Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MATA KULIAH

“PERAN MOTIVASI DALAM PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA”

Dosen Pengampu :

Dr. Abd. Kadir Husain, M.pd, Kons.

Disusun oleh :

NURTILA MANUSU                (13211.19.011)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

BAKTI NUSANTARA GORONTALO

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa, pada akhirnya makalah
atau paper yang penulis susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran
Psikologi yang penulis beri judul “Peran Motivasi Dalam Penyelesaian Studi Mahasiswa”,
telah dapat diselesaikan.
Makalah atau paper ini disusun dengan mengacu pada beberapa sumber bacaan dan akses
internet. Tulisan ini sebagian besar hanyalah kutipan-kutipan dari beberapa sumber
sebagaimana yang tercantum dalam Daftar Rujukan, dengan beberapa ulasan pribadi. Ulasan
pribadi sifatnya hanyalah analisis dan sintesis dari beberapa kutipan yang berasal dari bahan
bacaan.
Tulisan yang amat sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya peran dan bantuan
serta masukan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah semestinya penulis mengucapkan
terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. Bapak Dr. Abd. Kadir Husain, M.Pd, Kons.Selaku dosen pembimbing Mata Kuliah
Psikologi pada Program Studi S1 Ilmu Gizi STIKES BAKTI NUSANTARA
GORONTALO.
2. Teman-teman pada Program Studi S1 Ilmu Gizi STIKES BAKTI NUSANTARA
GORONTALO Angkatan 2019, yang selalu memberikan motivasi dan beberapa
masukan-masukan dalam penyusunan paper ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan mungkin beberapa
pandangan penulis sedikitnya belum teruji kebenarannya. Namun, harapan penulis semoga
karya yang sederhana ini ada setitik manfaatnya, terutama untuk penulis pribadi dan teman-
teman yang telah membaca makalah atau paper ini.
Amin ya Rabbal ‘alamin....

Kolak, 4 April 2020


 

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Permasalahan................................................................................................ 3
1.3 Tujuan........................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.....……………………………………............................................................ 3
BAB II PERMASALAHAN
2.1 Inti Permasalahan.......……………………………….…………………………......... 4
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Motivasi.......………………....................................…………….............. 5
3.2 Jenis Jenis Motivasi........……..……........................................................................... 9
2.3 Teori Tentang Motivasi ………………….............................................……............. 11
2.4 Fungsi Dan Tujuan Motivasi ................................................................…….............. 11
2.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi ...................................…..................... 12
2.6 Strategi Meningkatkan Motivasi .……...................................................…................ 12
2.7 Pentingnya Motivasi Dalam Belajar .......................................................................... 14
2.8 Mengembangkan Motivasi Belajar ............................................................................ 14
2.9 Upaya Meningkatkan Motivasi ................................................................................. 17
2.9 Faktor Faktor Yang Menghambat Motivasi Belajar .................................................. 21
2.8 Metode Belajar Di Perguruan Tinggi ........................................................................ 22
2.7 Cara Memperbaiki Metode Belajar ........................................................................... 23
2.8 Lima Fungsi Dan Peran Motivasi Berprestasi Dalam Akademik Mahasiswa........... 24
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………... 26
4.2 Saran ……………………………………………………………………………..... 27
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………………..... 28

ii
PERAN MOTIVASI DALAM PENYELESAIAN STUDI MAHASISWA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang mahasiswa yang mulai melangkahkan kakinya masuk ruang kuliah,
biasanya disertai dengan semangat belajar yang tinggi. Ia mempunyai cita-cita
sssssssingin berhasil dengan gemilan dan dapat menyelesaikan studinya dengan
cepat. Ia merasa berbahagia karena cita-cita menjadi mahasiswa telah tercapai.
Tetapi setelah beberapa waktu mengikuti kuliah dengan tekun, maka mulailah
terasa bahwa belajar di perguruan tinggi bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak
Kegagalan-kegagalan yang dialaminya, sehingga akhirnya banyak mahasiswa
yang gagal di tengah jalan. Tidak mampu melanjutkan studinya. Cita-citanya
menjadi sarjana tidak tercapai. Oleh karena itu, apakah sebenarnya yang
menyebabkan kegagalan-kegagalan ini? Banyak faktor yang menyebabkannya,
salah satu di antaranya adalah kurangnya motivasi belajar dan kurang
dipahaminya metode atau strategi mahasiswa dalam belajar di perguruan tinggi.
Belajar di perguruan tinggi adalah suatu pekerjaan yang berat, dan belajar di
perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah menengah. Tanggung
jawab belajar hampir seluruhnya dipercayakan pada para mahasiswa. Pengajar
atau dosen hanya memberikan dasar-dasar pengetahuan saja. Oleh karena itu, pada
mahasiswa dituntut adanya sikap dan perilaku yang benar dalam belajar. Salah
satu hal yang penting ketika belajar di perguruan tinggi adalah perlu adanya
motivasi yang tinggi pada diri mahasiswa untuk belajar.Belajar di perguruan
tinggi merupakan kegiatan untuk mendapatkan pengetahuan,pemahaman tentang
suatu hal, atau penguasaan kecakapan dalam suatu hal atau bidang hidup tertentu
lewat usaha, pengajaran atau pengalaman. Hasil belajar adalah perubahan
pandangan, cara berpikir, berperasaan, berkehendak cara kerja, dan keseluruhan
perilaku hidup. Belajar merupakan salah satu kegiatan penting dalam usaha
pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Kegiatan belajar juga merupakan
sebagai bentuk aktivitas mahasiswa berdasarkan keinginannya sendiri, sehingga
pengetahuan tentang belajar lebih banyak dilandasi oleh karena adanya motivasi
diri dalam menuntut ilmu atau belajar, karena motivasi berperan sangat penting
dalam membangun prestasi dalam belajar.Motivasi tiap orang untuk belajar di
perguruan tinggi berbeda-beda. Motivasi sudah ada pada saat seseorang akan
melakukan sesuatu, namun banyak yang tidak menyadarinya. Oleh karena itu,
perlu kita mengetahui apa sebenarnya motivasi belajar yang ada pada diri kita
sendiri serta metode dalam belajar yang harus kita terapkan.Mahasiswa belajar di
perguruan tinggi karena didorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Kekuatan mental tersebut
dapat tergolong rendah atau tinggi.

1
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.Dalam motivasi
terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan,
dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar ( Koeswara, 1989).
Sementara itu, metode adalah berupa urutan langkah-langkah dan tahap-tahap
tindakan untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu secara efisien,lancar, dan
efektif, mendatangkan hasil yang diharapkan, sehingga metode belajar adalah
cara-cara untuk memahami,menguasai, menyerap, mengingat informasi,
pengetahuan,dan menguasai kecakapan baik secara dalam arti efisien maupun
efektif. Metode belajar yang baik dapat membantu orang belajar secara poduktif;
dimana informasi, pengetahuan dan kecakapan dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk hidup bagi kerja pribadi dan kesejahteraan orang lain.
Banyak faktor yang seringkali dijadikan tolak ukur keberhasilan pendidikan. Salah
satunya adalah dengan melihat keberhasilan proses perkuliahan dalam mencapai
tujuannya. Faktor lain yang sangat berperan saat ini adalah motivasi mahasiswa
dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk memulai sebuah proses belajar
mengajar.
Mahasiswa mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan
belajar di perguruan tinggi untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya.
Dorongan atau penggerak itulah yang kita sebut dengan motivasi. Sebagaimana
diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2008:1) “motivasi adalah dorongan dasar
yang menggerakkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri
seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan
dorongan dalam dirinya”.Senada itu, Sumadi Suryabrata (1986:72) menjelaskan,
”Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang, yang mendorongnya
untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai suatu tujuan”.selanjutnya
Motivasi itu dimulai dari perasaan untuk mau atau tidak melakukan suatu
perbuatan. Sebagaimana diungkapkan McDonald (dalam Oemar Hamalik, 2002:
173) ” motivasi itu merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Salah satu realita lapangan yang sering terjadi menunjukkan masih rendah atau
kurangnya motivasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas perkuliahan, misalnya
mahasiswa melakukan aktivitas perkuliahan dengan berbagai alasan, seperti malas
dan bolos kuliah, malas mengerjakan tugas, kurang konsentrasi, kuliah hanya
sekedar mengisi daftar kehadiran atau absensi, keluar masuk kelas dengan alasan
yang tidak jelas, kurang bergairah mengikuti perkuliahan karena kurang menyukai
mata kuliah tersebut, beranggapan mata kuliah tertentu tidak penting, ataupun
kuliah karena paksaan keluarga bukan keingin diri sendiri dan sejenisnya. Hasil
dari hal tersebut secara otomatis mereka menganggap remeh mata kuliah tersebut,
malas dan enggan untuk melakukan aktivitas perkuliahan.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasahan yang ingin dijawab dan diibahas
dalam tulisan ini adalah :
1. Apakah pengertian Motivasi Belajar ?
2. Apa saja jenis jenis Motivasi ?
3. Apa saja tang Motivasi ?
4. Apa fungsi dan tujuan dari Motivasi ?
5. Apa sajakah faktor faktor yang mempengaruhi motivasi ?
6. Bagaimana strategi meningkatkan motivasi ?
7. Apa pentingnya motivasi dalam belajar ?
8. Bagaimana cara mengembangkan motivasi belajar ?
9. Bagaimana upaya meningkatkan motivasi ?
10. Apa sajakah faktor faktor yang menghambat motivasi belajar ?
11. Bagaimana metode belajar di perguruan tinggi ?
12. Bagaimana cara memperbaiki metode belajar ?
13. Apa sajakah Lima Peran Fungsi dan peran motivasi berprestasi dalam akademik
mahasiswa ?
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan paper ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui Pengertian Motivasi belajar
2. Untuk mengetahui jenis jenis Motivasi
3. Untuk mengetahui teori tentang Motivasi
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari Motivasi
5. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi motivasi
6. Untuk mengetahui strategi meningkatkan motivasi
7. Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam belajar
8. Untuk mengetahui cara mengembangkan motivasi belajar
9. Untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi
10. Untuk mengetahui faktor faktor yang menghambat motivasi belajar
11. Untuk mengetahui metode belajar di perguruan tinggi
12. Untuk mengetahui cara memperbaiki metode belajar
13. Untuk mengetahui Lima Peran Fungsi dan peran motivasi berprestasi dalam akademik
mahasiswa
1.4 Manfaat
Hasil penulisan paper ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis dan manfaat
praktis, sebagai berikut :
1. Manfaat bagi mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa
terhadap motivasi dalam penyelesaian studi mahasiswa
2. Manfaat bagi penulis sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis
sekaligus juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah belajar dan
pembelajaran.

3
BAB II
PERMASALAHAN

2.1 Inti Permasalahan


Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan bangsa
ini untuk menjadi yang lebih baik. Tentunya dalam hal ini pendidikan tinggi
merupakan salah satu upaya penting untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Sebagaimana disebutkan dalam UU Sisdiknas pasal 19, bahwa pendidikan
tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. PerguruanPerguruan
tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau
universitas. Sehingga melalui pendidikan tinggi inilah akan menghasilkan
mahasiswa yang menjadi generasi penerus cita-cita dan tujuan bangsa ini.
Mahasiswa merupakan profil manusia aset negara yang aktif dan potensial,
mereka dibesarkan oleh dua realitas yang tidak bisa dihindari antara lain
sebagai mahasiswa yang berada pada lingkungan akademik untuk menjadi
sarjana yang siap pakai atau sebagai insan yang diharapkan dan sebagai
anggota masyarakat yang keberadaannya mampu berperan dalam tatanan
kehidupan masyarakat.
Begitu pentingnya keberadaan dan peran mahasiswa bagi masyarakat dalam
upaya meningkatkan taraf berfikir sesuai dengan bidang keahliannya dalam
upaya mempercepat roda pembangunan baik dimasyarakat maupun negara.
Realita yang terjadi dewasa ini pada Perguruan Tinggi ataupun Universitas
diIndonesia hampir rata-rata banyak ditemukan mahasiswa yang terlambat
menyelesaikan studinya. Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan hasil belajar siswa atau mahasiswa. Namun, yang lebih
esensial diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat siswa dan motivasi
siswa”.
Salah satu realita lapangan yang sering terjadi menunjukkan masih rendah atau
kurangnya motivasi mahasiswa dalam melakukan aktivitas perkuliahan,
misalnya mahasiswa melakukan aktivitas perkuliahan dengan berbagai alasan,
seperti malas dan bolos kuliah, malas mengerjakan tugas, kurang konsentrasi,
kuliah hanya sekedar mengisi daftar kehadiran atau absensi, keluar masuk
kelas dengan alasan yang tidak jelas, kurang bergairah mengikuti perkuliahan
karena kurang menyukai mata kuliah tersebut, beranggapan mata kuliah
tertentu tidak penting, ataupun kuliah karena paksaan keluarga bukan keingin
diri sendiri dan sejenisnya. Hasil dari hal tersebut secara otomatis mereka

4
menganggap remeh mata kuliah tersebut, malas dan enggan untuk melakukan
aktivitas perkuliahan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Motivasi


Kata motif atau dalam bahasa Inggris “motive” berasal dari kata “motion”
yang bersumber pada perkataan bahasa latin “movere” yang berarti bergerak.
Motif adalah daya gerak yang mencakup dorongan, alasan, dan kemauan yang
timbul dari dalam seseorang yang menyebabkan berbuat sesuatu (Efendy,
1981). Menurut Kartono (1995), motif merupakan dorongan yang mendasari
dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak agar
menjadi aktif. Aktif pada saat-saat tertentu,terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2009: 73).
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman A.M (2009: 73) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Motivasi yang merupakan daya penggerak/pendorong untuk melakukan
sesuatu pekerjaan yang bisa berasal dari dalam diri maupun dari luar
(Dalyono, 2009: 57). Menurut Eko Putro Widoyoko (2012: 234) motivasi
adalah kondisi yang muncul dalam diri individu yang disebabkan oleh
interaksi antara motif dengan kejadian-kejadian yang diamati oleh individu,
sehingga mendorong mengaktifkan perilaku menjadi tindakan nyata. Motivasi
belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk
dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan, pengalaman
(Martinis Yamin, 2007: 219).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 80-81), ada tiga komponen utama
dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi
apabila individu merasa tidak ada keseimbangan antara apa yang ia miliki
dengan apa yang ia harapkan.Dorongan merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan sedangkan tujuan
merupakan hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.Motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri
seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu
tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap

5
siagaan). Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya feeling dan di dahului dengan stimulus untuk mencapai adanya
tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar sehingga diharapkan
tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat
diperlukan,sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar,
tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Munandir (dalam W.SWinkel,1996: 36) mengemukakan belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan disposisi atau kapabilitas pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan
dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Abu Ahmadi (1993:20) belajar
merupakan suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku berkat pengalaman dan
latihan.Sedangkan Biggs (dalam Muhibbin Syah,1995:91) mengemukakan
pengertian belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu: rumusan kuantitatif,
rumusan institusional dan rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (jumlah),
belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari
sudut berapa banya materi yang dikuasai siswa.Selanjutnya Mulyati (2005:2)
berpendapat belajar adalah pembentukan atau shaping tingkah laku individual
melalui kontak dengan lingkungan”. Sedangkan pada teori Thorndike (dalam
Hamzah Uno,2008:11) mengemukakan bahwa belajar adalah “proses interaksi
antara stimulus (yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan
respons (yang juga bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan). Jelasnya
menurut Thorndike ini, perubahan tingkah laku dalam belajar dapat berwujud
sesuatu yang konkret (dapat diamati), atau yang non konkret (tidak bisa
diamati).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas bahwa Secara institusional belajar
dipandang sebagai proses memperoleh pemahaman,penerapkan dan pengusaan
terhadap materi-materi yang telah dipelajari dalam kehidupannya. Di dalam
belajar praktek misalnya, perubahan tingkah laku seseorang dapat dilihat
secara konkret atau dapat diamati. Pengamatan ini dapat diwujudkan dalam
bentuk gerakan yang dilakukan terhadap suatu objek yang dikerjakannya. Jadi
secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan itu
tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan,sikap, pengertian, harga diri, minat, watak
maupun penyesuaian diri. Selanjutnya pengertian motivasi adalah “kondisi-
kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberikan dorongan kepada

6
makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan (Wasty Soemato,1983:203).
Sedangkan Thomas L. good dan Jere B. Briphy (dalam Elida Prayitno, 1989:8)
berpendapat bahwa motivasi itu merupakan sebagai suatu penggerak,
pengarah dan memperkuat tingkah laku seseorang dalam melakukan perbuatan
tertentu. Individu yang akan melakukan suatu perbuatan mempunyai suatu
energi penggerak dan mengarahkan untuk memperkuat perbuatan itu untuk
mencapai tujuan. Marx dan Tombouch (dalam Elida Prayitno,1989:8)
mengumpamakan motivasi sebagai bahan bakar dalam beroperasinya mesin
gasolin. Tidaklah berarti,betapapun baiknya mesin dan kehalusan penyetelan
kita dalam mengoperasikan mesin gasolin tersebut, kalau bahan bakarnya
tidak ada. Begitu pula dengan belajar, sekolah yang sudah menyediakan
fasilitas belajar siswa seperti, perpustakaan, labor, internet, itu semua tidak
berarti apabila sisswanya tidak termotivasi dalam belajar.Sedangkan Clifford
T. Morgan (dalam Wasty Soemato, 1983:203) berpendapat bahwa: motivasi
berhubungan dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek dari motivasi,
ketiga hal tersebut adalah keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating
states), tingkah laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated
behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut (goals or ends of such
behavior).Sama halnya dengan pendapat Clifford, Mc. Donald (dalam Oemar
hamalik, 2002: 173-174) mengungkapkan bahwa “motivasi itu mengandung
tiga unsur yang saling berkaitan yaitu perubahan energi, timbulnya afektif dan
reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan pendapat Mc. Donald ini, maka pengertian motivasi dapat
dijelaskan sebagai berikut sebagai berikut :
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.Perubahan-perubahan
dalam motivasi timbul dari perubahan-perubahan tertentu di dalam sistem
neurofisiologis dalam diri manusia, misalnya adanya perubahan dalam sistem
pencernaan adanya menimbulkan motif lapar.
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (affective arousal).Mula- mula
merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini
menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga
tidak. Misalnya Si A terlibat dalam suatu diskusi, karena dia merasa tertarik pada
masalah yang akan dibicarakan, dia akan berbicara dengan suara yang cepat dan
lancar.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi
mengadakan respon-respon yang tertuju ke arah suatu tujuan. Respon-respon ini
berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam
dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah ke arah pencapaian tujuan. Misalnya
seorang mahasiswa ingin mendapatkan IP yang baik, maka ia akan belajar dengan
keras, membaca buku, memahami materi kuliah dengan baik, dan lain sebagainya.
Menurut Oemar Hamalik (2002:175) motivasi itu merupakan suatu hal yang
mendorong timbulnya suatu perbuatan, mengarahkan perbuatan kepada
pencapaian tujuan yang dikehendaki, dan menentukan cepat atau lambatnya
suatu perbuatan itu. Motivasi hendaklah dianggap sebagai sesuatu yang terkait

7
dengan kebutuhan, maksudnya bahwa individu mempunyai dorongan untuk
memenuhi kebutuhannya. Sebagai mana diungkapkan oleh Ashar Sunyoto
Munandar (2001:323) suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong
seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke arah
tercapainya tujuan tertentu,tujuan yang jika berhasil dicapai akan memuaskan
atau memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Sedangkan Motivasi menurut
John W. Santrock (2008: 510) “proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
penuh energi, terarah dan bertahan lama.”Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata, (2007:382).Proses motivasi belajar ini meliputi tiga langkah
yaitu:
1. Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong belajar (desakan,
kebutuhan, dan keinginan belajar ) yang menimbulkan suatu ketegangan dalam diri
mahasiswa.
2. Berlangsung kegiatan atau perilaku belajar yang diarahkan pada pencapaian tujuan
belajar akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
3. Pencapaian tujuan belajar dan berkurangnya atau hilangnnya ketegangan di dalam diri
mahasiswa
Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar di perguruan
tinggi, dan motivasi dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Makin
tinggi tujuan belajar maka akan semakin besar pula motivasinya, dan semakin besar
motivasi belajarnya akan semakin kuat pula kegiatan belajarnya. Perilaku belajar
berkaitan erat dalam membentuk suatu kesatuan yang disebut sebagai proses motivasi
belajar.
Berdasarkan pada kata dasarnya yaitu motif, motivasi yang ada pada diri seseorang
merupakan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
Kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.Dalam hal belajar hendaknya
mahasiswa mempunyai motif belajar yang kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan
dan usahanya untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin
berkurang, maka berkurang pulalah usaha dan kegiatan serta kemungkinannya untuk
mencapai prestasi yang tinggi. Motif yang mendorong orang, pelajar dan mahasiswa
untuk belajar antara lain :
1. Mendapat nilai baik dan lulus dalam mata kuliah yang ditempuhnya.
2. Mencari pemuasan keinginan tahu tentang sesuatu hal, peristiwa, orang, masyarakat
dan hal-hal yang tersangkut dalam hidup pribadi dan kemasyarakatan.
3. Mengembangkan diri agar wawasan bertambah luas, pengetahuan bertambah melebar
dan mendalam, kepribadian lebih matang, kecakapan dan keahlian beranjak mahir.
4. Mendapatkan status sebagai orang terpelajar dan serjana karena ijazah dan gelar
akademik atau sebutan profesional, dan penghargaan dan kedudukan karena prestasi
belajar itu.
5. Mendapatkan bekal pengetahuan dan kecakapan untuk masuk ke masyarakat dan
dunia kerja.
6. Mengejar cita-cita, yaitu menggunakan kegiatan belajar di perguruan tinggi dalam
rangka mencapai cita-cita hidup.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat kita simpulkan bahwa motivasi itu
merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang dalam bertingkah laku
dalam mencapai suatu tujuan. Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi
belajar mahasiswa adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang

8
menimbulkan kegiatan belajar/proses perkuliahan yang menjamin kelangsungan dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai.Jenis-jenis Motivasi Dalam membicarakan soal jenis-
jenis motivasi, hanya akan dibahas Dari beberapa pendapat juga menyimpulkan
bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan baik dari dalam diri siswa maupun
dari luar yang akan menimbulkan suatu perubahan pada diri individu tersebut sebagai
pengalaman dari individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi memiliki pengaruh terhadap
perilaku belajar siswa, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan
ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam
memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa yang
mempunyai motivasi tinggi, mempunyai energi yang banyak untuk melaksanakan
kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu memperoleh prestasi yang lebih
baik

3.2 Jenis Jenis Motivasi


Menurut Sardiman (2009: 86) macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif sangat
bervariasi.
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

1) Motif-motif bawaan
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu
ada tanpa dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. Motif-motif ini
seringkali disebut dengan motif-motif yang disyaratkan secara sosial
sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia
lain, sehingga motivasi itu terbentuk. Di samping itu Frandsen dalam
Sardiman (2009:87), menambahkan jenis-jenis motif berikut ini :
1. Cognitive motives.
Motivasi ini menunjuk pada gejala intrinsic, yakni menyangkut
kepuasan individual. Jenis motif seperti ini adalah sangat
primer dalam kegiatan belajar di sekolah, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan intelektual.
2. Self-expression
Menampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia. Yang
penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa
dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat
suatu kejadian.
3. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan
kemajuan diri memang menjadi salah satu keinginan bagi
setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana
kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai

9
prestasi.Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth
dan (2009: 88) adalah sebagai berikut :
1) Motif atau kebutuhan organis, seperti: kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, dan lain-lain.
2) Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain
yaitu dorongan untuk menyelamatkan diri, untuk berusaha, dll.
Motivasi jenis ini timbul karena rangsangan dari luar.
3) Motif-motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
3) Jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi menjadi dua
yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi jasmaniah
misalnya refleks, insting otomatis,nafsu.Sedangkan yang termasuk
motivasi rohaniah adalah kemauan (Sardiman, 2009: 88-89).
4) Motivasi intrinsik dan Ekstrinsik
Ada dua sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri
pribadi seseorang yang disebut motivasi intrinsik dan motivasi yang
berasal dari luar diri seseorang yang disebut motivasi ektrinsik.
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah ”hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar” (Muhibbin Syah,1995:136). Sedangkan
Syaiful Bahri Djamarah (2008:149) berpendapat bahwa
motivasi intrinsik itu merupakankeinginan bertindak yang
disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu
yang tidak perlu dirangsang dari luar,karena dalam setiap diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah Jenis
motivasi yang datangnya dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain ataupun dari luar, tetapi atas
dasar kemauan dan kesadaran dari individu itu sendiri. Dengan
kata lain munculnya motivasi intrinsik berdasarkan tujuan yang
diinginkan mahasiswa dalam belajar, tanpa adanya pengaruh
dari luar seperti dari dosen, orang tua, maupun lingkungan
masyarakat.
2. Motivasi Ektrinsik
Motivasi ektrinsik diperlukan agar mahasiswa mau belajar. Di
dalam kelas banyak sekali mahasiswa yang dorongan
belajarnya memerlukan motivasi ektrinsik. Mereka
memerlukan perhatian dan pengarahan yang khusus dari dosen.
Namun untuk hal ini tentunya motivasi ektrinsik tidak lagi
menjadi prioritas mahasiswa.Mereka harus membangkitkan
semangat belajar dari dalam dirinya sendiri untuk mencapai
kesuksesan di perguruan tinggi. Motivasi Ekstrinsik merupakan

10
jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan
dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian individu
ersebut mau melakukan sesuatu.
3.3 Teori Tentang Motivasi
McClelland dalam Eko Putro Widoyoko (2012:234) mengemukakan empat
model motif, yaitu:
1. The survival motive model atau motif yang dipakai untuk mempertahankan
kelangsungan hidup. Motif ini bersumber pada kebutuhan-kebutuhan individu untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan yang dimaksud adalah
kebutuhan biologis, seperti makan dan minum.
2. The stimulus intensity model merupakan motif yang bersumber pada tingkat
rangsangan yang dihadapi individu. Teori ini mengatakan bahwa motif atau dorongan
untuk berbuat timbul karena adanya rangsangan yang kuat. Ini berarti agar timbul
dorongan untuk berbuat harus ada rangsangan yang kuat.
3. The stimulus pattern model merupakan motif yang didasarkan pada pola rangsangan
di dalam suatu situasi. teori ini timbul bila rangsangan situasi berlawanan dengan
harapan individu, maka akan menimbulkan pertentangan respon yang mengarah pada
kekecewaan.
4. The affective arousal model adalah teori motif yang mendasarkan diri pada
pembangkitan afeksi, rangsangan atau situasi yang dihadapi individu dipasangkan
dengan keadaan afeksi individu
3.4 Fungsi Dan Tujuan Motivasi
Hasil belajar akan lebih optimal apabila ada motivasi. Sardiman (2009: 85)
mengemukakan tiga fungsi motivasi, yakni :
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi di sini diartikan sebagai penggerak dari
setiap kegiatan yang akan dilakukan manusia.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Selanjutnya Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani (1991: 17) menjelaskan bahwa
fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut :
1. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dan siaga.
2. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan
dengan pencapaian tujuan belajar.
3. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi dalam
belajar antara lain mendorong peserta didik agar mempunyai semangat untuk
belajar, menggerakkan kekuatan dalam diri peserta didik untuk belajar dan
mengarahkan aktivitas-aktivitas peserta didik dalam belajar
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah
seseorang agar secara sadar dan sengaja timbul keinginan dan kemampuannya
untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai

11
tujuan yang diinginkan. Bagi seorang guru tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan minat atau memacu para siswanya agar timbul suatu keinginan
dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi dalam belajar sehingga akan
tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di
dalam kurikulum sekolah (Ngalim Purwanto, 2007: 73).
3.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar (Max Darsono dkk
2000:34) antara lain :
1. Cita-cita atau aspirasi
Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target
ini tidak sama bagi semua mahasiswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang
ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi mahasiswa.
2. Kemampuan
Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa
aspek psikis yang terdapat dalam diri mahasiswa, misalnya kecerdasan,
pengamatan, perhatian dan daya pikir analisa.
3. Kondisi
Kondisi mahasiswa meliputi kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi psikologis
misalnya emosi. Kondisi ini terkadang menganggu aktivitas mahasiswa dalam
kuliah, misalnya saja mahasiswa yang kurang sehat motivasi belajarnya akan
berbeda sewaktu dia dalam keadaan sehat. Begitu pula kondisi psikis
mahasiswa, misalnya dia sedang mengalami patah hati atau putus dari
pacarnya, hal ini akan berdampak buruk bagi mahasiswa yang tidak bisa
menempatkan/mengendalikan emosinya secara baik. Dia malahan banyak
murung daripada mengerjakan berbagai tugas-tugas perkuliahan.
1. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan mahasiswa meliputi lingkungan keluarga,lingkungan
kos, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat.
2. Unsur unsur dinamis dalam belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang
Keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,
kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-
kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi mahasiswa, gairah
belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.
3. Cara Dosen Mengajar
Cara yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang dosen
mempersiapkan diri sebelum mengajar, ketepatan waktu, materi yang
disampaikan, keakraban dengan mahasiswa, dan sejenisnya.
3.6 Strategi Meningkatkan Motivasi
Kaum humanistik yakin bahwasanya motivasi itu dikontrol dari dalam diri
individu itu sendiri. Kesadaran dari individulah yang membuat induvidu
terdorong untuk belajar. Meskipun awalnya motivasi datang dari luar
namun untuk meyakinkan sebuah motivasi, maka individu sendirilah yang
akan bergerak untuk melakukannya. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan

12
sebagai indikator tingkah laku mahasiswa yang memiliki motivasi yang
diarahkan oleh diri sendiri menurut Klausemeler (dalam Elida
Prayitno,1989:88) dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Mahasiswa mulai mengerjakan tugas-tugas perkuliahan tepat waktu, dan berusaha
menyelesaikannya secara baik dan dikerjakan oleh diri sendiri atau dibahas secara
kelompok.
2. Berkunjung ke rumah atau kos teman, kakak kelas maupun ke rumah dosen atau
situasi-situasi lain dalam rangka mendapatkan bahan masukan untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya.
3. Dengan segala senang hati memperbaiki tugas-tugasnya sampai benar-benar
sempurna.
4. Mahasiswa merasa bertanggung jawab terhadap keberhasilannya dalam belajar.
5. Tetap belajar di kelas seperti membaca buku, diskusi, meskipun dosen tidak ada di
kelas.
6. Selalu sibuk melakukan apa saja yang dapat mengembangkan pengetahuan dan
keterampilannya dengan sarana yang ada di kampusnya.
7. Mempunyai interaksi sosial yang harmonis dengan mahasiswa lainnya.
8. Mempunyai interaksi yang harmonis dengan dosen-dosen.
9. Menghemat dan memelihara harta benda sendiri atau milik orang lain.
10. Berani mengemukakan pendapatnya di ruangan kelas.
Selain strategi di atas,Terdapat berbagai alternatif lain sebagai upaya dan
usaha yang dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti :
1. Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran
Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi mahasiswa melalui
pengembangan bahan belajar sudah dilakukan dengan mengacu kepada teknik-
teknik, konsep-konsep atau teori pngembangan dan penulisan modul.
Misalnya, menggunakan ilustrasi,gambar, dan grafis, menggunakan bahasa
yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya,penyajian materi
dari yang sederhana ke kompleks, dari yang mudah ke sukar, dari yang jenis
media yang disesuaikan karakteristik mata pelajaran ini dimungkinkan guru
atau siswa dalam proses pembelajaran dapat memilih jenis media yang sesuai
karakteristik dan pola pembelajaran.Yang diinginkannya, dan memungkinkan
pemanfaatannya secara kombinasi. Berarti kehadiran berbagai jenis media,
memungkinkan proses pembelajaran sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kebutuhan siswa.
2. Melalui Awal Pembelajaran yang Baik
Pertama mengecek kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai.
Dengan demikian baik fisik dan mentalnya terjaga dan siap mengikuti
pelajaran. Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul
Kedua, Mengutarakan mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan
dibahas atau didiskusikan, dan diikuti dengan penjelasan singkata materi yang
lalu serta kaitannya dengan modul yang didiskusikan.Perhatian siswa terhadap
mata pelajaran bersangkutan susdah lebih dipusatkan. Melalu penjelasan

13
hubungan materi yang lalu dengan materi yang dibahas sekarang, berarti guru
merangsang siswa untuk memunculkan informasi berupa fakta, konsep,
prosedur, dan prinsip yang telah ada dalam ingatan jangka panjangnya (long
term memory).Informasi yang telah dipunyai itu dapat mempermudah
mempelajari informasi yang baru. Ketiga,Membentuk kelompok Untuk
menunjang beberapa upaya tersebut di atas, pada setiap bagian pendahuluan
modul, selalu menggunakan bahasa sapaan, kaitan isi modul dengan modul
sebelumnya, tujuan, pokok-pokok materi, petunjuk cara mempelajari modul,
dan petunjuk mengerjakan tes akhir modul sebagai balikan hasil belajar. Hal
ini dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa waktu
belajar mandiri.
Berbagai alternatif diatas merupakan strategi yang dapat dilakukan oleh
mahasiswa dalam upayanya untuk meningkatkan motivasi diri mereka dalam
berprestasi dibidang akademik.
3.7 Pentingnya Motivasi dalam Belajar
Ketiadaan atau kekurangan motivasi belajar membuat kita malas dan
enggan untuk belajar, jemu dan ogah-ogahan dalam belajar, apatis
terhadap bahan pelajaran, berat menghadiri kuliah, acuh tak acuh dalam
membuat catatan kuliah, tak berminat membaca diktat atau buku teks
wajib dan pengayaan. Orang yang termotivasi belajar,berminat terhadap
bahan belajar, bergairah dalam belajar dan melaksanakan tugas-tugas
studi, dan membangun sikap dan kebiasaan belajar yang sehat lewat.
penyusunan jadwal belajar dan melaksanakan dengan tekun. Oleh karena
itu, motivasi belajar itu sangat penting untuk mahasiswa.
Pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman
sebaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajar
4. Membesarkan semangat belajar.
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja secara
berkesinambungan.
3.8 Mengembangkan Motivasi Belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar tersebut ada dalam jaringan
rekayasa paedagogis dosen, guru atau pendidik lainnya. Dengan tindakan
pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka dosen atau
pendidik menguatkan motivasi belajar mahasiswanya. Sebaliknya, dilihat dari segi
emansipasi kemandirian mahasiswa, motivasi belajar semakin meningkat pada
tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang
mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologis mahasiswa. Sebagai contohnya adalah keinginan anak
untuk membaca majalah misalnya, terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk
mengucap kata. Keberhasilan mengucap kata dari simbol pada huruf-huruf
mendorong keinginan menyelesaikan tugas baca.

14
1. Cita-cita atau aspirasi mahasiswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan
belajar berjalan,makan makanan yang lezat, berebut permainan, dapat
membaca, dapat menyanyi, dan lain-lain. Keberhasilan mencapai keinginan
tersebut menumbuhkan kemauan yang giat, bahkan di kemudian hari
menimbulkan cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan,
bahasa dan nilai-nilai kehidupan.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat
memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,
penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan
menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita akan
memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya
suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2. Kemampuan Mahasiswa
Orang yang mampu memotivasi dirinya akan selalu bersemangat.Ia akan
belajar dengan gairah yang tinggi. Hal ini karena ia merasa memperoleh
kepuasan batiniah dengan belajar, meskipun kepuasan batin bukanlah satu-
satunya tujuan. Belajar baginya adalah sesuatu yang perlu dinikmati, bukan
menjadi beban yang perlu dihindari. Justru ketika tidak belajar, ia merasa
kepuasannya menjadi berkurang. Ia merasa ada sesuatu yang hilang dalam
dirinya.
Di samping itu,keinginan seseorang untuk memotivasi dirinya perlu dibarengi
dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Keinginan membaca
perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan bunyi huruf-
huruf dan keberhasilan membaca suatu buku bacaan akan menambah
kekayaan pengalaman hidup. Keberhasilan tersebut memuaskan dan
menyenangkan hatinya. Secara perlahan-lahan terjadilah kegemaran membaca.
1. Kondisi Mahasiswa atau Syarat-syarat Mental Mahasiswa
Kondisi mahasiswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.Seorang mahasiswa yang sedang sakit,
lapar, atau marah-marah akan menganggu perhatian belajar. Sebaliknya
seorang mahasiswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah
memusatkan perhatian. Mahasiswa yang sakit akan enggan belajar.
Mahasiswa yang marah-marah akan sukar memusatkan perhatian pada
penjelasan pelajaran. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani
mahasiswa berpengaruh pada motivasi belajar.
Syarat-syarat mental mahasiswa dalam belajar di pergururan tinggi
meliputi :
1) Persiapan motivasi
Dengan persiapan motivasi, disadap kembali daya dorongan dan keyakinan
batin untuk studi dan menghadiri kuliah. Oleh motivasi itu hati mantap untuk
berkuliah dan pergi ke kampus dengan maksud pokok untuk berkuliah, sedang
tujuan lain ada dibawahnya.Oleh motivasi,tekad untuk kuliah dibulatkan,
sehingga tak mudah digoyahkan oleh keinginan atau daya tarik lain, yang

15
membuat kita mengikuti kuliah secara setengah-setengah, atau malah mungkir
dari kuliah alias bolos.
2) Persiapan sikap murah hati
Menyiapkan sikap murah hati agar dapat mengikuti kuliah dengan sepenuh
hati, konsentrasi pikiran, kehendak serta usaha, dan tidak takut bersusah payah
bahkan berkorban selama mengikuti kuliah. Dengan sikap murah hati, tugas
kuliah menjadi terasa kurang sebagai beban dan tuntutannya terasa kurang
tekanannya
3) Pemeliharaan kebugaran mental
Untuk memperoleh kebugaran mental, kita mengolah stress yang kita alami,
mengarahkan berbagai emosi dan gerak jiwa yang muncul, dan berusaha
menyelesaikan rasa amarah, perselisihan, konflik dan bermusuhan yang ada.
Dengan cara itu jiwa menjadi damai, hati tenang, dan tubuh rileks-santai, dan
siap untuk masuk ke ruang serta mengikutinya dengan aktif. Selain itu,
terdapat pula beberapa hal penting yang terkait dengan syarat-syarat mental
mahasiswa dalam meningkatkan motivasi belajar, antara lain :
1. Hidup teratur
Seorang mahasiswa yang ingin sukses harus berusaha hidup dan bekerja
secara teratur. Membaca buku perkuliahan secara teratur, mengikuti kuliah
secara teratur, membuat catatan teratur. Oleh karena itu pembagian waktu dan
belajar dan beristirahat sangat penting sekali
2. Mampu mendisiplinkan diri
Belajar dan bekerja secara teratur hanya dapat dicapai apabiila kita mampu
mendisiplinkan diri. Pedoman-pedoman kerja dari jadwal belajar hanya ada
artinya apabila mahasiswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Banyak
gangguan mental yang dialami mahasiswa, misalnya kecenderungan untuk
bermalas-malasan, segan bersusah payah, sukar memusatkan pikiran,
kebiasaan suka melamun, mengobrol kesana kemari dan sebagainya. Semua
gangguan ini hanya dapat diatasi dengan berusaha mendisiplinkan diri.
3. Kondisi Lingkungan Mahasiswa
Lingkungan mahasiswa dapat berupa keadaan alam,lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. bagai anggota masyarakat
maka mahasiswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencana alam,
tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, akan mengganggu
kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus yang indah, pergaulan mahasiswa
yang rukun, akan memperkuat motivasi belajar. Oleh karena itu kondisi
lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu
dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan
indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. Sementara itu,
kondisi lingkungan mahasiswa itu terdiri dari :
1. Lingkungan rumah atau tempat tinggal (termasuk kos)
Tempat tinggal harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, tenang dan memiliki
penerangan yang cukup. Yang dimaksud memenuhi syarat-syarat kesehatan
ialah udara di sekitar rumah tidak lembab dan kotor, lalu udara bersih dapat

16
masuk ke dalam kamar tempat belajar.Agar dapat belajar dan beristirahat
tanpa terganggu, maka diperlukan pula ketenangan.
2. Lingkungan perguruan tinggi
Perguruan tinggi yang baik memiliki berbagai fasilitas belajar yang dapat
digunakan oleh para mahasiswa. Manfaatkanlah fasilitas-fasilitas ini dengan
sebaik-baiknya misalnya perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang belajar,
perkumpulan-perkumpulan ilmiah dan sebagainya. Alangkah sayangnya
apabila fasilitas-fasilitas ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
3. Syarat fisik
4. Baik tidaknya hasil belajar, keadaan fisik mahasiswa juga ikut menentukan. Agar
dapat belajar dengan baik, seorang mahasiswa harus memiliki jasmani yang sehat.
Badan yang lemah dan sakit-sakitan akan merupakan penghalang yang besar dalam
belajar, walaupun memiliki kecerdasan yang baik. Oleh karena itu menjaga kesehatan
adalah suatu usaha yang mutlak diperlukan agar dapat berhasil dalam belajar.
Motivasi mendorong orang untuk bekerja mencapai sasaran dan tujuannya karena
yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya.
3.9 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Seorang siswa kelas 3 SMA yang membaca iklan surat kabar dengan keinginan
mencari perguruan tinggi yang baik akan memperoleh kepuasan karena ia
memperoleh informasi yang benar. Keinginan belajar di perguruan tinggi
tertentu dipusatkan dengan iklan yang benar. Membaca iklan tersebut
memuaskan sebab ia membaca dengan motivasi mencari perguruan tinggi. Hal
tersebut tidak dialami oleh siswa lain yang membaca iklan secara iseng. Perilaku
membaca pada siswa “pencari informasi perguruan tinggi” berbeda dengan
perilaku membaca pada siswa yang iseng membaca iklan. Motif membaca kedua
siswa tersebut berbeda. Demikian halnya dengan motif belajar pada mahasiswa
yang sedang membaca buku perkuliahan. Membaca dengan motivasi “mencari
sesuatu” lebih berarti bila dibandingkan dengan membaca “tanpa mencari
sesuatu”. Dosen di kampus menghadapi banyak mahasiswa dengan bermacam-
macam motivasi belajar. Oleh karena itu peran dosen cukup banyak untuk
meningkatkan belajar mahasiswanya.
1. Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Perilaku belajar di kampus telah menjadi pola umum. Sekurang-kurangnya
tiap mahasiswa mengalami belajar di kampusnya selama 4 sampai 5 tahun.
Dari segi perkembangan, ada mahasiswa yang semula hanya ikut-ikutan
memilih mata kuliah, suka bermain, belum mengerti faedah belajar. Dengan
tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosennya, kemudian mereka
mulai menyenangi belajar. Bermain-main merupakan hal yang menyenangkan
bagi sebagian besar mahasiswa. Mahasiswa akan menyadari bahwa bermain,
belajar sungguh-sungguh, pemberian motivasi belajar, belajar giat, istirahat,
dan belajar lagi, adalah pola perilaku kehidupan yang wajar bagi anggota
masyarakat kampus.
KehadiranKehadiran mahasiswa di bangku kuliah merupakan awal motivasi
belajar. Dosen yang profesional perhatiannya akan tertuju pada pembelajaran

17
mahasiswa. Persoalan bagi dosen ketika menghadapi mahasiswa di
perkuliahan adalah : Apakah mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi
? Apakah motivasi belajar yan tinggi tersebut berlaku pada bahan perkuliahan
tertentu ? Apakah motivasi belajar tinggi diberlakukan oleh mahasiswa pada
setiap dosen? Dapatkah motivasi belajar rendah ditingkatkan menjadi tinggi,
sehingga hasil belajar bertambah baik? Pertanyaan-pertanyaan tersebut
merupakan bimbingan tindak pembelajaran bagi dosen.Upaya pembelajaran
terkait
dengan beberapa prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar tersebut antara lain
sebagai berikut:
 Belajar menjadi bermakna bila mahasiswa memahami tujuan belajar; oleh
karena itu, dosen perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Tujuan
belajar memahami dan menghafal mata kuliah tertentu misalnya, adalah agar
mahasiswa dapat memahami dan mengerti mata kuliah tersebut dengan baik
 Belajar menjadi bermakna bila mahasiswa dihadapkan pada pemecahan
masalah yang menantangnya; oleh karena itu peletakan urutan masalah yang
menantang harus disusun dosen dengan baik
 Belajar menjadi bemakna bila dosen mampu memusatkan segala kemampuan
mental mahasiswa dalam program kegiatan tertentu Sesuai dengan
perkembangan jiwa mahasiswa, maka kebutuhan bahan-bahan kuliah
mahasiswa semakin bertambah, oleh karena itu, dosen perlu mengatur bahan
dari yang paling sederhana sampai paling menantang. Seyogianya bahan
tersebut diatur dalam prinsip memenuhi kebutuhan aktualisasi diri baik di
lingkungan kampus maupun lingkungan luar kampus. Sebagai ilustrasi, pada
setiap akhir perkuliahan bidang studi misalnya, setiap mahasiswa diberi
kesempatan menampilkan hasil karyanya melalui praktikum. Pada mata kuliah
Ekologi Manusia misalnya, diselenggarakan “pameran atau pekan ekologi
manusia”, pada mata kuliah kewirausahaan, misalnya, diselenggarakan “pekan
bisnis atau usaha yang dilakukan oleh mahasiswa”.
2. Belajar menjadi menantang bila mahasiswa memahami prinsip penilaian dan faedah
nilai belajarnya bagi kehidupan di kemudian hari, oleh karena itu dosen perlu
memberitahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar mahasiswanya. Sebagai
ilustrasi, mahasiswa perlu memahami pentingnya bahasa Inggris. Bila mahasiswa tahu
bahwa bahasa Inggris penting untuk belajar pengetahuan di perguruannan tinggi,
maka ia akan belajar bahasa Inggris dengan sungguh-sungguh. Sebab dengan angka
sembilan untuk bahasa Inggris, peluang untuk bekerja di perusahaan-perusahaan
makin terbuka.
3. Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran
Seorang mahasiswa akan belajar dengan seutuh pribadinya. Perasaan,
kemauan, pikiran,fantasi, dan kemampuan yang lain tertuju pada belajar.
Meskipun demikian ketertujuan tersebut tidak selamanya berjalan lancar.
Ketidaksejajaran tersebut disebabkan oleh kelelahan jasmani atau mentalnya,
ataupun naik turunnya energi jiwa. Pada suatu saat perasaan mahasiswa
kecewa, dan akibatnya kemauan belajar menurun. Atau walaupun perasaan

18
kecewa, ia dapat mengatasinya, ada kemauan dan semangat belajar diperkuat.
Sebaliknya, lingkungan seperti teman belajar, surat kabar, radio, majalah,
televisi, dosen, orang tua juga akan mempengaruhinya. Ada teman belajar
yang putus asa, ada pula yang tegar. Ada iklan yang menawarkan lapangan
kerja yang menarik. Ada tayangan televisi yang bertepatan dengan pengerjaan
tugas pekerjaan rumah. Unsur-unsur lingkungan tersebut ada yang mendorong,
dan ada pula yang menghambat kegiatan belajar. Keputusan belajar giat,
ataupun menangguhkan belajar, ada pada diri mahasiswa sendiri.
4. Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Mahasiswa
Perilaku belajar mahasiswa merupakan rangkaian tindak-tindak belajar setiap
hari. Perilaku belajar setiap hari bertolak dari jadwal pelajaran perkuliahan.
Untuk menghadapi hari pertama masuk kuliahya dosen telah membuat
rancangan perkuliahan. Sedangkan mahasiswa telah terbiasa dengan membaca
buku pelajaran. Mahasiswa telah mengalami belajar yang berhasil atau belajar
yang gagal sebelumnya. Mahasiswa menghayati “pahitnya kegagalan” belajar,
dan “manisnya keberhasilan belajar”. Oleh karena itu rancangan perkuliahan
satu tahun kuliah selalu diharapkan oleh seluruh mahasiswa. Bagi mahasiswa,
rancangan tersebut ibarat “perjalanan tamasya ke gunung yang penuh liku-
liku, yang sulit tetap menggembirakan”. Kehadiran hari pertama yang “penuh
harap” pada mahasiswa perlu digunakan untuk membesarkan semangat
belajar.
Mahasiswa mempelajari berbagai bidang perkuliahan selama dua puluh
sampai tiga puluh jam perkuliahan tiap minggu. “Jatah bahan perkuliahan”
tiap tahun terdiri atas beberapa buah buku atau diktat perkuliahan. Dan diktat-
diktat perkuliahan tersebut terhitung dua ratus sampai tiga ratus halaman per
buku. Tiap mahasiswa memiliki kecepatan membaca buku sendiri sebagai
ilustrasi, seorang mahasiswa tingkat pertama menghabiskan waktu 30 menit
untuk memahami bahan sejumlah enam halaman. Kecepatan membaca buku
tersebut berpengaruh pada penyelesaian belajar tiap hari. Secara umum
diketahui bahwa mahasiswa memerlukan waktu membaca dua sampai tiga jam
(120-180 menit) tiap hari. Diharapkan lama waktu baca tersebut menjadi
kebiasaan mahasiswa dan makin tinggi jenjang kamahasiswaannya, makin
lama waktu bacanya. Dalam membaca diktat perkuliahan tersebut, mahasiswa
mengalami dan menemukan pengertian atau hal-hal yang susah, sedang, atau
yang sukar. Pengalaman tersebut bermanfaat bagi pengelolaan belajar
mahasiswa.

5. Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar


Belajar di sekolah termasuk kampus menjadi pola umum kehidupan warga
masyarakat di Indonesia. Belajar telah dijadikan alat hidup. Wajib belajar di
perguruan tinggi merupakan kebutuhan hidup. Oleh karena itu warga
masyarakat mendambakan agar anak-anaknya memperoleh tempat belajar di
perguruan tinggi yang baik.

19
Dengan belajar dan melakukan analisis seperti dalam praktikum mata kuliah
tertentu, mahasiswa menjadi memiliki keterampilan dasar. Dengan
keterampilan dasar tersebut, mahasiswa dapat memuaskan rasa ingin tahunya
lewat penelitian atau observasi, dan bernalar. Perolehan pengetahuan awal ini
akan menimbulkan rasa percaya diri. Mahasiswa dengan kepercayaan diri,
bertambah kuat kemauannya untuk belajar. Ketakutan pada kebodohan
menjadi penguat kemauan, dan mahasiswa mencoba mengembangkan
keinginan atau khayalannya menjadi cita-cita hidup. Cita-cita awalnya adalah
ingin menjadi orang baik, yang berguna bagi agama nusa dan bangsa serta
terbebas dari 3 Buta (buta aksara, buta bahasa Indonesia, dan buta
pengetahuan umum).
Memasyarakatkan “cita-cita untuk hidup lebih baik” tersebut akan mempunyai
pengaruh pada generasi bangsa. Namun pengaruh tersebut perlu
dikembangkan lebih lanjut oleh dosen dan pendidik yang lain. Pengaruh yang
mendidik bersifat individual, seperti halnya dengan makanan yang bergizi.
Kampus sebagai pusat kegiatan belajar adalah tempat dosen profesional
mendidik. Dosen adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan
mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikkan cita-cita belajar pada mahasiswa
merupakan upaya “memberantas” kebodohan masyarakat. Upaya mendidikkan
dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Cara-cara mendidik dan mengembangkan yang dapat dilakukan
antara lain sebagai berikut :
1. Dosen menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, seperti mengatur
jadwal perkuliahan dan kampus yang indah dan tertib.
2. Dosen mengikut sertakan semua mahasiswa untuk memelihara fasilitas
perkuliahan, misalnya, mahasiswa diajak serta memelihara ketertiban dan
keindahan kampus, perpustakaan, alat-alat olahraga, halaman kampus, dan
kebun yang ada di kampus
3. Dosen mengajak serta mahasiswa untuk membuat perlombaan unjuk prestasi
belajar, seperti pekan ilmiah mahasiswa, lomba karya tulis ilmiah mahasiswa,
dan karya alternatif mahasiswa.
4. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan
keinginan-keinginan mereka dan mencatat keinginan yang tercapai dan tak
tercapai, mahasiswa diajak berdiskusi tentang keberhasilan atau kegagalan
mencapai keinginan, selanjutnya mahasiswa diminta merumuskan keinginan-
keinginan yang “baru” yang diduga dapat tercapai.
Dalam rangka pengembangan cita-cita belajar atau perkuliahan
tersebut, dosen dan pendidik lain dapat membuat program-program
belajar. Program-program belajar yang dapat dilakukan bersama antara
lain sebagai berikut: (i) program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa,
kerajinan, unjuk kreativitas seni mahasiswa, dan (iii) program belajar
kebaktian sosial bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus;
dalam program ini yang diaktifkan adalah Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM), atau organisasi-organisasi lain yang ada di kampus. Dosen dan

20
pendidik yang lain berlaku “tut wuri handayani”. Secara ringkas dapat
dikemukakan bahwa pengembangan cita-cita belajar atau perkuliahan
dilakukan sejak mahasiswa masuk dan mulai belajar di kampus.
3.10 Faktor Faktor Yang Menghambat Motivasi Belajar
Keberhasilan dan kegagalan belajar di perguruan tinggi dipengaruhi
oleh banyak faktor termasuk di dalamnya adalah motivasi belajar
mahasiswa itu sendiri. Beberapa faktor atau sebab yang menghambat
motivasi belajar antara lain adalah :
1. Sebab-sebab yang bersifat biologis, yaitu sebab-sebab yang berhubungan
dengan jasmaniah misalnya:
Kesehatan : faktor kesehatan sangat mempengaruhi diri mahasiswa,
sebab mahasiswa yang sakit atau dalam keadaan lemah akan sukar
belajar.
Cacat badan : misalnya bisul, tuli, buta dan sebagainya, hal ini
menghambat belajar mahasiswa, sebab mahasiswa tidak dapat
menerima pelajaran.
2. Sebab-sebab yang bersifat psikologis, yaitu sebab-sebab yang berhubungan
dengan kejiwaan mahasiswa, misalnya :
1) Intelegensi/kecerdasan merupakan salah satu faktor endogin yang
sangat mempengaruhi kemajuan mahasiswa.
2) Perhatian : perhatian sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak,
sebab dengan tidak adanya perhatian belajar mahasiswa terhadap
mata kuliah, maka mahasiswa tidak akan suka belajar. Berarti
menghambat mahasiswa untuk meningkatkan motivasi belajar.
3) Minat : bila mata kuliah tidak sesuai dengan minat mahasiswa, maka
mahasiswa akan belajar dengan sebaik-baiknya.
4) Bakat : Kalau mata kuliah tidak sesuai dengan bakat mahasiswa,
maka mahasiswa tidak akan mencapai prestasi tinggi, karena ia tidak
berbakat dalam bidang itu.
5) Konstelasi psikis yang lain : yakni adanya keadaan-keadaan psikis
yang dapat menghambat belajar mahasiswa, seperti terganggu
kehidupan emosinya dan adanya gangguan-gangguan psikis seperti
neurotis
Selain faktor tersebut di atas, terdapat pula faktor-faktor
yang menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menjadi
menurun. Faktor tersebut antara lain :
6) Faktor keluarga : seperti cara orang tua mendidik anaknya yang
tidak mapan, hubungan antara orang tua dan anaknya kurang lancar.
Suasana di dalam rumah atau kos juga sangat mempengaruhi proses
belajar mahasiswa, sebab suasana rumah atau kos yang ramai, selalu
tegang, sering cekcok, dan sebagainya akan sangat mengganggu
motivasi mahasiswa dalam belajar. Di samping itu, keadaan
ekonomi juga memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar
mahasiswa. Kalau keadaaan ekonomi keluarga kurang, berarti

21
kebutuhan dan perlengkapan belajar kurang terpenuhi, dan tempat
belajar pun tidak baik atau bahkan tidak ada, maka mahasiswa tidak
dapat belajar dengan baik.
7) Faktor tempat kuliah (kampus) : seperti cara penyajian mata kuliah
yang kurang baik, hubungan antara dosen dengan mahasiswa yang
kurang baik, biasanya kalau dosen sudah dibenci mahasiswanya
maka pengajarannya biasanya juga tidak berhasil. Hubungan antara
mahasiswa dan temannya yang kurang baik menimbulkan perasaan
malas masuk kuliah, perasaan rendah diri, dan sebagainya dan ini
menyebabkan motivasi belajar mahasiswa menjadi menurun.
8) Faktor masyarakat : seperti teman bergaul yang kurang baik dapat
membawa akibat mahasiswa itu menjadi tidak baik, terlalu banyak
tugas dalam organisasi juga dapat menurunkan motivasi belajar
mahasiswa Dan lingkungan sekitar kos atau rumah yang kurang
baik, tentangga suka berjudi, mencuri atau kebiasaan-kebiasaan lain
yang jelek.
9) Faktor-faktor lain yang menyebabkan motivasi belajar mahasiswa
rendah adalah : metode belajar mahasiswa yang kurang baik
(pembagian waktu belajar yang kurang baik, cara belajar yang salah,
misalnya menghafal saja tanpa pengertian pembagian atau
penggunaan waktu istirahat yang kurang efektif).Untuk mengatasi
faktor penyebab menurunnya atau tidak termotivasinya mahasiswa
dalam belajar terutama yang disebabkan karena metode belajar yang
kurang baik, maka untuk mengatasi hal yang demikian, berikut ini
diuraikan beberapa hal mengenai metode belajar yang baik di
perguruan tinggi.

3.11 Metode Belajar di Perguruan Tinggi


Dalam rangka menuntut ilmu di perguruan tinggi, belajar berarti
mendayagunakan dana, waktu, daya mental (motivasi yang kuat dalam
belajar ) dan energi fisik untuk menyerap dan menyatukan bahan
informasi dan ilmu pengetahuan dari bangku kuliah,diskusi, buku,
kegiatan terarah. Tujuan langsung dari kegiatan belajar adalah agar lulus
ujian dengan hasil yang paling baik sesuai dengan kemampuan. Sedang
tujuan tak langsung adalah perkembangan diri, pengetahuan, kecakapan
agar mampu berperan dan menyumbang maksimal dalam kehidupan.
Oleh karena itu, maka untuk mencapai kedua tujuan tersebut perlu kita
ketahui tentang strategi atau metode dalam hal pembelajaran di
perguruan tinggi.
Metode adalah langkah-langkah, prosedur, proses, cara-cara untuk
mencapai sesuatu. Metode berupa urutan langkah-langkah dan tahap-
tahap tindakan untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu secara
efisien, lancar, dan efektif, mendatangkan hasil yang diharapkan.
Metode biasanya dirumuskan berdasarkan pengalaman yang sudah teruji

22
atau percobaan yang sudah terbukti benar. Metode belajar merupakan
cara-cara untuk memahami, menguasai, menyerap, mengingat
informasi, pengetahuan, dan menguasai kecakapan secara baik dalam
arti efisien dan efektif, sehingga informasi, pengetahuan dan kecakapan
itu dapat dimanfaatkan untuk kemajuan hidup dan kerja. Metode belajar
yang baik membantu orang mapu belajar secara poduktif informasi,
pengetahuan dan kecakapan dikembangkan dan dimanfaatkan untuk
hidup kerja pribadi dan kesejahteraan orang lain.
Seperti Apa Metode Belajar yang Baik?
Istilah baik bersifat objektif, subjektif dan relatif. Metode belajar yang
objektif baik adalah metode yang dari dan pada dirinya terbukti baik.
Tetapi metode belajar yang secara objektif baik belum tentu secara
subjektif baik karena subjek, yaitu orang yang belajar itu, berbeda-beda.
Maka metode belajar yang baik bagi mahasiswa A belum tentu baik
bagi mahasiswa B. dengan demikian, baiknya suatu metode belajar
selalu relatif tergantung dari si pemakai dan tidak pernah mutlak.
Dari antara berbagai metode belajar, salah satu metode belajar yang
secara objektif dianggap baik adalah metode belajar S Q 3R.
S berarti survey, yaitu membuat pengamatan atas bahan yang hendak
dipelajari.
Q berarti question, yaitu mengajukan pertanyaan atas bahan yang
hendak dipelajari. Sering juga disebut Inquire, yaitu menyelidiki seluk
beluk bahan yang hendak dipelajari.
R1 berarti reading, yaitu membaca secara aktif atas bahan yang hendak
dipelajari, dengan metode membaca untuk belajar dan membaca secara
kritis.
R2 berarti repetition yaitu mengulang kembali hal-hal yang sudah
dipelajari.
R3 berarti review yaitu meninjau kembali hal-hal yang sudah dipelajari.
3.12 Cara Memperbaiki Metode Belajar
Cara belajar, sebagai cara kerja, selalu dapat ditingkatkan. Caranya
antara lain dengan:
1. Meningkatkan motivasi belajar dengan lebih meyakinkan diri bahwa
 Saat ini, yaitu selama masa studi untuk mencapai gelar akademis atau sebutan
professional adalah saat-saat hidup dan belajar yang paling baik. Saat-saat
studi itu tak akan lagi dan tak tergantikan. Maka perlu digunakan dengan baik
 Masa studi yang berlangsung selama 6 sampai 14 semester ini dibanding
dengan masa hidup yang akan dijalani terlalu pendek, tetapi berdampak
dahsyat untuk hidup selanjutnya.
 Hidup ini hanya satu kali. Setiap orang yang hidup perlu berperan dan mampu
menyumbang jasa di salah satu bidang kehidupan. Studi yang sekarang
dijalani merupakan salah satu sarana penting untuk berperan dan menyumbang
dalam hidup itu.

23
 Studi di perguruan tinggi makan biaya dan waktu. Biaya dan waktu itu harus
dipergunakan secara bertanggung jawab. Caranya adalah dengan belajar
sungguh-sungguh. Dengan demikian, biaya dan waktu yang sudah dikeluarkan
menghasilkan hasil studi yang maksimal.
2. Memperbaiki jadwal belajar dan kegiatan studi sesuai dengan tuntutan
studi, dan lebih tekun dalam mentaatinya.
3. Mengurangi faktor-faktor yang mengganggu jalannya pelajar, yang ada di
luar kita.
4. Mengurangi faktor-faktor pengganggu studi yang datang dari diri sendiri.
5. Lebih melengkapi dan menyempurnakan bahan pelajaran seperti catatan
kuliah diktat, buku-buku teks wajib, alat-alat pembantu seperti kamus-
kamus dan alat-alat tulis seperti penggaris, stabilo, kertas, dan lain sebagain
3.13 Lima Fungsi dan Peranan Motivasi Berprestasi Dalam Akademik
mahasiswa
A. Fungsi Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi dalam belajar mempunyai peranan yang sangat
besar pengaruhnya untuk mendorong kegiatan belajar mahasiswa
khususnya yang tidak mamiliki tujuan belajar secara jelas. Menurut
Sadiman A.M (2003 : 85) fungsi dari motivasi adalah :
 Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motorik yang
melepaskan energi
 Menentukan arah perbuatan kearah yang hendak dicapai
 Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan – perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dalam hal ini fungsi motivasi menandakan perubahan kearah yang
lebih baik yang timbul dari dalam dan luar diri seseorang khususnya
dalam hal belajar bagi mahasiswa. Motivasi berprestasi mahasiswa
adalah salah satu factor untuk meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa di Perguruan Tinggi, maka dalam hal ini Sadirman A.M
(2003 : 83) mengemukakan beberapa indikator yang ada dalam
motivasi belajar mahasiswa yaitu:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
3. Menunjukan minat terhadap bermacam – macam masalah
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan dengan tugas – tugas yang rutin
6. Dapat mempertahankan pendapatnya
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal – soal.
Motivasi dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan
memperhatikan hal hal yang dapat diukur dalam motivasi yaitu
menggunakan angket kepada mahasiswa. Mahasiswa diharapkan

24
memiliki kesadaran motivasi berprestasi dalam mengikuti dan
dalam melaksanakan pembelajaran. Uno (2006: 47)
mengungkapkan bahwa orang –orang yang belajar cepat akan lebih
baik apabila mereka sangat termotivasi untuk mencapai sasaran
mereka. Dengan sangat termotivasi mencapai sasaran maka meraka
selalu menerima nasihat dan saran tentang cara meningkatkan
kinerja atau kemampuan.Oleh karena itu motivasi berprestasi
memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses belajar di
perguruan tinggi khususnya untuk memperoleh prestasi akademik
yang tinggi.
B. Peranan Motivasi Dalam Prestasi Akademik
Peranan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting
dan memiliki pengaruh yang amat besar terhadap apa yang akan
diperoleh mahasiswa dalam hal ini lebih ditekankan pada tingkat
prestasi dan keberhasilan mahasiswa dalam hal belajar. Peran
motivasi untuk memperjelas tujuan belajar sehingga lebih terarah
dan dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. motivasi
sangat berperan dalam prestasi akademik karena motivasi menurut
Sardiman A .M (2003 :78) mengandung nilai – nilai sebagai berikut :
 Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau gagalnya kegiatan mahasiswa.
Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal.
 Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya adalah pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan, dorongan motif, minat yang ada pada mahasiswa.
 Pembelajaran yang termotivasi pada hakekatnya menurut kreativitas dan
imajinitas guru untuk berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara
yang relevan dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar
mahasiswa.

25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Proses pendidikan di perguruan tinggi merupakan kegiatan akademik yang
menuntut kesunggulan para pengelola, dosen dan peserta programnya,
sehingga dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan target atau sasarannya.
Untuk mencapai keberhasilan belajar di perguruan tinggi diperlukan motivasi
belajar yang optimal dan metode belajar yang efektif. Bagi para mahasiswa,
sudah sewajarnya pada waktu mereka berpikir untuk belajar di perguruan
tinggi, maka mereka harus mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan
strategi belajar yang benar. Sebab hanya dengan motivasi dan metode belajar
yang memadai, mereka dapat mengikuti kegiatan belajar di perguruan tinggi
tanpa terlalu bersusah payah, tidak terlampau tertekan beban, dan dapat
menyelesaikan belajar pada waktunya serta dengan hasil belajar optimal sesuai
dengan kemampuan.
1. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dan yang memberikan
arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.
2. Secara umum motivasi itu terbagi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ektrinsik. Motivasi dikatakan intrinsik apabila hal dan keadaan yang berasal dari
dalam diri mahasiswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Sedangkan motivasi dikatakan ektrinsik apabila mahasiswa menempatkan tujuan
belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa diantaranya cita-cita atau aspirasi, kemampuan, kondisi
mahasiswa, kondisi lingkungan, dan unsur-unsur dinamis dalam belajar.
3. Motivasi memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar bagi
mahasiswa, mempengaruhi intensitas kegiatan belajar, tetapi motivasi dipengaruhi
oleh tujuan yang akan dicapai dengan belajar. Makin tinggi tujuan belajar maka akan
semakin besar pula motivasinya, dan semakin besar motivasi belajarnya akan
semakin kuat pula kegiatan belajarnya.
Uraian ini tentu saja tidak cukup. Mahasiswa masih perlu lagi memperdalam
hal ini dengan membaca buku-buku yang tersedia di perpusatakaan dan
sumber informasi lainnya. Berhasil atau tidaknya studi masih memerlukan
perjuangan yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, merupakan tindakan
yang arif apabila para mahasiswa selalu berusaha untuk meningkatkan
motivasi dirinya tatkala belajar di perguruan tinggi dan memiliki
keterampilan metode belajar yang memadai. Apabila mahasiswa Mengikuti
petunjuk-petujuk dalam uraian motivasi dan metode belajar ini dengan penuh
semangat, maka keberhasilan akan berada di tangan mahasiswa itu sendiri.
26
4.2 Saran

Berbagai alternatif yang dipaparkan dalam kajian pustaka bisa menjadi acuan da pedoman
bagi mahasiswa. Yang perlu dipahami oleh mahasiswa bahwa sehebat apapun si
motivator namun jika tidak ada keingin dari yang dimotivasi maka motivasi tersebut tidak
akan pernah dapat terwujud. Karenanya Sebagai seorang mahasiswa yang berkutat di
bidang akademik, tumbuhkanlah motivasi itu dari dalam diri sendiri bukan karena faktor-
faktor luar. Karena dari dalam itulah kita sadar betapa pentingnya keseriusan dan
ketekunan belajar di perguruan tinggi sebagai modal dimasa depan.

27
DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu.1993.Cara Belajar Mandiri Dan Sukses. Solo:CV Aneka Cipta.


Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Effendy, O.U. 1981. Dimensi-dimensi Komunikasi. Penerbit Alumni. Bandung.
Hardjana, Agus.1997. Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi.Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Hamalik, Oemar. 2002.Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
John, W Santrock. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Kartono, Kartini. 1995.Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi. Penerbit
Srigunting. Jakarta.
Koeswara, E. 1989. Motivasi. Penerbit Angkasa. Bandung.
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta: CV.Andi Offset.
Munandar, Anshar Sunyoto.2001. Psikologi Industri dan organisasi.Jakarta:UI Press.
Prayitno, Elida.1989. Motivasi Dalam Belajar.Jakarta:Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan.
Soemanto, Wasty. 1983.Psikologi Pendidikan. Malang: Rineka Cipta.
Syah, Muhibbin.1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terbaru.Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
W.S Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo.

28
29

Anda mungkin juga menyukai