. Artinya tingkat keterampilan
Prestasi belajar afektif dan psikomotor proses sains, tingkat kreativitas verbal dan
terlihat pada saat proses praktikum, baik siswa penggunaan pendekatan melalui inkuiri
yang bekerja dengan sebaik-baiknya demi terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi
kelompoknya. Siswa yang mempunyai mempunyai pengaruh sendiri-sendiri terhadap
keterampilan proses sains tinggi dan kreativitas prestasi belajar biologi pokok materi
verbal tinggi mampu memberikan informasi metabolime. Hal ini dimungkinkan karena
yang berbeda ke siswa yang lain. Sedangkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses
siswa yang mempunyai keterampilan proses pencapaian prestasi belajar (kognitif, afektif,
sains rendah dan kreativitas verbal rendah juga dan psikomotor) baik dalam maupun luar diri
mampu melakukan praktikum dengan sebaik siswa diluar faktor metode pembelajaran,
mungkin. Adanya kerjasama antar kelompok keterampilan proses sains dan kreativitas verbal
dalam melakukan praktikum ataupun diskusi, yang digunakan dalam penelitian ini, serta
sehingga dapat disimpulkan bahwa, ada masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini
interaksi antara keterampilan proses sains sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-