intravaskular yang biasanya bersifat akut. Keadaan ini menyebabkan turunnya kardiak preload dan
mengurangi mikro dan makrosirkulasi, dengan konsekuensi negatif bagi metabolisme jaringan dan
memicu terjadinya reaksi inflamasi.Syok hipovolemik umumnya dapat dibagi menjadi dua subtipe besar
yaitu syok hipovolemik perdarahan dan syok hipovolemik non perdarahan.
Tanda syok hipovolemik: Penurunan kesadaran disertai dengan akral yang dingin; Takikardi; Capillary
refill time (CRT) > 2 detik; Dapat diserttai dengan riwayat kehilangan cairan baik berupa muntah, diare,
luka bakar, ataupun riwayat penyakit seperti pankreatitis.
Terjadi akibat kegagalan perfusi jaringan sebagai imbas dari kehilangan volume cairan dalam jumlah
besar yang tidak mampu ditangani melalui mekanisme kompensasi tubuh. Sehingga tjd perubahan
hemodinamik yaitu penurunan kardiak output, penurunan tekanan darah, peningkatan resistensi
vaskular sistemik, dan penurunan tekanan vena sentral.
2. Non trauma adalah hilangnya cairan tubuh dengan kekurangan asupan cairan maupun perdarahan
yang tidak diakibatkan oleh trauma.
Kesimpulan:
1. Resusitasi cairan, harus cepat, krn dpt memperpendek shock time (1 jam)
3. Monitoring yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari penyullit seperti edema paru dan gangguan
hemostasis