E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
Politeknik Imigrasi
Email: vitafathya@gmail.com
ABSTRAK
Permasalahan praktek pungli oleh PNS di Indonesia merupakan masalah klasik yang sudah
seringkali dikeluhkan oleh masyarakat, namun belum ada penyelesaiannya, bahkan pungli
semakin marak dilakukan. Tulisan ini membahas permasalahan pungli dari upaya pemerintah
untuk memberantas pungli sebagai bagian dari program reformasi birokrasi area perubahan
mental aparatur. Dibahas pula konsep tentang etika PNS yang dapat dijadikan masukan
dalam memberantas pungli. Kesimpulannya bahwa untuk menghentikan PNS melakukan
pungli, pemerintah dapat menerapkan standar etika yang efektif.
ABSTRACT
Issues of illegal payment committed by civil servants in Indonesia are classical problems
which have been complained many times by public, but so far there is no effective solution to
end this practice. Even, this illegal payment is more frequently conducted. This article
discusses the issue of illegal payment from the view on how the government makes an effort
to eradicate this practice. This effort is a part of bureaucracy reform program namely the area
to change the behavior and attitude of the civil servants. It is also discussed the concept of
ethics in civil service that can be used as an input for government to remove the practice of
illegal payment. The conclusion is that to make civil servants stop asking for illegal payment,
government may implement effective ethics standards.
38
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
39
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Instansi proses, prosedur, sikap dan perilaku.
Pemerintah. Selanjutnya ditinjau Perubahan adalah hasil reformasi.
konsep tentang implementasi standar Perubahan diharapkan dapat
etika yang efektif yang dapat dijadikan menghasilkan lingkungan organisasi
bahan masukan dalam melakukan dan pengaturan kelembagaan yang
perubahan mental aparatur yang baru (Huerto Mechor, 2008: 7-8).
berujung pada pemberantasan pungli. Untuk mengelola perubahan,
organisasi memerlukan adanya
PEMBAHASAN adaptasi pola pikir, budaya dan sikap
Reformasi Birokrasi sudah orang-orang terhadap lingkungan yang
berjalan lebih dari lima tahun sejak baru (Huerto Mechor, 2008: 14).
dimulai pada tahun 2010 dengan Reformasi birokrasi merupakan
diterbitkannya Peraturan Presiden tantangan yang harus dipecahkan oleh
Republik Indonesia Nomor 81 Tahun pemerintah. Ini dikarenakan birokrasi
2010 tentang Grand Design Reformasi adalah tulang punggung pemerintah,
Birokrasi 2010-2025. Dalam Road dimana ia mampu memperkuat atau
Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 merusak keseluruhan sistem tata kelola
disebutkan bahwa seluruh kementerian pemerintahan (Repucci, 2014: 207).
dan lembaga termasuk pemerintah Agar reformasi birokrasi dapat
daerah di tingkat provinsi, kabupaten berjalan sesuai harapan, maka
dan kota telah menjalankan program diperlukan dukungan dari pejabat di
reformasi birokrasi (Peraturan Menteri level tertinggi dari birokrasi atau
PAN dan RB, 2015: i). Meski champion of reform. Pejabat tinggi ini
demikian diakui bahwa reformasi harus menunjukkan kepedulian
birokrasi pada periode 2010-2014 terhadap keberhasilan perubahan dan
belum sepenuhnya sesuai dengan bersedia memberi bantuan demi
keinginan dan harapan masyarakat, terlaksananya program reformasi.
yaitu masih ada penyimpangan yang Akan lebih baik apabila pejabat
dilakukan oleh aparatur. tersebut merupakan pimpinan senior
Sebelum membahas bagaimana dari sebuah organisasi pemerintah dan
upaya pemerintah menghilangkan memiliki jaringan yang luas dengan
praktik pungli oleh PNS, akan berbagai pihak. Sebagai pejabat senior,
dijelaskan secara umum tentang maka ia mampu meredam penolakan
konsep reformasi birokrasi. Reformasi dari para pegawai dari jajaran di
adalah cara yang dilakukan pemerintah bawahnya terhadap upaya perubahan
untuk melakukan perubahan. yang sedang dijalankan (Repucci,
Reformasi bertujuan untuk mengubah 2014: 211).
40
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
41
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
42
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
43
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
44
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
45
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
46
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
47
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
48
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
49
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
resmi yang dibuat harus disertai lebih mudah mendeteksi korupsi dan
alasan yang melatarbelakanginya. pelanggaran lain yang dilakukan PNS
- pengaduan/keluhan: PNS dan akan mudah pula dikoreksi.
diharapkan memberikan Standar pelayanan akan
mekanisme yang efektif di mana mempermudah mengidentifikasi
masyarakat dapat menyalurkan kinerja PNS yang rendah, hambatan
pengaduan atau keluhan atas administratif, maladministrasi, dan
kinerja birokrasi dan mendapatkan penyalahgunaan wewenang dalam
tanggapan dan penyelesaian pengambilan keputusan administratif.
terhadap pengaduan atau keluhan
tersebut. Setiap proses pengaduan 3) Maladministrasi
atau keluhan harus dipantau oleh Upaya perubahan mental
tiap instansi untuk menjamin aparatur dalam birokrasi khususnya
bahwa sistem dievaluasi dan terkait dengan pemberantasan praktek
kinerja ditingkatkan. pungli perlu juga melihat konsep
Menurut Whitton, standar maladministrasi. Menurut Whitton,
pelayanan memerlukan sejumlah maladministrasi merupakan pembuatan
aturan baku untuk menunjang keputusan dengan cara yang tidak
pelayanan pemerintah. Standar sesuai hukum, sewenang-wenang,
pelayanan dapat juga digunakan untuk tanpa pertimbangan yang matang,
menegakkan standar perilaku etika tidak sesuai prosedur, atau dibuat
misalnya melarang menerima suap, tanpa memperhitungkan masalah
mendorong akuntabilitas kinerja kepatutan, atau dilakukan dengan cara-
misalnya melakukan perbaikan cara koruptif. Maladministrasi jika
berdasarkan pengaduan atau keluhan, dikaitkan dengan perilaku pungli maka
dan keadilan prosedur misalnya merupakan bentuk penyalahgunaan
membuat keputusan sesuai aturan yang wewenang untuk kepentingan pribadi.
berlaku. Dengan adanya standar Apapun alasannya, perbuatan
pelayanan maka akan memberi akses maladministrasi adalah perbuatan yang
yang lebih besar kepada publik untuk melanggar etika.
memperoleh kualitas pelayanan yang
lebih baik. Selain itu, standar 4) Keterbukaan Informasi
pelayanan juga membuat pemerintah Publik
dan PNS menjadi lebih transparan dan Pemerintah perlu memberikan
akuntabel (Whitton, 2001: 6). hak kepada masyarakat untuk
Selanjutnya Whitton menambahkan memperoleh informasi tentang
bahwa adanya standar pelayanan akan berbagai keputusan dan tindakan yang
50
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
51
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
Tabel 1.
Perbandingan antara Konsep Implementasi Standar Etika Birokrasi
dengan Surat Edaran Menteri PAN dan RB untuk memberantas Pungli
52
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
53
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
54
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
55
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
56
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.4, No.1, April 2018
rnance/35521740.pdf. Tanggal
akses 5 November 2017.
Wibawa, Samodra, Arya Fauzi F.M.
dan Ainun Habibah. (2013).
“Efektivitas Pengawasan
Pungutan Liar di Jembatan
Timbang”. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, 12 (2): 74-
85. Diakses dari
http://download.portalgaruda.org
/article.php?article=129520&val
=2287. Tanggal akses 30
Oktober 2017.
57