KELOMPOK 3
1. Siklus langsung
2-3 hari di tanah → larva rabditiform → larva filariform → menembus
kulit manusia → peredaran darah vena → jantung kanan → paru -paru
→ parasit mulai menjadi dewasa → menembus alveolus → masuk
trakhea dan laring → terjadi refleks batuk & parasit tertelan → sampai
di usus halus → dewasa
2. Siklus tidak langsung
Larva rabditiform di tanah → cacing jantan & betina bentuk bebas →
terjadi
pembuahan → telur menetas menjadi larva rabditiform → larva
filariform → masuk dalam hospes baru.
3. Autoinfeksi
Larva rabditiform → larva filariform di usus/ daerah perianal →
menembus mukosa usus/ perianal → menyebabkan strongiloidiasis
menahun.
Manusia merupakan hospes utama cacing ini. Parasit ini
dapat menyebabkan penyakit strongilodiasis. Terdapat 3
tipe:
Tipe ringan, tidak memberikan gejala.
Tipe sedang, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan.
Tipe berat, mengalami gangguan hampir di seluruh
tubuh sehingga dapat menyebabkan kematian.
Menurut departemen kesehatan RI 2009, hasil survei
tahun 2008 pada 8 provinsi terpilih di indonesia
diperoleh kisaran prevalensi STH yang cukup tinggi
yaitu antara 2,7% sampai 60,7%.
Diagnosa infeksi strongyloides stercoralis
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan larva
rhabditiform atau larva filariform pada pemeriksaan
tinja atau aspirasi duodenum.
Pencegahan infeksi strongyloides stercoralis
Selalu menggunakan alat kaki saat keluar rumah
Hindari kontak kaki secara langsung dengan tanah
Tidak buang air besar sembarangan
Pemberian obat dapat dilakukan dengan
Tiabendazol
Albendazol
Mebendazol