OLEH
PUTRI DJ.DOHANIS
NIM:P00220218048
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................3
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………………………
2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………………………………….
3. TUJUAN PENELITI…………………………………………………………………………………………………..
a. Tujuan Umum…………………………………………………………………………………………..
b. Tujuan Umum…………………………………………………………………………………………..
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO dan UNICEF 2016 di dalam kutipan yesica
sebanyak asi eklusif sangat penting untuk bayi usia 0-6 bulan dan
pemberian ASI eklusif masi renda. 136,7 juta bayi lahirdi seluruh
dunia dan hanya 32,6 % dari mereka yang disusui secara eklusif dan
terdapat gambaran dari Negara tatisti bahwa bayi yang tdk mendapat
ASI eklusif lebih besar angka meninggal daripada yang diberi ASI
(unicef 2016.
6 bulan hanya 54% dengan persentase bayi yang mendapat ASI eklusif
3
untuk usia dibawa 6 bulan sebanyak 41 % pada bayi usia 4-5 bulan
ASI eklusif sebesar 174 bayi ( 4,08 %) dan terdapat 4,064 (95,1 %)
bayi yang tidak mendapat ASI eklusif, sementara target yang harus di
4
Upaya yang bisa dilakukan untuk memperbanyak pengeluaran
(reflek let down) yaitu dengan cara memijat sepanjang tulang belakang
dengan begitu hormone oksitoksin akan keluar dan ASI pun cepat
keluar (astutik2017).
B. RUMUSAN MASALAH
caesarea?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
5
2. Tujuan khusus
penerapan pijat oksitoksin terhadap produksi asi pada ibu post partum
puskesmas lawanga.
6
2. Bagi Institusi pendidikan
mengenai pijat oksitoksin terhadap produksi asi pada ibu post partum secti
cesarea
3. Bagi Pasien
pijat oksitoksin terhadap produksi asi pada ibu post partum section cesarea
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengaertian Asi
ASI ( Air susu ibu ) adalah makanan terbaik dan alami untuk
bayi pada awal usia kehidupan. hal ini tidak hanya karena ASI
pertahun.
Air susu ibu (ASI) adalah nutrisi alamiah yang terbaik bagi
bayi hal ini di karenakan ASI mengandung energi dan zat yang di
2. Etiologi
a. Reflek Prolactin
lepas oleh hipofise, makin banyak pula asi yang diproduksi oleh
sel kelnjar
8
b. Reflek Aliran (led Down Reflek)
oleh hisapan bayi yang membuat kontraksi otot (Depkes RI, 2014).
3. Klasifikasi
1. Kolostrum
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap
2. ASI Peralihan
9
3. Asi Matur
perkrmbangan bayi.
a) Makanan
b) Ketenanagan Jiwa
ASI.
10
kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi
ASI.
d) Perawatan Payudara
e) Fisiologis
menghasilkan ASI. Kondisi normal pada hari pertama dan kedua sejak
bayi lahir air susu yang di hasilkan sekitr 500-100 ml/hari meningkat
11
memasuki masa 6 bulan volume pengeluaran asi menurun. Sejak saat
itu kebutuhan asi tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI. Dan harus
air susu ibu yang di produksi.artinya jumlah asi yang di produksi tidak
ASI yang di butuhkan oleh bayi sesuai tingkat pertumbuhan tiap hari
konsumsinya.
seorang ibu dan makanan yang di konsumsinya, oleh karena itu ibu
tidak boleh merasa sters dan gelisah secara berlebihan, keadaan ini
Jumlah air susu ibu pada ibu yang kekurangan gizi sekitar 500-
12
pada ibu hamil belum tentu meningkat pada air susu, sebenarnya gisi
dalam makanan yang di konsmsi oleh ibu hamil itulah yang menjadi
gizi sering kali menurun, dan akhirnya berhenti sama sekali, daerah
dicermati adanya carmus pada bayi yang berumur enam bulan, yang
a. Jumlah lemak dalam asi berflukaktif dari hari ke hari. Asi yang
b. ASI yang baru saja di peras mengandung banak protein dan terlihat
berikutnya.
13
d. Pewaran makan, munum, soda jus buah dan hidangan penutup
g. Jika ASI perana berbau asam, pahit, dan anyir mungkn ASI
1. Karbohidrat
ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan
2. Protein
14
di beri PAZI sering menderita susah buang air, bahkan diare dan
makanan yang sukar di serap oleh bayi yang di berikan PAZI ( dwi
2009 ).
3. Lemak
dari lemak yang jerni mudah di cerna dan di serap oleh bayi PAZI.
ibu berfariasi satu sama lain, dan berbeda-beda dari satu fase
dengan kadar lemak pada hari pertama kedua dan seterusnya yang
4. Mineral
15
ASI mengandung mineral yang lengkap.walaupun kadarnya relafif
bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang
Sekitar 755 dari zat yang terdapat dalam AZI dapat di serap oleh
usus. Lain halnya dengan zat besi yang bisa terserap dalam PAZI,
merugikan.
5. Vitamin
Ibu hamil harus memiliki nutrisi yang cukup untuk kualitas air
16
bulan pertama kehidupan dapat di peroleh dari ASI. Vitamin D
17
dalam Wulandari, 2014).Saat ibu merasa nyaman atau rileks, tubuh akan
melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dan disana ASI akan
disimpan. Pada saat bayi menghisap puting susu, ASI yang tersimpan di
pijat oksitosin dengan kelancaran produksi ASI pada ibu post partum
penelitian lain yang dilakukan oleh Ummah (2014), tentang pijat oksitosin
Sono, didapatkan hasil rata-rata ASI pada ibu post partum yang diberikan
pijat oksitosin lebih cepat dibandingkan ibu post partum yang tidak diberi
pijat oksitosin.
ibu setelah persalinan. Seperti yang dilajelaskan oleh Mulyani (2009, dalam
18
Wulandari, 2014), pijat oksitosin dapat mengurangi ketidak nyamanan fisik
Indikasi pijat oksitosin dalah ibu post partum dengan gangguan produksi ASI
Pijat oksitosin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Pijat ini
dilakukan selama 15 sampai 20 menit (Sari, 2015). Pijat ini tidak harus selalu
dilakukan oleh petugas kesehatan. Pijat oksitosin dapat dilakukan oleh suami
atau keluarga yang sudah dilatih. Keberadaan suami atau keluarga selain
bagian atas dan bra, pasang handuk di pangkuan ibu, kemudian posisi ibu
19
dan kepala diletakkan diatas lengannya, payudara tergantung lepas tanpa
baju. Melumuri kedua telapak tangan menggunakan minyak atau baby oil
pijat ke arah bawah pada kedua sisi tulang belakang, dari leher kearah
tulang belikat. Evaluasi pada pemijatan oksitosin dilakukan (Depkes RI, 2007
20
1. Pengkajian
subjektif dan objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh langsung
dari pasien maupun keluarga. Data objektif adalah data yang diperoleh
dan adaptasi ibu, bayi baru lahir dan keluarga. Status emosional dan
meliputi:
21
b. Identitas penanggung jawab meliputi : nama, usia pekerjaan,
2. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat kesehatan
Data yang perlu dikaji antara lain : keluhan saat masuk rumah sakit,
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat melahirkan
4. Data Bayi
Data yang harus dikaji meliputi : jenis kelamin, berat badan bayi,
3. Pengkajian Fisiologis
(Reeder, 2012).
22
1. Tanda-tanda Vital
Suhu tubuh diukur setiap empat sampai 8 jam selama beberapa hari
nadi 40-70 kali per menit. Frekuensi nadi lebih dari 100 kali per menit
dan tekanan darah diukur setiap empat sampai 8 jam, kecuali jika ada
4. Eliminasi Urine
23
adekuatdan terjaadi retensi urin. Retensi urin merupakan faktor
5. Eliminasi Feses
inspeksi apa ada distensi abdomen. Nyeri perineum yang signifikan sering
(Reeder, 2012).
6. Ekstremitas Bawah
(Reeder, 2012).
7. Payudara
menentukan status laktasi. Pada saat ASI mulai diproduksi payudara akan
24
kemerahan dan pecah-pecah serta menanyakan pada ibu apakah ada nyeri
8. Diagnosa Keperawatan
PPNI(2017), adalah
(NOC) (NIC)
1. Menyusui tidak efektif Setelah dilakukan 1. Kaji pola
25
payudara ibu untuk dan pola eliminasi
3. Pengetahuan dalam
26
pemberian ASI
segeraIbu
mengidentifikasi
kepuasan terhadap
pemberiaan ASI
nyeri putting
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan
27
4. Urin output sesuai usia 5. Ajarkan teknik
9. Evalusai Keperawatan
menyusui minimal delapan kali sehari, berat badan bayi bertambah sesuai
dengaan usia, Urin output sesuai usia sebagian besar adekuat atau
28
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Subyek studi kasus asuhan keperawatan yang di gunakan adalah pasien ibu hamil
yang mengalami masalah ketidaklancaran asi
4. Fokus studi
Fokus studi yang di gunakan dalam pembuatan penelitian ini adalah berfokus pada
penerapan pijat oksitosin terhadap produksi asi pada ibu post partum section caesarea
pada asuhan keperawatan pasien dengan pijat oksitosin
29
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun 2009, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal, EGC, Jakarta.
Bobak, Lowdermilk, Jensen 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, EGC Jakarta.
Dinas Kesehatan D.I.Y. 2016, Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2015,
Dinas Kesehatan D.I.Y.2015, Profil Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun 2014, diakses
dan Pijat Oksitosin pada Awal Masa Menyusui terhadap Keberhasilan ASI
2018
Kemenkes RI 2017, Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016,
30
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K. 2013, Keperawatan Maternitas Edisi 8,
Nanda 2015, Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10,
EGC, Jakarta.
Yogyakarta.
Sari, I. R. 2017, Penerapan Pijat Oksitosin Pada Pasien Post Partum Normal Di
31
pada tanggal 15 Januari 2018, http://repository.unimus.ac.id.
Repository
Setiowati, W. 2017, Hubungan Pijat Oksitosin dengan Kelancaran Produksi ASI pada
Ibu Post Partum Fisiologis Hari Ke 2-3, Jurnal Darul Azhar, Vol 3 No
Sukarni, K. I. & Wahyu, P. 2013, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Produksi dan Pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) pada Ibu Nifas di
2018, http://stikesmuhgombong.ac.id
Ummah, F. 2014, Pijat Oksitosin untuk Mempercepat Pengeluaran ASI pada Ibu
Ida
32
Ayu Astiti, Artikel Ilmiah, diakses pada tanggal 29 Januari 2018,
http://elib.stikesmuhgombong.ac.id
Yogyakarta.
Wijayanti, L. 2014, Pengaruh Pijat Oksitoksin Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas
http://digilib.unisayogya.ac.id. Repository
Wulandari, T., Aminin F., Dewi U. 2014, Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
http://poltekkes-tjk.ac.id
33
34
35
36
37
38
39