1
Antropologi Fakultas Imu Budaya Universitas Haluoleo
abduljalil.uho@gmail.com
2
Pengembangan Masyarakat Islam, FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstract
This paper discussess people understanding on the concept of tradition and modernity, in terms of
material and immaterial tradition. This article has been inspired by Michael Rowland's idea on the
‘Inconsistent Temporalities in a Nation State’ published in Daniel Miller book ‘Worlds Apart
Modernity Through The Prish of The Local.’ This paper aims to see the relationship and negotiation
between the concept of tradition and modernity, as well examine the post tradition phase. The method
of analysis being used in this article is descriptive analysis. The results of the analysis suggests that
the resistance of tradition to modernity had led to the emergence of postmodernity.
Abstrak
Tulisan ini mendiskusikan pemahaman masyarakat mengenai tradisi dan modernitas, baik yang
bersifat materi maupun immateri. Selain itu, tulisan ini juga terinspirasi dari artikel Michael Rowland
tentang Inconsistent Temporalities in a Nation State dalam buku Daniel Miller Worlds Apart
Modernity Through The Prish of The Local. Tulisan ini bertujuan melihat lebih jauh relasi bahkan
negosiasi antara tradisi dan modernitas, atau ada fase setelah tradisi, sehingga menjadi hubungan
tradisi-modern-postmodern. Metode yang digunakan dalam analisis tulisan ini adalah deskriptif
analitis. Hasil dari analisis ini menemukan bahwa fenomena resistensi tradisi terhadap modernitas,
ternyata menghadirkan dunia baru yang disebut postmodernitas.
114
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
yang modern, masa kini, dan global. ritual, namun sebuah konsep yang dapat
Meskipun dalam perspektif Rowland kedua dimaknai sebagai bentuk masa lalu, yang
istilah antara tradisi dan modernitas memang klasik dan bukan yang berkembang saat ini
tidak dapat disatukan, namun pada saat yang dan bukan yang kontekstual, melainkan
sama Rowlan memberikan batas-batas, mana sebuah ungkapan yang merujuk pada masa
yang dikategorikan sebagai tradisi dan bukan modern (masa kini). Sebagaimana jika
modern. Untuk memberikan predikat dirumuskan dalam operasional akan identik
semacam ini, penulis menggunakan istilah dengan kebiasaan, misalnya dalam Kamus
postmodernitas karena seakan-akan tradisi Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tradisi
melakukan perlawanan terhadap modernitas adalah adat kebiasaan turun temururn (dari
namun dari pengintegrasian antara klasik dan nenek moyang) yang masih dijalankan di
masa kini menuju penyebutan yang baru, masyarakat; atau penilaian atau anggapan
yaitu postmodernitas. Hal inilah yang akan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan
dikupas dalam paper ini. yang paling baik dan benar
resistensi(kbbi.co.id).
Kajian Pustaka
Resistensi
Tradisi
Resisten/resistensi sebagaimana penjelasan
Tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan Adnani dalam tulisannya yang berjudul
dari satu generasi ke generasi berikutnya Resistensi Perempuan Terhadap Tradisi-
secara turun temurun. Dalam hal ini, penulis Tradisi di Pesantren-Analisis Wacana Kritis
terbayang atas konsep bentuk transportasi Terhadap Novel Perempuan Berkalung
bentor/becak motor, yang kemudian penulis Sorban didefinisikan bahwa pengertian
resistensi (resistance) menunjukkan pada
simpulkan sementara itulah bentuk hubungan
posisi sebuah sikap untuk berperilaku
baik antara tradisi dan modernitas. Tradisi bertahan, berusaha melawan, menentang,
atau tradisional dari bentuk becak itu sendiri, atau upaya oposisi. Pada umumnya, sikap ini
sementara motor mewakili modernitas, maka tidak berdasarkan atau merujuk pada paham
ketika telah menjadi bentor/becak motor, yang jelas (Adnani, 2016: 3). Resistensi
penulis asumsikan sebagai wujud sebuah konsep yang dipahami sebagai
bentuk perlawanan atas sesuatu terhadap
postmodernitas, meskipun sebanarnya
sesuatu yang lain. Ketika terminologi
konsep ini sangat luas tidak hanya sebuah Resistensi Tradisi Terhadap Modernitas,
ilustrasi bentor semata, melainkan dapat berarti sebuah perlawanan dari tradisi atas
dianalogkan pada konsep-konsep lain. Dari modernitas. Lebih lanjut dalam artikel
sisnilah muncul gagasan penulis, terjadi tersebut, Kamlia mencoba memberikan
sebuah perlawanan antara tradisi dengan ruang yang lebih bagi perempuan, bahkan
modernitas atau sesuatu yang beda antara sosok perempuan tidak hanya melawan atas
hegemoni dunia pesantren sebagaimana
tradisi dan modernitas. Jika keduanya
peran perempuan selama ini, yaitu sebagai
mencoba diharmoniskan, maka muncul dunia sosok yang termarginalkan, subordinasi bagi
baru, yakni postmodernitas, yang bukan laki-laki, terbelakang melainkan sebagai
tradisi, juga bukan modernitas. Sebuah sosok yang cerdas, berani dan kritis
perkawinan antara keduanya. Namun pada sebagaimana dalam novel Perempuan
tulisan ini, penulis hanya sebuah penelitian Berkalung Sorban.
yang cenderung pada ranah pemikiran dan
Pemaknaan term resistensi juga dapat
konsep, bukan sebuah penelitian lapangan.
merujuk pada sebuah tulisan dari
Term “tradisi” disini bukan berarti kebiasaan Abdurrachman May tentang Resistensi
atau rutinitas yang muaranya pada aspek Aliran Salafi Terhadap Islam Tradisional Di
116
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
menyajikan wacana awal bagi kritik ide-ide abad ke-20, modernitas diperdebatkan
pokok dan pemikir-pemikir dalam perspektif banyak pihak. Sementara itu ide
postmo. Dengan kata lain, buku ini “posmodernitas” yang menunjuk pada
menggunakan pemahaman modern atas teori perubahan epistemologi dipopulerkan oleh
sosial postmodern, artinya bagaimana Jean Francois Lyotard. Institusi-institusi
memandang dunia sosial dengan sosial modern termasuk berbagai
menggunakan keduanya bukan pada sudut keunikannya sangat berbeda dengan semua
pandang yang sempit (George Ritzer, 2005: bentuk aturan tradisional (Giddens, 2001: 7-
viii). Meskipun pada akhirnya, diskursus 8).
terkait postmo tidak akan ada habisnya,
masih mengandung pro dan kontra. Lyotard mengemukakan bahwa suatu tema
utama postmodernisme adalah kemerosotan
Metode kekuasaan legitimasi “metanaratif” sebagai
ciri distingtif kebudayaan postmodern.
Penelitian ini merupakan bentuk dari sebuah Metanaratif mengacu pada teori-teori
pemikiran atau konsep tentang tradisi dan fondasional, yaitu pengetahuan, moralitas,
modernitas. Bahkan setelah ditelusuri terjadi estetik dan kisah-kisah besar kemajuan sosial
resistensi dari tradisi terhadap modern itas. yang sentral bagi legitimasi pengetahuan,
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dari kebudayaan, dan institusi modern. Bagi
konsep “tradisi dan modernitas” bahkan bisa Lyotard, bentuk asumsi pengetahuan sosial
jadi postmodernitas”, yang bertujuan meng- dalam kebudayaan postmodern adalah ilmu-
gambarkan bagaimana konsep tradisi dengan ilmu mengenai manusia dapat menjadi
modern untuk kemudian dianalisis. Selain kontrol sosial birokratis. Pengetahuan dalam
itu, penulis terinspirasi dari artikel Michael konteks ini meninggalkan standar-standar
Rowland yang menyatakan bahwa antara absolut, kategori-kategori universal, dan
tradisi dan modernitas tidak dapat disatukan, teori-teori besar. Sementara para penganut
keduanya berbeda orientasi. postmodern lebih menyukai tipe-tipe kajian
sosial yang bersifat lokal secara historis
Adapun data penelitian yang digunakan bisa kontekstual dan pragmatik.
dari data primer dan sekunder. Data
primernya melalui beberapa konsep tentang Nilai pengetahuan postmodern mendorong
tradisi dan modernitas bahkan agar kita lebih cermat dan awas, serta toleran
postmodernitas yang menurut penulis terhadap perbedaan-perbedaan sosial,
sebagai referensi penting, sementara data ambiguitas, dan konflik. Bagi Lyotard, kita
sekunder bersumber dari beberapa referensi tidak bisa bicara self atau politik, dengan
lain terkait dengan makna dan operasional demikian, tidak ada center. Tidak ada
konsep tradisi dan modernitas, misalnya: landasan keteraturan, koheren, dan tujuan
sumber pustaka, baik elektronik (internet) yang menyatukan. Postmodernitas ditandai
maupun cetak: buku, jurnal, dan hasil oleh lenyapnya kepastian dan “sudut
penelitian. pandang ketentuan Tuhan”dalam
pengetahuan, hilangnya prinsip pengaturan
Hasil dan Pembahasan masyarakat yang bersifat sentral dan standar
penyatuan dari Cultural Excellent atau
Dalam bahasan ini, perlu didefinisikan moralitas, dan kemerosotan keyakinan yang
bahwa modernitas selalu menunjuk pada koheren mengenai self (Saifudin, 2005: 381-
bentuk-bentuk sosial atau organisasi yang 382). Bentuk kehidupan yang terbawa
muncul di Eropa pada sekitar abad ke-17 ke modernitas telah menjauhkan dari semua
depan yang kemudian berhasil menjadikan bentuk aturan tradisional.
dunia dalam pengaruhnya. Definisi ini
menghubungkan modernitas dengan periode Lain halnya dalam perspektif Feathostone,
waktu, atau lokasi geografis. Di penghujung dalam alam makro selalu mengalami
118
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
sehingga ada korelasi positif antara sebagai alat transportasi yang syarat dengan
keduanya. Hanya saja kehadiran post- ramah lingkungan karena menggunakan
modernisme sebagai bentuk protes terhadap tenaga manusia tanpa bahan bakar. Ini berarti
kompleksitas atas modern (Rirzer, 2005: 51). disebut tradisional, sementara motor berarti
Melihat beberapa istilah tersebut memang roda dua yang dikendarai seseorang dengan
secara rasional susah untuk dijelaskan, menggunakan mesin sebagai mode
apakah pembicaraan “gaya” yang disebut transportasi yang dapat dikategorikan
postmodernisme atau ‘masa sejarah’ yang sebagai sesuatu yang modern, lain halnya
disebut postmodernitas? Apakah jika bentor, yaitu sebuah modifikasi, maka
pembicaraan tentang sastra, arsitektur, perpaduan antara tenaga manusia dan
ataukah filsafat? Apakah ini gejala Barat menggunakan mesin. Hal ini menurut
yakni industrialisasi bangsa yang penulis sebagai postmodernitas. Bentuk
berkembang? Atau benar-benar global?. resistensi tradisi terhadap modernitas
“postmodernisme” telah menjadi istilah yang melahirkan postmodernitas. Tentu
sarat tuduhan: suatu sebutan klise selama kekurangan alat ini, lebih lambat dari dan
tahun 1980an yang dalam banyak hal akan menuju tempat tujuan, mengganggu
mencerminkan politik pada dekade waktu kelancaran arus lalu lintas di jalan raya,
itu. Giddens menyebutnya sebagai terutama ketika melintas kota tanpa ada
kesinambungan modernitas dan lebih pilihan jalan lain. Sisi positif profesi
menyebut periode ini sebagai The Last pembecak, selain tenaga manusia adalah
Modern Era, atau modernitas tinggi (High mudah dioperasikan, resiko kecelakaan
Modernity). Bagi analisis lain, gejala ini sangat rendah, lebih banyak dan sesuai untuk
hanyalah perbedaan antara budaya modern mengangkut barang-barang belanjaan rumah
sebagai elitis dan tak dapat diakses, dan tangga dari pasar menuju tempat atau rumah
postmodernisme yang populer dan dapat pelanggan yang menggunakan jasa becak ini,
diakses (Saifudin, 2005: 389-390). tidak seperti motor. Artinya perpaduan ojek
motor dengan tetap bisa membawa barang
Sebenarnya banyak pengamat sependapat belanjaan, dengan 2 penumpang adalah
bahwa postmodernisme adalah suatu masa modifikasi becak yang tradisonal, motor
kiamat yang datang perlahan-lahan. yang modern.
Postmodernitas mereka anggap teka teki
yang mengganggu. Bagi sebagian orang, Globalisasi sebenarnya sudah menjadi pokok
postmodernitas adalah budaya “panik”, panik bahasan tersendiri, namun Rowlands juga
seks, panik seni, panik identitas, panik tubuh, menyinggung sedikit tentang globalisasi.
panik teori dan sebagainya. Ada juga yang Dalam dunia multimedia global, bahkan
memaknai postmodernitas semata-mata yang lebih penting lagi adalah semua budaya
adalah “logika” budaya dari kapitalisme memiliki hak atas representasi yang dapat
akhir. Apapun istilah yang digunakan, yang dipercaya dan akses yang cukup tidak dapat
menjadi pokok bahwa lanskap budaya dunia dicapai tanpa perjuangan. Dalam regional
(post) modern ini tengah berubah, dan conference on globalization di Malaysia
pengalaman mengenai diri kita sendiri dan tertanggal 4-8 Juli 1997, menyimpulkan
masyarakat sebagai suatu kesatuan entitas bahwa mekanisme pasar sering lebih suka
yang stabil semakin problematik dalam pendaurulangan yang menguntungkan dan
pandangan postmodernis. stereotype lama dan klise serta mengancam
representasi pluralistik (Sardar & Borin,
Sebuah ilustrasi yang memudahkan 2005: 161).
pemahaman terkait resistensi tradisi terhadap
modernitas, kemudian muncul post- Globalisasi diantarkan dalam tiga kecen-
modernitas adalah alat transportasi yang derungan umum, diantaranya: pertama,
disebut bentor (becak motor). Becak selain gelombang ekonomi liberalisasi yang
sebagai salah satu alat transportasi, juga dimulai pada tahun 1980-an telah mencapai
120
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
122
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
124
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115
U BA A o esia Jo r al of A t ro olog
lahir sebagai kolaborasi antara konsep tradisi namun modernitas secara efektif berhasil
dan modernitas, meskipun kemudian dalam melebarkan institusional kebimbangan.
konteks operasional institusi mereka yang
menggunakan konsep posmodernitas tidak Modernitas merupakan globalisasi yang
selamanya bisa diterima di tengah-tengah melekat pada fenomena konsekuensi-
mereka hidup dan bersosial, selain ada konsekuensi yang berkombinasi dengan
wilayah-wilayah yang memang belum sirkularitas karakter refleksinya dalam
menerima konsep postmodernitas, di sisi lain membentuk kejadian-kejadian resiko dan
masyarakat belum siap menerima sebuah bahaya yang mengukuhkan karakter alur
dinamika kehidupan yang selalu berubah dan hidup. Tendensi-tendensi globalisasi
berkembang. modernitas secara simultan merupakan
ekstremitas dan intensitas yang dapat
Pada saat yang sama, ada anggapan bahwa menghubungkan individu-individu pada
jika seseorang mengkritik modernitas berarti sistem berkala besar sebagai bagian
mereka tidak menerima hal-hal yang baru. dialektika kompleks perubahan pilar-pilar
Artinya sangat sulit untuk keluar dari segala lokal dan global. Modernitas terorientasi
hal yang berkembang, apalagi dalam konteks sebagai masa depan yang memiliki bentuk
sekarang ini, diera digitalisasi. Justru counter faktual, sementara postmodern
diperlukan iklim yang terbuka dan bebas mungkin berupa tiga kumpulan faktor,
mengkonsumsi apapun bagi yang pertama menunjuk pada penggarisbawahan
bersangkutan. Postmodernitas lahir untuk alam dinamis modernitas, jika institusi-
mewadahi dan menjembatani kepentingan institusi modern sutau saat transidentalkan,
yang tidak siap meninggalkan sebuah tradisi maka ia akan turut berubah secara
dan tetap menerima modernitas dengan “baju fundamental.
baru” yang penulis sebut sebagai Jadi sebutan “modern” karena adanya
posmodernitas. Dengan demikian, apapun sebutan “tradisional” atau sebutan “global”
yang ditimbulkan atas modernitas, baik yang karena adanya sebutan “lokal”.
materi maupun immateri bahkan yang berupa Persoalannya, mungkinkah ada fase
subkultur dari budaya tandingan yang kehidupan diantara “lokal” dan “global”,
bersifat resisten dan konstruktif tetap ataukah diantara “tradisional” dan
diterima sebagai sebuah keniscayaan, namun “modern”? untuk itu dalam kesimpulan
diperlukan wahana baru jika memungkinkan penulis, bahwa negara yang sangat
karena pada dasarknya posmodernitas lahir mempunyai kepentingan dan andil dalam
atas kurang respeknya tradisi terhadap menentukan arah masa depan modern ini,
modernitas. Sebaliknya juga berlaku, atas atau orang pada dewasa ini lebih cenderung
sempurnanya modernitas yang mampu mempertahankan tradisi atau lokal yang
memberikan ruang yang bebas terhadap masih dianggap memberi keuntungan
zamannya namun menghilangkan ruh atau melalui pemeliharaan dan pelestarian tradisi
susbtansi dari sebuah tradisionalitas. atau global, disamping juga menerima
globalisasi dan modernitas sebagai
keseimbangan antara perkembangan
Simpulan
dinamika sosial (postmodernitas).
Dalam masyarakat industrialis, kita harus
Daftar Pustaka
menerima dan memasuki periode modernitas
tinggi yang melepaskan ikatannya dari Adnani, Kamila. (2016). Resistensi Perempuan
penentraan tradisi dan memilih Terhadap Tradisi-Tradisi Di Pesantren-
menambatkan diri pada posisi yang Analisis Wacana Kritis Terhadap Novel
menguntungkan dalam dominasi Barat. Perempuan Berkalung Sorban, Jurnal
Memang pada awalnya, modernitas mencari Pascasarjana UGM Kawsitara Volume 6
kepastian untuk mengganti dogma atau No. 2, 17 Agustus 2016.
tatanan fundamen yang dibangun sebelunya,
126
Vo u (2) D s r ISSN - ISSN 2528-2115