Gastrointestinal ialah suatu kelainan atau penyakit pada jalan makanan/pencernaan. Penyakit
Gastrointestinal yang termasuk yaitu kelainan penyakit kerongkongan (eshopagus), lambung
(gaster), usus halus (intestinum), usus besar (colon), hati (liver), saluran empedu (traktus
biliaris) dan pankreas (Sujono Hadi, 2002).
SLIDE 3
Menurut Linda Chandranata (2000) Klasifikasi gastrointestinal dibagi menjadi dua yaitu
Gastrointestinal atas seperti gangguan nafsu makan, mual muntah dan Gastronitestinal bawah
yaitu konstipasi, diare.
SLIDE 4
Pengertian:
suatu keadaan ( biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual-muntah
yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara
keseluruhan, menyebabkan cadangan karbohidrat habis untuk keperluan energy, sehingga
pembakaran tubuh beralih pada cadangan lemak dan protein.
Penyebab:
Besar kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan,
keretakan hubungan dengan suami, diduga dapat menjadi factor kejadian hiperemesis
gravidarum.
3. Faktor alergi
Pada kehamilan, diduga terjadi invasi jaringan vili korialis yang masuk kedalam
peredaran darah ibu
Patofisiologi:
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau
akibat berkurangnya pengosongan lambung.
Pencegahan:
SLIDE 5
KONSTIPASI
PENGERTIAN:
Konstipasi adalah buang air besar yang keras/susah buang besar lebih Selama 3 hari atau
lebih.
PENYEBAB:
Penyebab sembelit sering tidak terdeteksi. Hal ini mungkin berhubungan dengan makanan
atau penyakit atau karena kelainan bawaan pada usus besar (sangat jarang terjadi).
PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal sebagian besar rectum dalam keadaan kosong kecuali bila adanya
refleks masa dari kolon yang mendorong feses kedalam rectum yang terjadi sekali atau duakali
sehari. Hal tersebut memberikan stimulus pada arkus aferen dari refleks defekasi.
PENATALAKSANAAN
SLIDE 6
DIARE
PENGERTIAN
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besardengan bentuk tinja yang encer atau cair. Menurut
WHO (1980), Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari.
PENYEBAB
a. Infeksi: Virus
PATOFISIOLOGI
Meningkatnya mortilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat
gangguan dari absorbsi dan ekskresi cairan dan elektolit yang berlebihan. Cairan, sodium, potassium
dan bikarbonat berbindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan
dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolic
PENATALAKSANAAN
SLIDE 7
MANIFESTASI KLINIK
b. Anoreksia, keluhan nafsu makan menurun dapat ditemukan pada semua penyakit, termasuk
juga penyakit saluran makan.
c. Disfagia, merupakan keluhan yang disebabkan kelainan pada esofagus, yaitu timbulnya
kesulitan pada waktu menelan makanan atau cairan.
d. Nausea, beberapa rangsangan yang dapat menimbulkan rasa mual, rasa mual diantaranya
adalah: rasa nyeri dalam perut, rangsangan labirin, daya ingat yang tak menyenangkan.
e. Vomitus, timbulnya muntah-muntah sebagai akibat karena kontraksi yang kuat dari antrum
dan pilorus dan timbulnya anti peristaltik yang kuat pada antrum dengan disertai relaksasi dari
otot-otot spinghter kardia, disusul melebarnya esofagus dan menutupnya glotis.
f. Nyeri tekan, kekakuan, demam, massa yang dapat diraba, bising usus berubah, perdarahan
gastrointestinal, defisit nutrisional, ikterus dan tanda disfungsi hepar.
SLIDE 8
KOMPLIKASI
1. Kanker esofagus
2. Kanker lambung
3. Kanker pankreas
4. Kanker hepar
SLIDE 9
PENATALAKSANAAN
b. Pemeriksaan saluran gastrointestinal bawah, untuk mendeteksi adanya polip, tumor, dan lesi
lain dari usus besar serta untuk mendemontrasikan adanya anatomi abnormal atau malfungsi
dari usus.
c. Pembedahan.
SLIDE 10
PENGOBATAN