BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional serta social dari setiap anggota keluarga. (Duval, 1986
dalam Andarmoyo, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya. ( Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Andarmoyo, 2012 ).
2. Tipe keluarga
Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka ragam,
tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan,
namun secara umum pembagian tipe keluarga menurut Friedman,
(2010)dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, Tipe Keluarga dapat dikelompokkan dalam 2
macam, yaitu :
1) Keluarga Inti : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2) Keluarga Besar : keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3) Keluarga Berantai : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga Duda/Janda : keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
2
7) Comunal
Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suami-
istri atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal
bersama tanpa ikatan perkawinan
9) Composite /Keluarga Berkomposisi
Sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal
secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and Lesbian Family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
3. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga,sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
4
d. Fungsi Reproduksi
Keluarga memiliki fungsi untuk menjaga keberlangsungan
masyarakat. Komponen yang dilaksanakan keluarga dalam
melaksanakan fungsinya adalah meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memenuhi gizi keluarga, memelihara dan
merawat anggota keluarga.
e. Fungsi Perawatan Keluarga
Merupakan fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
5. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Menurut Friedman (1998), dalam (Murwani, 2007) membagi 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau
bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
6
2. Etiologi
Widodo (2013) menyatakan penyebab skabies disebabkan oleh
tungau Sarcoptes scabiei, yang berbentuk bundar dan mempunyai empat
pasang kaki. Dua pasang kaki di bagian anterior menonjol keluar
melewati batas badan, dua pasang kaki bagian posterior tidak melewati
batas badan. Selain itu, penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang
kurang terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan
yang lembab, dan kurang mendapat sinar matahari secara langsung.
9
Penyakit skabies juga menular dengan cepat pada komunitas yang tinggal
bersama. Skabies ditularkan oleh kutu betina yang telah dibuahi melalui
kontak fisik yang erat.
Penularan melalui pakaian dalam, handuk, seprei, tempat tidur,
perabot rumah, jarang terjadi. Kutu dapat hidup diluar kulit hanya 2-3 hari
dan pada suhu kamar 21°C dengan kelembapan relatif 40-80% (Harahap,
2000).
a. Morfologi Sarcoptes Scabiei Tungau betina berukuran sekitar 300-
450 mm, sedangkan yang jantan berukuran 150-250 mm. Secara
morfologi tubuh tungau terlihat berbentuk bulat berwarna keputihan.
Bagian dorsal tubuh tungau tertutup oleh sejumlah tonjolan-tonjolan
halus menyerupai duri (protuberances) dan beberapa rambut-rambut
kasar (bristles). Pada bagian dorsal dan ventral tubuh tungau terdapat
barisan duri-duri halus (striae). Pada tungau dewasa memiliki empat
pasang tungkai, dua pasangan tungkai pertama pada tungau betina
maupun jantan memiliki cakar empodium (empodial claws) dan alat
penghisap dengan tangkainya (sucker dan pulvillus). Alat penghisap
pada kaki berguna untuk membantu saat berjalan di kulit maupun di
terowongan kulit yang dibuatnya (Sucipto, 2011) Pada tungau jantan,
selain kedua pasangan tungkai pertama dan kedua, alat penghisap
juga terdapat pada pasangan tungkai keempat, tetapi tidak ada pada
pasangan tungkai ke tiga. Sedangkan pada tungau betina, pasangan
tungkai ketiga tidak memiliki alat penghisap (Sucipto, 2011).
Sedangkan menurut Handoko dalam buku Adhi Djuanda tungau
sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil yang berbentuk oval,
punggungnya cembung, bagian perutnya rata, berwarna putih kotor,
dan tidak memiliki mata. Ukuran tungau betina antara 330-450
mikron x 250-350 mikron, sedangkan tungau jantan lebih kecil, yaitu
200-240 mikron x 150-200 mikron. Pada bentuk dewasa memiliki
mempunyai empat pasang kaki, dua pasang kaki di depan sebagai alat
untuk melekat dan dua pasang kaki kedua pada betina berakhir
10
3. Epidemiologi Skabies
Skabies merupakan penyakit yang berkaitan dengan kebersihan
diri. Angka kejadian skabies meningkat pada kelompok masyarakat yang
hidup dengan kondisi kebersihan diri dan lingkungan di bawah standar
(Prabowo dkk, 2016). Insiden skabies di Negara berkembang
menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat
dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu epidemic dan permulaan
epidemic berikutnya kurang lebih 10-15 tahun. Beberapa faktor yang
dapat membantu penyebarannya adalah kemiskinan, hygiene yang jelek,
seksual promiskuitas, diagnosis yang salah, demografi, ekologi dan
derajat sensitasi individual. Insidennya di Indonesia masih cukup tinggi,
terendah di Sulawesi Utara dan tertinggi di Jawa Barat. Amiruddin dkk.,
dalam penelitian skabies di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya,
menemukan insidens penerita skabies selama 1983-1984 adalah 2,7 %.
12
7. Komplikasi
a. Stroke
b. Infark miokardium
c. Gagal ginjal
d. Ensefalotof
9. Pemeriksaan Fisik
Melalui pemeriksaan fisik didapatkan: kulit diselangkangan tampak
kemerahan, gatal terutama pada malam hari, nyeri, terdapat luka bekas
garukan, dan demam.
d. Data dokumentasi
Data dokumentasi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap data
atau catatan kesehatan klien. Contoh : KMS, kartu keluarga dan
catatan lain yang ada hubungannya dengan klien.
Menurut Mubarak (2009). Pengkajian dalam keluarga meliputi :
1) Data umum
a) Identitas : nama kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,
pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga dan
komposisi keluarga.
b) Tipe keluarga : menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga
berseta kendala atau masalah-masalah yang terjadi dengan
jenis tipe keluarga tersebut.
c) Suku bangsa : mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut,
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan.
d) Agama : mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.
e) Status sosial ekonomi keluarga : status ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu, sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan
oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki keluarga.
f) Aktifitas rekreasi keluarga : rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk
mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
18
2. Diagnosa keperawatan
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan langkah
selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah kesehatan keperawatan
keluarga. Untuk menentukan masalah, perawat dapat menggunakan skala
prioritas (Dion, 2013). Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan
keluarga harus didasarkan kepada beberapa kriteria yaitu :
a. Sifat masalah
Dikelompokan menjadi ancaman kesehatan, tidak/kurang sehat dan
keadaan sejahtera.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Kemungkinan keberhasilan mengurangi masalah atau mencegah
masalah bila dilakukan tindakan keperawatan dan kesehatan,
dikelompokkan menjadi mudah, sebagian dan tidak dapat diubah.
c. Potensi masalah dapat dicegah
Adalah bagaimana sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang
dapat dikurangi dan dicegah melalui tindakan keperawatan dan
kesehatan. Dikelompokkan menjadi tinggi, cukup dan rendah.
d. Masalah yang menonjol
Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.
Perumusan diagnosa keperawatan meliputi :
1) Masalah (Problem) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau angota
keluarga (individu) keluarga.
2) Penyebab (Etiologi) adalah suatu penyataan yang dapat
menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga,
yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat,
merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
22
Skor
x Bobot
Angka Tertinggi
Skoring :
1) Tentukan skror untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
3) Jumlah skor untuk kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot.
Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga Skabies 50
c. penyebabatau
faktorrisikohipertensi:
1. Genetik:
2. Jeniskelamindan
usia.
3. Diet.
4. Obesitas
5. Gayahidup
5. Menggunakan
fasilitas d. Komplikasi
pelayanan 1. Stroke
kesehatan 2. Gagal jantung
3. Gagalginjal
4. Kerusakan
penglihatan
e. Carapencegahan
1. Mengurangi
makanan asin dan
berlemak
2. Meningkatkan
asupanseratdan
kalsium
3. Menghentikan
kebiasaanburuk
sepertimerokok,
4. mengurangikopi
danalkohol
5. Olahraga secara
teratur
TUK2: Responverbal Akibat lnjut dari resiko
1. Kajiulangpengetahuankeluarga
Keluargadapatmengambil penurunancurahjantung
mengenai akibat resikopenurunan
keputusanuntukmerawat adalahvasokontriksidan
curah jantung
anggota keluargadengan hipertropiventricular
2.Berikan penjelasan tentang akibat
masalahresikotinggi
lanjutdari resikopenurunancurah
penurunancurahjantung
jantung
dengan cara : Keluargadapat 3.Berikankesempatankeluargauntuk
Keluargadapat memutuskanuntuk bertanya
menyebutkan akibat merawatanggotakeluarga 4.Evaluasi terhadap penjelasan yang
lanjutdariresiko denganmasalahresiko telahdiberikan
penurunancurah penurunancurah jangtung 5.Berikan reinforcement positif atas
jantung Caraperawatan: kebersediaankeluarga
Keluargadapat -Berikanlingkungan
memutuskanuntuk tenangdannyaman
merawatanggota - Pertahankan
keluargadengan Responverbal
pembatasanaktifitas
masalahresiko sepertiistirahatdi 1. Motivasikeluargauntukmerawat
penurunancurah tempattidu/kursi anggotakeluargadenganmasalah
jantung - Bantu melakukan resikopenurunancurah jantung
aktifitas 2. Berikanreinforcementpositifatas
- Lakukantindakanyang keputusankeluarga
nyamansepertpijat
punggungdanleher
1.Ajarkanpadakliendankeluargacara
pijatpunggungatauleher
2.Demonstrasikan pada klien dan
Keluargamerawatanggota keluarga cara pijat punggung atau
Klien dapat melakukan Respon keluargadenganhipertensi leher
pijatpunggungdanleher psikomotor dengan 3.Berikan kesempatan pada klien dan
caramendemonstrasikan keluargauntukmencobamelakukan
tehnikpijatpunggungdan pijatpunggungatauleher
leher. 4.Berikan reinforcement positif atas
usahayangdilakukankeluarga
5.Pastikan keluarga akan melakukan
tindakanyangdiajarkan
TUK4: Keluargadapat
Keluargadapat menyebutkanlingkungan 1.Kaji ulang pengetahuan keluarga
memodifikasi yang sehat: xmengenai sumberyangdimilikioleh
lingkunga yang Lingkunganyangsehat keluargadisekitarlingkunganrumah
menunjangkesehatan adalahlingkunganyang 2.Dorongkeluargauntuk
memenuhi syarat syarat memanfaatkansumberyangadadi
sekitarrumah
Responverbal
Keluargadapat kesehatanseperti
menyebutkanciri–ciri :penataanruanganyang
lingkunganyangsehat rapi,peneranganyang
cukup,lantaitidaklicin,
terdapatventilasi.
Untukmengatasimasalah
TUK5:
kesehatanyangdapat 1.Kaji ulang pengetahuan keluarga
Keluargadapat
digunakanadalah mengenaikeberadaanfasilitas
menggunakanfasilitas
puskesmas pelayanankesehatanyangdapatdi
kesehatan untuk
Tigakeuntungan jangkaukeluarga
mengatasimasalah
pelayanankesehatan: 2.Kajipengetahuankeluargamengenai
resikopenurunancurah Responverbal
jantung Dapat denganmudah manfaatkunjunganke fasilitas
memeriksakesehatan kesehatan
Biayaterjangkau 3.Keuntungan yang diperoleh dari
Tempatmudah fasilitaskesehatan
Keluargadapat terjangkau 4.Evaluasi terhadap materi yang di
menyebutkan berikan
keuntungandari fasilitas 5.Berikan reinforcement positif atas
kesehatan keberhasilan.
Respon
Klien memeriksa tekanan psikomotor Klienmemeriksatekanan
1.Motivasi klien dan keluarga untuk
darah kepuskesmas darahnyaselama
pemeriksaantekanan darahrutin
pengobatanhipertensi,1
2.Beri reinforcement positif atas
hari1 kali.
keberhasilan.
Setelah dilakukan 4 kali Potensial perubahan
kunjungan rumah selama Responverbal perfusijaringanadalah
30 menit tiap pertemuan keadaandimanaindividu 1.Kajipengetahuan keluarga
keluargadapat: mengalami atau beresiko mengenaipengertian,penyebab,
tandagejalapotensialperubahan
perfusijaringan.
56
Dengantenagayang 4.Evaluasiterhadapmateriyangtelah
secukupnya diberikan
Sesudahmelakukan 5.Berikan reinforcement atas setiap
pijatanlaluistirahatkan. jawabanyangbenar
Keluargamenyediakan
lingkungan yang
tenang dannyaman
Keluargamerawatanggota
Respon 1.Ajarkanpadakliendankeluargacara
Klien dapat melakukan keluargadenganhipertensi
psikomotor pijatpunggungatauleher
pijatpunggungdanleher dengan
2.Demonstrasikan pada klien dan
caramendemonstrasikan
keluarga cara pijat punggung atau
tehnikpijatpunggungdan
leher
leher.
3.Berikan kesempatan pada klien dan
keluargauntukmencobamelakukan
pijatpunggungatauleher
4.Berikan reinforcement positif atas
usahayangdilakukankeluarga
5.Pastikan keluarga akan melakukan
tindakanyangdiajarkan
TUK4:
Keluargadapat Responverbal Keluargadapat
memodifikasilingkunga menyebutkanlingkungan
1.Kaji ulang pengetahuan keluarga
yang yang sehat:
mengenai sumberyangdimilikioleh
menunjangkesehatan Lingkunganyangsehat
adalahlingkunganyang keluargadisekitarlingkunganrumah
memenuhi syarat 2.Dorongkeluargauntuk
Keluargadapat memanfaatkansumberyangadadise
syaratkesehatanseperti:penat
menyebutkanciri–ciri kitarrumah
aanruanganyang
lingkunganyangsehat
rapi,peneranganyang
cukup,lantaitidaklicin,
terdapatventilasi.
58
c. Evaluasi Keperawatan
akhir yang bertujuan untuk mencapai kemampuan klien dan tujuan dengan
SOAP (subjektif, objektif, analisa dan perencanaan) ( Potter & perry, 2012).