Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS ASMA BRONCHIAL DI RSUP.

Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

DISUSUN OLEH:

FATMAWATI

19.04.039

CI LAHAN CI INSTITUSI

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019/2020
Lampiran 1
SUMBER RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
MR.3/BEDAH/R.I/B/2012
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
Jl. Adyaksa No. 5 Telp. (0411) 444133-449574-5058660 Fax. (0411) 4662561-430614 Makassar 90231
e-mail: stikes pnk@yahoo.com. Website:http:/stikespanakkukang.ac.id.
FORMAT IGD

Ruangan : Tahapan Kasus Tanggal: 01-10-2020 Jam : 08.20

No. Rekam medis : 80 28 90


Nama : Ny “R”
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir/Umur : 23-05-1966/56 Tahun
Alamat : Jl. Sultan Alauddin
Rujukan :  Ya, dari  RS  Puskesmas  Dr.
Diagnosa : Asma Bronchial
 Tidak  Datang sendiri  Diantar Perawat  Diantar Keluarga
Nama Keluarga yang bisa di hubungi : Ny. H
Alamat : Jl. Sultan Alauddin
Transportasi waktu datang : Menggunakan mobil pribadi
Keluhan Utama : Sesak napas
Alasan masuk : Seorang perempuan berumur 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas
sejak tadi pagi karena udara yang dingin, ± 2 jam yang lalu pasien mendadak
merasa sesak napas, semakin lama napas terasa semakin sesak, napas cepat dan
dangkal, kemudian pasien dibawa ke RSUD Haji Makassar. Hasil pemeriksaan
Demam(-), Batuk (+), TD: 110/70 mmHg, N = 96 x/menit, RR= 36x/menit, S=36̊ C
PRIMARY SURVEY
Airway TRAUMA SCORE
 Bebas / Paten A. Frekuensi Pernafasan
R Tersumbat 10 – 25 4
Suara napas  25 – 35 3
 Normal  Menurun  > 35 2
 Snoring  Stridor  Wheezing < 10 1
 Ronchi  Gurgling 0 0
 Tidak ada suara napas B. Usaha bernafas
Resusitasi : Tidak dilakukan resusitasi Normal 1
Re-evaluasi : Tidak dilakukan Dangkal 0
Masalah Keperawatan : Bersihan jalan napas C. Tekanan darah
tidak efeltif > 89 mmHg 4
70 – 89 mmHg 3
Breathing
50 – 69 mmHg 2
 Dada simetris : R Ya  Tidak
1 – 49 mmHg 1
 Sesak Napas : R Ya  Tidak
0 0
 Pola Napas:
 Eupneu  Bradipneu D. Pengisian kapiler
 Apneu R Takhipneu < 2 dtk 2
R Dispneu  Orthopneu > 2 dtk 1
 Respirasi : 36 x/menit Tidak ada 0
 Krepitasi :  Ya R Tidak
 Bunyi napas: E. Glasgow Coma Score (GCS)
Kanan 14 – 15 5
R Ada R Jelas  Menurun 11 – 13 4
 Vesikuler  Stridor 8 – 10 3
R Wheezing  Ronchi 5 – 7 2
Kiri 3 – 4 1
R Ada R Jelas  Menurun
 Vesikuler  Stridor TOTAL TRAUMA SCORE ( A + B + C + D + E)
R Wheezing  Ronchi = 3+0+4+2+5=14
R Penggunaan Atot bantu nafas
R Retrasksi dada REAKSI PUPIL
Jenis pernafasan Kanan Ukuran (mm) Kiri Ukuran (mm)
R Pernapasan dada  Cepat 2 mm 2 mm
 Pernafasan perut  Konstriksi : isokor
Saturasi O2 : 99 %  Lambat :-
O2 : 5 liter/menit
 Dilatasi :-
Pada :
 Suhu ruangan Tak bereaksi-
 Nasal canule
 Simple Mask
 NRB
 Lainnya
Assement : -
Resusitasi : Tidak dilakukan resusitasi
Re-evaluasi : Tidak di lakukan
Masalah keperawatan: Pola napas tidak
efekttif

Circulation
1) Keadaan sirkulasi
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
 Kuat  Lemah  Regular  Iregular
2) Suhu Axilla : 36 oC
3) Temperatur Kulit :
 Hangat  Panas  Dingin
4) Gambaran Kulit :
 Normal  Kering 
Lembab/basah
5) Pengisian Kapiler
R < 2 detik  >2 detik
6) Hasil Laboratorium
WBC : 14 106/mm3
HGB : 13,7 g/dl
HCT : 38,4 %
PLT : 299 103/mm3
7) Assesment : -
8) Resusitasi : Tidak dilakukan resusitasi
9) Re-evaluasi : Tidak dilakukan resusitasi
10) Masalah Keperawatan : -
Disability
1. Penilaian fungsi neurologis
Alert :
Verbal response :  Ya
Pain response :  Ya
Unresponsive : Tingkat kesadaran
Composmentis dengan GCS 15 (E4V5M6)
2. Masalah keperawatan : -
3. Intervensi/Implementasi : -
4. Evaluasi : -
Exposure
A. Penilaian Hipothermia/hiperthermia
 Hipothermia : Tidak ada
 Hiperthermia : Tidak ada
Tanda- tanda vital
 TD : 110/70 mmHg
 N : 96x/i
 S : 36,⁰C
 P : 36 x/i
Pengkajian nyeri
 Tidak ada nyeri yang dirasakan pada
epigastrium
 Masalah Keperawatan : -

PENILAIAN NYERI :
Nyeri :  Tidak  Ya, lokasi (Wajah) Intensitas (5)
Jenis :  Akut Kronis
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENGKAJIAN SEKUNDER/SURVEY SEKUNDER

1. RIWAYAT KESEHATAN
a. S : Sign/Sympton (Tanda dan gejala)
Pasien nampak sesak napas dan batuk
b. A : Allergies (Alergi)
Pasien memiliki alergi terhadap dingin
c. M : Medications (Pengobatan)
 Oksigen 5 liter/menit
 Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
 Metil prednisolon 3 x 125 mg
 Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
 Ambroxol syrup 3 x C
 Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
d. P : Past Medical History (Riwayat penyakit)
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya maupun penyakit penyerta.
e. L : Last oral intake (Makanan yang di komsumsi terakhir)
Pasien makan tadi pagi ±2 jam sebelum di bawa ke RS, terakhir pasien
mengkomsumsi nasi dengan sayur dan lauk pauk.
f. E : Event prior to the illnessor injury (kejadian sebelum injuri/sakit)
keluhan sesak napas dirasakan tadi pagi karena udara yang dingin, ± 2
jam yang lalu pasien mendadak merasa sesak napas, semakin lama
napas terasa semakin sesak, napas cepat dan dangkal.
2. TANDA-TANDA VITAL
TD : 110/70 mmHg
N : 96x/menit
P : 36 x/menit
S :36,oC
3. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
1) Kepala
a) Kulit kepala : Raambut beruban, kepala bersih, tidak ada penyebaran
rambut, tidak ada hematoma
b) Mata : Konjungtiva pucat, sclera putih, respon terhadap
cahaya baik, ukuran pupil kanan/kiri (2 mm/2 mm)
c) Telinga : Posisi daun telinga simetris, tidak ada lesi, tidak ada
serumen
d) Hidung : Tidak ada polip, bersih
e) Mulut dan gigi : Mukosa bibir kering, bibir pecah-pecah, terdapat
gigi berlubang
f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
peningkatan JVP
2) Dada
Paru-paru
Inspeksi : Ekspansi dada simetris, retraksi dada otot bantu napas
Palpasi : Tidak ada penonjolan pada kedua sisi.
Perkusi : Terdengar redup pada kedua sisi dada
Auskultasi : Terdengar bunyi napas tambahan yaitu wheezing
3) Abdomen
Inspeksi : Tidak distensi abdomen
Palpasi : Tidak ada benjolan pada abdomen
Perkusi :Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : Peristaltic usus 15x/menit
4) Genetalia
Klien terpasang kateter, urine berwarna kuning jernih
5) Ekstremitas
Atas
Inspeksi : Tidak ada pembengkakan pada ektremitas atas, terpasang
infus Nacl 0,9 % 28 Tpm pada tangan sebelah kiri.
Bawah
Inspeksi : Tidak ada luka atau pembengkakan pada kedua ektermitas
bawah

4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa gas darah, Tgl 13-10-2020
Hasil Normal
PH : 7,51 (7,35 – 7,45)
PCO2 : 35 (35 – 45 mmHg)
PO2 : 101 (85 – 95)
HCO2 : 27 (22 – 26 mmol/L)
Total CO2 : 28,9 (23 – 27 mmol/L)
BE : +5,3 (-2,5 - +2,5)
Std HCO2 : 29 (22 – 26)
Saturasi O2 : 98 (95-100%)

b. Elektrolit darah, Tgl 13-10-2020


Hasil Normal
Natrium : 134 (135 – 145 mmol/L)
Kalium : 3,2 (3,5 – 5,5 mmol/L)
Clorida : 100 (98 – 1009 mmol/L)
Ureum : 19 (20 – 40 mmol/dl)
Creatinin : 0,8 (0,8 – 1,5 mg/dl)

c. Darah Rutin, Tanggal, 13-10-2020


Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
WBC 14 4.00-10.00 103/mm3
RBC 4,57 4.50-6.50 106/mm3
HGB 13,7 13.0-17.0 g/dl
HCT 16 40-54 %
MCV 94 80-100 µm3
MCH 32 27.0-32.0 pg
MCHC 35 32.0-36.0 g/dl
RDWcv 12.7 10.0-15.0 %
RDWsd 37-54 µm3
PLT 299 150-500 103/mm3
MPV 9.8 6.0-11.0 µm3
PCT 0.00 0.15-0.50 %
PDW 10.3 10.0-18.0 %

5. Terapi medikasi

a. Oksigen 5 liter/menit
b. Infus NacL 0,9% + 1 ½ ampul amynophilin 24 jam/kolf
c. Metil prednisolon 3 x 125 mg
d. Ceftriaxone injeksi 1 x 2 gr
e. Ambroxol syrup 3 x C
f. Inhalasi Combivent 3 x 1/hari
ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengeluh sesak napas 1. Klien nampak sesak
sejak tadi pagi 2. Klien nampak batuk berdahak
2. Klien mengatakan mendadak dan berlendir
merasa sesak napas 3. Klien nampak lelah
3. Klien mengatakan batuk 4. Klien nampak menggunakan
berdahak dan berlendir pernafasan cuping hidup
4. Klien mengatakan semakin lama 5. Klien nampak bernafas cepat
napas terasa semakin sesak dan dangkal.
5. Klien mengeluh lelah 6. Terdengar suara napas tambahan
6. Klien mengatakan nafasnya (wheezing)
cepat dan dangkal 7. Hasil lab :
 PH : 7,51
 PCO2 : 35
 PO2 : 101
 HCO2 : 27
8. TTV :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 96 x/menit
 P : 36 x/menit
 S : 36°C
PENGELOMPOKAN DATA

No. Data Diagnosa keperawatan


1. Data Subjektif :
1. Klien mengatakan
sesak napas
2. Klien mengatakan
batuk berdahak dan
berlendir
Data Objektif :
1. Klien nampak sesak
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Klien nampak batuk
berhubungan dengan penyakit asma
berdahak dan berlendir
3. Terdengar suara napas
tambahan (wheezing)
4. TTV :
 TD : 110/70 mmHg
 N : 96 x/menit
 P : 36 x/menit
 S : 36°C
2. Data Subjektif : Pola nafas tidak efektif berhubungan
1. Klien mengeluh sesak dengan hiperventilasi
napas sejak tadi pagi
2. Klien mengatakan
mendadak merasa sesak
napas
3. Klien mengatakan
batuk
4. Klien mengatakan
semakin lama napas
terasa semakin sesak
Data Objektif :
1. Klien nampak sesak
2. P : 36 x/menit
3. Klien nampak
menggunakan
pernafasan cuping
hidup
4. Klien nampak bernafas
cepat dan dangkal.
3. Data Subjektif : Gangguan pertukaran gas
1. Klien mengatakan berhubungan dengan
sesak ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
2. Klien mengatakan
nafasnya cepat dan
dangkal
Data Objektif :
1. Klien nampak gelisah
2. Klien nampak
menggunakan
pernafasan cuping
hidung
3. Terdengar suara napas
tambahan (wheezing)
4. Hasil lab :
 PH : 7,51
 PCO2 : 35
 PO2 : 101
 HCO2 : 27
4. Data Subjektif :
1. Klien mengatakan
sesak
2. Klien mengeluh lelah
Data Objektif :
1. Klien nampak sesak Intoleransi Aktivitas berhubungan
2. Klien nampak lelah dengan sesak nafas
5. TTV :
 TD : 110/70
 N : 96 x/menit
 P : 36 x/menit
 S : 36°C
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny. “ R ”

Umur : 56 tahun

Diagnosa : Asma Bronkial

No. Diagnosa keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penyakit asma

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan


3.
ventilasi-perfusi

4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan sesak nafas


RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


NO.
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas :
tidak efektif keperawatan 1 x 6 jam Observasi
berhubungan dengan diharapkan bersihan jalan 1. Monitor pola napas
penyakit asma nafas teratasi 2. Monitor bunyi napas
1. Batuk efektif meningkat tambahan
2. Produksi sputum 3. Monitor sputum
menurun (jumlah, warna, aroma)
3. Wheezing menurun
Terapeutik
4. Dispnea menurun
4. Pertahankan kepatenan
5. Frekuensi nafas
jalan napas
membaik
5. Posisikan semi fowler
6. Pola nafas membaik
atau fowler
6. Berikan minuman
hangat
7. Berikan oksigen bila
perlu
Edukasi
8. Ajarkan tehnik batuk
efektif
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
bronkodilator
2. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemberian obat inhalasi
efektif berhubungan keperawatan 1 x 6 jam Observasi
dengan hiperventilasi diharapkan Pola napas 1. Periksa tanggal
teratasi kadaluarsa obat
1. Kapasitas vital Terapeutik
meningkat 2. Lakukan prinsip 6 benar
2. Tekanan ekpirasi (pasien,obat,
meningkat dosis,waktu,rute,dokume
3. Tekanan inpirasi ntasi)
meningkat 3. Kocok inhaler selama 2-

4. Dispnea menurun 3 detik sebelum


digunakan
5. Frekuensi napas
4. Lepaskan penutup
membaik
inhaler
6. Kedalaman napas
5. Posisikan inhaler di
membaik
dalam mulut mengarah
ke tenggorokan dengan
bibir di tutup rapat
Edukasi
6. Anjurkan ekspirasi
lambat melalui hidung
atau dengan bibir
mengkerut
7. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat
3. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen
gas berhubungan keperawatan 1 x 6 jam Observasi
dengan diharapkan pertukaran gas 1. Monitor kecepatan aliran
ketidakseimbangan meningkat oksigen
ventilasi-perfusi 1. Dispnea menurun Terapeutik
2. Bunyi nafas tambahan 2. Bersihkan sekret pada
menurun mulut, hdung
3. Nafas cuping hidung 3. Pertahankan kepatenan
menurun jalan nafas
4. PCO2 membaik 4. Siapkan dan atur
5. PO2 membaik peralatan pemberian
oksigen
5. Tetap berikan oksigen
saat pasien di
transportasi
Edukasi
6. Ajarkan pasien dan
keluarga cara
menggunakan oksigen
dirumah
Kolaborasi
7. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
4. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi
berhubungan dengan keperawatan 1 x 6 jam Observasi
sesak nafas diharapkan toleransi 1. Identifikasi gangguan
aktivitas meningkat fungsi tubuh yang
1. Keluhan lelah menurun mengakibatkan
2. Dipsnea saat beraktifitas kelelahan
menurun Terapeutik
3. Dipsnea setelah aktivitas 2. Sediakan lingkungan
menurun nyaman dan rendah
4. Tekanan darah membaik stimulasi (mis, cahaya,
5. Frekuensi nafas suara, kunjungan)
membaik 3. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
4. Anjurkan aktivitas
secara bertahap
5. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Anda mungkin juga menyukai