Anda di halaman 1dari 8

Demam Berdarah Dengue (DBD)

Etiologi : Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia
dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia
menunjukkan Dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan
menyebabkan kasus yang berat.

Manifestasi Klinis :
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak dan berlangsung selama 2-7 hari kemudian turun menjadi suhu
normal atau lebih rendah demam berdarah dapat disertai dengan gejala nyeri punggung, nyeri tulang
dan sendi, nyeri kepala serta rasa lemah.

2. Pendarahan

Biasanya terjadi pada hari ke dua dari demam dan pada umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa
hasil uji tourniquet, pendarahan mudah terjadi pada tempat fungsi vena, ptekia dan purpura, selain itu
juga di jumpai epistaksis dan pendarahan pada gusi, hematemesia serta melena.

3. Hepatomegali

Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit, pembesaran hati tidak
sejajar dengan beratnya penyakit, nyeri tekanan sering ditemukan tanpa di sertai ikterus.

4. Rejatan (syok)

Tanda-tanda rejatan (syok):


a. Kulit dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki.

b. Penderita menjadi gelisah.

c. Sianosis disekitar mulut.

d. Nadi cepat, lemah, kecil, sampai tak teraba.

e. Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 90 mmHg atau kurang.


Diagnosis :
2.7.1 Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis DBD adalah
pemeriksaan darah lengkap, urine, serologi dan isolasi virus. Yang signifikan dilakukan adalah
pemeriksaan darah lengkap, selain itu untuk mendiagnosis DBD secara definitif dengan isolasi virus,
identifikasi virus dan serologis.
Darah Lengkap :
Pemeriksaan darah rutin dilakukan untuk memeriksa kadar hemoglobin, hematokrit, jumlah
trombosit. Peningkatan nilai hematokrit yang selalu dijumpai pada DBD merupakan indikator
terjadinya perembesan plasma, Selain hemokonsentrasi juga didapatkan trombositopenia, dan
leukopenia.5
Isolasi Virus :
Ada beberapa cara isolasi dikembangkan, yaitu

a. Inokulasi intraserebral pada bayi tikus albino umur 1-3 hari.


b. Inokulasi pada biakan jaringan mamalia (LLCKMK2) dan nyamuk A. albopictus.
c. Inokulasi pada nyamuk dewasa secara intratorasik / intraserebri pada larva.
Identifikasi Virus :
Adanya pertumbuhan virus dengue dapat diketahui dengan melakukan fluorescence antibody
technique test secara langsung atau tidak langsung dengan menggunakan cunjugate. Untuk
identifikasi virus dipakai flourensecence antibody technique test secara indirek dengan menggunakan
antibodi monoclonal
Uji Serologi :
1. Uji hemaglutinasi inhibasi ( Haemagglutination Inhibition Test = HI test)6,7
Diantara uji serologis, uji HI adalah uji serologis yang paling sering dipakai dan digunakan sebagai
baku emas pada pemeriksaan serologis. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam uji HI
ini :
a. Uji ini sensitif tetapi tidak spesifik, artinya dengan uji serologis ini tidak dapat menunjukan tipe
virus yang menginfeksi
b. Antibodi HI bertahan didalam tubuh sampai lama sekali (48 tahun), maka uji ini baik digunakan
pada studi seroepidemiologi.
c. Untuk diagnosis pasien, kenaikan titer konvalesen empat kali lipat dari titer serum akut atau
konvalesen dianggap sebagai presumtive positif, atau diduga keras positif infeksi dengue yang baru
terjadi (Recent dengue infection )

2. Uji Komplement Fiksasi ( Complement Fixation test = CF test )6,7


Uji serologi yang jarang digunakan sebagai uji diagnostik secara rutin oleh karena selain cara
pemeriksaan agak ruwet, prosedurnya juga memerluikan tenaga periksa yang sudah berpengalaman.
Berbeda dengan antibodi HI, antibodi komplemen fiksasi hanya bertahan sampai beberapa tahun saja
( 2 – 3 tahun )
3. Uji neutralisasi ( Neutralisasi Tes = NT test )6,7
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue. Biasanya uji neutralisasi
memakai cara yang disebut Plaque Reduction Neutralization Test ( PRNT ) yaitu berdasarkan adanya
reduksi dari plaque yang terjadi. Saat antibodi neutralisasi dideteksi dalam serum hampir bersamaan
dengan HI antibodi komplemen tetapi lebih cepat dari antibodi fiksasi dan bertahan lama (48 tahun).
Uji neutralisasi juga rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak dipakai secara
rutin.
10

4. IgM Elisa ( IgM Captured Elisa = Mac Elisa) 8


Pada tahun terakhir ini, mac elisa merupakan uji serologi yang banyak sekali dipakai. Sesuai
namanya test ini akan mengetahui kandungan IgM dalam serum pasien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam uji mac elisa adalah :
a. Pada perjalanan penyakit hari 4 – 5 virus dengue, akan timbul IgM yang diikuti oleh IgG.
b. Dengan mendeteksi IgM pada serum pasien, secara cepat dapat ditentukan diagnosis yang tepat.
c. Ada kalanya hasil uji terhadap masih negatif, dalam hal ini perlu diulang.
d. Apabila hari ke 6 IgM masih negatif, maka dilaporkan sebagai negatif.
e. IgM dapat bertahan dalam darah sampai 2 – 3 bulan setelah adanya infeksi. Untuk memeperjelas
hasil uji IgM dapat juga dilakukan uji terhadap IgG. Untuk itu uji IgM tidak boleh dipakai sebagai
satu – satunya uji diagnostik untuk pengelolaan kasus.
f. Uji mac elisa mempunyai sensitifitas sedikit dibawah uji HI, dengan kelebihan uji mac elisa hanya
memerlukan satu serum akut saja dengan spesifitas yang sama dengan uji HI.

5. IgG Elisa
Pada saat ini juga telah beredar uji IgG elisa yang sebanding dengan uji HI , hanya sedikit lebih
spesifik. Beberapa merek dagang kita uji untuk infeksi dengue IgM / IgG dengue blot, dengue rapid
IgM, IgM elisa, IgG elisa, yang telah beredar di pasaran. Pada dasarnya, hasil uji serologi dibaca
dengan melihat kenaikan titer antibodi fase konvalesen terhadap titer antibodi fase akut (naik empat
kali kelipatan atau lebih).

Metode Diagnosis Baru (RTPCR) :


Akhir-akhir ini dengan berkembangnya ilmu biologi molekular, diagnosis infeksi virus dengue dapat
dilakukan dengan suatu uji yang disebut Reverse Transcriptase Polymerase Chai Reaction
(RTPCR).9,10 Cara ini merupakan cara diagnosis yang sangat sensitif dan spesifik terhadap serotipe
tertentu, hasil cepat didapat dan dapat diulang dengan mudah. Cara ini dapat mendeteksi virus RNA
dari spesimen yang berasal dari darah, jaringan tubuh manusia , dan nyamuk. Meskipun sensitivitas
PCR sama dengan isolasi virus, PCR tidak begitu dipengaruhi oleh penanganan spesimen yang
kurang baik (misalnya dalam penyimpanan dan handling), bahkan adanya antibodi dalam darah juga
tidak mempengaruhi hasil dari PCR.9,10
2.7.2 Pemeriksaan Radiologi
Kelainan yang bisa didapatkan antara lain 3:
1. Dilatasi pembuluh darah paru
2. Efusi pleura
3. Kardiomegali atau efusi perikard
4. Hepatomegali
5. Cairan dalam rongga peritoneum
6. Penebalan dinding vesika felea
LEPTOSPIROSIS

Etiologi

Spesies L. interrogans dibagi dalam beberapa serogrup yang terbagi lagi menjadi lebih 250 serovar
berdasarkan komposisi antigennya. Beberapa serovar L. interrogans yang patogen pada manusia
antara lain L. icterohaemorrhagiae, L. canicola, L. pomona, L. grippothyphosa, L. javanica, L.
celledoni, L. ballum, L. pyrogenes, L. bataviae, dan L. hardjo.5,6
Berbagai spesies hewan, terutama mamalia, dapat bertindak sebagai sumber infeksi manusia,
diantaranya ialah:1
1. Spesies mamalia kecil, seperti tikus liar (termasuk mencit), bajing, landak
2. Hewan domestik (sapi, babi, anjing, domba, kambing, kuda, kerbau)
3. Hewan penghasil bulu (rubah perak) di penangkaran
4. Reptil dan amfibi mungkin juga membawa leptospira

Manifestasi Klinis

1. Fase leptospiremia: leptospira dapat dijumpai dalam darah. Gejala ditandai dengan nyeri kepala
daerah frontal, nyeri otot betis, paha, pinggang terutama saat ditekan. Gejala ini diikuti hiperestesi
kulit, demam tinggi, menggigil, mual, diare, bahkan penurunan kesadaran. Pada sakit berat dapat
ditemui bradikardia dan ikterus (50%). Pada sebagian penderita dapat ditemui fotofobia, rash,
urtikaria kulit, splenomegali, hepatomegali, dan limf-adenopati. Gejala ini terjadi saat hari ke 4-7.
Jika pasien ditangani secara baik, suhu tubuh akan kembali normal dan organ-organ yang terlibat
akan mem-baik. Manifestasi klinik akan berkurang bersamaan dengan berhentinya prolife-rasi
organisme di dalam darah. Fungsi organ-organ ini akan pulih 3-6 minggu setelah perawatan. Pada
keadaan sakit lebih berat, demam turun setelah hari ke-7 diikuti fase bebas demam 1-3 hari, lalu
demam kembali. Keadaan ini disebut sebagai fase kedua atau fase imun.

2. Fase imun: berlangsung 4-30 hari, ditandai dengan peningkatan titer antibodi, demam hingga 40°C
disertai mengigil dan kelemahan umum. Pada leher, perut, dan otot kaki dijumpai rasa nyeri.
Perdarahan paling jelas saat fase ikterik dimana dapat ditemukan purpura, petekie, epistaksis, dan
perdarahan gusi. Conjuntival injection dan conjungtival suffusion dengan ikterus merupakan tanda
patognomonik untuk leptospirosis. Meningitis, gangguan hati dan ginjal akan mencapai puncaknya
pada fase ini. Pada fase ini juga terjadi leptospiuria yang dapat berlangsung 1 minggu sampai 1
bulan.

Diagnosis
Demam Tifoid
Etiologi
a. Faktor infeksi
Demam Typhoid disebabkan oleh bacteri jenis salmonella tertentu yaitu
salmonella Typhi, salmonella Paratyphi A, dan salmonella Paratyphi Bterkadang
jenis bacteri salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh salmonella
Typhi cenderung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella
yang lain (Ashkenazi et al, 2009)
b. Faktor lingkungan
Penyebab utama dari demam Typhoid yaitu bakteri salmonella typhosa,
Salmonella typhi, A, B, dan C. bacteri ini banyak terdapat di kotoran, tinja
manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang di bawa oleh
lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit demam Typhoid adalah lingkungan
yang kotor dan tidak sehat.

c. Faktor ekonomi
Tingginya kejadian penyakit infeksi di negara berkembang khususnya
demam typoid dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan
rendahnya tingkat pengetahuan yang dimiliki kebanyakan masyarakat.
Masyarakat yang berstatus sosial ekonomi rendah, keadaan gizinya rendah, pengetahuan tentang
kesehatannyapun rendah sehingga keadaan kesehatan
lingkungannya buruk dan status kesehatannya buruk

Tanda dan Gejala

a. Demam suhu di atas 380 C


Demam Typhoid cukup khas. Pada minggu pertama setelah seseorang
terinfeksi bakteri penyebab demam Typhoid, orang tersebut akan mengalami
demam ringan. Demam semakin hari semakin meningkat. Demam tinggi akhirnya
terjadi pada minggu ke dua. Demam biasanya muncul pada waktu sore hari
dimana pasien merasa menggigil. Kaki dan tangan terasa dingin sedangkan badan
terasa panas.
b. Bradikardia relatif
Jumlah nadi per menit yang tidak sesuai dengan kondisi penderita.
Normalnya, bila suhu badan meningkat maka kecepatan nadi akan
meningkat,namun pada demam Typhoid, kecepatan nadi tidak meningkat.
c. Lidah Penderita demam Typhoid
Lidah pada penderita demam Typhoid cukup khas, yakni keputihan pada bagian
tengah lidah dan merah di bagian pinggir.
d. Keluhan pencernaan, seperti mual, sukar buang air besar, atau sebaliknya, buang
air besar encer.

e. Keluhan saluran pernapasan, seperti batuk, pilek.

f. Gejala lainnya, seperti mata merah, sakit kepala, sesak napas, pegal-pegal, nyeri sendi, dan
sebagainya.
Yellow Fever

Etiologi

Penyebab penyakit demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus
Flavivirus, kelompok besar virus RNA. Virus demam kuning berukuran 35 - 40 nm.
Ini terdiri dari satu untai RNA dan protein nukleokapsid.

Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam kuning hidup dan memperbanyak
diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet dan simpanse. Virus ini
dapat ditularkan ke manusia melalui perantara (vektor) nyamuk. Nyamuk perantara
(vektor) penyakit demam kuning di kawasan hutan Afrika adalah Aedes africanus
(terutama) dan spesies Aedes lainnya. Di Amerika Selatan, vektor utamanya
adalah spesies Haemagogus dan Sabethes. Di daerah perkotaan dari Afrika dan
Amerika Selatan, vektornya adalah Aedes aegypti.

Manifestasi Klinis
Kriteria Kasus dan Penegakan Diagnosis

KASUS SUSPEK

Setiap orang yang memiliki gejala awal demam akut diikuti dengan ikterus/ jaundice dalam
waktu 2 minggu dari timbulnya gejala demam disertai dengan salah satu atau lebih dari tanda
perdarahan berikut ini: perdarahan dari hidung, gusi, kulit, atau saluran pencernaan.

ATAU

Kematian dalam waktu 3 minggu dari mulai ditemukannya gejala awal penyakit demam kuning.

DAN

Memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di daerah terjangkit dalam 6 hari terakhir sebelum
timbul gejala.

KASUS KONFIRMASI

Seorang kasus suspek yang dikonfirmasi berdasarkan hasil laboratorium

Konfirmasi Laboratorium

Demam kuning dikonfirmasi jika hasil laboratorium menunjukkan hasil isolasi positif virus
demam kuning atau adanya IgM spesifik demam kuning atau kenaikan empat kali pada titer IgG
dalam serum antara sampel akut dan konvalesen dan/atau positif histopatologi pada jaringan liver
yang diambil setelah kematian atau terdeteksinya antigen demam kuning di jaringan dengan
teknik imunohistokimia, atau ditemukan susunan genom RNA virus demam kuning dalam darah
atau jaringan.

Konfirmasi laboratorium ini harus dilakukan oleh laboratorium yang memiliki kapasitas untuk
pemeriksaan demam kuning.

Untuk saat ini pemeriksaan kasus suspek demam kuning menggunakan spesimen serum melalui
metode PCR.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konfirmasi laboratorium yaitu pengambilan,
pengepakan, pengiriman dan pemeriksaan spesimen lihat disini.

Anda mungkin juga menyukai