Anda di halaman 1dari 61

PENUNTUN PRAKTIKUM

GENETIKA

Disusun oleh

Dwi Wahyuni Ganefianti


Catur Herison
Rustikawati
Alnopri
Helfi Eka Saputra
Umi Salamah
Dotti Suryati

LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU

2020
2

TATA TERTIB PRAKTIKUM

A. Berlaku saat praktikum offline

1. Setiap mahasiswa harus memiliki buku penuntun praktikum.

2. Mahasiswa harus datang tepat waktu. Kalau terlambat akan ketinggalan pretes.

3. Sebelum melaksanakan praktikum, mahasiswa harus sudah membaca


penuntun praktikum pada acara yang bersangkutan, karena akan diadakan pretes.

4. Gunakan jas praktikum yang bersih dan tidak diperkenankan makan, minum,
dan merokok di dalam laboratorium.

5. Semua tas, buku, dan lainnya yang tidak digunakan untuk keperluan praktikum
supaya diletakkan ditempat yang tidak mengganggu acara praktikum.

6. Alat-alat yang dipinjam harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan apabila ada
alat-alat yang rusak, pecah, dan atau terjadi kecelakaan selama pelaksanaan
praktikum, segera laporkan kepada dosen pengasuh praktikum, laboran, atau
coass.

7. Setelah selesai praktikum, bersihkan semua alat dan kembalikan kepada dosen
pengasuh, coass atau laboran. Bahan atau benda sisa lainnya yang tidak akan
digunakan lagi agar dibuang ke tempat sampah. Meja praktikum harus bersih
sebelum keluar ruangan.

8. Lembar kerja pada setiap acara praktikum harus disahkan oleh dosen pengasuh
praktikum sebelum praktikum berakhir.

9. Bagi praktikan yang menghadiri kurang dari 75 % praktikum dengan alasan


apapun, maka tidak diperkenankan mengikuti responsi dan nilai praktikumnya
NOL.

10. Bagi praktikan yang absen (kecuali sakit dengan memberi surat dan surat
keterangan dari dokter) tidak ada praktikum susulan, nilai pretes dan nilai laporan
untuk acara yang tidak diikuti adalah NOL.

B. Berlaku saat Praktikum Online


1. Praktikum dilaksanakan di rumah/kos/kediaman masing-masing
2. Kegiatan praktikum tetap dilaksanakan dengan daring sesuai kelas masing-
masing.
3. Saat praktikum tetap masuk ke kelas online seperti saat kuliah melalui e-
learning/zoom/google classroom classroom.
4. Mahasiswa harus masuk ruang kelas online tepat waktu. Kalau terlambat akan
ketinggalan pretes.
5. Sebelum melaksanakan praktikum peserta akan diarahkan melalui peraga lewat
video melalui link yutube atau langsung dengan dosen yang bersangkutan.
6. Lembar kerja pada setiap acara praktikum harus disahkan oleh dosen pengasuh
praktikum sebelum praktikum berakhir.
3

7. Hasil praktikum dikirim di kelas online masing-masing shift. Untuk acara


yang menggambar, scan gambar terlebih dahulu kemudian baru dikirm
kembali melalui kesepakatan kelas bersama dosen pembimbing.

8. Bagi praktikan yang menghadiri kurang dari 75 % praktikum dengan alasan


apapun, maka tidak diperkenankan mengikuti responsi dan nilai praktikumnya
NOL.

9. Bagi praktikan yang absen (kecuali sakit dengan memberi surat dan surat
keterangan dari dokter) tidak ada praktikum susulan, nilai pretes dan nilai
laporan untuk acara yang tidak diikuti adalah NOL.

KONTRAK PRAKTIKUM

1. Praktikum Genetika dilaksanakan seminggu sekali setiap hari SELASA pukul


08.00 – 10:00 (2 shift), RABU 13.00-15.00 (2 shiff) dan JUMAT pukul 14:00 –
16:00 (2 shiff).

2. Pada setiap kelompok ada satu orang yang ditunjuk sebagai koordinator
kelompok.

3. Sebelum memulai asistensi acara praktikum, diadakan pretes seputar acara yang
akan dipraktikumkan pada hari itu.

4. Laporan dibuat per orang per acara sesuai format (contoh terlampir) dan
dikumpulkan sebelum memulai acara praktikum pada pertemuan berikutnya.

5. Satu minggu setelah semua acara praktikum selesai, dilaksanakan responsi (ujian
praktikum), responsi hanya boleh diikuti oleh mahasiswa yang sudah
mengumpulkan laporan acara terakhir.

6. Penilaian praktikum :
Pretest : 10 %
Aktivitas : 20 %
Laporan : 40 %
Responsi : 30 %

7. Bobot nilai praktikum : 25% dari total nilai mata kuliah


4

JADWAL PRAKTIKUM

Perte- Judul Praktikum Tanggal Keterangan


muan
1. Kontrak Praktikum 29-09-2020
Asistensi Praktikum 30-09-2020

Jadwal bisa berubah sesuai kesepakatan


02-10-2020
2. Pengenalan Istilah 06-10-2020
07-10-2020
09-10-2020
3. Hukum Mendel I 13-10-2020
14-10-2020
16-10-2020
4. Hukum Mendel II 20-10-2020
21-10-2020
23-10-2020
5. Probabilitas 27-10-2020
28-10-2020
30-10-2020
6. Chi-Square Test 3-11-2020
4-11-2020
6-11-2020
7. Interaksi Gen 10-11-2020
11-11-2020
13-11-2020

LIBUR-U T S

8.. Pembelahan Sel Mitosis 24-11-2020


25-11-2020
27-11-2020
9. Pembelahan Sel Meiosis 01-12-2020
02-12-2020
04-12-2020
10. Materi Genetik 08-12-2020
09-12-2020
11-12-2020
11. Mengenal Tipe Keragaman 15-12-2020
(variasi) 16-12-2020
18-12-2020
12. Mutasi 22-12-2020
23-12-2020
5

25-12-2020
13. Genetika Populasi 29-12-2020
30-12-2020
01-01-2021
14. Menyusun Silsilah Genetis 05-01-2021
Manusia 06-01-2021
08-01-2021
15. RESPONSI 16 -01-2020
6

Acara 2
Tujuan :
Mengenal dan memahami istilah-istilah dalam genetika dan pemuliaan.

A
Aberasi kromosom. Ketidaknormalan jumlah atau susunan kromosom.

Adenin. Salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA.

Alel. Variasi gen pada satu lokus. Salah satu dari suatu pasangan atau rangkaian gen
yang berperilaku sebagai penentu kemungkinan sifat pada keturunannya. Pasangan
gen yang terletak pada kromosom homolog

Alopoliploid. Suatu poliploid yang terdiri dari set kromosom yang berbeda
genetiknya, misalnya set dari dua atau lebih spesies yang berbeda.

Amfidiploid. Suatu tanaman yang memiliki jumlah kromosom somatik dari dua
spesies.

Anafase. Pasangan kromosom (meiosis I) atau sister kromosom (mitosis dan meiosis
II) berpisah dan pindah ke kutub berlawanan.

Aneuploid. Suatu organisme atau sel yang kekurangan atau kelebihan satu atau
beberapa kromosom. Individu yang mempunyai jumlah kromosom yang bukan
kelipatan dari kromosom dasarnya. Contoh 2n-1 atau 2n+1 dimana n adalah jumlah
haploid.

Asam amino. Senyawa organik yang mengandung gugus amino (NH2) dan gugus
karboksil (COOH). Asam amino yang umum diantaranya adalah alanin, prolin,
treonin, histidin, lisin, glutamin, fenilalanin, triptofan, valin, arginin, tirosin, leusin.

Asam nukleat. Makromolekul yang mengandung gula pentosa, fosfat, dan basa
organic (basa nitrogen). Makromolekul yang merupakan rangkaian nukleotida
(rangkaian nukleotida = polinukleotida). DNA dan RNA adalah asam nukleat.

Antikodon. Tiga basa berurutan pada tRNA yang komplementer terhadap tiga basa
berurutan yang berperan sebagai kodon pada mRNA.

Autopoliploid atau autoploid. Suatu poliploid yang terbentuk melalui penggandaan


haploid lengkap dari suatu spesies.

B
Bivalen. Sepasang kromosom homolog dalam pembelahan meiosis pertama.

C
Coupling. Dua gen dominan atau dua gen resesif berada pada satu kromosom
(linkage).

D
7

Delesi. Tidak adanya atau lenyapnya segmen kromosom. Hilangnya suatu segmen
kromosom termasuk di dalamnya satu atau lebih gen.

Dihaploid. Individu 2n = 2x yang berasal penggandaan kromosom 2n=x.

Diploid. Suatu organisme dengan dua set kromosom.

Diploten. Tingkat meiosis dimana empat kromatida masing-masing bivalen pindah


menjadi dua pasang namun tetap berada pada daerah kiasmata.

DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Suatu polimer nucleida dimana gula pentosa (ribosa)
dalam bentuk deoxy. DNA terutama terdapat di kromosom.

DNA rekombinan. kombinasi DNA yang tidak ada sebelumnya. Kombinasi DNA
yang berasal dari sumber yang berbeda-beda. Gabungan dari dua atau lebih molekul
DNA yang masing-masing berasal dari sumber yang berbeda.

Duplikasi. Terjadinya suatu segmen lebih dari satu kali pada kromosom atau genom
yang sama.

E
Eksonuklease. Enzim yang menghancurkan atau memotong utas DNA atau RNA
mulai dari posisi ujung.

Endonuklease. Enzim yang memotong utas DNA pada posisi internal (bagian
dalam).

Enzim. Suatu protein sebagai katalisator pada sistem biologi.

Enzim retriksi. Enzim endonuklease yang mengenal sekuens pendek yang spesifik
pada DNA yang memotong DNA.

Epistasis. Dominan satu gen terhadap gen dari lokus lain. Secara umum epistasis
digunakan untuk menggambarkan semua tipe interaksi antara alel dari lokus yang
berbeda dimana suatu lokus dipergunakan oleh sesuatu atau seluruh lokus lain.

Eukromatin. Kromosom atau segmen kromosom yang dalam fase interfase dan
profase dalam inti sel memperlihatkan sifat terjadi pengendoran lilitan (decoiling) dan
dekondensasi serta memiliki sifat dapat diwarnai. Bagian ini umumnya menunjukkan
tipe gen yang mengikuti prinsip Mendel.

Euploid. Suatu organisme atau sel yang mempunyai jumlah kromosom kelipatan dari
kromosom haploid.
F
Fenotipe. Karakter yang dapat dilihat dan diukur, sifat yang dapat diamati,
merupakan interaksi antara faktor genotipe dan lingkungan. Penampilan individu
(tentang sifat fisis, biokemis, fisiologis dan sebagainya) sebagai hasil interaksi antara
genotipe dan lingkungan.
Fertilisasi. Penyatuan sel gamet jantan dan betina.
8

Fertilitas. Kemampuan untuk menghasilkan keturunan hidup.

Filial. Disingkat F, merupakan simbol untuk menunjukkan hasil persilangan dan


diikuti dengan angka sebagai penanda generasi tersebut. Misalnya F1 adalah generasi
pertama hasil persilangan, F2, F3 dan selanjutnya adalah generasi kedua, ketiga, dan
selanjutnya.

G
Galur isogenik. Serangkaian material yang berbeda secara genotipe hanya pada satu
alel.

Galur murni. Galur-galur homozigot hasil penyerbukan sendiri sebanyak lebih dari 7
kali.

Gamet. Sel perkembangbiakan jantan atau betina (sperma atau sel telur) yang telah
masak.

Gen komplementer. Gen-gen yang berinteraksi untuk menghasilkan suatu sifat baru.

Gen regulator. Sebuah gen yang mengontrol laju ekspresi sebuah atau gen-gen
lainnya. Contoh : gen lac-i menghasilkan protein yang mengontrol ekspresi gen-gen
struktural yang terdapat di dalam operon lac pada bakteri Escherichia coli.

Gen. Kesatuan sifat menurun yang terletak di lokus pada kromosom.

Genetika. Ilmu tentang pewarisan sifat dan variasi (keragaman) makhluk hidup.

Genom. Satu set lengkap kromosom yang diturunkan dari tetuanya.

Genotipe. Suatu ciri yang tidak tampak dari luar, berhubungan dengan konstitusi
genetik suatu individu. Susunan genetika suatu organisme.

Haploid. Suatu sel atau organisme yang mempunyai hanya satu set lengkap
kromosom.

Heliks. Struktur berbentuk spiral. DNA, menurut model dari Watson dan Crick,
adalah berbentuk heliks ganda (dua heliks).

Heritabilitas. Suatu nilai yang menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang tampak
merupakan refleksi dari genotipenya.

Heterokromatin. Kromosom atau segmen kromosom yang dalam fase interfase dan
profase dalam inti sel memperlihatkan sifat tidak terjadi pengendoran (decoiling)
lilitan dan dekondensasi serta memiliki sifat mengalami pewarnaan, dan tidak
memiliki tipe gen.

Heterokromatin fakultatif. Bagian dari heterokromatin yang memiliki bentuk


beragam dan tidak memiliki karakteristik struktur permanen dan dapat diwarnai.
9

Heterokromatin konstitutif. Bagian heterokromatin yang memiliki bentuk dan


karakterisitik struktur permanen, biasanya terletak dekat sentromer, telomer dan SAT-
kromosom, dan tidak dapat diwarnai

Heterozigot. Mempunyai alel yang tidak sama pada satu atau lebih lokus.

Hibrid. Keturunan atau hasil perkawinan antara tetua-tetua homosigot yang berbeda
dalam hal satu atau beberapa gennya. Umumnya, hibrid adalah keturunan atau hasil
perkawinan dari dua varietas atau galur atau strain yang berbeda.

Hibridisasi. Aktivitas persilangan dua induk tanaman. Mengawinkan 2 individu dari


jenis (spesies) yang sama atau spesies berbeda dalam genus yang sama, yang
keduanya mengandung satu atau lebih beda karakter.

Histon. Kelompok protein yang berasosiasi dengan DNA, berfungsi dalam


penggulungan DNA di dalam kromosom dan berfungsi di dalam regulasi aktivitas
gen.

Homoeolog. Homolog pada beberapa bagian kromosom. Biasanya merupakan hasil


persilangan interspesifik.

Homozigot. Alel-alel identik dalam satu lokus.

I
Idiogram. Urutan kromosom dalam genom suatu individu, yang diurutkan dari
kromosom bersatelit, kromosom dengan lengan pendek terpendek, sampai dengan
kromosom dengan lengan pendek terpanjang.

Inducer. Senyawa berbobot molekul rendah yang meng-inaktifkan repressor dengan


cara rekombinasi dengannya (Berkombinasi dengan repressor), sehingga menstimulir
ekspresi gen.

Inkompatibilitas. Kegagalan dalam melengkapi tahapan proses pembuahan antara


gamet jantan dan gamet betina tertentu.

Interaksi gen. Modifikasi kegiatan gen akibat dari gen atau gen-gen dari lokus yang
berbeda.

Interfase. Fase antara dua pembelahan sel berurutan.

Interferensi. Suatu keadaan atau sifat dimana terjadi satu crossing over, mengurangi
kemungkinan terjadinya crossing over lain didekatnya.

Introgresi. Sejumlah kecil informasi genetik yang dipindahkan dari satu jenis atau
marga ke yang lainnya.

Intron. Bagian dari DNA gen atau urutan basa pada gen yang tidak diekspresikan
pada RNA matang (RNA hasil transkripsi yang sudah mengalami pasca-transkripsi).
10

Intron akan dibuang dari RNA hasil transkripsi primer (hasil trnaskripsi primer =RNA
hasil transkripsi yang belum mengalami proses pasca transkripsi).

Inversi. Suatu penyusunan kembali suatu segmen kromosom sehingga gen-gennya


tersusun sebaliknya.

Irradiasi. Perlakuan sinar X atau radiasi lain pada tanaman untuk meningkatkan
derajat mutasi.

K
Kariotipe. Gambar pasangan kromosom dari suatu individu, disusun dari ukuran
pasangan kromosom terbesar sampai terkecil. Jumlah, ukuran dan bentuk kromosom
suatu sel somatis.

Kiasma. Titik-titik perhubungan yang sangat dekat antar pasangan kromosom selama
meiosis awal (jamak : kiasmata).

Kode genetik. Kombinasi triplikasi yang basa organik baru dalam DNA yang
menghasilkan pembentukan enzim spesifikasi.

Kodon. Tiga basa berurutan pada mRNA yang menyandikan jenis asam amino yang
akan dirangkaikan menjadi protein.

Kopel (coupling). Kedua lokus baik yang dominan homozigot atau yang resesif
homozigot terdapat dalam satu individu.

Kromatid. Memanjang setengah kromosom. Separuh kromosom dari pembelahan


membujur yang kemungkinan menjadi anak kromosom atau benang sub kromosom.

Kromosom. Struktur pewarisan sifat di dalam nukleus. Berbentuk benang berwarna


kelam dan berada di dalam inti sel yang kelihatan selama metosis dan meiosis.
Tersusun dari DNA dan protein serta pembawa gen. Jumlah kromosom sesuatu
spesies biasanya konstan.

Kromosom homolog. Kromosom-kromosom yang mempunyai urutan gen yang mirip


(homologi partial). Individu-individu yang mempunyai urutan gen linier yang
identik. Kromosom yang sama bentuk dan besarnya.

Kutub. Titik terluar dari sel yang membelah yang merupakan arah tujuan pergerakan
kromosom pada tahapan akhir pembelahan sel.

Ligase. Enzim yang menyambungkan ujung dari dua utas DNA.

Ligasi. Penyambungan dua atau lebih molekul DNA melalui pembentukan ikatan
kovalen.
11

Linkage. Keterikatan sifat pada sifat menurun disebabkan oleh letak gen berdekatan
pada kromosm sama. Disebut juga pautan atau kaitan.

Lokus. Letak kedudukan suatu gen pada suatu kromosom.

M1, M2, M3,….Simbol yang digunakan untuk menyatakan generasi pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya setelah menerima perlakuan mutagen.

Male sterility. Tepung sari pada tanaman tidak ada atau tidak berfungsi. Mandul
jantan.

Meiosis. Suatu metosis ganda yang terjadi pada perkembangbiakkan secara seksual
dan menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom haploid.

Metafase. Fase pada meiosis dan metosis dimana kromosom terletak pada spindle.

Metaxenia. Pengaruh tepung sari pada jaringan buah.

Mitosis. Proses dimana inti sel terbagi dua menjadi dua anak inti dengan kelengkapan
kromosom sama, biasanya dilanjutkan oleh terbaginya sel yang berisi inti sel.

Monohibrid. Heterozigot pada satu gen.

Monoploid. Suatu organisme dengan jumlah kromosom dasar (x).

Monosomik. Suatu organisme memiliki kurang satu kromosom dari kelengkapan


diploid, sehingga hanya mempunyai 2n-1 kromosom.

mRNA (messeger RNA). RNA yang membawa informasi untuk sintesis protein.
RNA yang membawa informasi dari DNA menuju ribosom.

Multiple alel. Terdapatnya lebih dari dua alel penentu sesuatu sifat.

Mutan positif. Mutan yang mengalami perubahan pada karakter-karakter yang


diinginkan, yaitu perubahan pada karakter warna petal dan atau karakter bentuk tepi
petal.

Mutan. Sel atau individu yang menunjukkan perubahan sebagai akibat mutasi. Sel
atau individu yang telah mengalami mutasi.

Mutasi. Suatu perubahan genetik, baik untuk gen tunggal atau sejumlah gen atau
susunan kromosom.
N
n. Jumlah kromosom gamet. Jumlah kromosom zigot adalah 2n. Jumlah kromosom
endosperm adalah 3n.

Non-disjunction. Pasangan kromosom yang gagal berpisah selama meiosis.


12

Nukleolus (anak inti). Organ sirkuler yang terlihat pada saat awal pembelahan sel,
organ ini terlibat dalam pembelahan sel dan organisasi kromosom.

Nukleotida. Unit penyusun DNA dan RNA. Nukleotida terdiri atas satu gula pentosa,
satu basa nitrogen, dan satu gugus fosfat.

Nulisomik. Tanaman diploid yang kekurangan sepasang kromosom tertentu, misalnya


: 2n-2.

Operon. Sekelompok gen yang membentuk satu unit regulasi. Sekelompok gen yang
berada dalam satu unit transkripsi yang berada dalam satu sistem regulasi. Satu
operon mengandung satu operator, satu promotor, dan gen-gen struktural. Transkripsi
gen-gen didalam satu operon menggunkan hanya satu promotor.

Outcross. Suatu persilangan, biasanya alami, tanaman yang berbeda genotipenya.

Overdominansi. Kelebihan dari heterozigot, pada suatu lokus dengan dua alel lebih
baik dari dalam keadaan homozigot

P
P1, P2, P3, … Simbol untuk keturunan generasi pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya dari suatu tetua. Juga digunakan untuk menyatakan berbeda tetua yang
dipakai dalam membuat suatu hibrida atau serangkaian hibrida.

Pakiten. Fase penggandaan benang kromosom pada meiosis.

Partenogenesis. Perkembangan suatu organisme dari sel kelamin tanpa pembuahan.

Pengelompokkan bebas. Pola segregasi untuk satu sifat yang tidak terikat terhadap
sifat yang lain.

Peta pautan. Peta yang disusun dari data genetik yang mengidentifikasi lokasi relatif
lokus pada kromosom.

Pewarisan sitoplasma. Pemindahan sifat menurun melalui plasma sel yang berbeda
dengan pemindahan sifat oleh gen pada kromosom. Hal ini dapat terlihat dari
perbedaan peranan tetua jantan dan betina pada silang resiprok.

Pindah silang. Pertukaran segmen kromatid di antara suatu pasangan kromosom.

Plasmid. Unit DNA yang berantai ganda yang berbentuk sirkular.

Pleiotropi. Satu gen yang mempengaruhi lebih dari satu sifat.

Ploidi. Lihat genom


Polimer. Senyawa yang tersusun atas banyak sebunit yang lebih kecil, dihasilkan dari
proses polimerase. Contoh : DNA dan RNA merupkan polimer dari nukleotida (DNA
dan RNA = polinukleotida). Nukleotida merupakan monomer dari DNA atau RNA.
13

Polimerase. Enzim yang mengkatalisis pembentukan DNA atau RNA. DNA


polymerase mengkatalisis sintesis DNA. RNA polimerase mengkatalisis pembentukan
RNA.

Polimorfisme. Bentuk pola pita yang berbeda antar individu.

Polinukleotida. Rangkaian dua atau lebih nukleotida. DNA merupakan


polinukleotida. RNA juga merupakan polinukleotida.

Polipeptida. Rangkaian dua atau lebih asama amino dan satu atau lebih gugus
peptida. Dinamakan dipeptida bila mengandung dua asam amino, tripeptida bila
mengandung tiga asam amino, dan seterusnya bergantung pada jumlah asam amino
penyusunnya.

Poliploid. Suatu organisme yang dimiliki jumlah kromosom lebih atau menyimpang
dari dua set kromosom dasar (n).

Profase. Fase pertama pembelahan sel, kromosem menjadi lebih tebal dibanding
sebelumnya.

Progeny test. Suatu pengujian nilai genotipe didasarkan penampilan keturunannya


hasil dari sistem perkawinan tertentu.

Promotor. Sekuen nukleotida atau urutan nukletida pada DNA dimana enzim RNA
polimerase akan menempel padanya (menempel pada promotor) dan memulai atau
menginisiasi proses transkripsi.

R
Rekombinasi. Pembentukan kombinasi gen baru sebagai hasil segregasi pada
persilangan antara tetua berbeda genetiknya. Pengaturan kembali gen linkage
disebabkan oleh crossing over.

Replikasi DNA. Penggandaan DNA. Replikasi DNA mengikuti pola semikonservatif,


yaitu pada setiap fragment DNA baru terbentuk masih terdapat satu utas baru
fragment yang sebelumnya.

Repulsi. Individu yang memiliki lokus dominan homozigot dan resesif homozigot.

Resesif. Anggota pasangan alel yang tidak nampak bila anggota lain (dominan)
menempati kromosom homolog.

RNA. Asam ribonukleat yang terbentuk dari empat basa organik yang spesifik, gula
dan fosfor. RNA berperan dalam pemindahan informasi dan translasi dari DNA ke
enzim.

S
14

Segregasi. Pemisahan kromosom bapak dari kromosom induk pada meiosis dan
berakibat terpisahnya gen yang mengarah ke kemungkinan terjadinya kombinasi pada
keturunannya.
Sentromer. Titik pelekatan untuk pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel.

Serat gelendong (spindle fiber). Struktur yang berhubungan dengan pergerakan


kromosom menuju kutub-kutub sel.

Sifat. Karakter atau bentuk, misalnya tinggi tanaman atau warna bunga.

Sinapsis. Kromosom yang berpasangan.

Sitogenetika. Suatu cabang ilmu genetika yang khusus mempelajari bahan (materi)
pembawa sifat mewaris (menurun). Karena bahan itu terdapat dalam setiap sel yang
hidup maka disebut genetika cell (Sitogenetika, dimana Cyto = cell).

Sitoplasma. Semua isi sel kecuali inti dan dinding sel antara lain terdiri dari plastida,
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma.

Somatik. Jaringan tubuh tanaman, yang mempunyai dua set kromosom, satu dari
tetua jantan dan lainnya dari tetua betina.

Species. Pembagian di bawah genus. Suatu kelompok individu sama yang berbeda
dari kelompok lain.

Sterilisasi pejantan. Keadaan tidak diproduksinya gamet jantan yang dapat hidup.

Sterilitas. Tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkan keturunan.

Telofase. Fase terakhir pada pembelahan sel sebelum inti sel kembali pada masa
istirahat.

Telomere. Ujung kromosom yang terdiri dari sekuens DNA yang dibutuhkan untuk
stabilitas ujung kromosom.

Terpaut. Lihat Linkage.

Tetrad. Empat kromatid dari dua kromosom yang bersinapsis dalam meiosis.

Tetua. Setiap individu yang dipergunakan dalam persilangan.

Transduksi. Proses masuknya DNA ke dalam sel bakteri melalui perantaraan virus
atau fage. Rekombinasi DNA di dalam sel bakteri melalui perantaraan virus atau fage.

Transformasi. Proses masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel sel bakteri.
Perubahan bakteri secara genetik yang terjadi atau yang dilakukan dengan
memasukkan DNA asing ke dalam sel bakteri.
15

Transgenik. Organisme yang telah berubah secara genetik sebagai akibat telah
masuknya DNA asing ke dalam genomnya. Organisme yang mengandung DNA yang
berasal dari organisme lainnya. Contoh : tanaman kapas-bt merupakan tanaman
transgenik karena tanaman kapas-bt telah mengandung gen yang berasal dari
organisme lainnya (dalam hal ini, mengandung gen yang berasal dari bakteri Bacilluc
turingiensis).

Transgressive segregation. Penampakkan individu pada generasi F2 atau berikutnya


yang menunjukkan perkembangan suatu sifat lebih ekstrim dibanding kedua tetuanya.

Transkripsi. Proses transfer informasi genetik dari ruas DNA (gen) ke dalam
molekul RNA.

Transkriptase-balik. Enzim yang mengkatalisis sintesis DNA menggunakan RNA


cetakan.

Translokasi. Pergantian letak segmen kromosom ke letak lain pada kromosom sama
atau lain.

Trihibrid. Kombinasi induk yang menghasilkan keturunan dengan perbandingan


fenotipe 27:9:9:9:3:3:3:1 atau variasinya. Hal ini disebabkan adanya dua alel berbeda
yang terdapat pada setiap tiga lokus yang bebas berkelompok.

Triploid. Organisme yang memiliki tiga set kromosom dasar (3x).

Unit pindah silang. Jarak peluang pindah silang antara dua lokus.

Univalen atau multivalen. Kromosom tidak berpasangan secara bivalen pada


meiosis. Bivalen, trivalen, quadrivalen dan seterusnya merupakan ikatan dari 2, 3, 4,
….kromosom homolog yang terjadi karena kiasma.

x. Simbol untuk ploidi atau set kromosom lengkap (genom). Misal: x = monoploid, 2x
= diloid, 3x = triploid dst.

Zigot. Sel yang dibentuk oleh penyatuan dua gamet. Individu berkembang dari sel ini.

Zigoten. Fase dalam profase meiosis bila benang kromosom berpasangan.


16

ACARA 3
HUKUM MENDEL I

Dasar Teori
Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat
beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembang biak secara seksual terbentuk
dari peleburan 2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel
setiap sifat/karater ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum Mendel I berlaku pada
waktu gametogensis F1. F1 itu memiliki genotip heterozigot. Dalam peristiwa
meiosis, gen sealel akan terpisah, masing-masing membentuk gamet. Baik pada bunga
jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan
sendiri (F1 x F1) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu
akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau perkawinan.

Tujuan :
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe.

Bahan dan Alat :


 Model gen (kancing genetik) 2 warna
 Dua buah stoples

Cara kerja :
1. Ambillah model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30
jantan dan 30 betina).
2. Sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan.
Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. Bukalah pasangan gen di atas (langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih.
4. Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya.
Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu
putih.
5. Pisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan
pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukkan kedalam
stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples
betina.
7. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut
ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian
pasangkan.
8. Lakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat
setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan.
9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8 ) ke dalam
stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi.
Lakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.
17

Pertanyaan :
(1) Berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh ?
(2) Berapa perbandingannya ?
(3) Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotip yang diperoleh ?
(4) Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan Model 2 ini ?
18

ACARA 4
HUKUM MENDEL II

Dasar Teori
Pada persilangan mono-hibrida (satu sifat beda) akan diperoleh perbandingan
fenotip 3 : 1 pada populasi F2, apabila salah satu karakter yang dimiliki tersebut
bersifat dominan penuh. Selain merupakan persilangan mono-hibrid, Mendel juga
melakukan persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid). Persilangan yang
dilakukannya bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela
dari karakter tersebut. Untuk itu tanaman kapri/ercis (Pisum sativum) yang memiliki
biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri berbiji keriput warna hijau
(bbkk). Keturunan F1 dari persilangan antara dua induk/tetua yang homozigot tersebut
menghasilkan hibrida (heterozigot) bagi kedua pasangan gen tersebut. Keturunan F1-
nya (BbKk) adalah hibrida, dan persilangan antara BBKK x bbkk adalah persilangan
dihibrid. Alel bagi biji bulat berwarna kuning bersifat dominan penuh terhadap alel
bagi biji keriput berwarna hijau. Perbandingan dalam populasi F2 yang diperolehnya
secara rinci disampaikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Ringkasan hasil silang antara tanaman kapri berbiji bulat berwarna
kuning dengan tanaman kapri berbiji keriput berwarna hijau.

Fenotipe Genotipe Frekuensi genotipe Rasio fenotipe


Bulat, Kuning BBKK 1
BBKk 2
BbKK 2 9
BbKk 4

Bulat, hijau BBkk 1


Bbkk 2 3

keriput, Kuning bbKK 1


bbKk 2 3

keriput, hijau bbkk 1 1

Tujuan :
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum Mendel pada
persilangan dengan dua sifat beda (dihibrida).

Bahan dan Alat :


 Kancing genetik 4 warna
 Dua buah stoples
19

Cara kerja :
1. Ambil sepasang model gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warna
gen merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih
(b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K)
adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau
(k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
2. Bukalah pasangan gen tersebut di atas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisah gen
pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan
bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3. Tentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4. Buatlah pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada
F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.
5. Buatlah model gamet yang sama seperti di atas (langkah 4). Masing-masing 16.
6. Delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) masukkan
kedalam stoples I dan 8 pasangan lagi ke stoples II. Kocok atau aduk sehingga
bercampur dengan baik.
7. Secara serentak dan acak, ambil model gamet dari masing-masing stoples tersebut,
lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. Catat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet)
pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka
kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
9. Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan lakukan
pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.

Pertayaan :
1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut ?
2. Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh !
3. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata!
20

ACARA 5
PROBABILITAS

Dasar Teori
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang
menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada
kondisi tertentu. Bila nilai peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi,
bila nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat dikatakan selalu atau pasti terjadi.
Terdapat beberapa cara untuk menyatakan peluang :

Metode Klasik atau A Priori. Jika diketahui dari suatu tindakan bahwa kejadian A
dapat muncul dalam m cara dan total seluruh kemungkinan kejadian adalah n, maka
peluang sebenarnya kejadian A adalah :
Banyaknya cara A m
P(A) = =
Total semua cara n
Tanpa tindakan atau percobaan melempar mata uang logam (yang dapat
muncul Gambar dan Angka), maka peluang muncul Gambar ½, karena m = 1 =
banyaknya cara Gambar muncul, dari total muncul semua cara = 2

Metode frekuensi atau A Posteriori. Jika kejadian A muncul m kali dalam total
percobaan n, maka peluang pengamatan munculnya A adalah :

Banyaknya A muncul m
P(A) = =
Total semua cara n

Bila dalam 80 kali pelemparan mata uang (yang tak harus seimbang)
munculnya angka sebanyak 45 kali (sisanya gambar), maka P (munculnya Angka ) =
45 / 80

Metode subyektif. Kadang merupakan dugaan atau perkiraan terbaik dari peluang
akan muncul kejadian A; yang tentunya hanya diperlukan dan sah, apabila tidak
terdapat cukup data numerik.

Probabilitas adalah kemungkinan atau kebolehjadian bahwa suatu hal atau


luaran akan terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Probabilitas dihitung berdasarkan
perbandingan antara (1) jumlah kejadian yang timbul pada kondisi-kondisi tertentu
dengan (2) jumlah keseluruhan dari kemungkinan yang dapat terjadi. Nilai
Probabilitas berkisar dari 0 sampai 1; 0 = tidak pernah terjadi, 1 = selalu terjadi.
Mendel menggunakan teori Probabilitas untuk menentukan perbandingan 3 : 1, yaitu
sebagai angka matematik untuk model mekanisme segregasi genetik yang
dirumuskannya. Hukum Probabilitas merupakan landasan studi genetik yang
digunakan secara luas. Para pemulia tanaman yang selalu berkecimpung dalam
pengumpulan gen-gen unggul akan senantiasa mengandalkan perhitungan
probabilitas. Karakter-karakter yang diinginkannya dapat berasal dari suatu organisme
yang telah dikenalinya atau harus mengambil dari suatu populasi. Keberhasilan proses
pengumpulan karakter terbaik sesuai dengan yang diinginkan amat menentukan
kesuksesannya dalam mengembangkan varitas unggul. Selain dalam bidang genetika,
21

probabilitas digunakan di bidang-bidang atau proses-proses lain yang mengandung


unsur ketidakpastian. Seorang ibu, misalnya selalu dihadapkan pada dua
kemungkinan dalam mendapatkan anak laki-laki atau perempuan.

Probabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut :

X P = Probabilitas
P(x) = X = Peristiwa yang diharapkan
X+Y Y = Peristiwa yang tidak diharapkan
P(x) = Probabilitas dari kejadian

Tujuan :

1. Memahami prinsip-prinsip probabilitas yang melandasi Genetika


2. Membuktikan teori kemungkinan

Bahan dan Alat :

 Koin atau mata uang


 Kertas karton sebagai alas melempar

Cara kerja :
A. Pertama
1. Lemparkan sebuah koin sebanyak 30 kali
2. Tabulasikan hasil dari lemparan koin tersebut
3. Hitung jumlah gambar dan angka yang muncul
4. Tentukan perbedaan antara hasil percobaan dan yang diharapkan (deviasinya)

B. Kedua
1. Gunakan tiga koin secara serentak
2. Lemparkan sebanyak 40 kali.
3. Tabulasikan hasil dari pelemparan koin tersebut.
4. Hitung kemungkinan jumlah kombinasi gambar dan angka yang muncul.
5. Tentukan perbedaan antara hasil percobaan dan yang diharapkan (deviasinya)

C. Ketiga
Ulangi setiap langkah pada prosedur B, dengan menggunakan empat koin secara
serentak sebanyak 48 x lemparan.

D. Probabilitas bagi kelahiran anak perempuan adalah setengah.


Jika ada 4 anak yang lahir di rumah sakit pada saat yang sama, maka :
1. Berapakah nilai probabilitas bahwa keempat anak yang lahir tersebut
semuanya laki-laki. ?
2. Berapakah nilai probabilitas bahwa yang lahir tiga anak laki-laki dan satu
perempuan ?
3. Berapakah nilai probabilitas bahwa yang lahir dua anak laki-laki dan dua
perempuan ?
4. Berapa paling banyak terjadi kombinasi anak laki-laki dan anak perempuan
diantara keempat bayi tersebut ? mengapa ?
22

ACARA 6
CHI-SQUARE TEST (UJI 2)

Dasar Teori
Tujuan dari 2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan
bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar
deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut :

k (Oi-Ei)2
2 = 
i=1 Ei
Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i

Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teroritis pada fenotipe ke-i

 = total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei)2/Ei untuk keseluruhan


fenotipe

Sebelum menggunakan uji 2 pada data pengamatan acara 2, 3, dan 4, gunakan


contoh berikut ini : pada persilangan tanaman tomat yang tinggi dengan yang pendek,
maka F1 semuanya tinggi dan F2 terdiri dari 102 tanaman tinggi dan 44 tanaman
pendek. Apakah data F2 ini memenuhi nisbah 3 : 1 ? untuk menjawab pertanyaan ini
kita dapat menggunakan uji 2 yang perhitungannya seperti pada tabel 5.1. Nilai 2
adalah 2,0548. Namun demikian, apakah arti nilai dari 2 ini ? tentunya, apabila
jumlah pengamatan untuk tiap fenotipe memiliki nilai yang sama dengan harapannya
atau nilai teorinya, maka nilai 2 akan sama dengan nol. Jadi nilai 2 yang kecil
menunjukkan data pengamatan dan teoritisnya sangat dekat dan sebaliknya apabila
nilai 2 besar menunjukkan deviasi yang besar antara data pengamatan dan data yang
diharapkan.

Tabel 5.1. Perhitungan 2

Fenotipe Genotipe Oi Ei (Oi-Ei) (Oi-Ei)2 (Oi-Ei)2/Ei


Tinggi T- 102 109,5 -7,5 56,25 0,5137
Pendek tt 44 36,5 7,5 56,25 1,5411
Total 146 146,0 0 0 2, 0548

Nilai 109,5 = 3/(3+1) x146 yang merupakan nilai harapan dari fenotipe tinggi,
sedangkan nilai harapan untuk fenotipe renda adalah = 1/(3+1)x146 = 36,5. Angka n
= 146 adalah total seluruh percobaan atau pengamatan. Secara umum nilai harapan
ke-i dapat dinyatakan sebagai Ei =NxPi, Pi adalah peluang fenotipe ke-i.
23

Oleh karena deviasi dari nilai teoritis diharapkan terjadi, pertanyaan yang harus
dijawab adalah “ Apakah deviasi pengamatan itu terjadi karena faktor
kebetulan ? ”.

Umumnya, stastistisi menggunakan kemungkinan (probabilitas 5% atau 0,05) untuk


menggambarkan batas antara diterima atau ditolaknya suatu hipotesis.
Nilai 2 = 3,841 terletak dibawah probabilitas 5 %. Seseorang akan
mendapatkan nilai 2 3,841 karena kebetulan, hanya kira-kira 5 % dari percobaan
yang sama apabila hipotesis benar. Apabila 2 lebih besar dari 3,841 maka probabilitas
bahwa deviasi terjadi karena kebetulan akan lebih kecil dari 5 %. Apabila ini
diperoleh, maka hipotesis yang menyatakan bahwa data pengamatan dan data teoritis
sama atau sesuai ditolak. Dalam contoh diatas 2 = 2,0548 ternyata lebih kecil dari
3,841 (Tabel 4.2). Kita dapat jelaskan bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka,
dengan demikian hipotesis diterima atau data sesuai dengan nisbah 3 :1.
Nilai 3,841 berasal dari tabel 5.2 atau tabel 2 perhatikan nilai yang terletak di
bagian atas Tabel 5.2 yang menunjukkan besarnya taraf uji dan disebelah kiri ke
bawah menunjukan degree of freedom atau derajat bebas (mulai dari1, 2, ……hingga
30 ). Derajat bebas (db) dalam hal ini memiliki nilai sama dengan banyaknya
kelas fenotipe dikurangi 1 (satu). Pada contoh diatas jumlah kelas hanya 2 (tinggi
dan rendah), jadi db = 1. Dengan melihat titik potong pada baris db = 1 dan taraf uji 5
% ditemukan nilai 3,841 yang merupakan nilai maksimum dari 2 yang dapat diterima
bahwa deviasi terjadi karena kebetulan.

Tujuan :
1. Menghitung 2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai
dengan teori atau yang diharapkan.
2. Menginterpretasikan nilai 2 yang dihitung dengan tabel 2 .

Bahan dan Alat :


 Kacang buncis merah dan putih
 Kantong atau kotak
 Petridish

Cara Kerja :
1. Campurkan 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan tempatkan
dalam satu kotak.
2. Ambil sampel dari campuran diatas (1) sebanyak 1 petridish penuh.
3. Pisahkan dan hitung yang merah dan yang putih.
4. Catat data anda pada lembar kerja dan hitung jumlah yang diharapkan berdasarkan
jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
5. Lengkapi tabel lembar kerja anda dan hitung 2 .
24

Tabel 5.2.

Tabel χ 2

db Kemungkinan
0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
6 0,87 2,20 3,83 5,35 7,23 10,65 12,59 16,81 22,46
7 1,24 2,83 4,67 6,35 8,38 12,02 14,07 18,48 24,32
8 1,65 3,49 5,53 7,34 9,52 13,36 15,51 20,09 26,13
9 2,09 4,17 6,39 8,34 10,66 14,68 16,92 21,67 27,88
10 2,56 4,87 7,27 9,34 11,78 15,99 18,31 23,21 29,59
25

ACARA 7
INTERAKSI GEN

Dasar Teori

Hubungan antara ciri-ciri pada suatu sifat tidak selalu hubungan dominan
resesif. Terdapat kasus bahwa ciri yang muncul pada tanaman F1 ternyata bukan
merupakan ciri dari salah satu tetuanya, melainkan campuran dari kedua tetuanya.
Kasus seperti ini disebut hubungan kodominan. Pada kasus ini tidak terdapat alel
dominan dan resesif, kedua alel berinteraksi dan akan berekspresi menghasilkan
fenotipe baru yang berbeda dari kedua tetuanya. Perbandingan fenotipe F2 adalah
sama dengan perbandingan genotipenya yaitu 1 : 2 : 1. Sebagai contoh, terdapat pada
bunga “snapdragon”. Dalam keadaan homozigot, terdapat dua warna yaitu merah tua
(RR) dan putih (rr). Hasil persilangannya (F1), kedua alel R dan r berinteraksi
menghasilkan warna bunga merah muda. Pada F2, diperoleh perbandingan fenotipe
merah tua (RR) : merah muda (Rr) : putih (rr) sama dengan 1 : 2 : 1. Apabila dua gen
atau lebih yang berbeda lokus berinteraksi dalam menghasilkan suatu penampilan atau
fenotipe. Aksi gen dari satu lokus dapat menutupi aksi dari gen-gen pada lokus yang
lain. Penampilan suatu karakter atau fenotipe adalah hasil suatu proses metabolisme
yang pada setiap tahapannya melibatkan kerja suatu gen. Oleh karena itu, diperlukan
sederetan gen.
Interaksi antar lokus ini disebut epistasis. Terdapat 3 bentuk interaksi epistasis :
1. Komplementasi
2. Modifikasi
3. Duplikasi
Contoh : apabila terdapat gen AA, Aa dan aa, serta gen BB, Bb dan bb dan terdapat
interaksi diantaranya, maka ratio perbandingannnya dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini

Jenis Interaksi A A A A A A A A A Nisbah


A A A A a a A A A
B B B B b B B B B
B (1) b (2) B (2) b (4) b (1) b (2) B (1) b (2) b (1)

Tanpa interaksi 9:3:3:1

Komplementasi 9:7

9:3:4

Modifikasi 13:3

7:6:3

12:3:1

Duplikasi 15:1
26

Tujuan :
1. Memahami macam-macam interaksi gen.
2. Mensimulasi dan memahami contoh-contoh fenomena interaksi gen.

Bahan dan Alat


 Print out gambar-gambar tanaman yang mengalami interaksi gen.
 Kalkulator

Cara Kerja
1. Masing-masing kelompok akan diberikan print out gambar-gambar tanaman yang
mengalami interaksi gen.
2. Amati setiap gambar yang ada.
3. Pilih karakter yang akan diuji.
4. Lakukan penghitungan fenotipe karakter yang tampak pada print out sesuai dengan
karakter yang kita pilih.
5. Hitung chi-squre karakter tersebut.
6. Amati dan bahas hasil yang terjadi.

Tugas :
1. Suatu tanaman ‘Entahapanamanya’, warna bunganya dikontrol oleh 2 gen
yang masing-masing mempunyai 2 alel dan tidak pada kromosom yang sama
(tidak terpaut). Tanaman berbunga kuning galur murni disilangkan dengan
galur murni yang berbunga biru. Biji F1 hasil silangan ini bila ditanam akan
menghasilkan tanaman berbunga biru dan bila tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk sendiri maka dari biji yang dihasilkan akan diperoleh tanaman F2
yang berbunga dengan perbandingan 9 biru : 6 ungu : 1 kuning. Jika tanaman
F1 disilangkan dengan tanaman berbunga kuning dan menghasilkan biji,
tanaman berbunga apa saja yang akan dihasilkan. Analisislah persobaan ini,
tentukan semua genotipenya.
2. Dalam percobaan persilangan jagung,
a. Jagung homozigot coklat dengan jagung homozigot kuning, dihasilkan F1
100% kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji kuning : coklat = 9 :7.
Jelaskan fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung
tersebut.
b. Dalam koleksi terdapat dua galur (galur-1 dan galur-2) yang kedua-duanya
berwarna coklat. Persilangan kedua galur berwarna coklat tersebut
menghasilkan F1 berwarna kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji 9 :
7 untuk kuning : coklat. Jelaskan genotipe galur-1 dangalur-2
c. Ada 5 biji yaitu : Biji-1 kuning, biji-2 kuning, biji-3 kuning, biji-4 tidak
dicatat, dan biji-5 coklat.
1. Polen tanaman biji-1 dipakai menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh
hasil:
Biji-1 x galur-1 → 100% kuning
Biji-1 x galur-2 → 50% kuning, 50% coklat
Bagaimana genotipe Biji-1 untuk sifat warna biji?
2. Polen tanaman biji-2 juga digunakan untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2
dan diperoleh hasil:
Biji-2 x galur-1 → 50% kuning, 50% coklat
Biji-2 x galur-2 → 100% kuning
Bagaimana genotipe warna biji-2?
27

3. Uji yang sama dilakukan pada polen asal tanaman Biji-5 dan diperoleh
hasil:
Biji-5 x galur-1 → 100% coklat
Biji-5 x galur-2 → 100% coklat
Bagaimana genotipe warna biji-5?
28

ACARA 8
PEMBELAHAN SEL MITOSIS

Dasar Teori
Reproduksi merupakan salah satu dari esensi kehidupan yang mendasar. Pada
acara ini anda akan mempelajari salah satu sistem reproduksi yang ada di tingkat sel.
Proses reproduksi seluler meliputi proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru
(mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Proses ini menghasilkan
dua buah inti yang terpisah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah
komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Proses
mitosis di seluruh organisme pada dasarnya sama, baik di hewan maupun di tanaman.
Walaupun pengamatan umumnya dilakukan pada sel tanaman, prinsip yang didapat
berlaku juga untuk hewan. Memang ada perbedaan mengenai proses pembelahan sel
yang ada pada tanaman dan hewan. Perbedaan itu tidak mengenai mitosis dan hanya
mengenai pembentukan spindel dan perilaku sitokinesis. Pembentukan spindel
melibatkan sentriol pada hewan dan tanpa sentriol pada tanaman tinggi. Sitokinesis
pada hewan terjadi dengan cara furrowing, sedangkan pada tanaman dengan
pembentukan pemisah sel.
Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel terekam secara
lengkap pada sel yang baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang
sedang tumbuh dengan pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan
pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda. Sel-sel epitel misalnya,
memiliki masa hidup relatif pendek. Karenanya, penggantian dan pembuatan sel-sel
baru terjadi secara terus-menerus dan cepat. Fase-fase mitosis terdiri dari profase,
metafase, anafase dan telofase. Masing-masing fase dan pembagian selanjutnya
dapat dilihat pada bagan fase mitosis.

Tujuan :
1. Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis
2. Memahami fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis
3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada
proses mitosis.

Bahan dan Alat :


 Komputer
 Internet

Cara Kerja :
1. Cari di internet fase-fase mitosis pada bawang merah dengan jumlah kromosom
16.
2. Gambar manual fase-fase mitosis yang ditemukan di lembar kerja masing-masing
(jangan menggunakan gambar dari internet yang langsung ditempel di lembar
kerja).
3. Scan/foto hasil gambar untuk dimasukkan ke laporan.

Pertanyaan :
29

1. Mengapa digunakan akar bawang merah dalam praktikum ini ?


2. Bahas secara rinci setiap fase mitosis!

Skema Pembelahan Sel secara Mitosis


30

ACARA 9
PEMBELAHAN SEL MEIOSIS

Dasar Teori

Dalam proses penyerbukan yang dilanjutkan dengan pembuahan, terjadi


penggabungan diri antara inti sperma dari serbuk sari dengan inti sel telur. Agar
anakanaknya, dari hasil penggabungan tersebut di atas, mempunyai jumlah kromosom
yang tetap (sama dengan jumlah kromosom tetuanya), sebelum penyerbukan harus
ada suatu proses yang menyebabkan jumlah kromosom dari masing-masing inti sel
kelamin menjadi setengahnya. Proses tersebut disebut pembelahan meiosis. Berbeda
dengan pembelahan mitosis, pembelahan meiosis mengalami pembelahan I dan
pembelahan II. Satu sel induk menghasilkan 4 sel anak yang mempunyai jumlah
kromosom separuh dari sel induk.

Skema Pembelahan Sel secara Meiosis


31

Tujuan : untuk mempelajari fase-fase dalam meiosis.


Bahan dan Alat :
 Komputer
 Internet

Cara Kerja
1. Cari di internet fase-fase mieiosis pada bunga Lilium sp. dengan jumlah
kromosom 24.
2. Gambar manual fase-fase meiosis yang ditemukan di lembar kerja praktikum
(jangan menggunakan gambar dari internet yang langsung ditempel di lembar
kerja)
3. Scan/foto hasil gambar tersebut untuk dimasukkan ke laporan.
32

ACARA 10
MATERI GENETIK

Dasar Teori
Material genetik disusun oleh asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(DNA) atau asam ribonukleat (RNA). DNA merupakan bahan genetik prokariot,
eukariot dan sebagian virus, sedangkan RNA merupakan bahan genetik sebagian
virus.
Dalam sel, DNA berperan dengan cara mengendalikan proses pembentukan
rantai protein. Protein merupakan salah satu senyawa penting dalam kehidupan
organisme. Protein terdapat dalam berbagai bentuk seperti enzim, protein pengangkut,
protein cadangan, antibodi, hormon dan sebagainya. Enzim merupakan protein yang
berperanan penting dalam kehidupan. Enzim adalah protein yang mempunyai
kemampuan sebagai katalisator dalam reaksi biokimia.
Semua reaksi dalam proses metabolisme seluler memerlukan enzim sebagai
katalisatornya. Hampir semua enzim merupakan katalisator yang khas artinya
mengakatalisis reaksi yang spesifik atau tertentu. Enzim-enzim ini pembentukannya
dibawah kendali DNA. Dengan mengendalikan pembentukan enzim tersebut berarti
DNA juga mengendalikan proses metabolisme atau kehidupan.
Dalam sel eukariot, pembentukan protein berlangsung di dalam sitoplasma,
sedangkan kromosom terdapat di dalam inti, yang dikelilingi membran inti. Antara
DNA kromosom yang ada di dalam inti dan protein yang dibentuk di dalam
sitoplasma diperlukan penghubung, peranan ini dipenuhi oleh RNA. RNA dapat
ditemukan baik di dalam inti maupun dalam sitoplasma.
Sepanjang molekul DNA akan ditemukan komposisi A-T dan G-C yang
berbeda-beda. Dilihat dari kekuatan ikatan hidrogen akan terlihat bahwa ruas-ruas
DNA yang kaya dengan pasangan A-T (dengan dua ikatan hidrogen) akan lebih lemah
ikatannya dibanding wilayah yang kaya G-C (dengan tiga ikatan hidrogen). Situs awal
replikasi atau transkripsi biasanya kaya dengan A-T sehingga mudah diudar oleh
enzim yang berperan dalam masing-masing proses tersebut.
Bila kita membayangkan proses pembuatan salinan gen tetua untuk
turunannya seperti proses pencetakan foto dari klise negatif maka kita dapat
membayangkan pasangan utas ganda dari sutau DNA sebagai perpasangan foto
dengan klise negatifnya. Pasangan antiparalel dua utasan DNA memperlihatkan
bahwa basa-basa dari satu utasan merupakan komplemen dari utasan yang lainnya,
atau dengan kata lain satu utasan merupakan negatif dari utasan pasangannya. Jadi,
satu utasan dapat digunakan untuk mencetak pasangannya. Oleh karena itu bila
pasangan utasan suatu molekul DNA dipisahkan dari yang lain maka masing-masing
utasan tunggal tersebut dapat digunakan untuk mencetak utasan pasangannya yang
baru. Dengan demikian, dari satu DNA akan diperoleh dua molekul DNA baru yang
persis dengan DNA awal. Proses pencetakan DNA baru dari suatu DNA lama disebut
replikasi. Replikasi ini terjadi pada saat sel akan membelah.
Adanya ikatan hidrogen yang mengikat dua utasan DNA memungkinkan
replikasi berjalan dengan baik. Utas ganda dapat dipisahkan menjadi utas tunggal
tanpa merusak struktur kimianya. Selanjutnya rangkaian basa utas tunggal tersebut
digunakan sebagai pola dalam sintesis utas baru dengan menggunakan aturan
perpasangan A-T dan G-C. Utasan yang baru dicetak itu akan diikat dengan ikatan
hidrogen menjadi modelnya membentuk DNA baru. Dengan begitu, setiap DNA akan
disusun oleh satu utasan lama dan satu utasan baru. Proses perbanyakan diri DNA
seperti itu disebut proses replikasi semikonservatif.
33

Tujuan
1. Mengetahui dan memahami materi genetik.
2. Menggambar dan menyocokkan susunan basa-basa nitrogen pada DNA.
3. Menggambar mekanisme replikasi DNA secara semi konservatif.

Alat dan Bahan


 File materi genetik.
 LCD
 Simulasi DNA
 Styrofoam
 Tusuk gigi

Cara Kerja
1. Buatlah gambar komponen-komponen penyusun DNA, antara lain : basa
nitrogen, gula deoxyribosa, fosfat, nukleosida dan nukleotida.
2. Rangkaian masing-masing gambar komponen-komponen penyusun DNA
menjadi satu gambar DNA lengkap.
3. Rangkaikan komponen-komponen penyusun DNA dengan bahan yang
tersedia.
4. Susun rantai double helix DNA sesuai dengan bahan yang tersedia.
34

ACARA 11
MENGENAL TIPE KERAGAMAN (VARIASI)

Dasar Teori
Bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat dipastikan tidak
ada seorangpun yang persis sama dengan anda, baik penampilan wajah maupun sifat
lainnya. Bahkan dengan saudara kandung/kembar anda, kakak atau adik andapun
tidak akan persis sama dengan anda. Begitu juga pada hewan, kalau anda perhatikan
anak-anak kucing, anjing, kambing dari satu proses kehamilan dan kelahiran pun
berbeda-beda, misalnya pada warna bulu.
Hal yang sama juga dijumpai pada tumbuhan di alam sekitar. Di dalam satu
jenis tumbuhan yang sama, misalnya tanaman mangga, kita akan menjumpai bentuk
buah yang berbeda-beda, demikian juga rasa dan aromanya. Anggrek adalah tanaman
yang disukai karena keindahan bunganya dan kita dapat menikmati berbagai bentuk
dan warna bunga yang indah dan menawan.
Semua contoh di atas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup dijumpai
berbagai macam dan tipe keragaman.Keanekaragaman itulah yang dikenal dengan
istilah “variasi”. Keindahan itu dihadirkan karena adanya variasi. Apa, mengapa, dan
bagaimana keragaman/variasi itu ada, sangat menarik untuk dipelajari. Genetika
adalah ilmu yang mempelajari apakah keragaman sifat suatu organisme itu
diwariskan atau tidak dan mempelajari apa yang menyebabkan timbulnya
keragaman/variasi.
Keragaman/variasi ditemui pada hampir semua karakter dari yang paling
gampang sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat/massa, volume, ukuran,
bentuk, dan tanggap terhadap faktor luar/lingkungan. Menurut tolok ukurnya variasi
dapat dibagi;
1. Variasi yang bersifat kuantitatif spt; tinggi, berat, jumlah, dsb. Ingat tinggi
seseorang bervariasi dengan selisih milimeter, sejak dari orang yang paling
tinggi sampai dengan yang paling rendah. Karena itu sifat kuantitatif bersifat
“kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis).
2. Variasi yang bersifat kualitatif spt; golongan darah, warna kulit, warna
bunga, bentuk permukaan biji, dsb. Ingat antara gol.darah dan warna tidak
terdapat selisih antaranya yang dapat diukur, karena itu sifat kualitatif disebut
juga “diskontinum”(tidak bersambung menurut deret matematis).

Dalam genetika, karakter yang berbeda secara kuantitatif biasanya ditentukan


oleh banyak gen (poligeni) dan karakter yang berbeda secara kualitatif biasanya
ditentukan oleh satu gen (monogeni). Variasi juga dapat dibedakan berdasarkan
penyebab timbulnya variasi yaitu;
a. Variasi genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel lainnya.
b. Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh
faktor lingkungan spt; intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur,
kesuburan tanah, dsb. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya.

Tujuan : Mengamati dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman.


35

Bahan dan Alat :


 Biji serealia (padi, jagung, sorgum)
 Biji kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau,
kacang tanah)
 Bunga (dari spesies tanaman bunga yang anda
ketahui – bawa sendiri)
 Alat ukur
 Kaca pembesar

Cara kerja :
1. Amati biji-bijian yang tersedia dan bunga yang anda bawa.
2. Cari dan dapatkan paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter
yang anda temukan.
3. Catat dalam bentuk tabel keragaman yang anda temukan dan digambar.

Pertanyaan :
(1). Apa pentingnya keragaman?
(2). Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang
spesifik!
(3). Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa penyebab keragaman adalah karena
genetik atau lingkungan?
36

ACARA 12
MUTASI

Dasar Teori
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi
secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang
bersifat terwariskan (heritable). Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam
(spontaneous mutation) dan dapat juga terjadi melalui induksi (induced mutation).
Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan
mutasi hasil induksi. Keduanya dapat menimbulkan variasi genetik untuk dijadikan
dasar seleksi tanaman, baik seleksi secara alami (evolusi) maupun seleksi secara
buatan (pemuliaan).
Mutasi pada tingkat gen (mutasi titik) terjadi akibat adanya perubahan satu
pasang basa DNA suatu gen. Ada dua jenis mekanisme mutasi titik yaitu subtitusi
pasang basa dan penambahan atau pengurangan pasang basa. Sedangkan mutasi
tingkat kromosom dibagi menjadi dua yaitu perubahan struktur kromosom dan
perubahan jumlah kromosom.
Perubahan struktur dan susunan kromosom dibedakan menjadi empat yaitu
delesi atau defisiensi, duplikasi, inversi dan translokasi. Delesi adalah patahnya
kromosom yang mengakibatkan hilangnya suatu bagian kromosom beserta gen gen
yang terdapat didalamnya. Duplikasi adalah suatu keadaan yang timbul bila ada
penambahan bahan kromosom sehingga suatu bagian kromosom terdapat lebih dari
dua kali (berulang) dalam satu sel diploid yang normal. Inversi adalah suatu jenis
aberasi kromosom dimana sebagian dari suatu kromosom mamiliki lokus yang
memiliki urutan gen terbalik jika dibandingkan dengan urutan lokus gen kromosom
normal. Translokasi adalah mutasi yang terjadi akibat perpindahan bagian DNA dari
satu kromosom ke kromosom lain yang bukan pasangan homolognya.
Variasi jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi dua yaitu euploidi dan
aneuploidi. Euploidi terbagi dua yaitu monoploid dan poliploid. Poliploid terbagi dua
lagi yaitu autopoliploid dan allopoliploid. Euploidi adalah keadaan dimana jumlah
kromosom yang dimiliki oleh suatu individu merupakan kelipatan dari kromosom
dasarnya (kromosom haploidnya). Individu monoploid hanya memiliki satu set
kromosom haploid. Poliploid adalah keadaan dimana suatu individu memiliki lebih
dari dua genom sehingga setiap gen memiliki lebih dari dua alel. Berbeda halnya
dengan euploid yang ditandai dengan perubahan set kromosom maka aneuploid
merupakan mutasi jumlah kromosom baik bertambah maupun berkurang tetapi tidak
satu set kromosom (genom). Ada beberapa variasi kemungkian dalam aneuploidi
yaitu monosomi, nulisomi, trisomi, double trisomi dan tetrasomi. Berbagai
kemungkinan variasi dalam aneuploidy disajikan pada table dibawah ini.

Komplemen kromosom
Tipe Formula
dengan (ABC) sebagai set
37

haploid kromosom
Disomi (normal) 2n (ABC)(ABC)
Aneuploidi
Monosomi 2n – 1 (ABC)(AB)
Nulisomi 2n – 2 (AB)(AB)
Polisomi (ada tambahan kromosom)
Trisomi 2n + 1 (ABC)(ABC)(C)
Double trisomi 2n + 1 + 1 (ABC)(ABC)(B)(C)
Tetrasomi 2n + 2 (ABC)(ABC)(C)(C)

Sumber : Suryo, 1995


Tujuan :
1. Mengetahui macam-macam mutasi baik itu mutasi struktur dan mutasi jumlah
kromosom.
2. Mampu membuat macam perpasangan kromosom (sinapsis) saat pembelahan sel
meiosis

Bahan dan Alat :


 File mutasi
 Video pembelahan sel yang mengalami mutasi
 LCD

Cara Kerja :
1. Lihat dan amati video pembelahan sel yang menyebabkan terjadinya mutasi.
2. Gambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat pembelahan meiosis
untuk mutasi struktur kromosom.
3. Gambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat pembelahan meiosis
untuk mutasi jumlah kromosom.
Tugas
1. Jelaskan mekanisme dalam pembuatan semangka tanpa biji?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam tanaman (tanaman pangan 5
jenis dan tanaman hortikultura 5 jenis) yang dihasilkan dari proses mutasi?
38

ACARA 13
GENETIKA POPULASI

Dasar Teori
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati habitat tertentu.
Dalam konteks genetika, populasi adalah kumpulan individu yang membentuk
kumpulan gen (gene pool) yang merupakan kumpulan gamet reproduktif dari suatu
generasi dan dapat digunakan untuk membentuk generasi selanjutnya. Gene pool
adalah total seluruh gen yang ada dalam gamet dari suatu pupulasi tertentu. Individu-
individu dalam populasi datang dan pergi, tetapi gengennya tetap ada sepanjang
waktu.
Frekuensi genotipe dan frekuensi alel (atau frekuensi gen) merupakan
karakteristik genetik suatu populasi. Frekuensi genotipe adalah nisbah individu
bergenotipe tertentu terhadap keseluruhan individu dalam populasi. Frekuensi alel
adalah nisbah alel tertentu terhadap keseluruhan alel dalam populasi. Dengan
mengambil model diploid, frekuensi genotipe homozigot dominan dan homozigot
resesif serta heterozigot berturut-turut dapat dilambangkan dengan P, Q, dan H.
Frekuensi suatu alel dengan model diploid tersebut dilambangkan sebagai p,
sedangkan frekuensi alel pasangannya dilambangkan sebagai q.
Penghitungan frekuensi alel dapat dilakukan dengan memanfaatkan informasi
frekuensi genotipe yang sudah diketahui menggunakan formulasi berikut:
p=P+½H
q=Q+½H
Dalam populasi besar alami yang tiap individunya memiliki peluang yang
sama untuk kawin antar individu dalam populasi tersebut (suatu kondisi yang disebut
kawin acak) dan tidak ada faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan frekuensi genotipe ataupun frekuensi alelnya, maka frekuensi genotipe dan
frekuensi alel populasi tersebut akan tetap sepanjang generasi. Populasi dalam
keadaan tersebut dinamakan dalam keseimbangan Hardy-Weinberg (dilambangkan
sebagai populasi HWeq). Faktor-faktor pengubah frekuensi alel adalah: mutasi, seleksi
dan migrasi.

Tujuan :
1. Mengetahui prinsip-prinsip genetika populasi.
2. Mampu mencari dan membuktikan keseimbangan Hardy-Weinberg.

Bahan dan Alat :


 File Genetika Populasi
 LCD

Cara Kerja :
1. Amati gambar-gambar yang ada pada slide
2. Cari dan buktikan populasi yang ada pada slide sudah mencapai keseimbaaagn
Hardy-Weinberg.
39

ACARA 14
MENYUSUN SILSILAH GENETIS MANUSIA

Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi
kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotipenya diketahui atau ingin
diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan
percobaam genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel
menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter
pada manusia yang diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan
dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat
manusia. Masalahnya sekarang siapa yang sengaja membuat silsilah untuk
keperluan genetika ? apalagi silsilah itu dibuat dari beberapa keturunan manusia.
Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan,
bangsawan, untuk tujuan-tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun apabila
didalam silsilah itu didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih
dapat merunutkannya lebih mudah.

Silsilah Kerajaan Inggris


40

Demikianlah, maka suatu kebetulan penyakit genetika yang diwariskan secara


Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan Inggeris, ialah keluarga
dari keturunan Ratu Victoria. Penyakit menurun ini adalah hemofilia, ialah kelainan
genetis disebabkan karena kegagalan sistem darah untuk membekukan darah pada
waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan
menyebabkan kematian karena penderitaan kehabisan darah. Asal usul penyakit ini
diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abab 18) atau dari salah seorang ibu
bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-menurun menurut
garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis,
sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita di larang keras untuk
melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan.

Alat dan Bahan:


Data genetis (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak,
cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarganya.

Prosedur Kerja :
Untuk praktikum ini anda diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data
keluarga masing-masing (kakek/nenek, ayah/ibu, saudara sekandung, bila mungkin
lebih lengkap). Setelah itu anda diminta untuk mengestimasikan genotip keluarga
anda.

Data Genetis adalah sebagai berikut :

1. Golongan Darah : A, B, AB dan O

2. Batasan rambut jidat (W)

Resesif (ww) Dominan (WW)

3. Ujung lidah membuat atau tidak (R)

Resesif (rr) Dominan (RR)

4. Kuping telinga (E)

Resesif (ee) Dominan (EE)


41

Potensi golongan darah anak dari beberapa


kemungkinan tipe golongan darah orang tua
P1 (orang tua) Fenotipe F1
Genotipe A B AB O
Fenotipe heterozigot
A x A IA IO x I A IO x -- -- x
B x B IB IO x IB IO -- x -- x
O x O IO IO x IO IO -- -- -- x
A x B IA IO x IB IO x x x x
A x AB IA IO x I A IB x x x --
A x O IA IO x I O IO x -- -- x
B x AB IB IO x I A IB x x x --
B x O IB IO x I O IO -- x -- x
AB x O IA IB x IO IO x x -- --
AB x AB IA IB x I A IB x x x --
42

Acara 3
HUKUM MENDEL I

Tabel 1. Pencatatan untuk pengambilan 20 x

No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah


1 Merah-merah
2 Merah-putih
3 Putih-putih

Tabel 2. Pencatatan untuk pengambilan 40 x

No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah


1 Merah-merah
2 Merah-putih
3 Putih-putih

Tabel 3. Pencatatan untuk pengambilan 60 x

No Pasangan Tabulasi ijiran Jumlah


1 Merah-merah
2 Merah-putih
3 Putih-putih

Note : Bagi yang mendapatkan angka perbandingan jauh dari 1 : 2 : 1 (pada tab.
ijiran), misalnya untuk 20 x ; 8 : 9 : 3 atau 5 : 7 : 9 dst. harus diulangi lagi
pengamatannya!!!

Tabel 4. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 20 x
43

Pengamatan Harapan Deviasi


Fenotipe
(Observasi =O) (Expected) (O-E)
Merah
Putih
Total

Tabel 5. Perbandingan/nisbah fenotip pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 40 x

Pengamatan Harapan Deviasi


Fenotipe
(Observasi =O) (Expected) (O-E)
Merah
Putih
Total

Tabel 6. Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan nisbah


Harapan/teoritis/expected (E) untuk pengambilan 60 x

Pengamatan Harapan Deviasi


Fenotipe
(Observasi =O) (Expected) (O-E)
Merah
Putih
Total

Acara 4
MENDEL II

Tabel 1. Nisbah Pengamatan Fenotipe

Frekuensi Genotipe Rasio Fenotipe


Fenotipe Genotipe
32 x 64 x 32 x 64 x
44

Bulat- Kuning

Bulat -hijau

keriput Kuning

keriput hijau

Total

Tabel 2. Perbandingan/nisbah Fenotipe Pengamatan/observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teoritis/expected (E)

Pengamatan Harapan Deviasi


Fenotipe
32 x 64 x 32 x 64 x 32 x 64 x
Bulat-kuning 18 36

Bulat-hijau 6 12

keriput-Kuning 6 12

keriput-hijau 2 4

Total 32 64

Contoh: Tabel teknis pelaksanaan

Fenotipe Genotipe Tab. ijiran Jumlah

Bulat - Kuning
45

Toples I Toples II
Merah-kuning merah-kuning BB KK ///
Merah-kuning merah-hijau BBKk //
Merah-kuning putih-kuning BbKK // 9
Merah-kuning putih-hijau BbKk //

Bulat – hijau

Toples I Toples II
Merah-hijau merah-hijau BBkk // 3
Merah-hijau putih-hijau Bbkk /

keriput – Kuning

Toples I Toples II
Merah-kuning putih-kuning bbKK //
Putih-kuning putih-hijau bbKk / 3

keriput – hijau

Toples I Toples II
Putih-hijau putih-hijau bbkk / 1

Catatan:
Tabel ini dibuat untuk membantu, memudahkan, dan mempercepat waktu pelaksanaan
praktikum (khusus acara 3).

Acara 5
PROBABILITAS

Tabel 1 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 30 x
46

Pengamatan Harapan Deviasi


1 Koin
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E)

Angka

Gambar

Total

Tabel 2 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 40 x

Pengamatan Harapan Deviasi


3 Koin
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E)
3 A-0G

2 A-1G

1A-2G

0A-3G

Total

Tabel 3 . Perbandingan/nisbah Pengamatan observasi (O) dan Nisbah


Harapan/teori/Expected (E) untuk Pengambilan 48 x

Pengamatan Harapan Deviasi


4 Koin
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E)
4A-0G

3A-1G
47

2A-2G

1A-3G

0A-4G

Total

Jawaban Pertanyaan;

Acara 6
CHI SQUARE TEST

Tabel 1 . Perhitungan X 2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah
dan 200 kacang putih.

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
Fenotipe (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
Merah

Putih
48

Total

Kesimpulan :

Tabel 2 . Perhitungan X 2 untuk acara 1 (Mendel I), 20 x.

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
Fenotipe (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
Merah

Putih

Total

Kesimpulan :

Tabel 3. Perhitungan X 2 untuk acara 1 (Mendel I) 40 x

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
Fenotipe (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
Merah
Putih
Total

Kesimpulan :
49

Tabel 4. Perhitungan X 2 untuk acara 1 (Mendel I), 60 x

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
Fenotipe (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
Merah

Putih

Total

Kesimpulan :

Tabel 5. Perhitungan X 2 untuk acara 2 (Mendel II)

Pengamatan Harapan Deviasi


2
(O-E)2/E
Fenotipe (Observasi (Expected (O-E) (O-E)
X2
=O) =E)
32 64 32 64 32 64 32 64 32 64

Bulat Kuning

Bulat hijau

Keriput
Kuning
keriput hijau

Total

Kesimpulan :
50

Tabel 6. Perhitungan X 2 untuk acara 3 (Probabilitas), 30 x

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
Fenotipe (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
Angka
Gambar
Total

Kesimpulan :

Tabel 7. Perhitungan X 2 untuk acara 3 (Probabilitas), 40 x

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
3 Koin (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
3A-0G
2A-1G
1A-2G
0A-3G
Total

Kesimpulan :

Tabel 8. Perhitungan X 2 untuk acara 3 (Probabilitas), 48 x


51

Pengamatan Harapan Deviasi 2


(O-E)2/E
4 Koin (O-E)
(Observasi =O) (Expected=E) (O-E) X2
4A-0G
3A-1G
2A-2G
1A-3G
0A-4G
Total

Kesimpulan :
52

Acara 8
Pembelahan Sel Mitosis
53
54

Acara 9
Pembelahan Sel Meiosis
55
56
57
58

Acara 11

MENGENAL TIPE KERAGAMAN/VARIASI

Tabel 1. Keragaman biji padi

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 2. Keragaman biji jagung

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 3. Keragaman biji sorghum

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.

Tabel 4. Keragaman biji kedelai


59

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.

Tabel 5. Keragaman biji kacang tanah

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 6. Keragaman bunga ………….

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 7. Keragaman bunga ……………..


60

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 7. Keragaman bunga ……………..

No. Tipe keragaman Keterangan


1.
2.
3.
4.
5.
61

FORMAT LAPORAN MINGGUAN

 Kulit luar kertas HVS biasa/putih yang bertuliskan sbb;

Laporan Praktikum Genetika

Acara 3
Hukum Mendel I

Karina S.
NPM:

Shift: 1. Senin (10.00-12.00)


Kelompok: 2

Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu

Isi laporan dan bobot nilai


I. Pendahuluan (20)
(dasar teori dan tujuan praktikum, + 1 halaman) teori tidak hanya yang ada di
buku penuntun, tapi harus ada dari sumber lain.
II. Bahan dan Metode Praktikum (10)
(bahan dan alat yang digunakan serta cara kerja dalam melaksanakan
praktikum)
III. Hasil (15)
(berisi data yang telah diolah, gambar, dan deskripsi lengkap dengan
keterangannya)
IV. Pembahasan (20)
(berisi diskusi mengapa hasilnya menunjukkan keadaan demikian, hubungkan
dengan pustaka yang dibaca).
V. Kesimpulan (10)
(menjawab tujuan praktikum dan buat secara ringkas atau poin per poin)

Jawaban pertanyaan (15)


Daftar Pustaka (10)

Lampiran; Lembar kerja yang sudah disahkan pengasuh praktikum.

Pengetikan : Font huruf: Times New Roman (12) atau Arial (11)
Spasi 1,5: ukuran kertas A4. Margin – standar.

Anda mungkin juga menyukai