Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA

ACARA 2B

Karbohidrat 2

Disusun oleh:

Nama : Alvin Hermanto


NPM : 180801895
Asisten : Alexander Ryu Siedharta

LABORATORIUM BIOMOLEKULER
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2020
KREDIT NILAI LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA

Judul Percobaan: Karbohidrat 2


NILAI
KRITERIA NILAI ACC
STANDAR
I. PENDAHULUAN

A. JUDUL 0

B. TUJUAN PRAKTIKUM 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 20

III. METODE PERCOBAAN

A. ALAT DAN BAHAN 2,5

B. CARA KERJA 2,5

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL 15

B. PEMBAHASAN 35

V. SIMPULAN 10

DAFTAR PUSTAKA 10

JUMLAH 100

Nama praktikan : Alvin Hermanto


NPM : 180801895
Golongan :B
Mengetahui,
Asisten, Praktikan,

Alexander Ryu Siedharta Alvin Hermanto


I. PENDAHULUAN

A. Judul
Karbohidrat II

B. Tujuan
1. Mengukur kadar gula secara kuantitatif.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat adalah salah satu senyawa organik yang melimpah di alam


yang mempunyai fungsi penting bagi tumbuhan, hewan, dan terutama manusia.
Karbohidrat adalah salah satu sumber energi semua makhluk hidup (Voet dan
Voet, 2011). Rumus umum dari karbohidrat adalah C 6(H2O)m (Sinnot, 2007).
Karbohidrat berfungsi sebagai unsur struktural dan penyangga di dinding sel
bakteri, tanaman, dan pada jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan,
karbohidrat juga merupakan pusat metabolisme dan organisme fotosintetik
lainnya yang menggunakan sinar matahari untuk mensintesis karbohidrat dan CO 2
(Lehninger, 1982).
Berdasarkan strukturnya, karbohidrat digolongkan menjadi 3 yaitu
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat
dengan struktur sederhana sehingga tidak bisa terhidrolisis lagi menjadi senyawa
yang lebih sederhana (Kusnandar, 2019). Oligosakarida adalah karbohidrat yang
mengandung 2 dan biasanya 8 atau 10 satuan monosakarida yang saling
berhubungan. Polisakarida adalah jenis karbohidrat yang memiliki monomer
monosakarida yang banyak, bisa puluhan bahkan sampai ribuan (Hart, 1990).
Gula pereduksi adalah kelompok gula yang bisa mereduksi senyawa-
senyawa penerima elektron, biasanya ujung dari suatu gula pereduksi terdapat
gugus aldehida atau keton bebas. Gula pereduksi yang dihasilkan biasanya
berhubungan dengan aktivitas enzim, semakin tinggi aktivitas enzimnya semakin
tinggi gula pereduksi yang dihasilkannya (Lehninger, 1982). Beberapa contoh
gula pereduksi yang umum ditemukan adalah glukosa dan fruktosa (Nuraini dkk.,
2014).
Spektrofotometri adalah sebuah metode pengukuran yang berdasarkan
absorb cahaya pada panjang gelombang tertentu melalui larutan yang memiliki
senyawa yang akan ditentukan konsentrasinya. Spektrofotometer adalah
instrument laboratorium yang dapat megukur absorban suatu sampel sebagai
fungsi panjang gelombang. Spektrofotometri biasanya menggunakan panjang
gelombang dari gelombang ultraviolet dan inframerah (Cairns, 2009).
Spektrofotometer memiliki prinsip berupa jumlah cahaya yang diserap oleh
larutan sebanding konsentrasi kontaminan dalam sampel (Lestari, 2010).
Konsentrasi larutan yang diuji selalu selaras dengan absorbansi, semakin tinggi
konsentrasi suatu larutan maka semakin tinggi juga nilai absorbansinya (Pratiwi
dkk., 2018).
Metode Nelson – Somogyi adalah metode yang digunakan untuk
menentukan kadar gula pereduksi. Prinsip metode Nelson-Somogyi adalah
mengoksidasi gula pereduksi dengan reagen Nelson, kemudian terbentuk
kompleks molybdenum yang berwarna biru kehijauan setelah ditambah reagen
arsenmolibdat, sehingga absorbansinya dapat diukur dengan spektrofotometer
sebagai indikator penurunan kadar gula pereduksi (Vifta dan Advistasari, 2018).
Penggunaan Panjang gelombang 540 nm karena gula pereduksi dapat menyerap
sinar secara optimum (Pratiwi dkk., 2018).
Penentuan konsentrasi larutan dengan cara perhitungan dengan rumus
merupakan salah satu cara mendapat hasil yang akurat, namun dibutuhkan
pengulangan berkali-kali hingga mendapat hasil yang sama. Pembuatan kurva
kalibrasi harus memperhatikan. Kurva kalibrasi larutan sampel dibuat dengan cara
mengukur serapan sampel kemudian dikonversikan pada kurva kalibrasi tersebut,
kemudian dari nilai serapan dan konsentrasi diperoleh persamaan y. Hasil grafik
kurva kalibrasi yang akurat akan memperlihatkan bahwa semakin tinggi
konsetrasi semakin tinggi pula absorbansinya (Nofita dkk., 2019).
III. METODE

A. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah waterbath, labu ukur
ukuran 50 ml, tabung reaksi, rak tabung reaksi, vortex, penjepit kayu, propipet,
kuvet, mikropipet dan spektrofotometer.
Bahan yang digunakan adalah larutan cuplikan, glukosa monohidrat,
akuadest, reagen Nelson A – B, HCL 6M, dan arseromolibdat.

B. Cara Kerja
1. Pembuatan Larutan Standar
Glukosa monohidrat 0,005 gram dimasukan ke labu ukur ukuran 50
ml. Larutan ditambah akuadest sampai tanda batas lalu digojok. Campuran
yang sudah digojok dimasukan ke 5 tabung reaksi yang berbeda dengan
volume 2 mL, 4 mL, 6 mL, 8 mL, dan 10 mL. Larutan ditambah akuadest
hingga 10 Ml.
2. Pembuatan Larutan Blanko
Akuadest 1 mL dimasukan ke tabung reaksi dan ditambah reagen
Nelson A-B 1 mL. Campuran dipanaskan dengan waterbath 20 menit, dan
didinginkan. Arsenromonlibdat ditambah ke campuran sebanyak 1 mL dan
di vortex, lalu ditambah akuades sebanyak 7 mL lalu di vortex lagi.
Campuran diuji denga spektrofotometer dengan panjang gelombang 540
nm.
3. Uji Nelson – Somogyi
Larutan standar dan cuplikan diambil 1 mL dengan mikropipet dan
dimasukan ke tabung reaksi. Larutan di tambah reagen Nelson A – B 1 mL,
dipanaskan selama 20 menit, dan di dinginkan. Arseromolibdat 1 mL
ditambah ke campuran dan di vortex, lalu ditambah akuades sebanyak 7 mL
lalu di vortex lagi. Campuran di uji dengan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 540 nm.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada
Tabel 1 dan 2 berikut.
Tabel 1. Hasil Uji Nelson Somogyi
No Konsentrasi (x) (mg/mL) Absorbansi (y)

1. 0,02 0,136
2. 0,04 0,230
3. 0,06 0,320
4. 0,08 0,470
5. 0,10 0,700

Tabel 2. Konsentrasi Gula Reduksi pada Sampel


No. Sampel Konsentrasi Gula Reduksi
1. B 0,05

B. Pembahasan
1. Pembuatan Larutan Standar
Pembuatan larutan standar bertujuan untuk membuat larutan standar
gula dalam berbagai konsentrasi yang diukur absorbansinya yang sesuai
sebagai dasar pembuatan kurva standar. Pengenceran glukosa monohidrat
0,005 gram bertujuan untuk mendapatkan berbagai konsentrasi gula yang
diinginkan Akuades digunakan dalam percobaan sebagai pelarut. Setelah
pembuatan larutan standar, dibuat kurva standar yang bertujuan sebagai
acuan untuk menentukan konsentrasi gula di dalam sampel.
Berdasarkan Tabel 1, pada konsentrasi 0,02 didapat absorbansi 0,136
A, pada konsentrasi 0,04 didapat absorbansi 0,230 A, pada konsentasi 0,06
didapat absorbansi 0,320 A, pada konsentrasi 0,08 didapat absorbansi 0,470
A, dan pada konsentrasi 0,01 didapat absorbansi 0,700. Berdasarkan data
yang didapat, konsentrasi larutan standar sebanding dengan absorbansi yang
didapat, karena semakin tinggi konsentrasinya, absorbansi yang didapat juga
semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Pratiwi dkk. (2018) yang
menyatakan bahwa konsentrasi larutan yang diuji selalu selaras dengan
absorbansi, semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka semakin tinggi
juga nilai absorbansinya.

2. Uji Nelson Somogyi


Metode Nelson – Somogyi adalah metode yang digunakan untuk
menentukan kadar gula pereduksi. Prinsip metode Nelson-Somogyi adalah
mengoksidasi gula pereduksi dengan reagen Nelson, kemudian terbentuk
kompleks molybdenum yang berwarna biru kehijauan setelah ditambah
reagen arsenmolibdat, sehingga absorbansinya dapat diukur dengan
spektrofotometer sebagai indikator penurunan kadar gula pereduksi (Vifta
dan Advistasari, 2018). Penggunaan Panjang gelombang 540 nm karena
gula pereduksi dapat menyerap sinar secara optimum (Pratiwi dkk., 2018).
Reagen yang digunakan adalah reagen Nelson A-B yang berfungsi
sebagai penyedia donor kupri atau Cu2+ mencegah terbentuknya endapan
selain Cu2O dan mengoksidasi gula agar gula mereduksi sempurna Cu 2+.
Penambahan arsenomolibdat bertujuan untuk melarutkan endapan Cu2O dan
membentuk molybdenum. Sampel didinginkan setelah penambahan reagen
Nelson A-B dan pemanasan bertujuan untuk menstabilkan kondisi larutan
agar tidak terjadi reaksi lanjutan yang tidak diinginkan. Hasil uji yang
didapatkan dibuat dalam bentuk entuk kurva linier yang menunjukkan
hubungan antara absorbansi dan konsentrasi.
Berdasarkan Tabel 2, berdasarkan Tabel 2 didapatkan konsentrasi
larutan cuplikan adalah 0,05 mg/mL. Berdasarkan kurva yang telah dibuat,
didapatkan bahwa pada absorbansi 0,327 didapatkan konsentrasi 0,05.
Hasil yang didapat dari perhitungan dan pembuatan kurva adalah sama.
Berdasarkan keakuratannya, hasil perhitungan lebih dapat dipercaya
daripada hasil dari kurva karena hasil dari pembuatan grafik dengan tangan
bisa mendapat hasil yang bias. Hal ini sesuai pernyataan Nofita dkk. (2019)
yang menyatakan bahwa Penentuan konsentrasi larutan dengan cara
perhitungan dengan rumus merupakan salah satu cara mendapat hasil yang
akurat, namun dibutuhkan pengulangan berkali-kali dan mendapat hasil
yang sama.
V. SIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang didapat, maka didapatkan simpulan sebagai


berikut :
1. Kadar gula yang didapat berdasarkan hasil perhitungan adalah 0,05 mg/mL.
DAFTAR PUSTAKA

Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi ke-2. Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Hart, H. 1990. Kimia Organik : Suatu Kuliah Singkat Edisi ke-6. Erlangga,
Jakarta.

Kusnandar, F. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Bumi Aksara, Jakarta.

Lehninger, A. L. 1982. Dasar – Dasar Biokimia. Erlangga, Jakarta.

Lestari, F. 2010. Bahaya Kimia : Sampling dan Pengukuran Kontaminan di


Udara. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nofita., Tutik., dan Ariska, R. W. (2019). Penetapan kadar logam timbal (Pb) dan
seng (Zn) pada margarin dengan metode spektrofotometri serapan atom.
Jurnal Farmasi Malahayati 2 (1): 24 – 32.

Nuraini, A., Ibrahim, R., dan Rianingsih, L. 2014. Pengaruh penambahan


konsentrasi sumber karbohidrat dari nasi dan gula merah yang berbeda
terhadap mutu bekasam ikan nila merah (Oreochromis niloticus). Jurnal
Saintek Perikanan 10 (1) : 19 – 25.

Pratiwi, D. D., Kusumandari, K. dan Nurosyid, F. 2018. Pengaruh konsentrasi


nikel dalam klorofil pada sifat optik dan konduktivitas dye untuk aplikasi
dye-sensitized solar cell (DSSC). Jurnal Fisika dan Aplikasinya 14 (3): 74 –
77.

Pratiwi, Y. H., Ratnayani, O., dan Wirajana, I. N. 2018. Perbandingan metode uji
gula pereduksi dalam penentuan aktivitas α – L – arabinofuranosidase
dengan substrat janur kelapa (Cocos nucifera). Jurnal Kimia 12 (2) : 134 –
139.

Sinnot, M. L. 2007. Carbohydrate Chemistry and Biochemistry : Structure and


Mechanism. RSC Publishing, Cambridge

Vifta, R., dan Advistasari, Y. D. 2018. Analisis penurunan kadar glukosa fraksi n-
heksan buah parijoto (Medinilla speciosa B) secara in vitro dengan metode
Spektrofotometri UV-Vis. Indonesian Journal of Chemical Science 7 (3):
249 – 253.

Voet, D. dan Voet, J. G. 2011. Biochemistry Edisi ke-4. John Wiley and Sons,
Massachusetts.
Lampiran

Penentuan Konsentrasi Gula Reduksi pada Sampel


1. Sampel....................................................................................................
Persamaan Garis : y =
y = 6,84x - 0.039
0,327 = 6,84x - 0.039
0,366=6,84x
x = 0,05 M

2. Sampel....................................................................................................
Persamaan Garis : y =
Grafik

Anda mungkin juga menyukai