Anda di halaman 1dari 42

Hepatitis A

• Definisi

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.


Virus ini menyebar terutama melalui ingests makanan atau air yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang
tidak memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis
B dan C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan
jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan gejala yang
melemahkan tubuh dan dapat menjadi hepatitis fulminan (gagal hati
akut), yang berhubungan dengan kematian yang tinggi (WHO 2012).
Hepatitis A

• Definisi

Hepatitis A adalah penyakit yang mengenai sel-sel hati yang disebabkan


oleh virus hepatitis A (VHA). Self-limiting dan memberikan kekebalan
seumur hidup

Menurut WHO (2012) Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan


oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama bila (dan tidak
divaksinasi) tidak terinfeksi orang ingests makanan atau air yang
terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan kurangnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai
dan kebersihan pribadi yang buruk.
Hepatitis A
• Epidemiologi
Diperkirakan sekitar 1,5 juta kasus klinis dari hepatitis
A terjadi di seluruh dunia setiap tahun, tetapi rasio
dari infeksi hepatits A yang tidak terdeteksi dapat
mencapai sepuluh kali lipat dari jumlah kasus klinis
tersebut.

eroprevalensi dari hepatitis A virus beragam dari beberapa negara di Asia.


Pada negara dengan endemisitas sedang seperti Korea, Indonesia,
Thailand, Srilanka dan Malaysia, data yang tersedia menunjukan apabila
rasio insidensi mungkin mengalami penurunan pada area perkotaan, dan
usia pada saat infeksi meningkat dari awal masa kanak-kanak menuju ke
akhir masa kanak-kanak, dimana meningkatkan resiko terjadinya wabah
hepatitis A.
Hepatitis A

Insidensi hepatitis A di Amerika


Serikat, Dikutip dari kepustakaan
Hepatitis A
• Epidemiologi
epatitis A masih merupakan suatu masalah kesehatan
di negara berkembang seperti Indonesia.Berdasarkan
data yang berasal dari rumah sakit, hepatitis A masih
merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis
akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8-68,3%.

Incidence ratedari hepatitis per 10.000 populasi sering kali berfluktuasi


selama beberapa tahun silam.
Hepatitis A
Hepatitis A
Hepatitis A
Hepatitis A
Hepatitis A
Hepatitis A
Hepatitis A
• Etiologi

Hepatitis A disebabkan oleh hepatitis A virus. Virus


ini termasuk virus RNA, serat tunggal, dengan berat
molekul 2,25-2,28 x 106dalton, simetri ikosahedral,
diameter 27-32 nm dan tidak mempunyai selubung.
Mempunyai protein terminal VPg pada ujung 5’nya
dan poli(A) pada ujung 3’nya. Panjang genom HAV:
7500-8000 pasang basa. Hepatitis A virus dapat
diklasifikasikan dalam famili picornavirus dan genus
hepatovirus.
Hepatitis A
• Penyebab
Virus HAV ini menular dengan cara fecal-oral
(fecal: kotoran,/feses, oral: mulut). Artinya
penyebaran dan penularan virus ini terjadi
melalui kontaminasi makanan atau air oleh virus
HAV yang terdapat pada kotoran/feses penderita
Hepatitis A.

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebaran virus ini


meliputi:
Sanitasi yang buruk.
Kontak langsung dengan pengidap.
Berbagi jarum suntik.
Berhubungan seks dengan pengidap, terutama seks anal.
Pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
Bekerja di area yang berhubungan dengan kotoran, misalnya selokan.
(Sari, 2008)
Hepatitis A
• Patogenesis

HAV didapat melalui transmisi fecal-oral; setelah itu orofaring


dan traktus gastrointestinal merupakan situs virus ber-replikasi.
Virus HAV kemudian di transport menuju hepar yang
merupakan situs primer replikasi, dimana pelepasan virus
menuju empedu terjadi yang disusul dengan transportasi virus
menuju usus dan feses. Viremiasingkat terjadi mendahului
munculnya virus didalam feses dan hepar.
Hepatitis A
• Patogenesis
Hepatitis A
• Patogenesis

Kerusakan sel hepar bukan dikarenakan efek direct cytolyticdari


HAV; Secara umum HAV tidak melisiskan sel pada berbagai
sistem in vitro. Pada periode inkubasi, HAV melakukan replikasi
didalam hepatosit, dan dengan ketiadaan respon imun,
kerusakan sel hepar dan gejala klinis tidak terjadi.

Banyak bukti berbicara bahwa respon imun seluler merupakan hal yang
paling berperan dalam patogenesis dari hepatitis A. Kerusakan yang
terjadi pada sel hepar terutama disebabkan oleh mekanisme sistem
imun dariLimfosit-T antigen-specific.Keterlibatan dari sel CD8+ virus-
specific, dan juga sitokin, seperti gamma-interferon, interleukin-1-
alpha(IL-1-α), interleukin-6(IL-6), dan tumor necrosis factor (TNF)juga
berperan penting dalam eliminasi dan supresi replikasi virus.
Hepatitis A
• Patogenesis
Immunopatogenesis dari hepatitis A konsisten mengikuti gejala
klinis dari penyakit. Korelasi terbalik antara usia dan beratnya
penyakit mungkin berhubungan dengan perkembangan sistem
imun yang masih belum matur pada individu yang lebih muda,
menyebabkan respon imun yang lebih ringan dan berlanjut
kepada manifestasi penyakit yang lebih ringan.

Pada hepatitis A akut, kehadiran IgM anti-HAV terdeteksi 3 minggu


setelah paparan, titer IgM anti-HAVakan terus meningkat selama 4-6
minggu, lalu akan terus turun sampai level yang tidak terdeteksi dalam
waktu 6 bulan infeksi. IgA dan IgG anti-HAV dapat dideteksi dalam
beberapa hari setelah timbulnya gejala. Antibodi IgG akan bertahan
selama bertahun-tahun setelah infeksi dan memberikan imunitas
seumur hidup. Pada masa penyembuhan, regenerasi sel hepatosit
terjadi. Jaringan hepatosit yang rusak biasanya pulih dalam 8-12
minggu.
Hepatitis A
• Patogenesis
Hepatitis A
• Patofisiologi
Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran
pencernaan,kemudian masuk kealiran darah menuju
hati(vena porta),lalu menginvasi ke sel parenkim hati

Di sel parenkim hativirus mengalami replikasi yang


menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak.
Setelah ituvirus akan keluar dan menginvasi sel
parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus
biliarisyang akan dieksresikan bersama feses.

Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang


reaksiinflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi
makrofag,pembesaran sel kupfer yang akanmenekan
ductus biliaris sehinnga aliran bilirubin direk terhambat,
kemudian terjadi penurunaneksresi bilirubin ke usus.
Hepatitis A
• Patofisiologi
Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake danekskresi
bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses
konjugasi(direk)akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan
menyebabkan reflux(aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga
akan bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada
sklerakadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat
partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal
dan di eksresikan melalui urin.

Akibat bilirubin direk yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan


dalam produksi asam empedu(produksi sedikit) sehingga proses
pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalamlambung dengan
waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung
sehinggamerangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis
mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntahyang berada di medula
oblongata yang menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah
danmenurun nya nafsu makan.
Hepatitis A
• Manifestasi Klinis

Gambaran klinis hepatitis virus sangat bervariasi mulai dari


infeksi asimptomatik tanpa ikterus sampai yang sangat berat
yaitu hepatitis fulminant yang dapat menimbulkan kematian
hanya dalam beberapa hari. Gejala hepatitis akut terbagi dalam
4 tahap yaitu fase inkubasi, fase prodromal (pra ikterik), fase
ikterus, dan fase konvalesen (penyembuhan
Hepatitis A
Fase Inkubasi.
Manifestasi Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala
atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus
Klinis hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada dosis inokulum yang
ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum, makin
pendek fase inkubasi ini. Pada hepatitis A fase inkubasi dapat
berlangsung selama 14-50 hari, dengan rata-rata 28-30 hari.

Fase Prodromal (pra ikterik)


Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus.
Awitannya dapat singkat atau insidious ditandai dengan malaise umum, nyeri otot,
nyeri sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas dan anorexia.Mual muntah dan
anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap. Demam
derajat rendah umunya terjadi pada hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan
dan menetap di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan
aktivitas akan tetapi jarang menimbulkan kolesistitis. Gejala ini seperti “febrile
influenza infection”. Pada anak -anak dan remaja gejala gangguan pencernaan lebih
dominan, sedangkan pada orang dewasa lebih sering menunjukkan gejala ikterik
disertai mialgia
Hepatitis A
Fase Ikterus
Manifestasi Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul
bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase ini
Klinis tidak terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di
tandai dengan urin yang berwarna coklat, urobilinogenuria
persisten, proteinuria ringan dan microhaematuria dapat
berkembang. Feses biasanya acholic, dengan terjadinya ikteric
(60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian gejala
mereda, namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri
tekan hepar splenomegali, dapat ditemukan.

Fase konvalesen (penyembuhan)


Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati tetap ada. Muncul
perasaan sudah lebih sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaan
akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu. Pada hepatitis A
perbaikan klinis dan laboratorium lengkap terjadi dalam 9 minggu.
Hepatitis A
Manifestasi Normalisasi dari serum asam empedu juga dianggap sebagai
perameter dari penyembuhan gejala kilnis
Klinis
@Hepatitis A Klasik : timbul secara mendadak didahului gejala prodromal
sekitar 1 minggu sebelum jaundice
@Hepatitis A relaps : Timbul 6-10 minggu setelah sebelumnya dinyatakan
sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun. Gejala relaps
lebih ringan daripada bentuk pertama
@Hepatitis A kolestatik : Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai
dengan pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas,
gatal-gatal dan jaundice
@Hepatitis A protracted : Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal
dengan piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular hepatitis
@Hepatitis A fulminan : paling berat dan dapat menyebabkan kematian,
ditandai dengan memberatnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan waktu
protrombin
Hepatitis A
Diagnosis

Pemeriksaan Klinis
Diagnosis klinik ditegakan berdasarkan keluhan seperti demam,
kelelahan, malaise, anorexia, mual dan rasa tidak nyaman pada
perut. Beberapa individu dapat mengalami diare. Ikterus (kulit dan
sclera menguning), urin berwarna gelap, dan feses berwarna
dempul dapat ditemukan beberapa hari kemudian. Tingkat
beratnya penyakit beraragam, mulai dari asimtomatik (biasa
terjadi pada anak-anak), sakit ringan, hingga sakit yang
menyebabkanhendaya yang bertahan selama seminggu sampai
sebulan.
Hepatitis A
Diagnosis

Pemeriksaan Serologik
Adanya IgM anti-HAV dalam serum pasien dianggap sebagai gold
standarduntuk diagnosis dari infeksi akut hepatitis A.Virus dan
antibody dapat dideteksi dengan metode komersial RIA, EIA, atau
ELISA. Pemeriksaan diatas digunakan untuk mendeteksi IgM anti-
HAV dan total anti-HAV (IgM dan IgG). IgM anti-HAV dapat
dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Dikarenakan
IgG anti-HAV bertahan seumur hidup setelah infeksi akut, maka
apabila seseorang terdeteksi IgG anti-HAV positif tanpa disertai
IgM anti-HAV, mengindikasikan adanya infeksi di masa yang
lalu.Pemeriksaan imunitas dari HAV tidak dipengaruhi oleh
pemberian passive dari Immunoglobulin/Vaksinasi, karena dosis
profilaksis terletak dibawah level dosis deteksi.
Hepatitis A
Diagnosis

Rapid Test
Deteksi dari antibodi dapat dilakukan melalui rapid test
menggunakan metode immunochromatographic assay, dengan
alat diagnosis komersial yang tersedia.22Alat diagnosis ini memiliki
3 garis yang telah dilapisi oleh antibodi, yaitu “G” (HAV IgG Test
Line), “M” (HAV IgM Test Line), dan “C” (Control Line) yang
terletak pada permukaan membran. Garis “G” dan “M” berwarna
ungu akan timbul pada jendela hasil apabila kadar IgG dan/atau
IgM anti-HAV cukup pada sampel. Dengan menggunakan rapid test
dengan metode immunochromatographic assaydidapatkan
spesifisitas dalam mendeteksi IgM anti-HAV hingga tingkat
keakuratan 98,0% dengan tingkat sensitivitas hingga 97,6%.
Hepatitis A
Diagnosis

Pemeriksaan Penunjang Lain


Diagnosis dari hepatitisdapatdibuat berdasarkan pemeriksaan
biokimia dari fungsi liver (pemeriksaan laboratorium dari: bilirubin
urin dan urobilinogen, total dan direct bilirubin serum,alanine
transaminase(ALT)danaspartate transaminase(AST), alkaline
phosphatase(ALP), prothrombin time(PT), total protein, serum
albumin, IgG, IgA, IgM, dan hitung sel darah lengkap). Apabila tes
lab tidak memungkinkan, epidemiologic evidenced apat
membantu untuk menegakan diagnosis.
Hepatitis A
Pencegahan
Hepatitis A
Pencegahan

Pada tingkat populasi, penyebaran hepatitis A dapat dikurangi


dengan:
• Suplai air minum yang aman dikonsumsi yang cukup;
• Praktek keamanan pangan; dan
• Pembuahan limbah yang tepat dalam masyarakat.
Perbaikan sanitasi, keamanan pangan dan imunisasi adalah cara
yang efektif untuk melawan hepatitis A.
Hepatitis A
Pencegahan
1. Jaga kebersihan pribadi yang baik
• Bersihkan tangan sesering mungkin, terutama sebelum makan atau
menangani makanan, dan setelah menggunakan toilet atau menangani materi
muntahan atau feses. Cuci tangan dengan sabun cair dan air setidaknya selama
20 detik. Lalu keringkan dengan tisu sekali pakai atau pengering tangan. Jika
tidak ada fasilitas pencuci tangan atau tangan tidak terlihat kotor, handrub
berbasis alkohol 70 - 80% adalah alternatif yang efektif.
• Kenakan sarung tangan dan masker saat membuang atau menangani materi
muntahan dan feses, lalu cuci tangan hingga bersih setelahnya. • Gunakan
sumpit dan sendok saat makan. Jangan berbagi makanan dan minuman dengan
orang lain.
• Hindari masuk kerja atau sekolah, dan segera cari bantuan dokter saat
muntah-muntah atau diare.
• Jangan biarkan orang yang terinfeksi dan carrier (pembawa) yang tidak
menunjukkan gejala menangani makanan dan merawat anak-anak, orang tua
serta orang yang sistem imunnya tidak baik.
Hepatitis A
Pencegahan

2.Jaga kebersihan lingkungan yang baik


• Jaga agar dapur dan peralatan dapur tetap bersih.
• Karena deterjen umum mungkin tidak dapat membunuh HAV, secara teratur
bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh seperti perabutan,
mainan dan barang-barang yang biasa digunakan bersama dengan pemutih
yang sudah diencerkan 1:99 (campurkan 1 bagian 5,25% pemutih dengan 99
bagian air), biarkan selama 15 - 30 menit, dan kemudian bilas dengan air dan
keringkan. Untuk permukaan logam, desinfeksi dengan alkohol 70%.
• Gunakan handuk sekali pakai penyerap untuk menyeka kontaminan yang
tampak jelas seperti cairan sekresi pernapasan, dan kemudian desinfektasi
permukaan dan daerah sekitarnya dengan pemutih yang diencerkan 1:45
(campurkan 1 bagian pemutih 5,25% dengan 49 bagian air), biarkan selama 15 -
30 menit dan kemudian bilas dengan air dan keringkan. Untuk permukaan
logam, desinfektasi dengan alkohol 70%.
Hepatitis A
Pencegahan
3. Jaga kebersihan makanan yang baik
• Gunakan 5 Kunci Keamanan Pangan saat menangani makanan, yaitu Pilih
(Pilih bahan mentah yang aman); Bersih (Jaga agar tangan dan peralatan masak
tetap bersih); Pisahkan (Pisahkan makanan mentah dan matang); Masak (Masak
hingga matang); dan Suhu Aman (Simpan makanan pada suhu yang aman)
untuk menghindari penyakit yang diakibatkan oleh makanan.
• Hanya minum air yang telah direbus dari wadah atau botol minuman yang
sumbernya dapat diandalkan.
• Hindari minuman dengan es yang asalnya tidak diketahui.
• Beli makanan segar dari sumber higienis dan dapat diandalkan. Jangan
membeli makanan dari pedagang jalanan ilegal.
• Hanya makan yang telah dimasak hingga matang.
• Bersihkan dan cuci bahan pangan dengan benar. Gosok dan bilas makanan
laut bercangkang dengan air bersih. Buang bagian kotoran jika perlu. Semua
makanan laut bercangkang harus dimasak hingga matang sebelum dimakan.
Hepatitis A
Pencegahan
4.Vaksinasi Hepatitis A
Vaksinasi Hepatitis A adalah cara yang aman dan efektif untuk mencegah
infeksi. Orang yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis A dan orang yang berisiko
tinggi mengalami konsekuensi negatif parah harus berdiskusi dengan dokter
mengenai vaksinasi hepatitis A demi perlindungan diri.
Pemberian vaksinasi untuk hepatitis A, diberikan kepada :
1.Mereka yang menggunakan obat-obat terlarang (psikotropika/narkoba)
dengan menggunakan jarum suntik
2.Mereka yang bekerja sebagai pramusaji, terutama mereka yang memiliki
makanan yang kurang mendapatkan perhatian akan keamanan dan kebersihan
dari makanan itu sendiri.
3.Orang yang tinggal dalam satu pondok atau asrama yang setiap harinya
berkontak langsung. Mungkin diantara penghuni pondok asrama memiliki
riwayat penyakit hepatitis A.
4.Balita dan anak-anak yang mungkin tinggal dalam lingkungan yang memiliki
tingkat resiko yang lebih tinggi akan hepatitis.
5.Seseorang yang suka melakukan oral seks/anal.
6.Seseorang yang teridentifikasi penyakit hati kronis.
Hepatitis A

Tatalaksana

Penatalaksanaan hepatitis A virus sebagian besar adalah terapi suportif, yang


terdiri dari bed rest sampai dengan ikterus mereda, diet tinggi kalori, penghentian
dari pengobatan yang beresiko hepatotoxic, dan pembatasan dari konsumsi
alkohol.
Hepatitis A

Tatalaksana

Sebagian besar dari kasus hepatitis A virus tidak memerlukan rawat inap. Rawat
inap direkomendasikan untuk pasien dengan usia lanjut, malnutrisi, kehamilan,
terapi imunosupresif, pengobatan yang mengandungobat hepatotoxic, pasien
muntah berlebih tanpa diimbangi dengan asupan cairan yang adekuat, penyakit
hati kronis/didasari oleh kondisi medis yang serius, dan apabila pada
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan gejala-gejala dari
hepatitisfulminan. Pasien dengan gagal hati fulminant, didefinisikan dengan
onset dari encephalopathydalam waktu 8 minggu sejak timbulnya gejala. Pasien
dengan gagal hati fulminant harus dirujuk untuk pertimbangan melakukan
transplantasi hati.
Hepatitis A

Komplikasi hepatitis fulminant


autoimun hepatitis
kolestatik hepatitis
hepatitis relaps
sindroma pasca hepatitis (sindroma kelelahan kronik)

Penderita usia lanjut cenderung mengalami disfungsi hati yang lebih berat, sering
dengan ikterus dan koagulopati, dengan insidens komplikasi, seperti prolonged
cholestasis, pankreatitis, dan asites yang lebih tinggi.Prolonged cholestasis dapat
terjadi pada infeksi akut, frekuensinya meningkat dengan usia, ditandai oleh suatu
periode ikterus yang berkepanjangan (>3 bulan), dan sembuh tanpa intervensi.
Umumnya bermanifestasi sebagai pruritus, demam, diare, kehilangan berat badan,
dengan kadar bilirubin serum >10 mg/dL. Kortikosteroid dan asam ursodeoksikolat
dapat memperpendek masa kolestasis,walaupun menurut beberapa peneliti
kortikosteroid dapat mempredisposisi relaps.
Hepatitis A

Komplikasi

Walaupun jarang, immune-mediated thrombocytopenic purpura juga dapat


terjadi pada penderita hepatitis A, sebagian besar pada dewasa.Hepatitis
autoimun pasca-infeksi HAV juga telah dilaporkan.Terapi kortikosteroid seperti
pada hepatitis autoimun umumnya memberikan respons klinis dan hasil
laboratorium yang baik, meskipun datanya masih terbatas.Komplikasi lain yang
sangat jarang terjadi adalah gagal ginjal akut, nefritis interstitial, pankreatitis,
aplasia eritrosit, agranulositosis, aplasia sumsum tulang, blok jantung sementara,
sindrom Guillain-Barré, artritis akut, penyakit Still, lupus-like syndrome, dan
sindrom Sjögren. Hepatitis fulminan merupakan komplikasi yang jarang, paling
sering pada usia lanjut atau penderita penyakit hati kronik (terutama hepatitis
C).Gagal hati fulminan atau fulminant hepatic failure (FHF) yang dapat berakibat
kematian atau memerlukan transplantasi hati terjadi pada kurang dari 1% kasus.
Hepatitis A

Prognosis

Umumnya pasien akan membaik secara sempurna tanpa ada sekuel klinis.Sekitar
10-15% kasus dapat mengalami relaps dalam 6 bulan setelah fase akut
selesai,namun tidak ada potensi untuk menjadi kronis.

Meski sangat jarang,resiko hepatitis fulminan (gagal hati akut) ditemukan


meningkat pada individu berusia >40 tahun atau dengan penyerta penyakit hati
lanjut.Gagal hati akut merupakan suatu kondisi penurunan fungsi hati secara
cepat dan masif,ditandai dengan perubahan status mental dan koagulopati yang
terjadi dalam 8 minggu setelah awitan penyakit hati.Angka mortalitas sangat
tinggi pada kasus fulminan

Anda mungkin juga menyukai