Makalah Analisa Kimia Organik
Makalah Analisa Kimia Organik
DISUSUN OLEH :
ISTIQOMAH
KELAS : 4 Kimia Analisis 1
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Kimia Terpadu dengan judul
“Pengendalian Laboratorium di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle –
Pabrik Bandung”.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Istiqomah
BAB I
PENDAHULUAN
Kalibrasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang
berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, atau bisa dikatakan
kalibrasi sebagai suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar yang tertelusur. Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi
alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan
membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun
internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Seringkali hasil pengukuran
yang diberikan oleh beberapa alat sejenis tidak selalu menunjukkan hasil yang
sama, meskipun alat tersebut mempunyai tipe yang sama. Perbedaan ini diperbesar
lagi dengan adanya pengaruh lingkungan, operator, serta metode pengukuran.
Padahal dalam menghasilkan hasil pengukuran tersebut sangat diharapkan bahwa
setiap alat ukur yang digunakan dimanapun memberikan hasil ukur yang sama
dalam kaitannya dengan keperluan keamanan, kesehatan, transaksi, dan
keselamatan. Agar setiap alat dapat memberikan hasil ukur dengan keabsahan yang
sama, alat ukur tersebut perlu mempunyai ketelusuran kepada standar nasional atau
standar internasional. Setiap instrumen alat ukur sebelum digunakan atau setelah
digunakan pada periode tertentu (6 bulan atau 12 bulan), harus dilakukan
pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional ataupun internasional. Untuk
proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada
misalnya pada temperatur proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain
simulasi, perbedaan fasa. Umumnya yang banyak digunakan berupa metode
kalibrasi perbandingan untuk membandingkan kalibrator standar alat ukur terhadap
beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan standar.
Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga Kalibrasi
KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Dalam penerapan standar ISO/IEC 17025 :
2005, kiranya upaya-upaya untuk menyamakan persepsi bagi semua pihak terkait
perlu dilaksanakan. Ketelusuran pengukuran tidak hanya sekedar menjadi
persyaratan administratif, melainkan telah menjadi kebutuhan teknis yang mendasar
terutama dengan diwajibkannya mencantumkan estimasi ketidakpastian dalam hasil
uji. Bagi dunia industri (perusahaan), layanan kesehatan, dan pendidikan yang
menerapkan sistem manajemen mutu ISO (misalnya ISO 9000:2008), kalibrasi alat
ukur merupakan syarat mutlak dalam usaha menjamin mutu dan daya saing produk
sesuai standar nasional maupun internasional. Dalam bidang layanan medis,
Undang – Undang No. 44 Pasal 16 tentang Rumah Sakit Tahun 2009 telah
mewajibkan bahwa setiap peralatan medis di rumah sakit dan laboratorium harus
dilakukan pengujian dan kalibrasi. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat
kesehatan bukan hanya sekedar mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan atau
mematuhi Undang-Undang, tetapi yang lebih penting lagi adalah dalam rangka
menjamin kualitas pelayanan dan keamanan pasien.
PEMBAHASAN
2.1 Kalibrasi
Dalam melakukan kalibrasi tidak mungkin suatu alat ukur dengan ketepatan lebih
besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu aturan yang sering diikuti adalah
suatu standar kalibrasi yang paling sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur
yang dikalibrasi. Jadi adalah amat penting bahwa orang yang melakukan kalibrasi
alat ukur harus yakin bahwa standar kalibrasi mempunyai ketepatan yang memadai
sebagai pembanding.
b. Nilai Koreksi/Penyimpangan.
• Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
spesefikasinya.
Periode kalibrasi adalah selang waktu antara satu kalibrasi suatu alat ukur
dengan kalibrasi berikutnya. Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor
antara lain pada kualitas metrologis alat ukur tersebut, frekuensi pemakaian,
pemeliharaan atau penyimpanan dan tingkat ketelitianya. Periode kalibrasi dapat
ditetapkan berdasarkan lamanya pemakaian alat, waktu kalender atau gabungan
dari keduanya.
2. Frekuensi pemakaian
3. Stabilitas
4. Kondisi pemakaiaan
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya 6 (enam) bulan sekali, 1(satu) tahun
sekali, dst.
2. Dinyatakan dalam waktu pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai,
dst.