Anda di halaman 1dari 15

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

INOVASI PELAYANAN PUBLIK OLEH BADAN


PENDAPATAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
MELALUI KEGIATAN SAMSAT MASUK DESA
Widi Setya Anjani1
Pipin Hanapiah1
Rudiana1
1
Departemen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung – Sumedang KM.21 Jatinangor, Sumedang, Indonesia
Email: wdstynjn@gmail.com

Submitted: June 11, 2019; Reviewed: November 5, 2019; Published: November 23, 2019

ABSTRAK
Inovasi Samsat Masuk Desa (Samades) dibuat untuk menjangkau para wajib pajak di desa yang
kesulitan menuju pusat pelayanan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) yang
diselenggarakan oleh Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Jawa Barat. Dalam realitanya
Desa Talaga Kulon adalah desa yang sudah baik dalam menjalankan kegiatan Samades, sedangkan
Desa Kasomalang Kulon kurang menjalankannya dengan baik. Untuk mengetahui faktor apa saja
yang mempengaruhi perbedaaan tersebut dilakukan analisis bagaimana adaptasi masyarakat
terhadap suatu inovasi dengan meninjau atribut inovasi Keuntungan Relatif, Kesesuaian Inovasi,
Kerumitan, Kemungkinan untuk Dicoba, dan Kemudahan Diamati. Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan bagaimana keuntungan relatif, kesesuaian inovasi, kerumitan, kemungkinan untuk
dicoba, dan kemudahan diamati yang dirasakan oleh para Wajib Pajak dalam kegiatan inovasi
pelayanan Samades. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Samades di Desa Kasomalang Kulon dan
Desa Talaga Kulon ditinjau dari atribut inovasi pelayanan publik Keuntungan Relatif, Kesesuain
Inovasi, Kerumitan, Kemungkinan Untuk Dicoba, dan Kemudahan Diamati terdapat perbedaan-
perbedaan. Perbedaan itu terdapat pada atribut Keuntungan Relatif, Kerumitan, dan Kemudahan
diamati. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan studi lapangan, yaitu observasi, dokumentasi,
dan wawancara. Dengan demikian dapat disimpulan bahwa inovasi pelayanan publik Samades ini
belum merata tingkat adaptasinya di semua desa. Hal ini karena dipengaruhi beberapa faktor yang
salah satunya dalam hal sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat yang belum merata ke tiap
lapisan masyarakat.
Kata Kunci: Inovasi, Inovasi Pelayanan Publik, Samsat Masuk Desa

ABSTRACT
Samsat Masuk Desa (Samades) Innovation was made to reach taxpayer who lived in village far
away from public service or we can called it Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat)
that held by Badan Pendapatan Daerah Provinsi (Bapenda) West Java. In reality Talaga Kulon
Village is a village which has properly to running their Samades innovation, otherwise Kasomalang
Kulon Village has not running Samades innovation properly. To find out what factors which
influences the difference by analyze how people adaption to an innovation with observe attribute
innovation Relative Advantage, Compatibility, Complexity, Triability, and Observability.The
purpose of the research is to describe how relative advantage, compatibility, complexity, triability,
and observability which is felt by taxpayer in Samades innovation activities. Result of this research
shows that Samades in Kasomalang Kulon Village and Talaga Kulon Village reviewed from
attribute innovation Relative Advantage, Compatibility, Complexity, Triability, and Observability
has many differentiation. This differentation exist in Relative Advantage Attribute, Complexity
Attribute, and Observability attribute.The research method used descriptive method with qualitative
approach. Data Collection doing by literature review and field study, that is observation,
documentation, and interiew. In the end we can conclude that Samades public service innovation not
evenly distributed in adaptation rate in whole villages. In this case because it is influenced by several

189
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

factors, one of which is in the case of socialization from the government to the community that has
not been evenly distributed to each level of society.
Keywords: Innovation, Public Service Innovation, Samsat Masuk Desa

PENDAHULUAN Pemerintah Jawa Barat yang sudah mulai


Saat ini salah satu isu sentral dalam melakukan inovasi pelayanan publik yaitu,
pembangunan khususnya di Indonesia, Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa
yaitu pelayanan publik. Perkembangan Barat.
pelayanan publik menjadi sebuah isu yang Dalam melaksanakan urusan
selalu aktual untuk diperbincangkan. Hal Pemerintahan Daerah di bidang
ini karena pelayanan publik bisa menjadi Pendapatan Daerah berdasarkan azas
suatu tolak ukur kinerja pemerintah yang otonomi dan tugas pembantuan, Badan
paling kasat mata. Pendapatan Provinsi Jawa Barat memiliki
Pemerintah sebagai pelaksana fungsi spesifik yang dikutip dari situs
pelayanan publik apabila tidak dinamis dan https://bapenda.jabarprov.go.id/tugas-
memberikan beberapa terobosan baru pokok-dan-fungsi, yaitu:
mengikuti zaman yang terus maju maka 1. Penyelenggaraan Perumusan dan
akan sulit memberikan kualitas yang baik Penetapan Kebijakan Teknis
bagi masyarakat. Hal ini karena kebutuhan Pendapatan
masyarakat akan semakin bertambah 2. Penyelenggaraan Pendapatan dan
mengikuti zaman dan juga tuntutan dalam Pelayanan Umum, Meliputi
mendapatkan pelayanan pun akan Kesektariatan, Perencanaan dan
bertambah. Pengembangan Pajak, Non Pajak,
Pemerintah selain turut Pengendalian dan Pembinaan serta
memberikan inovasi dalam memberikan Cabang Pelayanan Dinas
layanan kepada masyarakat juga namun Pendapatan (CPDP)
harus mempertimbangkan apakah inovasi 3. Penyelenggaraan Fasilitas
tersebut dapat diterima atau tidak oleh Pelaksanaan Tugas Pendapatan
masyarakat. Artikel memperlihatkan Daerah dan Pelayanan Umum
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi 4. Penyelenggaraan Pembinaan dan
mudah atau tidaknya suatu inovasi Pelaksanaan Tugas–Tugas
diadaptasi oleh masyakat sehingga Pendapatan secara internal meliputi
memudahkan inovasi itu diterima oleh Kesekretariatan, Perencanaan dan
masyarakat yang nantinya bisa menjadi Pengembangan, Pajak, Non Pajak,
perbaikan ke depannya jika ditemukan Pengendalian dan Pembinaan,
faktor penghambatnya. CPDP, Pembinaan Teknis
Pemerintah Daerah yang sudah Fungsional, Pendapatan Daerah
melakukan inovasi dalam pelayanan publik dan Pelayanan Umum
salah satunya, yaitu Pemerintah Daerah
Jawa Barat. Satuan kerja di Lingkungan

190
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

5. Peyelenggaraan tugas lain dari yang mempengaruhi mengapa inovasi


Gubernur sesuai dengan tugas pelayanan publik Samades di Desa Talaga
pokok dan fungsinya Kulon dan Desa Kasomalang Kulon bisa
Salah satu inovasi pelayanan berbeda.
publik yang terdapat di Bapenda Jawa
Barat, yaitu Samades (Samsat Masuk Inovasi Pelayanan Publik
Desa). Inovasi Pelayanan Publik Samades Mengutip pendapat David Albury
ini dimaksudkan untuk memudahkan para (dalam jurnal Inovasi Pelayanan Publik di
Wajib Pajak (WP) kendaraan motor untuk Kecamatan Sungai Kunjang Kota
membayar pajak kendaraan bermotor dan Samarinda, 2015) mendefinisikan inovasi
pengesahan Surat Tanda Nomor adalah berhubungan erat dengan ide–ide
Kendaraan (STNK) yang bertujuan untuk baru yang bermanfaat dengan sifat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk kebaruannya harus mempunyai nilai
membayar pajak. manfaat. Sifat baru inovasi tidak berarti
Dari data yang didapat dari Badan apa–apa apabila tidak diikuti dengan nilai
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat kemanfaatannya dan kehadirannya.
sampai dengan Bulan September 2018 Menurut Joseph Alois Schumpter
terdapat dua desa, yaitu Desa Talaga Kulon dalam Supriyanto (2017:14), Inovasi itu
Kabupaten Majalengka dan Desa terdiri dari 4 jenis, yaitu:
Kasomalang Kulon Kabupaten Subang 1. Menciptakan suatu produk, jasa,
yang memiliki total pembayaran pajak atau proses baru yanh berlum
melalui program Samades yang paling pernah dilakukan sebelumnya.
besar dan kecil. Konsep ini cenderung disebut
Dari data mengenai Kendaraan revolusioner.
Tidak Melakukan Daftar Ulang (KTMDU) 2. Pengembangan suatu produk, jasa,
yang diperoleh dari Bapendah Jawa Barat atau proses yang sudah ada.
memperlihatkan Desa Talaga memiliki Konsep seperti ini menjadi aplikasi
potensi kendaraan bermotor dengan jumlah ide yang telah ada dan berbeda.
10.733 dan kendaraan bermotor yang 3. Duplikasi atau peniruan suatu
membayar pajak kendaraan melalui produk, jasa, atau proses yang telah
Samades berjumlah 8.539 dengan total ada. Meskipun demikian duplikasi
persentase dan total pemasukan 79.5% dan tidak hanya meniru tetapi
Rp. 3.576.788.300. Sedangkan Desa menambah sentuhan kreatif untuk
Kasomalang memiliki potensi kendaraan memperbaiki konsep agar lebih
bermotor sebanyak 17.123 dan kendaraan mampu memenangkan persaingan.
bermotor yang membayar pajak kendaraan 4. Sintesis merupakan perpaduan
melalui Samades berjumlah 4.911 dengan konsep dan faktor-faktor yang
total persentase dan pemasukan 29.1% dan sudah ada menjadi formulasi baru.
Rp. 1.934.426.800. Atas dasar data tersebut Proses ini meliputi pengambilan
maka tentunya terdapat beberapa faktor sejumlah ide atau produk yang

191
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

sudah ditemukan dan dibentuk, keorganisasian dan


sehingga menjadi produk yang mentransformasi semua sektor dan
dapat diaplikasian dengan cara secara dramatis mengubah
baru keorganisasian. Inovasi jenis ini
De Jong & Den Hartog (dalam membutuhkan waktu yang lebih
jurnal Inovasi Pelayanan Publik di lama untuk memperoleh hasil yang
Kecamatan Sungai Kunjang Kota diinginkan dan membutuhkan
Samarinda, 2015) merinci lebih mendalam perubahan mendasar dalam
proses inovasi dalam empat tahap sebagai susunan sosial, budaya, dan
berikut: organisasi.
1. Melihat peluang Inovasi Pelayanan Publik menurut
2. Mengeluarkan ide Peraturan Menteri Pendayagunaan
3. Mengkaji ide Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
4. Implementasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
Level inovasi ini dijelaskan oleh adalah terobosan jenis pelayanan publik
Mulgan dan Albury (dalam jurnal Inovasi baik yang merupakan gagasan/ide kreatif
Pelayanan Dalam Pengurusan Pajak orisinil dan/atau adaptasi/modifikasi yang
Kendaraan Bermotor Pada UPTD Samsat memberikan manfaat bagi masyarakat,
Kota Bukittinggi, 2016) berentang mulai baik secara langsung maupun tidak
dari incremental, radikal, sampai langsung. Inovasi Pelayanan Publik sendiri
transformatik: tidak mengharuskan suatu penemuan baru,
1. Inovasi incremental berarti inovasi tetapi dapat merupakan suatu pendekatan
yang terjadi untuk membawa baru yang bersifat kontekstual.
perubahan-perubahan kecil
terhadap suatu proses atau layanan Atribut Inovasi Pelayanan Publik
yang ada. Pada umumnya sebagian Dalam suatu inovasi terdapat
besar inovasi yang ada berada atribut inovasi. Atribut inovasi ini adalah
dalam level ini dan jarang sekali segala sesuatu yang mempengaruhi cepat
membawa perubahan terhadap atau lambatnya laju suatu inovasi untuk
struktur organisasi dan hubungan diadopsi oleh anggota sistem
keorganisasian. sosial/masyarakat.
2. Inovasi radikal merupakan Inovasi di dalamnya memiliki
perubahan mendasar dalam atribut. Dalam Atribut inovasi menurut
pelayanan publik atau pengenalan Everett M. Rogers (dalam jurnal Analisis
cara–cara yang sama sekali baru Inovasi Pelayanan di Kepolisian Daerah
dalam proses keorganisasian dan Jawa Tengah Studi Kasus Smile
pelayanan. Police Journal of Public Policy and
3. Inovasi transformatif atau Management Review, 2018) diantararanya
sistematis membawa perubahan sebagai berikut:
dalam struktur angkatan kerja dan

192
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

1. Relative Advantage atau METODE PENELITIAN


Keuntungan Relatif, yaitu tingkat Dalam penelitian ini peneliti
derajat sejauh mana inovasi menggunakan disain penelitian metode
dianggap menguntungkan bagi kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
penerimanya. Sebuah inovasi Mengutip dari Denzin dan Lincoln dalam
harus mempunyai keuntungan dan buku Metodologi Penelitian Kualitatif
nilai lebih dibandingkan dengan Moleong (2017:5) Penelitian kualitatif
inovasi sebelumnya. didefinisikan sebagai penelitian yang
2. Compatibility atau Kesesuaian menggunakan latar alamiah, dengan
Inovasi ialah tingkat dimana maksud menafsirkan fenomena yang
inovasi dirasakan sesesua dengan terjadi dan dilakukan dengan jalan
nilai yang ada, pengalaman lalu, melibatkan berbagai metode yang ada.
dan kebutuhan dari penerima. Dalam metode penelitian kualitatif metode
3. Complexity atau Kerumitan adalah yang biasanya dimanfaatkan adalah
tingkat sebuah inovasi wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan
dipersepsikan sulit untuk dipahami dokumen, dengan hasil untuk
dan digunakan oleh penerima. menggambarkan suatu keadaan empiris
Dengan sifatnya yang baru maka yang objektif berdasarkan berjalannya
inovasi mempunyai tingkat inovasi pelayanan publik Samades yang
kerumitan yang lebih tinggi berjalan di Desa Talaga dan Kasomalang.
dibandingkan dengan inovasi Teknik pengumpulan data dan
sebelumnya. informasi mengenai fokus masalah
4. Kemungkinan Untuk Dicoba penelitian ini akan dilakukan melalui: 1)
maksudnya adalah di mana suatu Studi Kepustakaan, yaitu dengan
inovasi dapat dicoba atau tidaknya mendapatkan serta mempelajari informasi
suatu inovasi oleh penerima. dari telaah buku kepustakaan; 2) Studi
Inovasi hanya bisa diterima apabila Lapangan, yaitu mengumpulkan dan
telah teruji dan terbukti menyeleksi data yang akan diperoleh dari
mempunyai keuntungan atau nilai lokasi penelitian dengan cara observasi dan
lebih dibandingkan dengan inovasi wawancara. Validasi data penelitian ini
yang lama. merujuk pada pendapat Denzin dalam
5. Observability atau Kemudahan Moleong (2017:330-331) menggunakan
Diamati maksudnya adalah mudah triangaluasi data dengan sumber.
atau tidaknya pengamatan suatu Sementara, analisis data penelitian ini
hasil inovasi. Sebuah inovasi harus merujuk pada Miles dan Huberman dalam
dapat diamati dari segi bagaimana Sugiyono (2017:134-142) menggunakan
ia bekerja dan menghasilkan pengumpulan data, reduksi data, penyajian
sesuatu yang lebih baik. data dan penarikan kesumpulan.

193
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

HASIL DAN PEMBAHASAN diterima oleh masyarakat dan dimanfaatkan


Bapenda Jabar selaku inovator oleh masyarakat.. Atribut-atribut yang akan
Samades (Samsat Masuk Desa) dibahas dalam bab pembahasan ini adalah
mengadakan kegiatan Samades atas dasar atribut Relative Advantage, Compatibility,
agar dapat menjangkau para Wajib Pajak Complexity, Triability, dan Observability.
yang ada dipelosok-pelosok dan
memberikan pelayanan yang cepat, mudah, Inovasi Pelayanan Samades Ditinjau
dan murah. Walaupun sudah banyak dari Atribut Inovasi Relative Advantage
inovasi yang dilakukan oleh Bapenda agar Atribut inovasi Relative Advantage
masyarakat mudah untuk membayar pajak ini menilai sejauh mana inovasi dianggap
kendaraan bermotor, namun tetap Samades menguntungkan bagi penerimanya. Sebuah
ini perlu diadakan karena menurut hasil inovasi yang dilakukan oleh instansi yang
wawancara dengan Kepala Bidang menyelenggarakan pelayanan publik harus
Pendapatan I Bapenda Jawa Barat selaku mempunyai keuntungan dan nilai lebih
inovator perlu diadakan pelayanan di desa, dibandingkan dengan inovasi atau
apalagi ternyata banyak Wajib Pajak pelayanan yang telah dilakukan
terutama roda dua yang terdapat di desa- sebelumnya.
desa dan tingginya tuntutan masyarakat Dalam inovasi pelayanan Samades
akan pelayanan yang dekat dengan mereka. ini mempunyai nilai lebih daripada
Dalam realitanya dalam pelayanan yang diberikan oleh samsat
pelaksanaan inovasi Samades yang induk. Pelayanan yang diberikan Samades
tersebar dibeberapa desa ini berdasarkan ini membantu para Wajib Pajak (WP)
data yang diperoleh dari Bapenda dalam kendaraan bermotor yang ada di daerah
pelaksanaannya tidak semua desa dapat desa untuk melaksanakan kewajibannya
mengimplentasikannya dengan baik. Hal dalam membayar pajak. Pelayanan
itu dapat dilihat dari total pembayaran pajak Samades ini hadir di tempat yang strategis
tahunan kendaraan bermotor di beberapa di desa-desa yang mudah di jangkau para
daerah lewat Samades yang masih rendah. WP di pelosok kemudian pelayanan yang
Salah satu yang terendah adalah Desa diberikan pun sangat cepat, mudah, dan
Kasomalang Kabupaten Subang. Namun murah.
ada juga desa yang dapat Dari kedua desa, yaitu Desa
mengimplementasikan inovasi ini secara Kasomalang Kabupaten Subang dan Desa
baik sehingga berhasil, yaitu Desa Talaga Talaga Kabupaten Majalengka sama-sama
Kabupaten Majalangka. merasakan nilai lebih dari Samades ini. Hal
Maka dari itulah pembahasan ini ini berdasarkan dari hasil wawancara
akan memfokuskan pada penerapan dengan kepala desa dan juga para wajib
atribut-atribut inovasi yang terdapat dalam pajak dari Desa Kasomalang dan Desa
teori atribut inovasi untuk melihat Talaga.
bagaimana suatu inovasi dapat diadaptasi Dari kedua wawancara dengan
oleh masyarakat agar inovasi itu bisa kepala Desa Talaga Kulon dan Desa

194
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

Kasomalang Kulon sama-sama merasakan 2018 sebesar Rp. 17 Triliun. Hal ini
keuntungan dari Samades ini karena bisa tercapai ditunjang oleh adanya layanan
membantu para warganya untuk bayar dan pembayaran yang inovatif juga
tertib membayar pajak. Warga Desa Talaga dilakukannya sosialisasi secara masif. PAD
Kulon dan Kasomalang Kulon sama-sama Jawa Barat sendiri masih didominasi oleh
merasakan keuntungan lebih yang pembayaran pajak kendaraan bermotor
diberikan dari Samades ini karena sebesar 70% dari pendapatan daerah sekitar
pelayanan yang cepat, mudah, dan murah. Rp. 17 Triliun.
Karena letak kantor Samsat Induk baik di Selain itu juga dengan adanya
Kabupaten Majalengka ataupun Kabupaten Samades ini menambahkan pendapatan
Subang sama-sama jauh dari desa dan bagi pemerintah desa. Karena outlet
antrian pelayanan di sana sangat panjang Samades ini meminjam lahan desa menurut
karena dari berbagai daerah pun datang ke hasil wawancara dengan Bapak Fajar dari
sana. PUSLIA maka dengan adanya Samades ini
Banyaknya inovasi dalam menambah pendapatan sejuta setiap
pelayanan pajak kendaraan bermotor yang bulannya bagi desa. Derajat perbaikan
dilakukan oleh Bapenda juga ternyata tingkat kesadaran masyarakat di Desa
memiliki dampak positif kepada Kasomalang dan Desa Talaga juga
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jawa sebenarnya sudah cukup baik. Hal ini dapat
Barat. Keberhasilan pencapaian dilihat dari menurunnya KTMDU
Pendapatan Asli Daerah Jawa Barat ini (Kendaraan Tidak Melakukan Daftar
dapat kita lihat melalui berita-berita di Ulang) di kedua desa tersebut, namun
media online yang salah satunya terdapat di sayangnya di Desa Kasomalang
wartaekonomi.co.id. Pendapatan Asli Jawa masyarakat belum dapat menggunakan
Barat pada Triwulan I 2018 mencapai secara maksimal inovasi pelayanan
27%. Capaian tersebut melebihi target yang Samades ini. Hal ini bisa dilihat
sudah ditetapkan sebesar 25% dari target berdasarkan data di bawah ini.

Tabel 1. Samades Bapenda Jawa Barat


Lokasi Desa Start Potensi KBM KTMDU KBM Pembayaran
Wilayah Wilayah Samades
Samades Samades
Desa Kasomalang 1/1/2018 17.173 3.697 4.991
Desa Talaga 1/10/2017 10.733 2.625 8.539
Sumber: Data dari Bapenda Jabar, 22 September 2018

Dari tabel di atas dapat dilihat banyak menggunakan Samades


bahwa walaupun hanya berbeda dua bulan dibandingkan dengan Desa Kasomalang.
dari pertama kali pembukaan Samades di Dari tiga informan Wajib Pajak di
kedua desa tersebut, namun dapat dilihat Desa Kasomalang mereka sama-sama
bahwa di Desa Talaga masyarakat lebih memahami bahwa pentingnya membayar

195
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

pajak hanya sebatas agar “aman di jalan” Selanjutnya, berdasarkan


yang artinya mereka belum memahami wawancara dengan Bapak Fajar Librianto
pentingnya membayar pajak kendaraan selaku bagian yang menyediakan peralatan
bermotor itu sendiri sebenarnya apa, yang operasional Samades ada beberapa hal
mereka rasakan dengan membayar pajak yang perlu ada agar pelayanan Samades ini
kendaraan bermotor mereka akan terbebas bisa berjalan terutama adalah ketersediaan
dari operasi pemeriksaan kendaraan IT yang mendukung. Dari pernyataan
bermotor oleh polisi di jalan. Setelah Bapak Fajar Librianto, komponen-
dilakukan wawancara lebih lanjut ternyata komponen dalam pelaksanaan Samades ini
memang belum ada sosialisasi secara masif cukup sederhana. Komponen-komponen
terhadap masyarakat Desa Kasomalang ini tentunya menjadi kunci dan mendukung
mengenai Samades dan pentingnya pelayanan Samades. Komponen pertama
membayar pajak kendaraan bermotor. adalah kelengkapan IT yang terdiri dari thin
Berbeda dengan kondisi client (semacam CPU), keyboard, router,
masyarakat di Desa Talaga, kesadaran modem, monitor, dan printer. Komponen
mengenai pentingnya membayar pajak Kedua adalah jaringan. Inovasi Samsat
kendaraan lebih mereka pahami. Sebagai Masuk Desa tentunya harus didukung
contoh hasil wawancara dengan salah satu dengan jaringan yang baik karena data
informan WP, yaitu Pak Aep ia memahami pajak kendaraan bermotor perlu diakses
gunanya membayar pajak untuk buat online ke server pusat yang menghimpun
dirinya sendiri, karena jka tidak bayar maka pajak kendaraan bermotor yang terdapat di
tidak akan ada pembangunan. Setelah PUSLIA Bapenda Jawa Barat. Komponen
wawancara lebih lanjut dengan Pa Aep, ketiga adalah Sumber Daya Manusia.
memang baik pemerintah desa maupun Petugas baik dari Bapenda ataupun
dari P3D (Pusat Pengelolaan Pendapatan Kepolisian harus siap sedia memberikan
Daerah) sendiri sudah banyak melakukan pelayanan yang baik dan memuaskan
sosialisasi terhadap masyarakat mengenai terhadap masyarakat dengan jam
Samades dan pentingnya membayar pajak operasional pelayanan pukul 08.00 WIB
kendaraan bermotor. sampai dengan 12.00 WIB.
Dari segi kesenangan/kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan Samades di Inovasi Pelayanan Samades Ditinjau
kedua desa memang semua mengatakan dari Atribut Inovasi Compatibility
puas akan pelayanan yang diberikan. Sebuah inovasi yang dilaksanakan
Karena inovasi ini betul-betul harus kompatibel yang artinya adalah
memudahkan masyarakat untuk memiliki tingkat kesesuaian dengan inovasi
melaksanakan kewajibannya dengan lebih yang lalu, kesesuaian dengan nilai dan
cepat dan mudah sehingga mereka tidak norma yang ada dimasyarakat, dan sesuai
merasa dirugikan dari segi waktu ketika dengan kebutuhan masyarakat.
sedang melaksanakan kewajibannya Inovasi Pelayanan Samsat Masuk
sebagai WP. Desa (Samades) ini menyesuaikan dengan

196
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

sifat pelayanan yang sebelumnya, yakni Adanya Samades juga tidak


pelayanan manual yang diberikan samsat terlepas dari kebutuhan masyarakat yang
induk. Namun ada beberapa perubahan semakin meningkat mengenai tempat
bentuk pelayanan yang diberikan Samsat pembayaran pajak yang mereka butuhkan.
induk salah satunya adalah jumlah loket Dari dua desa, yaitu Desa Kasomalang dan
dan juga pelayanan yang diberikan di Desa Talaga sama-sama memiliki
Samades terbatas. Dari keterangan bapak kesamaan yaitu jauh dari pelayanan Samsat
Fajar Librianto dari PUSLIA Bapenda induk dan samsat lainnya. Padahal Wajib
Jawa Barat terlihat bahwa pelayanan di Pajak di desa-desa ini banyak. Tentunya
Samades ini masih jauh lebih sederhana kebutuhan akan pelayanan yang dekat
hanya mengandalkan satu loket untuk dengan mereka ini sangat diperlukan.
memberikan pelayanan. Prosesnya Dengan mobilitas dan kegiatan warga yang
pendaftaran, pembayaran, dan penyerahan bermacam-macam juga mereka setuju
dilakukan di satu loket. Di Samades ini bahwa di samping menuju Samsat induk
masih sebatas pengesahan STNK (Surat itu jauh kedua mereka akan banyak
Tanda Nomor Kendaraan), pembayaran membuang-buang waktu mereka, karena
PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) pelayanan di Samsat induk cukup padat.
Tahunan, dan (Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan). Inovasi Pelayanan Samades Ditinjau
Terbentuknya Samades ini dari Atribut Inovasi Complexity
didukung juga dengan kesesuaiannya Suatu inovasi tentunya mempunyai
dengan norma yang berlaku. Pembentukan sifat kebaruan dimana inovasi memiliki
Samades ini mengacu kepada Peraturan tingkat kerumitan yang bisa jadi lebih
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tinggi dibandingkan dengan inovasi atau
Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah. pelayanan yang diberikan sebelumnya. Jika
Dimana PP ini pada hakikatnya bertujuan memiliki tingkat kerumitan yang lebih
untuk mendukung peningkatan kinerja tinggi bisa menjadikan dalam berjalannya
Pemerintah Daerah dan Pelayanan Publik suatu inovasi itu bisa saja memiliki
secara optimal dalam rangka mewujudkan hambatan atau masalah. Hal ini tentunya
kesejahteraan masyarakat. akan berdampak pada tingkat cepat atau
Inovasi Samades ini juga karena lambatnya inovasi itu dapat di adopsi oleh
pelayanan yang diberikan tidak berbeda masyarakat.
dengan pelayanan yang terdapat di Samsat Samades sebagai suatu inovasi
induk tentunya akan memudahkan Wajib yang baru diterima oleh masyarakat di
Pajak ketika melaksanakan kewajibannya desa-desa di Jawa Barat tidak terlepas dari
melalui Samades. Hal ini karena ketika hambatan-hambatan yang ditemui.
mereka terbiasa menggunakan Samsat Berdasarkan hasil wawancara dengan
induk tentunya akan mengetahui prosedur Bapak Dadang selaku inovator Samades,
apa saja yang harus mereka lakukan dan hambatan pertama datang dari belum
pelayanan yang akan diberikan petugas. semua desa di Jawa Barat terdapat

197
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

pelayanan Samades sehingga belum semua sepi dan belum masuk ke kepemukiman
wilayah desa dapat menikmati pelayanan penduduk sehingga jalannyapun relatif
lewat Samades ini. Hambatan ini datang masih sepi. Selain itu Outlet Samsatnya
karena keterbatasannya Sumber Daya pun tidak langsung terlihat dari jalanan
Manusia yang terbatas, lalu lokasi seperti di Desa Talaga sehingga orang-
penempatan desa juga terbatas karena tidak orang tidak langsung mengetahui bahwa di
semua desa perlu dibangun Samades. sana terdapat Samades. Namun parkiran di
Hanya desa-desa strategis dimana yang Desa Kasomalang cukup luas sehingga
artinya lokasinya dilewati oleh berbagai bisa menampung lebih banyak orang
daerah dan juga memiliki Wajib Pajak dibandingkan dengan Desa Talaga yang
yang “gemuk” yang potensial untuk di lahan parkirnya tidak besar apalagi untuk
dirikan Samades. kendaraan roda empat perlu parkir di
Hasil di lapangan juga sekitaran alun-alun.
menunjukkan bahwa penempatan outlet Hambatan atau kesulitan
Samades yang strategis ini sangat selanjutnya datang dari perangkat
berpengaruh. Walaupun kedua desa yaitu penunjang untuk operasionalisasi Samades.
Desa Kasomalang dan Desa Talaga sama- Samades sendiri dalam kegiatan
sama dapat menghimpun beberapa operasionalnya sangat bergantung pada
kecamatan, namun Desa Talaga jaringan internet. Hal ini karena data pajak
berdasarkan data dari Bapenda lebih kendaraan langsung diakses dari pusat.
banyak menghimpun para wajib pajak Sehingga jika terjadi masalah jaringan
melalui Samades. Hal ini berdasarkan hasil kemungkinan pelayanan yang diberikan
observasi peneliti bahwa penempatan outlet bisa terhenti.
Samades cukup strategis, yaitu terdapat di Di Desa Kasomalang sendiri
tengah alun-alun Desa Talaga. Alun-alun belum ada back up listrik atau genset.
Desa Talaga sendiri dikelilingi oleh pasar Apalagi berdasarkan wawancara dengan
rakyat sehingga daerahnya selalu dilewati petugas Samades Desa Kasomalang Bapak
masyarakat sekitar dan lokasi outletnya pun Beben, jaringan di sana sangat jelek ketika
terbuka langsung dipinggir jalan sehingga cuaca sedang mendung dan hujan. Apalagi
masyarakat akan dengan mudah jika terjadi mati listrik. Karena di Desa
mengetahui dan menemukan Samades di Kasomalang belum ada back up power
Desa Talaga. Hal ini juga tentunya dapat ataupun genset sehingga jika mati listrik
menarik perhatian dan minat masyarakat pelayanan harus terhenti. Sehingga
sehingga datang untuk membayar pajak masyarakat yang datang mau tidak mau
melewati Samades. harus menunggu hingga lampu menyala
Kondisi ini berbeda dengan Outlet kembali. Kondisi ini berbeda dengan
Samsat di Desa Kasomalang. Outletnya Samades di Desa Talaga. Di sana jaringan
terdapat di Kantor Desa Kasomalang yang relatif lebih lancar dan minim gangguan.
posisinya benar-benar dipinggir jalan. Samadesnya juga sudah difasilitasi genset
Namun jalanan Kantor Desa ini cenderung yang berasal dari kantor desa. Sehingga

198
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

ketika terjadi mati listrik pelayanan tetap dicetuskan oleh tim pembina Samsat, yaitu
bisa berjalan karena adanya genset tersebut. dari Bapenda dan dari Kepolisian. Selain
Para Wajib Pajak di Desa itu juga dasar dari ide adanya Samades ini
Kasomalang ataupun Desa Talaga juga karena kondisi tidak semua
berdasarkan hasil wawancara mengatakan masyarakat di Jawa Barat sudah
bahwa mereka tidak menemui kesulitan menggunakan IT dan juga banyaknya
ataupun hambatan ketika menggunakan kendaraan roda dua di desa-desa.
pelayanan melalui Samades ini. Hal ini Bapak Dadang selaku inovator
karena pelayanan yang diberikan sederhana juga mengatakan sebelum pelayanan
dan petugas pun memberikan informasi Samades terdapat di semua desa, Uji publik
dan arahan secara baik sehingga tidak pelayanan Samades di Desa Patrol
menimbulkan kebingungan bagi para Kabupaten Indramayu sudah dilakukan
Wajib Pajak. selama tiga bulan sebelum akhirnya
dipastikan dapat memberi kemudahan
Inovasi Pelayanan Samades Ditinjau pelayanan bagi masyarakat di desa-desa
dari Atribut Inovasi Triability Jawa Barat. Hal ini juga didukung
Triability memiliki arti, yaitu bagaimana respon masyarakat terhadap uji
kemungkinan untuk dicoba. Indikator ke publik inovasi tersebut. Apakah masyarakat
empat dalam atribut inovasi ini memberikan respon yang baik seperti
menjelaskan bahwa suatu inovasi harus pelayanan yang dekat, cepat, murah, dan
dapat diuji dan dicoba agar nantinya dapat mudah dari Samades ini. Setelah diyakini
diterima oleh masyarakat atau sasaran dari bahwa inovasi dirasa membawa manfaat
inovasi tersebut. Sehingga sebuah produk kepada masyarakat dan meningkatkan
inovasi harus melewati fase “uji publik”, pelayanan maka disusul lah dengan
dimana setiap orang atau pihak mempunyai pemberian pelayanan ke desa-desa lainnya.
kesempatan untuk menguji kualitas dari Ketika Samades pertama kali ada
sebuah inovasi. di Desa Kasomalang Kabupaten Subang
Inovasi Samades ini tentunya dan Desa Talaga Kabupaten Majalengka
sudah melalui tahap uji publik sehingga ketika launching dihadiri juga oleh kepala
sampai sekarang ini sudah tersebar pusat P3D, pemerintah desa, dan beberapa
dibeberapa desa di Jawa Barat. Inovasi organisasi masyarakat. Sebelum launching
Samades ini tidak serta merta langsung Samades sendiri dimasing-masing desa
hadir di tengah masyarakat. Melainkan tentu perlunya sosialisasi agar para Wajib
pertama-tama telah melalui fase uji publik. Pajak di daerah tersebut mengetahui
Diketahui bahwa inovasi pelayan Samades adanya Samades. Namun tampaknya
ini pertama kali dipekernalkan oleh Badan ketika pertama kali launching Samades,
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat sosialisasi yang dilakukan belum begitu
pada bulan Desember 2016 di Desa Patrol gencar dan masyarakat pun belum tertarik
Kabupaten Indramayu. Ide pertama akan pelayanan Samades sendiri karena di
munculnya Samades ini pertama kali kedua desa baik di Talaga dan

199
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

Kasomalang, para Wajib Pajak yang Langkah-langkah dalam Samades


menggunakan pelayanan belum begitu ini memang tidak berbeda dengan
banyak. pelayanan Samsat lainnya, sehingga orang
Berdasarkan hasil pengamatan di mudah mengamati dan menggunakan
lapangan, menurut petugas Samades di Samades. Selain itu outlet Samades sendiri
Desa Kasomalang yakni Bapak Beben ini terlihat menonjol karena cukup warna-
ketika awal-awal launching Samades hanya warni sehingga bisa menarik perhatian
20 orang Wajib Pajak yang menggunakan orang. Outlet Samades dikelilingi oleh
Samades ini. Menurutnya hal ini karena banyaknya banner mengenai pelayanan
masyarakatnya belum mengetahui adanya Samades dan juga informasi seputar
Samades di kantor Samades sehingga orang-orang cukup
Kondisi serupa juga dialam oleh mudah untuk mengetahui informasi dan
Desa Talaga. Menurut Pak Adung yang jika belum tau, selain bisa menanyakan
merupakan petugas kepolisian yang petugas mengenai pelayanan Samades, di
bertugas memberikan pelayanan Samades dinding-dinding Samades juga ditempelkan
di Desa Talaga ketika pertama kali bermacam informasi mengenai Samades.
launching hanya sekitar 20 orang Wajib Hambatan lain yang
Pajak yang menggunakan pelayanan mempengaruhi Samades menjadi tidak
tersebut. mudah diadopsi oleh masyarakat adalah
tidak adanya sosialisasi langsung dari
Inovasi Pelayanan Samades Ditinjau pemerintah atapun aparat setempat.
dari Atribut Inovasi Observability Hambatan ini terjadi di Desa Kasomalang,
Sebuah inovasi harus dapat diamati berdasarkan hasil wawancara dengan
dari bagaimana inovasi tersebut bekerja dan petugas Samades dan juga para Wajib
bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Pajak di Desa Kasomalang belum adanya
Jika hasil pemantauan atau pandangan sosialisasi langsung baik dari pemerintah
masyarakat mengenai hasil inovasi tersebut pusat ataupun pemerintah desa mengenai
ternyata memuaskan dan baik tentunya adanya pelayanan Samades ini. Sehingga
inovasi itu akan mudah diterima oleh masih banyak masyarakat yang belum
masyarakat. Pelayanan Samades ini bisa menggunakannya. Sedangkan, di Desa
langsung masyarakat lihat hasilnya karena Talaga sosialisasi dari pemerintah pusat
terbukti memberikan pelayanan yang dekat baik pemerintah daerah sudah terjalin
mudah, cepat, dan murah yang bisa mereka bahkan sosialisasinya pun dilakukan secara
rasakan sendiri betapa dengan Samades ini masif. Hal ini berdampak kepada
kewajiban mereka membayar pajak menyebarnya informasi secara lebar
semakin mudah. Selain itu pelayanannya sehingga masyarakat mengetahui adanya
juga cukup sederhana dan para Wajib Pajak pelayanan Samades ini.
sudah mengetahui persyaratan apa saja Desa Talaga melakukan sosialisasi
yang mereka harus bawa karena sama secara masif ke beberapa lapisan.
dengan di Samsat Induk. Berdasarkan hasil wawancara dengan

200
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

Bapak Sulyono Kepala Desa Talaga ia SIMPULAN


mengatakan bahwa sosialisasi dilakukan Berdasarkan hasil penelitian yang
dari P3D ke 8 kecamatan, lalu ke telah dibahas sebelumnya mengenai
pemerintah desa, dari pemerintah desa inovasi pelayanan publik Samsat Masuk
melakukan sosialisasi kepada masyarakat Desa yang merupakan kegiatan yang
ketika ada pertemuan di lapangan, hajatan dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah
masyarakat, musrenbang, RT RW, dan ibu- Provinsi Jawa Barat yang ditinjau melalui
ibu PKK. lima dimensi, yaitu atribut inovasi Relative
Berbeda dengan kondisi di Desa Advantage, Compatibility, Complexity,
Kasomalang berdasarkan hasil wawancara Triability, dan Observability dapat
dengan Bapak Beben yang merupakan diketahui bagaimana inovasi pelayanan
petugas Samades di mana ternyata Samsat Masuk Desa ini berjalan di kedua
sosialisasi dari pemerintah hanya baru dari desa, yaitu Desa Talaga Kabupaten
radio dan spanduk-spanduk yang dipasang Majalengka dan Desa Kasomalang
disekitaran daerah jalan masuk menuju Kabupaten Subang. Maka dari hasil
Subang. Untuk sosialisasi langsung kepada observasi lapangan, studi pusataka, dan
masyarakat sendiri belum ada. wawancara dengan narasumber yang telah
Namun berdasarkan hasil dilakukan peneliti dapat menyimpulkan
wawancara dengan Wajib Pajak di kedua bahwa tingkat adaptasi oleh masyarakat di
desa mereka mengatakan cukup puas kedua desa, yaitu Desa Talaga dan Desa
dengan pelayanan Samades ini. Karena Kasomalang terdapat perbedaan yang
sangat membantu mereka dalam menjadikan inovasi pelayanan Samsat
menunaikan kewajiban mereka. Selain itu Masuk Desa di Desa Talaga bisa diadaptasi
dengan adanya Samades ini dapat dengan baik sedangkan di Desa
meningkatkan pelayanan karena terkadang Kasomalang belum cukup baik.
bisa ditemui di Samsat induk para Wajib Dari hasil penelitian yang peneliti
Pajak tidak bisa melakukannya sendiri lakukan, peneliti dapat memberikan
karena wilayah yang jauh yang harus rekomendasi perlu adanya pengawasan
disesuaikan dengan kegiatan mereka dalam penyelenggaraan Samades agar
sehingga mereka menitipkan kepada orang nantinya di semua desa yang terdapat
lain. Karena sekarang pelayanan Samsat pelayanan Samades dapat memberikan
sudah dekat dan cepat, wajib Pajak bisa pelayanan yang baik. Selain itu juga
menggunakan pelayanan sendiri sehingga alangkah baiknya pelayanan Samades juga
petugas Samades dan Wajib Pajak bisa ditambah di desa-desa Jawa Barat karena
bertatap langsung tanpa melalui perantara terbukti mempermudah masyarakat dalam
sehingga segala informasi mengenai pajak membayar pajak kendaraan bermotor.
kendaraan bermotor dapat disampaikan Penambahan perangkat operasional,
kepada para Wajib Pajak secara langsung personil juga diperlukan untuk memperluas
dan utuh. Samades di Jawa Barat.

201
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

DAFTAR PUSTAKA Jurnal Academica Fisip Untad,


Alfisyahrin, M. (2017). Peningkatan 3(1).
Kualitas Pelayanan Publik. Hilda, Nurul. (2014). Strategi Inovasi
Jakarta. Layanan dalam Meningkatkan
Birokrasi, K.P. 2014. Inovasi Pelayanan Kualitas Pelayanan di Kantor
Publik. Jakarta: Kementrian Pertanahan Kota Surabaya II.
Pendayagunan Aparatur Negara Jurnal Kebijakan dan Manajemen
dan Reformasi Birokrasi. Publik, 2(1).
Dhewanto, W., Mulyaningsih,. H. D., Ilham. (2016). Inovasi Pelayanan Dalam
Permatasari, A., Anggadwita, G., Pengurusan Pajak Kendaraan
& Ameka, I. (2014). Manajemen Bermotor Pada UPTD Samsat
Inovasi. Yogyakarta: ANDI. Kota Bukittinggi. JOM FISIP,
Hayat. (2017). Manajemen Pelayanan 3(2).
Publik. Depok: PT Raja Grafindo. Latifa, Izmi. (2016). Inovasi Pelayanan
Ibrahim, A. (2008). Teori dan Konsep Panic Button On Hand (PBOH)
Pelayanan Publik Serta Polres Malang Kota Menangani
Implementasinya. Bandung: Laporan Kriminalitas. Jurnal
Mandar Maju. Universitas Airlangga.
J. Moleong, L. (2017). Metodologi Kurniawan, Robi Cahyadi. (2016). Inovasi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Kualitas Pelayanan Publik
REMAJA ROSDAKARYA. Pemerintah Daerah. Fiat
Mukarom, Z., & Laksana, M. W. (2018). Justisia Journal of Law, 10(3).
Manajemen Pelayanan Publik. Sahin, Ismail. (2006). Detailed Review of
Bandung: Pustaka Setia. Diffusion of Innovation Theory and
Rogers, Everettt M. (1983). Diffusion of Educational Technology-Related
Innovations. New York: A Studies Based on Rogers Theory.
Division of Macmillan Vol 5, Issue 2, Article 3
Publishing, co., inc. Wahyuni, Nina dan Maesaroh. 2018.
Sinambela, Lijan Poltak. (2017). Reformasi Analisis Inovasi Pelayanan di
Pelayanan Publik: Teori, Kepolisian Daerah
Kebijakan, dan Implementasi. Jawa Tengah (Studi Kasus Smile
Jakarta: PT Bumi Aksara Police). Journal of Public Policy
Sugiyono. 2017. METODE PENELITIAN and Management Review, 7(2).
KUALITATIF. Bandung: Alfabeta Undang-undang Nomor 25 tahun 2009
Supriyanto, Agus, dkk. (2017). Mencipta tentang Pelayanan Publik
Inovasi untuk Pencapaian Tujuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
Pembangunan Berkelanjutan. 2017 Tentang Inovasi Daerah
Jakarta: PT Temprint Peraturan Mentri PANRB No. 3/2018
Ariyani, Arik. (2016). Inovasi Pelayanan tentang Kompetisi Inovasi
Publik (Studi pada Pelayanan Pelayanan Publik di Lingkungan
Kesehatan Melalui Program Kementrian/Lembaga, Pemerintah
Gebrakan Suami Siaga di Daerah, BUMN dan BUMD
Puskesmas Gucialit Kabupaten Tahun 2018.
Lumajang). Jurnal Ilmiah Keputusan Menteri PANRB Nomor 63
Administrasi Publik, 2(4). tahun 2004 Tentang Pedoman
Djamrud, Dayang Erawati. (2015). Inovasi Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Publik di Kecamatan Pelayanan Publik
Sungai Kunjang Kota Samarinda. http://riaugreen.com/view/Ruang-
eJournal Ilmu Pemerintahan. 3(3) Opini/22431/Keluhan-Masyarakat-
2015: pp 1472-1486 Terkait-Birokrasi-Pelayanan-
Hamid, Abdul. (2011). Otonomi Daerah Publik.html#
dan Kualitas Pelayanan Publik. https://www.menpan.go.id/site/berita-
terkini/kementerian-panrb-

202
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan P-ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Vol..5, No.2, 2019


Doi: https://doi.org/10.24198/cosmogov.v5i2.21739
http://jurnal.unpad.ac.id/cosmogov/index

launching-kompetisi-inovasi- https://localisesdgs-
pelayanan-publik-2018 indonesia.org/id/tujuansdgs
https://bapenda.jabarprov.go.id/tugas- http://repository.upi.edu/2509/6/T_IPS_11
pokok-dan-fungsi/ 04001_Chapter3.pdf.
https://bapenda.jabarprov.go.id/samades- http://blog.umy.ac.id/stratasatu/2012/06/23/
samsat-masuk-desa/ peran-dan-fungsi-pemerintahan/

203

Anda mungkin juga menyukai