Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENULISAN ILMIAH

TINJAUAN PUSTAKA

Dosen Pembimbing:

Firda Agustin, S.Si., Msi

Disusun Oleh :

Golongan A

Indah Putri Utami G42150348

Program Studi D-IV Gizi Klinik


Jurusan Kesehatan
Politeknik Negeri Jember
2018
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Dahulu

2.1.1 Ningsih. 2014. Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman,serta kualitas makanan
yang dijajalan di lingkungan SDN Kota Samarinda.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pedagang makanan
mengenai hygienie sanitasi melalui praktik hygiene sanitasi makanan dan minuman pada
pedagang sebelum dan sesudah diberi penyuluhan dan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
makanan tentang bagaimana cara pengolahan makanan yang benar, cara menyimpan bahan
makanan, dan cara penyajian makanan. Bahwa di dapatkan hasil yaitu kurangnya pengetahuan
tingkat pengetahuan pedagang mengenai bahan makanan tambahan, sehingga pada saat
pengisian kuisioner pengetahuan yang rendah. Ada pengaruh dan peningkatan pengetahuan pada
saat diberikan penyuluhan hygiene sanitasi dan praktik hygiene serta mengetahui kualitas jajanan
makanan mana yang bersih dan tidak bersih.

2.1.2 Puspitaningrum, dkk. 2017. Pengaruh media booklet terhadap pengetahuan dan sikap
remaja putri terkait kebersihan dalam menstruasi di Pondok Pesantren Al-Ishlah Demak
Triwulan II.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D) dengan
desain One Group Pretest Posttest. Instrument yang digunakan untuk Pengaruh media booklet
terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri terkait kebersihan dalam menstruasi yaitu berupa
kuesioner yang diberikan sebelum dan setelah intervensi. Dari hasil kuesioner pretest dan
posttest diperoleh bahwa pengetahuan siswa sekolah dasar meningkat setelah diberikan
intervensi. Begitu pula dengan sikap dari siswa sekolah dasar yang berubah dari negative
menjadi positif setelah diberikan intervensi. Hal tersebut membuktikan bahwa media booklet
efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam kebersihan remaja putri dalam
menstruasi.
2.1.3 Wulandari. 2015. Hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygine di
ruang intensive RSUD Dr. Moewardi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan sikap caring perawat
terhadap pelaksanaan oral hygine di ruang intensive. Dari data yang sudah diperoleh yaitu
memiliki sikap caring yang positif ditunjukkan dalam pengisian kuisioner yang menjawab benar
yaitu 86,7 % sehingga sikap dapat mempengaruhi personal hygine. Dilihat dari bagaimana
tindakan caring terhadap keluarga pasien yang selalu dilakukan dengan menjaga kebersihan
mulut.

2.1.4 Ramadani, dkk. 2016. Higiene dan sanitasi makanan jajanan di kantin sekolah dasar di
kecamatan buke kabupaten konawe selatan.

Berdasarkan penelitian ini ada pengaruh hygine penjamah makanan di kantin sekolah
dasar dikarenakan belum memenuhi syarat. Yang belum memenuhi syarat yaitu 82,14% dan
yang memenuhi syarat hanya 17,86%. Dengan menggunakan perlengkapan dengan alas tangan
maka makanan yang diambil tidak akan terkontaminasi. Karena jika tidak menggunakan alat atau
alas tangan dalam mengambil makanan, tangan yang sudah terkontaminasi dengan pencemaran
dapat masuk ke dalam makanan melalui kulit, jari-jari dan kuku yang tidak bersih. Pada jari-jari,
bakteri akan terikut dengan tangan saat menyentuh peralatan kotor, pangan tercemar, pakaian,
dan bagian lain dari tubuh. Sedangkan pada kuku, memiliki kuku panjang yang beresiko
terdapatnya kotoran di bagian dalam kuku karena sulit untuk dibersihkan.

2.1.5 Yunus S, dkk. 2015. Hubungan personal higine dan fasilitas sanitasi dengan kontaminasi
Escherichia Coli pada makanan di Rumah makan.

Dari hasil yang diperoleh bahwa ada hubungan antara tempat pengolahan makanan
dengan Kontaminasi Escherichia coli pada makanan di rumah makan sebanyak (10,0%) dengan
pengolahan yang baik dan yang tidak baik sebanyak (54,5%) mengalami kontaminasi
Escherichia coli pada makanan. Ruangan atau kondisi dapurnya terlihat kotor dan tidak terawatt,
tidak memiliki cerobong asap, ukuran dapur kecil sehingga dapat memudahnya
terjadinyapencemaran makanan. Serta tidak terdapat gambar tentang hygine dan sanitasi untuk
penjamah makanan agar penjamah ingat bagaimana proses pengolahan yang bai agar tidak
terkontaminasi.

2.2 Hygine dan sanitasi penjamah makanan

Hygine perorangan merupakan kebersihan tentang dirinya sendiri mengenai pengolahan


makanan yang aman dan sehat. Lalu dengan begitu penjamah makanan dapat melihat prosedur
yang memadai agar kontaminasi tidak terjadi dan makanan yang kita konsumsi merupakan
makanan yang sehat dan bersih dari bakteri atau dari kuman penyakit (Setyorini, 2013). Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1096/ MENKES/PER/VI/2011 tentang
Higiene Sanitasi Jasa Boga menyebutkan bahwa penjamah makanan tidak mengidap penyakit
menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis, dll atau pembawa kuman (carrier), berbadan sehat
yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter (Depkes RI, 2011).

Menurut FAO Indonesia (2009), menyatakan bahwa pemilihan bahan yang baik yaitu
dengan memilih bahan makanan yang mengandung bergizi, tidak terkontaminasi, tidak
mengandung bahan tambahan makanan berupa pewarna, pengawet, perasa, karena tidak baik
untuk tubuh. Pada saat penyajian harus diletakkan di tempat yang bersih dan ditutup, tidak rusak
secara fisik, dan tidak tercemar secara fisik,kimiawi dan mikroba. Menurut Andriansyah (2008),
menyatakan bahwa pada saat melakukan pencucian peralatan makan tidak menggunakan air
yang mengalir,dan terdapat kontaminasi Salmonella sp. pada air cucian peralatan makan sebesar
33,33%.
Menurut SNI (2009) Berdasarkan pedoman SNI, untuk bahan pangan keberadaan
Salmonella sp. tidak diperbolehkan. Berdasarkan peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran
mikroba dan kimia dalam makanan, keberadaan Salmonella sp. Dalam makanan juga tidak
diperbolehkan. Peraturan-peraturan ini dibuat untuk mengawasi dan mengendalikan cemaran
mikroba dalam pangan.
DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah, Herru., 2008. Kontaminasi Air Cucian Alat Makan yang Tidak Mengalir oleh
Salmonella, di Warung Makan Wilayah Kampus Universitas Jember.
Badan Standardisasi Nasional, 2009. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan, Badan
Standardisasi Nasional.
Depkes RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan.No.1096/MENKES/PER/VI/2011Higiene
Sanitasi Jasa Boga. Jakarta.
FAO Indonesia, 2009. Cara Memilih dan Mengolah Makanan untuk Perbaikan Gizi Masyarakat.
Di akses tanggal 9 April 2012. http:/database.deptan.go.id.
Ningsih, R. 2014. Penyuluhan hygiene sanitasi makanan dan minuman,serta kualitas makanan
yang dijajalan di lingkungan SDN Kota Samarinda. Samarinda. Jurnal kesehatan
masyarakat Universitas Mulawarman, Indonesia, 10 (1) : 64-72.
Puspitaningrum W, Farid Agushybana, Atik Mawarni, Djoko Nugroho. 2017. Pengaruh media
booklet terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri terkait kebersihan dalam menstruasi
di Pondok Pesantren Al-Ishlah Demak Triwulan II. Diponegoro. Jurnal kesehatan
masyarakat Universitas Diponegoro, Vol 5 No 4.
Ramadani ER, Fifi Nirmala G, Agnes Mersatika H. 2016. Higiene dan sanitasi makanan jajanan
di kantin sekolah dasar di kecamatan buke kabupaten konawe selatan. Sulawesi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Vol. 2 No.6.
Setyorini, Endah. 2013. Hubungan Praktek Higiene Pedagang dengan Keberadaan Escherichia
Coli pada Rujak yang di Jual di Sekitar Kampus Universitas Negeri Semarang.
Wulandari, R.2015. Hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygine di ruang
intensive RSUD Dr. Moewardi. Surakarta. Stikes Kusuma Husada
Yunus Salma, J. M.L, Umboh, Odi Pinontoan, M.Sc. 2015. Hubungan personal higine dan
fasilitas sanitasi dengan kontaminasi Escherichia Coli pada makanan di Rumah makan
padang Kota Manado dan Kota Bitung. Sulawesi Utara. Pascasarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Vol 5 No 2.

Anda mungkin juga menyukai