Anda di halaman 1dari 40

PRESKRIPSI II (FAM202)

Semester Gasal 2017/2018


TABLET,
SUPOSITORIA/OVULA,
INHALER
Penyusun:
Kelompok AK-02, AK-08, AK-11, AK-15, BK-05, BK-11, BK-12, BK-13, CK-01, CK-03,
CK-07, CK-14, DK-01, DK-09, DK-10, DK-15
Evaluator: Hanni P Puspitasari
2
Anggota tim penyusun
AK-02 AK-08 AK-11 AK-15
Achmad Aziz Devita Ardina Anisa Ikrimatun Bella Rizkia
Farah Kamalia Pratiwi Yustisari Febria Tri Eka Dewi
Viola Arsideva Yunita Anugrahini Sisca Melani Safiinatunnajah N.

BK- 05 BK-11 BK-12 BK-13


Adelia Shinta Balqis Sofea Chininta Amadea Helmy Kurniawan
Muhammad Zulfikar Feriska Irmatiara Firman Syarifudin Jeny Rosaningrum
Ubaida Assalwa Qatrunnada Rafifa Fitri Amalia Naufal Hafizalwan
Umi Salmah Terid Mareta Rafi’u Hafidz Wahyu Agung

CK-01 CK-03 CK-07 CK-14


Dewi Islamiah Anisa Firdaus Kholidatul Fauziyah Dinda Ayu
Fathnin Ulya Erika Lailia Moch Davit Eka Pertiwi
Lailatul Zakiyah Nindya Sofia Rika Uyunul Wardah Zuhan
Sagitha Devin

DK-01 DK-09 DK-10 DK-15


Galina Meldaviati Andri Dwi Ilma Arista Meidia Savira
Hasna Qatrunnada Rafiqa Amalia Rila Putri Muhammad Yusuf
Odilia Stefani Urfah Nadhirah Yehezkiel Alfa Ludji L. Nabela Nailia R.
Silvy Restuning Risca Fernanda
3 Topik bahasan TABLET, SUPOSITORIA /
OVULA, INHALER
 Definisi dan macam
 Persyaratan
 Tujuan pemberian
 Keuntungan dan kerugian
 Formula umum
 Prinsip compounding
 Prinsip dispensing (terkait bentuk sediaan)
 Prinsip counselling (terkait bentuk sediaan)
4

TABLET
5 Definisi

Sediaan padat, mengandung bahan obat dengan/tanpa


bahan pengisi serta bahan tambahan lain yang sesuai, ber-
bentuk pipih dengan permukaan rata/cembung, dibuat
secara kempa atau cetak

Perbedaan tablet terletak pada: bentuk, ukuran, berat,


kekerasan, ketebalan, daya hancur dan aspek lain yang
berpengaruh pada cara penggunaan dan metode
pembuatan
 Bentuk kapsul/silinder  kaplet
 Ukuran besar (untuk hewan)  bolus
6 Macam, berdasarkan:
Metode Jenis bahan Pelepasan Rute & cara penggunaan Distribusi bahan
pembuatan penyalut bahan obat obat di tubuh
 T cetak  T salut gula  T lepas ORAL  T efek lokal
 T kempa (dragee) biasa  T telan biasa/salut  T efek sistemik
 T salut film/  T lepas  T telan lepas kendali/
selaput tunda lambat
 T salut  T lepas  T larut (effervescent,
enterik kendali/ dispersible)
lambat  T kunyah (chewable)
PER-ORAL
 T hisap (lozenges: troches,
Mekanisme pelepasan: pastiles)
• Delayed dissolution  T buccal
• Diffusion controlled  T sublingual
• Drug solution flow control RONGGA TUBUH
 T vaginal
 T rektal
PARENTERAL
 T implantasi
 T hipodermik
7 Persyaratan

Memenuhi:
 Keseragaman sediaan (bobot dan kandungan obat)
dan ukuran
 Waktu hancur (disintegration test) dan waktu disolusi
(dissolution test)
 Kekerasan (hardness test)
 Keregasan/kerapuhan (friability test)

Dibahas lebih rinci pada Kuliah Formulasi Sediaan Solida


8 Tujuan Pemberian
 Dikehendaki obat yang stabil yang dapat diberikan
pada berbagai rute untuk menghasilkan efek tertentu

 Oral  lokal, sistemik


 Buccal, sublingual  sistemik
 Vaginal, rektal  lokal, sistemik
 Parenteral  sistemik
9 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan Kerugian
 Relatif mudah dan murah untuk diproduksi,  Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak
dikemas dan didistribusi secara massal dapat dikempa serta bahan bersifat
 Dapat disiapkan untuk bahan yang sulit larut higroskopis/deliquescent/eflorescent
air  Proses pembuatan cukup rumit
 Dapat menutupi rasa dan bau bahan obat  Rasa dan bau bahan obat yang tidak
yang tidak enak serta melindungi bahan obat enak tidak tertutupi  kecuali tablet salut
yang rusak karena udara/cahaya  khusus
tablet salut
 Dapat digunakan untuk obat lepas kendali/  Penyerapan bahan penyusun tablet
lambat/tunda tergantung pada faktor fisiologis tubuh
pasien
 Lebih praktis dan efisien (dalam penggunaan,  Tidak sesuai untuk pasien yang sulit
penyimpanan, pemusnahan) menelan (misal bayi, balita, lansia) dan
 Stabil dalam penyimpanan mengalami gangguan saluran cerna
 Dapat disiapkan dalam berbagai dosis atau  Penyimpanan harus terjaga dari jangkau-
dapat dilakukan penyesuaian dosis an anak  terutama tablet kunyah / salut
gula berwarna menarik
10 Formula Umum
Bahan obat

Bahan pembantu:
 Bahan pengisi (filler/diluent)  jika perlu
 Bahan pengikat/perekat (binder/adhesive)  tablet effervescent?
 Bahan penghancur (disintegrant)  tablet kunyah/hisap?
 Bahan pelicin (lubricant)
 Bahan pelincir (glidant)
 Bahan pemisah (antiadherent)
 Bahan penyalut (salut gula vs salut selaput vs salut enterik)
 Bahan tambahan (corrigens: saporis, odoris, coloris)  jika perlu
pada massa tablet atau bahan penyalut

Dibahas lebih rinci pada Kuliah Formulasi Sediaan Solida


11 Prinsip Compounding

Untuk serbuk yang tidak dapat langsung dikempa:


 Diubah menjadi granul dengan metode: granulasi
basah vs granulasi kering
 Cetak langsung

Untuk serbuk yang dapat langsung dikempa:


 Kempa langsung  tekanan tinggi

Dibahas lebih rinci pada Kuliah Formulasi Sediaan Solida


12 Prinsip Dispensing

Wadah/kemasan
 Menyesuaikan sifat fisiko-kimia bahan penyusun, umumnya: kering,
tertutup rapat, tidak tembus cahaya
 Jika perlu, ditambahkan bahan pengering atau disimpan pada suhu
ruang terkendali (dalam wadah kedap udara dan tahan lembab,
terutama tablet salut gula dan tablet effervescent)
Etiket
 Etiket putih/biru, disesuaikan rute pemakaian obat
 Ukuran etiket menyesuaikan ukuran wadah/kemasan
Label
 Menyesuaikan kerja/sifat bahan obat dan macam tablet (effervescent,
buccal, sublingual, kunyah, lepas kendali/lambat/tunda, vaginal/rektal)
13 Prinsip Counselling

Cara penggunaan
 Disesuaikan dengan rute pemakaian dan macam tablet

Cara penyimpanan
 Disesuaikan dengan sifat bahan obat dan macam tablet (misal:
tablet effervescent rapuh dan rentan lembab)
 Hindarkan jangkauan anak-anak, terutama tablet kunyah, salut gula
 Perhatikan cara pengambilan tablet dalam wadah satuan ganda

Cara pemusnahan
 Dikeluarkan dari kemasan, dihancurkan, dilarutkan/dihancurkan/
dibakar sebelum dibuang
14

SUPOSITORIA
OVULA
15 Definisi

Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk,


diberikan melalui rektum, vagina, atau uretra, umumnya
meleleh pada suhu tubuh atau melunak/melarut pada
cairan setempat, untuk dapat memberikan efek lokal atau
sistemik
16 Macam
Supositoria rektal Supositoria vaginal Supositoria uretral
 Supositoria  Ovula / pessary  Bacilla / bougie
 Bentuk: torpedo /  Bentuk: bulat / bulat  Bentuk: panjang
peluru / lonjong telur seperti pensil /
batang / baksil
 Ukuran: 2-3 gram  Ukuran: 2-6 gram  Ukuran:
• ♂: 4 gram (±10–
12,5cm)
• ♀: 2 gram (±5cm)
Bentuk terbaik

Jarang
digunakan
17 Persyaratan

Padat pada suhu kamar, tetapi meleleh pada suhu


tubuh atau melarut/melunak pada cairan setempat
Bahan obat:
 Halus
 Homogen (terbagi secara merata)
 Mudah dilepas oleh bahan dasar / basis
18 Tujuan Pemberian

Efek lokal Efek sistemik


 Untuk pengobatan lokal pada  Untuk pengobatan pada
rektum atau vagina kondisi:
 Pasien: tidak dapat menelan,
tidak sadarkan diri, pasca
operasi saluran cerna
 Bahan obat: dirusak enzim
pencernaan, menimbulkan
efek samping (iritasi lam-
bung), tidak stabil pH saluran
cerna/asam lambung
 Contoh: antihaemorrhoid,  Contoh: antimual/antimuntah,
emolien, antiseptik, antiinfeksi, anti asma, analgesik,
anestesi lokal, adstringen antispasmolitik, sedatif, hormon
19 Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan Kerugian
 Dapat diberikan pada pasien tidak  Rasa tidak nyaman saat pengguna-
sadar atau mengalami gangguan an
saluran cerna  Absorpsi obat sering tidak teratur
dan sukar diramalkan
 Dapat menghindari terjadinya iritasi  Tidak semua obat dapat dibuat
pada lambung supositoria
 Dapat menghindari kerusakan obat  Bahan dasar/basis tertentu tidak
oleh enzim pencernaan atau pH stabil pada suhu ruang
lambung  Tidak dapat digunakan untuk bahan
yang dirusak oleh pH rektum
 Dapat memberikan efek lebih cepat
dibanding pemberian oral karena
dapat langsung masuk ke pembuluh
darah
 Dapat menghindari first pass
metabolism
20 Formula Umum
Bahan obat  padat, setengah padat, cair

Bahan dasar / basis  mampu meleleh, melunak atau melarut


untuk melepaskan kandungan bahan obat
 Lemak coklat (oleum cacao)
 Gelatin tergliserinasi (campuran gelatin-gliserin-air)
 Polietilenglikol (PEG = makrgol = carbowax)  polimer etilen oksida
rantai panjang, BM 200-700 {cair}, BM>1000 {padat seperti lilin}
 Minyak pengganti lemak coklat
 Surfaktan (derivat polioksi alkalen dari sorbiton, tween 61)

Bahan tambahan, misal: pewarna, pengawet


21 Formula Umum
BASIS SUPOSITORIA
LEMAK COKLAT GELATIN TERGLISERINASI POLIETILENGLIKOL
KEUNTUNGAN: KEUNTUNGAN: KEUNTUNGAN:
•Baik untuk supositoria •Baik untuk supositoria •Stabil, inert, tidak terurai /
rektal vaginal terhidrolisa
•Cepat meleleh pada •Larut pelan dalam cairan •Larut air/cairan tubuh
suhu tubuh (TL 34-35°C) tubuh •Tidak tengik
•Bukan media pertumbuh-
an mikroba

KERUGIAN: KERUGIAN: KERUGIAN:


•Meleleh di udara panas •Higroskopis •Rapuh, terutama BM >
•Meleleh dengan bahan •Hidrofilik  menunjang •Komposisi tanpa air 
obat tertentu pertumbuhan jamur menarik air dari jaringan,
•Bertendensi mengalir •Efek osmotik & laksatif menimbulkan iritasi
keluar dari lubang tubuh •Sulit dilepas dari cetakan •Reflek defekasi
 perlu pelumas
22 Prinsip Compounding

1. Cara panas  peleburan


 Perlu cetakan, perlu pelumas (tergantung basis: larut air 
parafin cair, larut minyak  gliserin, propilenglikol)

2. Cara dingin  dengan kompresi / dengan tangan


(extemporaneous compounding)
 Perlu penabur, untuk pembentukan supositoria dengan
tangan (basis: lemak coklat  amilum)

Supositoria sudah jarang disiapkan secara extemporaneous compounding


23 Prinsip Dispensing

Wadah/kemasan
 Menyesuaikan sifat fisiko-kimia bahan penyusun, terutama basis
 Lemak coklat: wadah tertutup baik, suhu <30°C atau suhu kamar
terkendali (lebih baik dalam lemari pendingin)
 Gelatin tergliserinasi: wadah tertutup rapat, suhu <35°C
 PEG: wadah tertutup rapat, dapat disimpan tanpa pendinginan
Etiket
 Etiket biru, ukuran etiket menyesuaikan ukuran wadah/kemasan
Label
 Tulis: digunakan melalui dubur atau vagina
 Tulis: “basahi dengan air sebelum digunakan”, terutama basis PEG
24 Prinsip Counselling

Cara penggunaan
 Disesuaikan dengan rute pemakaian (rektal atau vaginal) serta efek
yang dikehendaki (lokal atau sistemik)
 Diperhatikan basis untuk menentukan perlu tidaknya dicelupkan air
sebelum digunakan

Cara penyimpanan
 Dipertahankan pada suhu sesuai dengan basis  pertimbangkan
stabilitas suhu di ruang penyimpanan

Cara pemusnahan
 Dikeluarkan dari kemasan, dihancurkan, dilarutkan/dihancurkan/
dibakar sebelum dibuang
25 Prinsip Counselling

Cara penggunaan (supositoria)


 Disesuaikan dengan rute pemakaian: rektal, vaginal, uretral
 Diperhatikan basis untuk menentukan perlu tidaknya dicelupkan air
sebelum digunakan

Cara penyimpanan
 Dipertahankan pada suhu sesuai dengan basis  pertimbangkan
stabilitas suhu di ruang penyimpanan

Cara pemusnahan
 Dikeluarkan dari kemasan, dihancurkan, dilarutkan/dihancurkan/
dibakar sebelum dibuang
26 Prinsip Counselling

Cara penggunaan (ovula)


 Disesuaikan dengan rute pemakaian: rektal, vaginal, uretral
 Diperhatikan basis untuk menentukan perlu tidaknya dicelupkan air
sebelum digunakan

Cara penyimpanan
 Dipertahankan pada suhu sesuai dengan basis  pertimbangkan
stabilitas suhu di ruang penyimpanan

Cara pemusnahan
 Dikeluarkan dari kemasan, dihancurkan, dilarutkan/dihancurkan/
dibakar sebelum dibuang
27

INHALERS
28 Definisi

Sediaan yang dimaksudkan untuk dihirup melalui hidung


atau mulut, atau disemprotkan dalam bentuk kabut dari
sediaan berbentuk serbuk (dalam kapsul, blister atau
reservoir) atau larutan/suspensi (dengan/tanpa propelan)
ke dalam saluran pernafasan untuk memberikan efek
lokal atau sistemik

Istilah: inhalasi  rute masuknya obat melalui pernafasan


Istilah: aerosol  bahan cair/padat yang terdispersi dalam gas
29 Macam
Metered-dose inhalers Dry powder inhalers Nebulizers
 Sediaan larutan/suspensi,  Sediaan serbuk kering  Sediaan larutan/suspensi
mengandung propelan yang tertarik masuk ke dalam pelarut organik
sebagai bahan pemba- paru-paru mengikuti yang keluar berbentuk
wa di wadah berkatup aliran udara pernafas- uap ukuran partikel
(canister) terukur akurat an antara 0,5-5mikron yang
untuk melepas dosis  Membutuhkan energi dapat terhirup dalam
tertentu melalui aktuator kuat untuk memecah saluran pernafasan
 Membutuhkan koordinasi formula serbuk menjadi bawah
tangan dan nafas partikel kecil  Jenis:
(dapat memakai spacer  Jenis:  Jet nebulizer: terhubung
{alat penyambung  Single dose devices dengan kompresor yang
antara aktuator dengan (disposable/reusable) akan mengubah cairan
 Multiple unit-dose menjadi uap
mulut  dapat mengu-
devices (reusable)  Ultrasonic nebulizer: ada
rangi pengendapan di osilator elektronik dengan
 Multiple dose devices
orofaring} bagi pasien (disposable) vibrasi tinggi untuk dapat
yang sulit koordinasi) memecah partikel obat
menjadi uap
30 Macam
Metered-dose inhalers Dry powder inhalers Nebulizers
 Berbentuk larutan/  Berbentuk serbuk kering  Berbentuk larutan/
suspensi + propelan suspensi

 Obat disemprotkan  Obat dihirup langsung  Obat diuapkan

 Harga relatif murah  Harga cukup mahal  Harga mahal

 Ambil nafas perlahan  Ambil nafas cepat dan  Ambil nafas biasa
dan dalam kuat

 Target: semua usia (perlu  Target: pasien yang  Target: pasien yang sulit
spacer jika sulit koordinasi sulit koordinasi, tetapi menggunakan MDI/DPI
tangan & nafas) masih dapat
menghirup serbuk kuat
& cepat
 Dapat diberikan pada  Tidak untuk kondisi  Pada kondisi serangan
kondisi akut serangan akut akut
31 Persyaratan

Jika obat berupa sediaan larutan/suspensi, harus


memenuhi persyaratan steril serta memenuhi:
 Ukuran partikel tertentu yang dihasilkan
 pH (netral), tonisitas (hipotonik), viskositas rendah, kadar air
rendah, konsentrasi surfaktan-buffer-pengawet rendah
Jika obat berupa sediaan serbuk, harus memenuhi
persyaratan steril serta memenuhi:
 Ukuran partikel tertentu yang disiapkan/dihasilkan
 Kering
32 Tujuan Pemberian

 Dikehendaki obat memberi efek lebih cepat pada saluran


pernafasan dibanding rute oral/parenteral, terutama untuk
mengatasi serangan akut
 Meminimalkan efek samping karena obat diberikan dalam
dosis kecil yang langsung menuju sasaran
 Bahan obat dikehendaki efek lokal/sistemik, tetapi sulit
dikempa menjadi tablet

Contoh: mengencerkan sputum, mengatasi bronkospasm, menurunkan hiper-


aktivitas bronkus, mengatasi infeksi
33 Keuntungan dan Kerugian
Metered-dose inhalers Dry powder inhalers Nebulizers
 Dosis terukur (jika tepat  Perlu inspirasi kuat untuk  Dapat dilakukan
menggunakan) ketepatan dosis modifikasi dosis
 Mempunyai indikator
dosis yang tersisa (tetapi
tidak semua jenis DPI)
 Tanpa persiapan  Tanpa persiapan  Perlu persiapan sebelum
sebelum menggunakan sebelum menggunakan menggunakan
 Perlu koordinasi tangan &  Tanpa koordinasi  Tanpa koordinasi
pernafasan tangan & pernafasan tangan & pernafasan
 Risiko kontaminasi  Risiko kontaminasi  Potensi risiko
minimal minimal kontaminasi
 Mudah dibawa  Mudah dibawa  Tidak praktis dibawa
-  Formula stabil (tetapi -
dipengaruhi kelembab-
an penyimpanan)
 Pembuatan lebih mudah  - -
 relatif lebih murah
34 Formula Umum, Prinsip Compounding
Metered-dose inhalers Dry powder inhalers Nebulizers
 Bahan obat: cair, bentuk  Bahan obat: padat,  Bahan obat: cair,
larutan/suspensi bentuk serbuk kering bentuk larutan/suspensi
 Propelan
 Bahan tambahan yang  Bahan tambahan   Bahan tambahan yang
sesuai pembawa (misal laktosa) sesuai

 Pembuatan dilakukan  Pembuatan sediaan  Pembuatan sediaan


pada kondisi yang serbuk yang berukuran cair (larutan/suspensi)
dapat meneken sekecil mikron untuk yang steril
mungkin pencemaran dimasukkan dalam
mikroba dan partikulat kapsul/blister/reservoir
dalam kondisi ruang
terkendali (misal suhu &
kelembaban rendah)
1. Proses pengisian ganda
2. Proses pengisian
tunggal
35 Prinsip Dispensing

Wadah/kemasan
MDI
 Canister dibuat dari kaca, plastik, logam atau bahan lain yang dapat
menahan tekanan yang ditimbulkan
 Terdapat katup (dengan komponen plastik, karet, baja tahan karat,
aluminium) yang berfungsi mengatur aliran bahan obat dan propelan
 Terdapat aktuator pada batang katup yang jika ditekan atau
digerakkan akan membuka katup dan mengatur semprotan ke
daerah yang diinginkan
Etiket
 Etiket biru, ukuran etiket menyesuaikan ukuran wadah/kemasan
36 Prinsip Counselling

Cara penggunaan (lihat video pada AULA2)


 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer
37 Prinsip Counselling
Pada cara penggunaan MDI yang
tepat dan kondisi optimal, hanya sekitar
20% dosis obat yang mencapai paru,
Cara penggunaan sisa obat mengendap di mulut &
orofaring atau tertelan
 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer
Potensi kesalahan penggunaan:
• Kurang koordinasi
• Terlalu cepat inspirasi
• Tidak menahan nafas selama 10detik
• Tidak mengocok canister sebelum
digunakan
• Posisi MDI terbalik
Pastikan terdapat sisa obat setelah
penggunaan
• Posisi melintang di dasar/tenggelam
 penuh
• Posisi miring  setengah
• Posisi melintang di permukaan/meng-
apung  kosong
38 Prinsip Counselling
MDI
Simpan di tempat kering & sejuk (suhu
Cara penggunaan tinggi menyebabkan peningkatan
tekanan tabung yang memungkinkan
 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer terjadi ledakan, suhu rendah menye-
babkan obat tidak efektif)
DPI
Cara penyimpanan Simpan di tempat kering, kelembaban
rendah dan mudah dijangkau
 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer
Nebulizer
• Simpan kompresor dan alat bantu
inhalasi di tempat terhindar debu/
Cara pemusnahan polusi; kompresor ditutup kain bersih,
 Inhalers bertekanan tidak dapat tidak diletakkan di lantai
dimusnahkan dengan cara dibakar • Simpat alat bantu inhalasi dalam
keadaan bersih dan kering
 Obat untuk inhaler/nebulizer dimus- • Simpan obat di tempat kering & sejuk
nahkan secara umum (selalu cek obat setiap kali akan
menggunakan)
39 Prinsip Counselling
Nebulizer: pemeliharaan
• Lepaskan masker/mouthpiece dan
Cara penggunaan bagian berbentuk T dari tutup, pin-
dahkan pipa atau selang dan rapikan
 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer (selang tidak boleh dicuci/dibilas)
• Cuci masker/mouthpiece dan bagian
penghubung dengan air mengalir
Cara penyimpanan atau sabun cuci dan air hangat (bilas
dengan air panas/steril, jika perlu)
 Disesuaikan jenis inhaler/nebulizer • Keringkan masker/mouthpiece
dengan kertas tissue, anginkan.
• Rangkai kembali bagian-bagian
Cara pemusnahan tersebut dan sambungkan ke
kompresor.
 Inhalers bertekanan tidak dapat
• Nyalakan mesin 10-20 menit untuk
dimusnahkan dengan cara dibakar mengeringkan bagian dalam
 Obat untuk inhaler/nebulizer dimus- nebulizer.
nahkan secara umum • Lepas kembali selang dari pipa
kompresor, masukkan dalam tas.
40 Daftar Pustaka

Aulton ME (2002), Pharmaceutics: the science of dosage form design 2nd ed,
Edinburg: Churchill Livingstone.
Kementerian Kesehatan RI (2014), Farmakope Indonesia edisi V, Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Jones D (2008), Pharmaceutics – dosage form design, London:
Pharmaceutical Press.
King RE (1984), Dispensing of medication 9th ed, Easton Pennsylvania: Mack
Publishing Company.
Marriott JF et al (2010), Pharmaceutical compounding and dispensing 2nd ed,
London: Pharmaceutical Press.
Thompson JE (2004), A practical guide to contemporary pharmacy practice
2nd ed, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai