GENETIKA
Disusun oleh
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
2
2. Mahasiswa harus datang tepat waktu. Kalau terlambat akan ketinggalan pretes.
4. Gunakan jas praktikum yang bersih dan tidak diperkenankan makan, minum,
dan merokok di dalam laboratorium.
5. Semua tas, buku, dan lainnya yang tidak digunakan untuk keperluan praktikum
supaya diletakkan ditempat yang tidak mengganggu acara praktikum.
6. Alat-alat yang dipinjam harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan apabila ada
alat-alat yang rusak, pecah, dan atau terjadi kecelakaan selama pelaksanaan
praktikum, segera laporkan kepada dosen pengasuh praktikum, laboran, atau
coass.
7. Setelah selesai praktikum, bersihkan semua alat dan kembalikan kepada dosen
pengasuh, coass atau laboran. Bahan atau benda sisa lainnya yang tidak akan
digunakan lagi agar dibuang ke tempat sampah. Meja praktikum harus bersih
sebelum keluar ruangan.
8. Lembar kerja pada setiap acara praktikum harus disahkan oleh dosen pengasuh
praktikum sebelum praktikum berakhir.
10. Bagi praktikan yang absen (kecuali sakit dengan memberi surat dan surat
keterangan dari dokter) tidak ada praktikum susulan, nilai pretes dan nilai laporan
untuk acara yang tidak diikuti adalah NOL.
9. Bagi praktikan yang absen (kecuali sakit dengan memberi surat dan surat
keterangan dari dokter) tidak ada praktikum susulan, nilai pretes dan nilai
laporan untuk acara yang tidak diikuti adalah NOL.
KONTRAK PRAKTIKUM
2. Pada setiap kelompok ada satu orang yang ditunjuk sebagai koordinator
kelompok.
3. Sebelum memulai asistensi acara praktikum, diadakan pretes seputar acara yang
akan dipraktikumkan pada hari itu.
4. Laporan dibuat per orang per acara sesuai format (contoh terlampir) dan
dikumpulkan sebelum memulai acara praktikum pada pertemuan berikutnya.
5. Satu minggu setelah semua acara praktikum selesai, dilaksanakan responsi (ujian
praktikum), responsi hanya boleh diikuti oleh mahasiswa yang sudah
mengumpulkan laporan acara terakhir.
6. Penilaian praktikum :
Pretest : 10 %
Aktivitas : 20 %
Laporan : 40 %
Responsi : 30 %
JADWAL PRAKTIKUM
LIBUR-U T S
25-12-2020
13. Genetika Populasi 29-12-2020
30-12-2020
01-01-2021
14. Menyusun Silsilah Genetis 05-01-2021
Manusia 06-01-2021
08-01-2021
15. RESPONSI 16 -01-2020
6
Acara 2
Tujuan :
Mengenal dan memahami istilah-istilah dalam genetika dan pemuliaan.
A
Aberasi kromosom. Ketidaknormalan jumlah atau susunan kromosom.
Adenin. Salah satu jenis basa purin yang terdapat pada DNA dan RNA.
Alel. Variasi gen pada satu lokus. Salah satu dari suatu pasangan atau rangkaian gen
yang berperilaku sebagai penentu kemungkinan sifat pada keturunannya. Pasangan
gen yang terletak pada kromosom homolog
Alopoliploid. Suatu poliploid yang terdiri dari set kromosom yang berbeda
genetiknya, misalnya set dari dua atau lebih spesies yang berbeda.
Amfidiploid. Suatu tanaman yang memiliki jumlah kromosom somatik dari dua
spesies.
Anafase. Pasangan kromosom (meiosis I) atau sister kromosom (mitosis dan meiosis
II) berpisah dan pindah ke kutub berlawanan.
Aneuploid. Suatu organisme atau sel yang kekurangan atau kelebihan satu atau
beberapa kromosom. Individu yang mempunyai jumlah kromosom yang bukan
kelipatan dari kromosom dasarnya. Contoh 2n-1 atau 2n+1 dimana n adalah jumlah
haploid.
Asam amino. Senyawa organik yang mengandung gugus amino (NH2) dan gugus
karboksil (COOH). Asam amino yang umum diantaranya adalah alanin, prolin,
treonin, histidin, lisin, glutamin, fenilalanin, triptofan, valin, arginin, tirosin, leusin.
Asam nukleat. Makromolekul yang mengandung gula pentosa, fosfat, dan basa
organic (basa nitrogen). Makromolekul yang merupakan rangkaian nukleotida
(rangkaian nukleotida = polinukleotida). DNA dan RNA adalah asam nukleat.
Antikodon. Tiga basa berurutan pada tRNA yang komplementer terhadap tiga basa
berurutan yang berperan sebagai kodon pada mRNA.
B
Bivalen. Sepasang kromosom homolog dalam pembelahan meiosis pertama.
C
Coupling. Dua gen dominan atau dua gen resesif berada pada satu kromosom
(linkage).
D
7
Delesi. Tidak adanya atau lenyapnya segmen kromosom. Hilangnya suatu segmen
kromosom termasuk di dalamnya satu atau lebih gen.
DNA (Deoxyribo Nucleic Acid). Suatu polimer nucleida dimana gula pentosa (ribosa)
dalam bentuk deoxy. DNA terutama terdapat di kromosom.
DNA rekombinan. kombinasi DNA yang tidak ada sebelumnya. Kombinasi DNA
yang berasal dari sumber yang berbeda-beda. Gabungan dari dua atau lebih molekul
DNA yang masing-masing berasal dari sumber yang berbeda.
Duplikasi. Terjadinya suatu segmen lebih dari satu kali pada kromosom atau genom
yang sama.
E
Eksonuklease. Enzim yang menghancurkan atau memotong utas DNA atau RNA
mulai dari posisi ujung.
Endonuklease. Enzim yang memotong utas DNA pada posisi internal (bagian
dalam).
Enzim retriksi. Enzim endonuklease yang mengenal sekuens pendek yang spesifik
pada DNA yang memotong DNA.
Epistasis. Dominan satu gen terhadap gen dari lokus lain. Secara umum epistasis
digunakan untuk menggambarkan semua tipe interaksi antara alel dari lokus yang
berbeda dimana suatu lokus dipergunakan oleh sesuatu atau seluruh lokus lain.
Eukromatin. Kromosom atau segmen kromosom yang dalam fase interfase dan
profase dalam inti sel memperlihatkan sifat terjadi pengendoran lilitan (decoiling) dan
dekondensasi serta memiliki sifat dapat diwarnai. Bagian ini umumnya menunjukkan
tipe gen yang mengikuti prinsip Mendel.
Euploid. Suatu organisme atau sel yang mempunyai jumlah kromosom kelipatan dari
kromosom haploid.
F
Fenotipe. Karakter yang dapat dilihat dan diukur, sifat yang dapat diamati,
merupakan interaksi antara faktor genotipe dan lingkungan. Penampilan individu
(tentang sifat fisis, biokemis, fisiologis dan sebagainya) sebagai hasil interaksi antara
genotipe dan lingkungan.
Fertilisasi. Penyatuan sel gamet jantan dan betina.
8
G
Galur isogenik. Serangkaian material yang berbeda secara genotipe hanya pada satu
alel.
Galur murni. Galur-galur homozigot hasil penyerbukan sendiri sebanyak lebih dari 7
kali.
Gamet. Sel perkembangbiakan jantan atau betina (sperma atau sel telur) yang telah
masak.
Gen komplementer. Gen-gen yang berinteraksi untuk menghasilkan suatu sifat baru.
Gen regulator. Sebuah gen yang mengontrol laju ekspresi sebuah atau gen-gen
lainnya. Contoh : gen lac-i menghasilkan protein yang mengontrol ekspresi gen-gen
struktural yang terdapat di dalam operon lac pada bakteri Escherichia coli.
Genetika. Ilmu tentang pewarisan sifat dan variasi (keragaman) makhluk hidup.
Genotipe. Suatu ciri yang tidak tampak dari luar, berhubungan dengan konstitusi
genetik suatu individu. Susunan genetika suatu organisme.
Haploid. Suatu sel atau organisme yang mempunyai hanya satu set lengkap
kromosom.
Heliks. Struktur berbentuk spiral. DNA, menurut model dari Watson dan Crick,
adalah berbentuk heliks ganda (dua heliks).
Heritabilitas. Suatu nilai yang menggambarkan seberapa jauh fenotipe yang tampak
merupakan refleksi dari genotipenya.
Heterokromatin. Kromosom atau segmen kromosom yang dalam fase interfase dan
profase dalam inti sel memperlihatkan sifat tidak terjadi pengendoran (decoiling)
lilitan dan dekondensasi serta memiliki sifat mengalami pewarnaan, dan tidak
memiliki tipe gen.
Heterozigot. Mempunyai alel yang tidak sama pada satu atau lebih lokus.
Hibrid. Keturunan atau hasil perkawinan antara tetua-tetua homosigot yang berbeda
dalam hal satu atau beberapa gennya. Umumnya, hibrid adalah keturunan atau hasil
perkawinan dari dua varietas atau galur atau strain yang berbeda.
I
Idiogram. Urutan kromosom dalam genom suatu individu, yang diurutkan dari
kromosom bersatelit, kromosom dengan lengan pendek terpendek, sampai dengan
kromosom dengan lengan pendek terpanjang.
Interaksi gen. Modifikasi kegiatan gen akibat dari gen atau gen-gen dari lokus yang
berbeda.
Interferensi. Suatu keadaan atau sifat dimana terjadi satu crossing over, mengurangi
kemungkinan terjadinya crossing over lain didekatnya.
Introgresi. Sejumlah kecil informasi genetik yang dipindahkan dari satu jenis atau
marga ke yang lainnya.
Intron. Bagian dari DNA gen atau urutan basa pada gen yang tidak diekspresikan
pada RNA matang (RNA hasil transkripsi yang sudah mengalami pasca-transkripsi).
10
Intron akan dibuang dari RNA hasil transkripsi primer (hasil trnaskripsi primer =RNA
hasil transkripsi yang belum mengalami proses pasca transkripsi).
Irradiasi. Perlakuan sinar X atau radiasi lain pada tanaman untuk meningkatkan
derajat mutasi.
K
Kariotipe. Gambar pasangan kromosom dari suatu individu, disusun dari ukuran
pasangan kromosom terbesar sampai terkecil. Jumlah, ukuran dan bentuk kromosom
suatu sel somatis.
Kiasma. Titik-titik perhubungan yang sangat dekat antar pasangan kromosom selama
meiosis awal (jamak : kiasmata).
Kode genetik. Kombinasi triplikasi yang basa organik baru dalam DNA yang
menghasilkan pembentukan enzim spesifikasi.
Kodon. Tiga basa berurutan pada mRNA yang menyandikan jenis asam amino yang
akan dirangkaikan menjadi protein.
Kopel (coupling). Kedua lokus baik yang dominan homozigot atau yang resesif
homozigot terdapat dalam satu individu.
Kutub. Titik terluar dari sel yang membelah yang merupakan arah tujuan pergerakan
kromosom pada tahapan akhir pembelahan sel.
Ligasi. Penyambungan dua atau lebih molekul DNA melalui pembentukan ikatan
kovalen.
11
Linkage. Keterikatan sifat pada sifat menurun disebabkan oleh letak gen berdekatan
pada kromosm sama. Disebut juga pautan atau kaitan.
M1, M2, M3,….Simbol yang digunakan untuk menyatakan generasi pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya setelah menerima perlakuan mutagen.
Male sterility. Tepung sari pada tanaman tidak ada atau tidak berfungsi. Mandul
jantan.
Meiosis. Suatu metosis ganda yang terjadi pada perkembangbiakkan secara seksual
dan menghasilkan gamet dengan jumlah kromosom haploid.
Metafase. Fase pada meiosis dan metosis dimana kromosom terletak pada spindle.
Mitosis. Proses dimana inti sel terbagi dua menjadi dua anak inti dengan kelengkapan
kromosom sama, biasanya dilanjutkan oleh terbaginya sel yang berisi inti sel.
mRNA (messeger RNA). RNA yang membawa informasi untuk sintesis protein.
RNA yang membawa informasi dari DNA menuju ribosom.
Multiple alel. Terdapatnya lebih dari dua alel penentu sesuatu sifat.
Mutan. Sel atau individu yang menunjukkan perubahan sebagai akibat mutasi. Sel
atau individu yang telah mengalami mutasi.
Mutasi. Suatu perubahan genetik, baik untuk gen tunggal atau sejumlah gen atau
susunan kromosom.
N
n. Jumlah kromosom gamet. Jumlah kromosom zigot adalah 2n. Jumlah kromosom
endosperm adalah 3n.
Nukleolus (anak inti). Organ sirkuler yang terlihat pada saat awal pembelahan sel,
organ ini terlibat dalam pembelahan sel dan organisasi kromosom.
Nukleotida. Unit penyusun DNA dan RNA. Nukleotida terdiri atas satu gula pentosa,
satu basa nitrogen, dan satu gugus fosfat.
Operon. Sekelompok gen yang membentuk satu unit regulasi. Sekelompok gen yang
berada dalam satu unit transkripsi yang berada dalam satu sistem regulasi. Satu
operon mengandung satu operator, satu promotor, dan gen-gen struktural. Transkripsi
gen-gen didalam satu operon menggunkan hanya satu promotor.
Overdominansi. Kelebihan dari heterozigot, pada suatu lokus dengan dua alel lebih
baik dari dalam keadaan homozigot
P
P1, P2, P3, … Simbol untuk keturunan generasi pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya dari suatu tetua. Juga digunakan untuk menyatakan berbeda tetua yang
dipakai dalam membuat suatu hibrida atau serangkaian hibrida.
Pengelompokkan bebas. Pola segregasi untuk satu sifat yang tidak terikat terhadap
sifat yang lain.
Peta pautan. Peta yang disusun dari data genetik yang mengidentifikasi lokasi relatif
lokus pada kromosom.
Pewarisan sitoplasma. Pemindahan sifat menurun melalui plasma sel yang berbeda
dengan pemindahan sifat oleh gen pada kromosom. Hal ini dapat terlihat dari
perbedaan peranan tetua jantan dan betina pada silang resiprok.
Polipeptida. Rangkaian dua atau lebih asama amino dan satu atau lebih gugus
peptida. Dinamakan dipeptida bila mengandung dua asam amino, tripeptida bila
mengandung tiga asam amino, dan seterusnya bergantung pada jumlah asam amino
penyusunnya.
Poliploid. Suatu organisme yang dimiliki jumlah kromosom lebih atau menyimpang
dari dua set kromosom dasar (n).
Profase. Fase pertama pembelahan sel, kromosem menjadi lebih tebal dibanding
sebelumnya.
Promotor. Sekuen nukleotida atau urutan nukletida pada DNA dimana enzim RNA
polimerase akan menempel padanya (menempel pada promotor) dan memulai atau
menginisiasi proses transkripsi.
R
Rekombinasi. Pembentukan kombinasi gen baru sebagai hasil segregasi pada
persilangan antara tetua berbeda genetiknya. Pengaturan kembali gen linkage
disebabkan oleh crossing over.
Repulsi. Individu yang memiliki lokus dominan homozigot dan resesif homozigot.
Resesif. Anggota pasangan alel yang tidak nampak bila anggota lain (dominan)
menempati kromosom homolog.
RNA. Asam ribonukleat yang terbentuk dari empat basa organik yang spesifik, gula
dan fosfor. RNA berperan dalam pemindahan informasi dan translasi dari DNA ke
enzim.
S
14
Segregasi. Pemisahan kromosom bapak dari kromosom induk pada meiosis dan
berakibat terpisahnya gen yang mengarah ke kemungkinan terjadinya kombinasi pada
keturunannya.
Sentromer. Titik pelekatan untuk pergerakan kromosom pada saat pembelahan sel.
Sifat. Karakter atau bentuk, misalnya tinggi tanaman atau warna bunga.
Sitogenetika. Suatu cabang ilmu genetika yang khusus mempelajari bahan (materi)
pembawa sifat mewaris (menurun). Karena bahan itu terdapat dalam setiap sel yang
hidup maka disebut genetika cell (Sitogenetika, dimana Cyto = cell).
Sitoplasma. Semua isi sel kecuali inti dan dinding sel antara lain terdiri dari plastida,
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma.
Somatik. Jaringan tubuh tanaman, yang mempunyai dua set kromosom, satu dari
tetua jantan dan lainnya dari tetua betina.
Species. Pembagian di bawah genus. Suatu kelompok individu sama yang berbeda
dari kelompok lain.
Sterilisasi pejantan. Keadaan tidak diproduksinya gamet jantan yang dapat hidup.
Telofase. Fase terakhir pada pembelahan sel sebelum inti sel kembali pada masa
istirahat.
Telomere. Ujung kromosom yang terdiri dari sekuens DNA yang dibutuhkan untuk
stabilitas ujung kromosom.
Tetrad. Empat kromatid dari dua kromosom yang bersinapsis dalam meiosis.
Transduksi. Proses masuknya DNA ke dalam sel bakteri melalui perantaraan virus
atau fage. Rekombinasi DNA di dalam sel bakteri melalui perantaraan virus atau fage.
Transformasi. Proses masuknya DNA dari lingkungan ke dalam sel sel bakteri.
Perubahan bakteri secara genetik yang terjadi atau yang dilakukan dengan
memasukkan DNA asing ke dalam sel bakteri.
15
Transgenik. Organisme yang telah berubah secara genetik sebagai akibat telah
masuknya DNA asing ke dalam genomnya. Organisme yang mengandung DNA yang
berasal dari organisme lainnya. Contoh : tanaman kapas-bt merupakan tanaman
transgenik karena tanaman kapas-bt telah mengandung gen yang berasal dari
organisme lainnya (dalam hal ini, mengandung gen yang berasal dari bakteri Bacilluc
turingiensis).
Transkripsi. Proses transfer informasi genetik dari ruas DNA (gen) ke dalam
molekul RNA.
Translokasi. Pergantian letak segmen kromosom ke letak lain pada kromosom sama
atau lain.
Unit pindah silang. Jarak peluang pindah silang antara dua lokus.
x. Simbol untuk ploidi atau set kromosom lengkap (genom). Misal: x = monoploid, 2x
= diloid, 3x = triploid dst.
Zigot. Sel yang dibentuk oleh penyatuan dua gamet. Individu berkembang dari sel ini.
ACARA 3
HUKUM MENDEL I
Dasar Teori
Hukum Mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai satu sifat
beda (monohibrid). Setiap individu yang berkembang biak secara seksual terbentuk
dari peleburan 2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis Mendel
setiap sifat/karater ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum Mendel I berlaku pada
waktu gametogensis F1. F1 itu memiliki genotip heterozigot. Dalam peristiwa
meiosis, gen sealel akan terpisah, masing-masing membentuk gamet. Baik pada bunga
jantan maupun bunga betina terjadi 2 macam gamet. Waktu terjadi penyerbukan
sendiri (F1 x F1) dan pada proses fertilisasi gamet-gamet yang mengandung gen itu
akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam peleburan atau perkawinan.
Tujuan :
1. Mencari angka-angka perbandingan sesuai dengan Hukum Mendel
2. Menemukan nisbah teoritis sama atau mendekati nisbah pengamatan.
3. Memahami pengertian dominan, resesif, genotipe, fenotipe.
Cara kerja :
1. Ambillah model gen merah dan putih, masing-masing 30 pasang atau 60 biji (30
jantan dan 30 betina).
2. Sisihkan 1 pasang model gen merah dan gen putih dalam keadaan berpasangan.
Ini dimisalkan individu merah dan individu putih.
3. Bukalah pasangan gen di atas (langkah 2), ini dimisalkan pemisahan gen pada
pembentukan gamet, baik oleh individu merah atau individu putih.
4. Gabungkan model gen jantan merah dan model gen betina putih dan sebaliknya.
Ini menggambarkan hasil silangan atau F1, keturunan individu merah dan individu
putih.
5. Pisahkan kembali model gen merah dan model gen putih. Hal ini menggambarkan
pemisahan gen pada pembentukan gamet F1.
6. Selanjutnya semua model gen jantan baik merah maupun putih masukkan kedalam
stoples jantan dan model gen betina baik merah maupun putih ke dalam stoples
betina.
7. Dengan tanpa melihat dan sambil mengaduk/mencampur gen-gen tersebut
ambillah secara acak sebuah gen dari masing-masing stoples, kemudian
pasangkan.
8. Lakukan secara terus-menerus pengambilan model gen sampai habis dan catat
setiap pasangan gen yang terambil kedalam tabel pencatatan.
9. Bisa juga dengan mengembalikan model gen yang terambil (langkah 8 ) ke dalam
stoples masing-masing untuk selanjutnya mendapat kesempatan terambil lagi.
Lakukan percobaan serupa untuk pengambilan 20 x, 40 x, dan 60 x.
17
Pertanyaan :
(1) Berapa macam pasangan genotip yang anda peroleh ?
(2) Berapa perbandingannya ?
(3) Jika model gen merah dominan, berapa perbandingan fenotip yang diperoleh ?
(4) Apa yang dapat anda simpulkan dari percobaan Model 2 ini ?
18
ACARA 4
HUKUM MENDEL II
Dasar Teori
Pada persilangan mono-hibrida (satu sifat beda) akan diperoleh perbandingan
fenotip 3 : 1 pada populasi F2, apabila salah satu karakter yang dimiliki tersebut
bersifat dominan penuh. Selain merupakan persilangan mono-hibrid, Mendel juga
melakukan persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid). Persilangan yang
dilakukannya bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela
dari karakter tersebut. Untuk itu tanaman kapri/ercis (Pisum sativum) yang memiliki
biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri berbiji keriput warna hijau
(bbkk). Keturunan F1 dari persilangan antara dua induk/tetua yang homozigot tersebut
menghasilkan hibrida (heterozigot) bagi kedua pasangan gen tersebut. Keturunan F1-
nya (BbKk) adalah hibrida, dan persilangan antara BBKK x bbkk adalah persilangan
dihibrid. Alel bagi biji bulat berwarna kuning bersifat dominan penuh terhadap alel
bagi biji keriput berwarna hijau. Perbandingan dalam populasi F2 yang diperolehnya
secara rinci disampaikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Ringkasan hasil silang antara tanaman kapri berbiji bulat berwarna
kuning dengan tanaman kapri berbiji keriput berwarna hijau.
Tujuan :
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum Mendel pada
persilangan dengan dua sifat beda (dihibrida).
Cara kerja :
1. Ambil sepasang model gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warna
gen merah (B) pembawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dominan terhadap putih
(b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K)
adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau
(k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.
2. Bukalah pasangan gen tersebut di atas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisah gen
pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan
bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
3. Tentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
4. Buatlah pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada
F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.
5. Buatlah model gamet yang sama seperti di atas (langkah 4). Masing-masing 16.
6. Delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) masukkan
kedalam stoples I dan 8 pasangan lagi ke stoples II. Kocok atau aduk sehingga
bercampur dengan baik.
7. Secara serentak dan acak, ambil model gamet dari masing-masing stoples tersebut,
lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
8. Catat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen (gamet)
pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka
kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
9. Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan lakukan
pengambilan sebanyak 32 kali dan 64 kali.
Pertayaan :
1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut ?
2. Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh !
3. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata!
20
ACARA 5
PROBABILITAS
Dasar Teori
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang
menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada
kondisi tertentu. Bila nilai peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi,
bila nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat dikatakan selalu atau pasti terjadi.
Terdapat beberapa cara untuk menyatakan peluang :
Metode Klasik atau A Priori. Jika diketahui dari suatu tindakan bahwa kejadian A
dapat muncul dalam m cara dan total seluruh kemungkinan kejadian adalah n, maka
peluang sebenarnya kejadian A adalah :
Banyaknya cara A m
P(A) = =
Total semua cara n
Tanpa tindakan atau percobaan melempar mata uang logam (yang dapat
muncul Gambar dan Angka), maka peluang muncul Gambar ½, karena m = 1 =
banyaknya cara Gambar muncul, dari total muncul semua cara = 2
Metode frekuensi atau A Posteriori. Jika kejadian A muncul m kali dalam total
percobaan n, maka peluang pengamatan munculnya A adalah :
Banyaknya A muncul m
P(A) = =
Total semua cara n
Bila dalam 80 kali pelemparan mata uang (yang tak harus seimbang)
munculnya angka sebanyak 45 kali (sisanya gambar), maka P (munculnya Angka ) =
45 / 80
Metode subyektif. Kadang merupakan dugaan atau perkiraan terbaik dari peluang
akan muncul kejadian A; yang tentunya hanya diperlukan dan sah, apabila tidak
terdapat cukup data numerik.
X P = Probabilitas
P(x) = X = Peristiwa yang diharapkan
X+Y Y = Peristiwa yang tidak diharapkan
P(x) = Probabilitas dari kejadian
Tujuan :
Cara kerja :
A. Pertama
1. Lemparkan sebuah koin sebanyak 30 kali
2. Tabulasikan hasil dari lemparan koin tersebut
3. Hitung jumlah gambar dan angka yang muncul
4. Tentukan perbedaan antara hasil percobaan dan yang diharapkan (deviasinya)
B. Kedua
1. Gunakan tiga koin secara serentak
2. Lemparkan sebanyak 40 kali.
3. Tabulasikan hasil dari pelemparan koin tersebut.
4. Hitung kemungkinan jumlah kombinasi gambar dan angka yang muncul.
5. Tentukan perbedaan antara hasil percobaan dan yang diharapkan (deviasinya)
C. Ketiga
Ulangi setiap langkah pada prosedur B, dengan menggunakan empat koin secara
serentak sebanyak 48 x lemparan.
ACARA 6
CHI-SQUARE TEST (UJI 2)
Dasar Teori
Tujuan dari 2 adalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil
pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan
bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar
deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut :
k (Oi-Ei)2
2 =
i=1 Ei
Oi = jumlah individu yang diamati pada fenotipe ke-i
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teroritis pada fenotipe ke-i
Nilai 109,5 = 3/(3+1) x146 yang merupakan nilai harapan dari fenotipe tinggi,
sedangkan nilai harapan untuk fenotipe renda adalah = 1/(3+1)x146 = 36,5. Angka n
= 146 adalah total seluruh percobaan atau pengamatan. Secara umum nilai harapan
ke-i dapat dinyatakan sebagai Ei =NxPi, Pi adalah peluang fenotipe ke-i.
23
Oleh karena deviasi dari nilai teoritis diharapkan terjadi, pertanyaan yang harus
dijawab adalah “ Apakah deviasi pengamatan itu terjadi karena faktor
kebetulan ? ”.
Tujuan :
1. Menghitung 2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai
dengan teori atau yang diharapkan.
2. Menginterpretasikan nilai 2 yang dihitung dengan tabel 2 .
Cara Kerja :
1. Campurkan 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan tempatkan
dalam satu kotak.
2. Ambil sampel dari campuran diatas (1) sebanyak 1 petridish penuh.
3. Pisahkan dan hitung yang merah dan yang putih.
4. Catat data anda pada lembar kerja dan hitung jumlah yang diharapkan berdasarkan
jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
5. Lengkapi tabel lembar kerja anda dan hitung 2 .
24
Tabel 5.2.
Tabel χ 2
db Kemungkinan
0,99 0,90 0,70 0,50 0,30 0,10 0,05 0,01 0,001
1 0,0002 0,016 0,15 0,46 1,07 2,71 3,84 6,64 10,83
2 0,02 0,21 0,71 1,39 2,41 4,61 5,99 9,21 13,82
3 0,12 0,58 1,42 2,37 3,67 6,25 7,82 11,35 16,27
4 0,30 1,06 2,20 3,36 4,88 7,78 9,49 13,28 18,47
5 0,55 1,61 3,00 4,35 6,06 9,24 11,07 15,09 20,52
6 0,87 2,20 3,83 5,35 7,23 10,65 12,59 16,81 22,46
7 1,24 2,83 4,67 6,35 8,38 12,02 14,07 18,48 24,32
8 1,65 3,49 5,53 7,34 9,52 13,36 15,51 20,09 26,13
9 2,09 4,17 6,39 8,34 10,66 14,68 16,92 21,67 27,88
10 2,56 4,87 7,27 9,34 11,78 15,99 18,31 23,21 29,59
25
ACARA 7
INTERAKSI GEN
Dasar Teori
Hubungan antara ciri-ciri pada suatu sifat tidak selalu hubungan dominan
resesif. Terdapat kasus bahwa ciri yang muncul pada tanaman F1 ternyata bukan
merupakan ciri dari salah satu tetuanya, melainkan campuran dari kedua tetuanya.
Kasus seperti ini disebut hubungan kodominan. Pada kasus ini tidak terdapat alel
dominan dan resesif, kedua alel berinteraksi dan akan berekspresi menghasilkan
fenotipe baru yang berbeda dari kedua tetuanya. Perbandingan fenotipe F2 adalah
sama dengan perbandingan genotipenya yaitu 1 : 2 : 1. Sebagai contoh, terdapat pada
bunga “snapdragon”. Dalam keadaan homozigot, terdapat dua warna yaitu merah tua
(RR) dan putih (rr). Hasil persilangannya (F1), kedua alel R dan r berinteraksi
menghasilkan warna bunga merah muda. Pada F2, diperoleh perbandingan fenotipe
merah tua (RR) : merah muda (Rr) : putih (rr) sama dengan 1 : 2 : 1. Apabila dua gen
atau lebih yang berbeda lokus berinteraksi dalam menghasilkan suatu penampilan atau
fenotipe. Aksi gen dari satu lokus dapat menutupi aksi dari gen-gen pada lokus yang
lain. Penampilan suatu karakter atau fenotipe adalah hasil suatu proses metabolisme
yang pada setiap tahapannya melibatkan kerja suatu gen. Oleh karena itu, diperlukan
sederetan gen.
Interaksi antar lokus ini disebut epistasis. Terdapat 3 bentuk interaksi epistasis :
1. Komplementasi
2. Modifikasi
3. Duplikasi
Contoh : apabila terdapat gen AA, Aa dan aa, serta gen BB, Bb dan bb dan terdapat
interaksi diantaranya, maka ratio perbandingannnya dapat dilihat pada Gambar di
bawah ini
Komplementasi 9:7
9:3:4
Modifikasi 13:3
7:6:3
12:3:1
Duplikasi 15:1
26
Tujuan :
1. Memahami macam-macam interaksi gen.
2. Mensimulasi dan memahami contoh-contoh fenomena interaksi gen.
Cara Kerja
1. Masing-masing kelompok akan diberikan print out gambar-gambar tanaman yang
mengalami interaksi gen.
2. Amati setiap gambar yang ada.
3. Pilih karakter yang akan diuji.
4. Lakukan penghitungan fenotipe karakter yang tampak pada print out sesuai dengan
karakter yang kita pilih.
5. Hitung chi-squre karakter tersebut.
6. Amati dan bahas hasil yang terjadi.
Tugas :
1. Suatu tanaman ‘Entahapanamanya’, warna bunganya dikontrol oleh 2 gen
yang masing-masing mempunyai 2 alel dan tidak pada kromosom yang sama
(tidak terpaut). Tanaman berbunga kuning galur murni disilangkan dengan
galur murni yang berbunga biru. Biji F1 hasil silangan ini bila ditanam akan
menghasilkan tanaman berbunga biru dan bila tanaman F1 ini dibiarkan
menyerbuk sendiri maka dari biji yang dihasilkan akan diperoleh tanaman F2
yang berbunga dengan perbandingan 9 biru : 6 ungu : 1 kuning. Jika tanaman
F1 disilangkan dengan tanaman berbunga kuning dan menghasilkan biji,
tanaman berbunga apa saja yang akan dihasilkan. Analisislah persobaan ini,
tentukan semua genotipenya.
2. Dalam percobaan persilangan jagung,
a. Jagung homozigot coklat dengan jagung homozigot kuning, dihasilkan F1
100% kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji kuning : coklat = 9 :7.
Jelaskan fenomena genetik yang berhubungan dengan warna biji jagung
tersebut.
b. Dalam koleksi terdapat dua galur (galur-1 dan galur-2) yang kedua-duanya
berwarna coklat. Persilangan kedua galur berwarna coklat tersebut
menghasilkan F1 berwarna kuning dan F2 dengan perbandingan warna biji 9 :
7 untuk kuning : coklat. Jelaskan genotipe galur-1 dangalur-2
c. Ada 5 biji yaitu : Biji-1 kuning, biji-2 kuning, biji-3 kuning, biji-4 tidak
dicatat, dan biji-5 coklat.
1. Polen tanaman biji-1 dipakai menyerbuki galur-1 dan galur-2 dan diperoleh
hasil:
Biji-1 x galur-1 → 100% kuning
Biji-1 x galur-2 → 50% kuning, 50% coklat
Bagaimana genotipe Biji-1 untuk sifat warna biji?
2. Polen tanaman biji-2 juga digunakan untuk menyerbuki galur-1 dan galur-2
dan diperoleh hasil:
Biji-2 x galur-1 → 50% kuning, 50% coklat
Biji-2 x galur-2 → 100% kuning
Bagaimana genotipe warna biji-2?
27
3. Uji yang sama dilakukan pada polen asal tanaman Biji-5 dan diperoleh
hasil:
Biji-5 x galur-1 → 100% coklat
Biji-5 x galur-2 → 100% coklat
Bagaimana genotipe warna biji-5?
28
ACARA 8
PEMBELAHAN SEL MITOSIS
Dasar Teori
Reproduksi merupakan salah satu dari esensi kehidupan yang mendasar. Pada
acara ini anda akan mempelajari salah satu sistem reproduksi yang ada di tingkat sel.
Proses reproduksi seluler meliputi proses pembelahan inti untuk membentuk inti baru
(mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Proses ini menghasilkan
dua buah inti yang terpisah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan sitokinesis adalah
komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Proses
mitosis di seluruh organisme pada dasarnya sama, baik di hewan maupun di tanaman.
Walaupun pengamatan umumnya dilakukan pada sel tanaman, prinsip yang didapat
berlaku juga untuk hewan. Memang ada perbedaan mengenai proses pembelahan sel
yang ada pada tanaman dan hewan. Perbedaan itu tidak mengenai mitosis dan hanya
mengenai pembentukan spindel dan perilaku sitokinesis. Pembentukan spindel
melibatkan sentriol pada hewan dan tanpa sentriol pada tanaman tinggi. Sitokinesis
pada hewan terjadi dengan cara furrowing, sedangkan pada tanaman dengan
pembentukan pemisah sel.
Dalam mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel terekam secara
lengkap pada sel yang baru. Mitosis terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang
sedang tumbuh dengan pesat, seperti ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan
pembelahan sel pada setiap organ-organ berbeda-beda. Sel-sel epitel misalnya,
memiliki masa hidup relatif pendek. Karenanya, penggantian dan pembuatan sel-sel
baru terjadi secara terus-menerus dan cepat. Fase-fase mitosis terdiri dari profase,
metafase, anafase dan telofase. Masing-masing fase dan pembagian selanjutnya
dapat dilihat pada bagan fase mitosis.
Tujuan :
1. Mengamati tahapan yang ada dalam proses mitosis
2. Memahami fungsi asetokarmin untuk mengamati proses mitosis
3. Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan setiap fase yang ada pada
proses mitosis.
Cara Kerja :
1. Cari di internet fase-fase mitosis pada bawang merah dengan jumlah kromosom
16.
2. Gambar manual fase-fase mitosis yang ditemukan di lembar kerja masing-masing
(jangan menggunakan gambar dari internet yang langsung ditempel di lembar
kerja).
3. Scan/foto hasil gambar untuk dimasukkan ke laporan.
Pertanyaan :
29
ACARA 9
PEMBELAHAN SEL MEIOSIS
Dasar Teori
Cara Kerja
1. Cari di internet fase-fase mieiosis pada bunga Lilium sp. dengan jumlah
kromosom 24.
2. Gambar manual fase-fase meiosis yang ditemukan di lembar kerja praktikum
(jangan menggunakan gambar dari internet yang langsung ditempel di lembar
kerja)
3. Scan/foto hasil gambar tersebut untuk dimasukkan ke laporan.
32
ACARA 10
MATERI GENETIK
Dasar Teori
Material genetik disusun oleh asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleat
(DNA) atau asam ribonukleat (RNA). DNA merupakan bahan genetik prokariot,
eukariot dan sebagian virus, sedangkan RNA merupakan bahan genetik sebagian
virus.
Dalam sel, DNA berperan dengan cara mengendalikan proses pembentukan
rantai protein. Protein merupakan salah satu senyawa penting dalam kehidupan
organisme. Protein terdapat dalam berbagai bentuk seperti enzim, protein pengangkut,
protein cadangan, antibodi, hormon dan sebagainya. Enzim merupakan protein yang
berperanan penting dalam kehidupan. Enzim adalah protein yang mempunyai
kemampuan sebagai katalisator dalam reaksi biokimia.
Semua reaksi dalam proses metabolisme seluler memerlukan enzim sebagai
katalisatornya. Hampir semua enzim merupakan katalisator yang khas artinya
mengakatalisis reaksi yang spesifik atau tertentu. Enzim-enzim ini pembentukannya
dibawah kendali DNA. Dengan mengendalikan pembentukan enzim tersebut berarti
DNA juga mengendalikan proses metabolisme atau kehidupan.
Dalam sel eukariot, pembentukan protein berlangsung di dalam sitoplasma,
sedangkan kromosom terdapat di dalam inti, yang dikelilingi membran inti. Antara
DNA kromosom yang ada di dalam inti dan protein yang dibentuk di dalam
sitoplasma diperlukan penghubung, peranan ini dipenuhi oleh RNA. RNA dapat
ditemukan baik di dalam inti maupun dalam sitoplasma.
Sepanjang molekul DNA akan ditemukan komposisi A-T dan G-C yang
berbeda-beda. Dilihat dari kekuatan ikatan hidrogen akan terlihat bahwa ruas-ruas
DNA yang kaya dengan pasangan A-T (dengan dua ikatan hidrogen) akan lebih lemah
ikatannya dibanding wilayah yang kaya G-C (dengan tiga ikatan hidrogen). Situs awal
replikasi atau transkripsi biasanya kaya dengan A-T sehingga mudah diudar oleh
enzim yang berperan dalam masing-masing proses tersebut.
Bila kita membayangkan proses pembuatan salinan gen tetua untuk
turunannya seperti proses pencetakan foto dari klise negatif maka kita dapat
membayangkan pasangan utas ganda dari sutau DNA sebagai perpasangan foto
dengan klise negatifnya. Pasangan antiparalel dua utasan DNA memperlihatkan
bahwa basa-basa dari satu utasan merupakan komplemen dari utasan yang lainnya,
atau dengan kata lain satu utasan merupakan negatif dari utasan pasangannya. Jadi,
satu utasan dapat digunakan untuk mencetak pasangannya. Oleh karena itu bila
pasangan utasan suatu molekul DNA dipisahkan dari yang lain maka masing-masing
utasan tunggal tersebut dapat digunakan untuk mencetak utasan pasangannya yang
baru. Dengan demikian, dari satu DNA akan diperoleh dua molekul DNA baru yang
persis dengan DNA awal. Proses pencetakan DNA baru dari suatu DNA lama disebut
replikasi. Replikasi ini terjadi pada saat sel akan membelah.
Adanya ikatan hidrogen yang mengikat dua utasan DNA memungkinkan
replikasi berjalan dengan baik. Utas ganda dapat dipisahkan menjadi utas tunggal
tanpa merusak struktur kimianya. Selanjutnya rangkaian basa utas tunggal tersebut
digunakan sebagai pola dalam sintesis utas baru dengan menggunakan aturan
perpasangan A-T dan G-C. Utasan yang baru dicetak itu akan diikat dengan ikatan
hidrogen menjadi modelnya membentuk DNA baru. Dengan begitu, setiap DNA akan
disusun oleh satu utasan lama dan satu utasan baru. Proses perbanyakan diri DNA
seperti itu disebut proses replikasi semikonservatif.
33
Tujuan
1. Mengetahui dan memahami materi genetik.
2. Menggambar dan menyocokkan susunan basa-basa nitrogen pada DNA.
3. Menggambar mekanisme replikasi DNA secara semi konservatif.
Cara Kerja
1. Buatlah gambar komponen-komponen penyusun DNA, antara lain : basa
nitrogen, gula deoxyribosa, fosfat, nukleosida dan nukleotida.
2. Rangkaian masing-masing gambar komponen-komponen penyusun DNA
menjadi satu gambar DNA lengkap.
3. Rangkaikan komponen-komponen penyusun DNA dengan bahan yang
tersedia.
4. Susun rantai double helix DNA sesuai dengan bahan yang tersedia.
34
ACARA 11
MENGENAL TIPE KERAGAMAN (VARIASI)
Dasar Teori
Bila anda memperhatikan teman-teman sekelas anda, dapat dipastikan tidak
ada seorangpun yang persis sama dengan anda, baik penampilan wajah maupun sifat
lainnya. Bahkan dengan saudara kandung/kembar anda, kakak atau adik andapun
tidak akan persis sama dengan anda. Begitu juga pada hewan, kalau anda perhatikan
anak-anak kucing, anjing, kambing dari satu proses kehamilan dan kelahiran pun
berbeda-beda, misalnya pada warna bulu.
Hal yang sama juga dijumpai pada tumbuhan di alam sekitar. Di dalam satu
jenis tumbuhan yang sama, misalnya tanaman mangga, kita akan menjumpai bentuk
buah yang berbeda-beda, demikian juga rasa dan aromanya. Anggrek adalah tanaman
yang disukai karena keindahan bunganya dan kita dapat menikmati berbagai bentuk
dan warna bunga yang indah dan menawan.
Semua contoh di atas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup dijumpai
berbagai macam dan tipe keragaman.Keanekaragaman itulah yang dikenal dengan
istilah “variasi”. Keindahan itu dihadirkan karena adanya variasi. Apa, mengapa, dan
bagaimana keragaman/variasi itu ada, sangat menarik untuk dipelajari. Genetika
adalah ilmu yang mempelajari apakah keragaman sifat suatu organisme itu
diwariskan atau tidak dan mempelajari apa yang menyebabkan timbulnya
keragaman/variasi.
Keragaman/variasi ditemui pada hampir semua karakter dari yang paling
gampang sampai yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat/massa, volume, ukuran,
bentuk, dan tanggap terhadap faktor luar/lingkungan. Menurut tolok ukurnya variasi
dapat dibagi;
1. Variasi yang bersifat kuantitatif spt; tinggi, berat, jumlah, dsb. Ingat tinggi
seseorang bervariasi dengan selisih milimeter, sejak dari orang yang paling
tinggi sampai dengan yang paling rendah. Karena itu sifat kuantitatif bersifat
“kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis).
2. Variasi yang bersifat kualitatif spt; golongan darah, warna kulit, warna
bunga, bentuk permukaan biji, dsb. Ingat antara gol.darah dan warna tidak
terdapat selisih antaranya yang dapat diukur, karena itu sifat kualitatif disebut
juga “diskontinum”(tidak bersambung menurut deret matematis).
Cara kerja :
1. Amati biji-bijian yang tersedia dan bunga yang anda bawa.
2. Cari dan dapatkan paling sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/karakter
yang anda temukan.
3. Catat dalam bentuk tabel keragaman yang anda temukan dan digambar.
Pertanyaan :
(1). Apa pentingnya keragaman?
(2). Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang
spesifik!
(3). Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa penyebab keragaman adalah karena
genetik atau lingkungan?
36
ACARA 12
MUTASI
Dasar Teori
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi
secara tiba-tiba, acak, dan merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang
bersifat terwariskan (heritable). Mutasi dapat terjadi secara spontan di alam
(spontaneous mutation) dan dapat juga terjadi melalui induksi (induced mutation).
Secara mendasar tidak terdapat perbedaan antara mutasi yang terjadi secara alami dan
mutasi hasil induksi. Keduanya dapat menimbulkan variasi genetik untuk dijadikan
dasar seleksi tanaman, baik seleksi secara alami (evolusi) maupun seleksi secara
buatan (pemuliaan).
Mutasi pada tingkat gen (mutasi titik) terjadi akibat adanya perubahan satu
pasang basa DNA suatu gen. Ada dua jenis mekanisme mutasi titik yaitu subtitusi
pasang basa dan penambahan atau pengurangan pasang basa. Sedangkan mutasi
tingkat kromosom dibagi menjadi dua yaitu perubahan struktur kromosom dan
perubahan jumlah kromosom.
Perubahan struktur dan susunan kromosom dibedakan menjadi empat yaitu
delesi atau defisiensi, duplikasi, inversi dan translokasi. Delesi adalah patahnya
kromosom yang mengakibatkan hilangnya suatu bagian kromosom beserta gen gen
yang terdapat didalamnya. Duplikasi adalah suatu keadaan yang timbul bila ada
penambahan bahan kromosom sehingga suatu bagian kromosom terdapat lebih dari
dua kali (berulang) dalam satu sel diploid yang normal. Inversi adalah suatu jenis
aberasi kromosom dimana sebagian dari suatu kromosom mamiliki lokus yang
memiliki urutan gen terbalik jika dibandingkan dengan urutan lokus gen kromosom
normal. Translokasi adalah mutasi yang terjadi akibat perpindahan bagian DNA dari
satu kromosom ke kromosom lain yang bukan pasangan homolognya.
Variasi jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi dua yaitu euploidi dan
aneuploidi. Euploidi terbagi dua yaitu monoploid dan poliploid. Poliploid terbagi dua
lagi yaitu autopoliploid dan allopoliploid. Euploidi adalah keadaan dimana jumlah
kromosom yang dimiliki oleh suatu individu merupakan kelipatan dari kromosom
dasarnya (kromosom haploidnya). Individu monoploid hanya memiliki satu set
kromosom haploid. Poliploid adalah keadaan dimana suatu individu memiliki lebih
dari dua genom sehingga setiap gen memiliki lebih dari dua alel. Berbeda halnya
dengan euploid yang ditandai dengan perubahan set kromosom maka aneuploid
merupakan mutasi jumlah kromosom baik bertambah maupun berkurang tetapi tidak
satu set kromosom (genom). Ada beberapa variasi kemungkian dalam aneuploidi
yaitu monosomi, nulisomi, trisomi, double trisomi dan tetrasomi. Berbagai
kemungkinan variasi dalam aneuploidy disajikan pada table dibawah ini.
Komplemen kromosom
Tipe Formula
dengan (ABC) sebagai set
37
haploid kromosom
Disomi (normal) 2n (ABC)(ABC)
Aneuploidi
Monosomi 2n – 1 (ABC)(AB)
Nulisomi 2n – 2 (AB)(AB)
Polisomi (ada tambahan kromosom)
Trisomi 2n + 1 (ABC)(ABC)(C)
Double trisomi 2n + 1 + 1 (ABC)(ABC)(B)(C)
Tetrasomi 2n + 2 (ABC)(ABC)(C)(C)
Cara Kerja :
1. Lihat dan amati video pembelahan sel yang menyebabkan terjadinya mutasi.
2. Gambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat pembelahan meiosis
untuk mutasi struktur kromosom.
3. Gambarkan macam-macam perpasangan kromosom saat pembelahan meiosis
untuk mutasi jumlah kromosom.
Tugas
1. Jelaskan mekanisme dalam pembuatan semangka tanpa biji?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat macam-macam tanaman (tanaman pangan 5
jenis dan tanaman hortikultura 5 jenis) yang dihasilkan dari proses mutasi?
38
ACARA 13
GENETIKA POPULASI
Dasar Teori
Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati habitat tertentu.
Dalam konteks genetika, populasi adalah kumpulan individu yang membentuk
kumpulan gen (gene pool) yang merupakan kumpulan gamet reproduktif dari suatu
generasi dan dapat digunakan untuk membentuk generasi selanjutnya. Gene pool
adalah total seluruh gen yang ada dalam gamet dari suatu pupulasi tertentu. Individu-
individu dalam populasi datang dan pergi, tetapi gengennya tetap ada sepanjang
waktu.
Frekuensi genotipe dan frekuensi alel (atau frekuensi gen) merupakan
karakteristik genetik suatu populasi. Frekuensi genotipe adalah nisbah individu
bergenotipe tertentu terhadap keseluruhan individu dalam populasi. Frekuensi alel
adalah nisbah alel tertentu terhadap keseluruhan alel dalam populasi. Dengan
mengambil model diploid, frekuensi genotipe homozigot dominan dan homozigot
resesif serta heterozigot berturut-turut dapat dilambangkan dengan P, Q, dan H.
Frekuensi suatu alel dengan model diploid tersebut dilambangkan sebagai p,
sedangkan frekuensi alel pasangannya dilambangkan sebagai q.
Penghitungan frekuensi alel dapat dilakukan dengan memanfaatkan informasi
frekuensi genotipe yang sudah diketahui menggunakan formulasi berikut:
p=P+½H
q=Q+½H
Dalam populasi besar alami yang tiap individunya memiliki peluang yang
sama untuk kawin antar individu dalam populasi tersebut (suatu kondisi yang disebut
kawin acak) dan tidak ada faktor-faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan frekuensi genotipe ataupun frekuensi alelnya, maka frekuensi genotipe dan
frekuensi alel populasi tersebut akan tetap sepanjang generasi. Populasi dalam
keadaan tersebut dinamakan dalam keseimbangan Hardy-Weinberg (dilambangkan
sebagai populasi HWeq). Faktor-faktor pengubah frekuensi alel adalah: mutasi, seleksi
dan migrasi.
Tujuan :
1. Mengetahui prinsip-prinsip genetika populasi.
2. Mampu mencari dan membuktikan keseimbangan Hardy-Weinberg.
Cara Kerja :
1. Amati gambar-gambar yang ada pada slide
2. Cari dan buktikan populasi yang ada pada slide sudah mencapai keseimbaaagn
Hardy-Weinberg.
39
ACARA 14
MENYUSUN SILSILAH GENETIS MANUSIA
Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi
kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotipenya diketahui atau ingin
diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan
percobaam genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mendel
menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter
pada manusia yang diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan
dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat
manusia. Masalahnya sekarang siapa yang sengaja membuat silsilah untuk
keperluan genetika ? apalagi silsilah itu dibuat dari beberapa keturunan manusia.
Silsilah yang lengkap umumnya dimiliki oleh suatu keluarga besar kerajaan,
bangsawan, untuk tujuan-tujuan tertentu saja yang non-genetis. Namun apabila
didalam silsilah itu didapati pola-pola pewarisan yang Mendelian, maka kita lebih
dapat merunutkannya lebih mudah.
Prosedur Kerja :
Untuk praktikum ini anda diminta untuk membuat silsilah keluarga berdasarkan data
keluarga masing-masing (kakek/nenek, ayah/ibu, saudara sekandung, bila mungkin
lebih lengkap). Setelah itu anda diminta untuk mengestimasikan genotip keluarga
anda.
Acara 3
HUKUM MENDEL I
Note : Bagi yang mendapatkan angka perbandingan jauh dari 1 : 2 : 1 (pada tab.
ijiran), misalnya untuk 20 x ; 8 : 9 : 3 atau 5 : 7 : 9 dst. harus diulangi lagi
pengamatannya!!!
Acara 4
MENDEL II
Bulat- Kuning
Bulat -hijau
keriput Kuning
keriput hijau
Total
Bulat-hijau 6 12
keriput-Kuning 6 12
keriput-hijau 2 4
Total 32 64
Bulat - Kuning
45
Toples I Toples II
Merah-kuning merah-kuning BB KK ///
Merah-kuning merah-hijau BBKk //
Merah-kuning putih-kuning BbKK // 9
Merah-kuning putih-hijau BbKk //
Bulat – hijau
Toples I Toples II
Merah-hijau merah-hijau BBkk // 3
Merah-hijau putih-hijau Bbkk /
keriput – Kuning
Toples I Toples II
Merah-kuning putih-kuning bbKK //
Putih-kuning putih-hijau bbKk / 3
keriput – hijau
Toples I Toples II
Putih-hijau putih-hijau bbkk / 1
Catatan:
Tabel ini dibuat untuk membantu, memudahkan, dan mempercepat waktu pelaksanaan
praktikum (khusus acara 3).
Acara 5
PROBABILITAS
Angka
Gambar
Total
2 A-1G
1A-2G
0A-3G
Total
3A-1G
47
2A-2G
1A-3G
0A-4G
Total
Jawaban Pertanyaan;
Acara 6
CHI SQUARE TEST
Tabel 1 . Perhitungan X 2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah
dan 200 kacang putih.
Putih
48
Total
Kesimpulan :
Putih
Total
Kesimpulan :
Kesimpulan :
49
Putih
Total
Kesimpulan :
Bulat Kuning
Bulat hijau
Keriput
Kuning
keriput hijau
Total
Kesimpulan :
50
Kesimpulan :
Kesimpulan :
Kesimpulan :
52
Acara 8
Pembelahan Sel Mitosis
53
54
Acara 9
Pembelahan Sel Meiosis
55
56
57
58
Acara 11
Acara 3
Hukum Mendel I
Karina S.
NPM:
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
Pengetikan : Font huruf: Times New Roman (12) atau Arial (11)
Spasi 1,5: ukuran kertas A4. Margin – standar.