OLEH :
B. Tujuan Praktikum
tindakan yang tepat dan cermat dalam pencegahan pembusukan tersebut, mulai dari
disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan oleh sifat alamiah dari produk yang
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengemas untuk membatasi bahan pangan
dengan lingkungan untuk mencegah atau menunda proses kerusakan sehingga sate
bandeng mempunyai daya tahan lebih lama untuk dikonsumsi. Sifat terpenting dari
pengemas meliputi permeabilitas gas dan uap air serta luas permukaan kemasan.
Kemasan dengan daya hambat gas yang baik dan luas permukaan yang lebih kecil
menghambat pertumbuhan bakteri aerob. Suhu dan lamanya pengasapan juga akan
mempengaruhi aktifitas air (aw) yang ada pada daging Ikan Pari Asap. Kandungan
aw pada Ikan Pari Asap sangat mempengaruhi ketahan Ikan Pari Asap terhadap
et al. 2017)
Menurut Kusnandar (2010), Aktivitas air (aw) merupakan parameter yang
berpengaruh pada stabilitas dan keawetan pangan, laju reaksi kimia, aktivitas enzim
akan diikuti oleh kenaikan pH (basa). Menurut Fardiaz (1992), nilai pH merupakan
salah satu indikator tingkat kesegaran ikan. Pada proses pembusukan ikan, pH daging
Penggunaan bahan pengemas harus sesuai dengan sifat bahan yang dikemas.
Polietilen (PE) dan Polipropilen (PP) merupakan kemasan plastic yang fleksibel yang
umum digunakan untuk mengemas daging dan ikan. Sifat-sifat polietilen antara lain :
(1) mudah dibentuk dan lemas, (2) tahan terhadap basa, asam, alcohol, diterjen, dan
bahan kimia lainnya, (3) kedap air dan uap, (4) daya rentang tinggi tanpa sobek, dan
(5) mudah dikelim panas (Syarief et al., 1989 dalam Muhammad Nur, 2009).
Polipropilen mempunyai sifat-sifat kimia antara lain : (1) sukar ditembus oleh
uap air, (2) tahan terhadap minyak dan lemak, (3) permeabilitas terhadap uap air
rendah, (4) stabil pada suhu tinggi, dan mempunyai permukaan yang mengkilat.
pengemasan vacuum dan gas (Suparna, 1994 dalam Muhammad Nur, 2009).
Menurut Syarief dan Hlid (1993) dalam Muhammad Nur (2009), pengemasan
vacuum pada prinsipnya adalah pengeluaran gas dan uap air dari produk yang
dikemas, sedangkan pengemasan non vakum dilakukan tanpa mengeluarkan gas dan
uap air yang terdapat dalam produk. Oleh karena itu pengemasan vacuum cenderung
di ruang proses hasil perikanan, Perdos blok B No.32, Kelurahan Kambu, Kota
Kendari. Sulawesi Tenggara. Pada hari Selasa, Tanggal 11 November sampai dengan
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu styrofoam, pisau,
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu, ikan cakalang,
air, es balok.
sebagai berikut :
- Mengeluarkan ikan yang telah beku dari styrofoam lalu letakkan pada sebuah
baskom yang berisi air dingin untuk merendam ikan agar tidak beku lagi.
- Menyiapkan talenan dan pisau atau cutter untuk memfillet ikan cakalang.
- Setelah ikan sudah tidak beku lagi, memindahkan ikan ke talenan untuk difillet.
- Memfillet daging ikan guna memisahkan antara daging dengan tulang ikan.
- Daging yang telah difillet kemudian di bersihkan dari kotoran seperti darah ikan
secara vakum, dengan udara, kemasan biasa dan tanpa kemasan (terbuka).
- Menyimpan ikan yang telah dikemas ke dalam freezer untuk di amati lama
penyimpanannya.
- Setelah waktu yang ditetapkan, ikan kemudian di buka dari kemasan untuk
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan hasil setelah satu bulan penyimpanan fillet
ikan cakalag dengan menggunakan jenis cara pengemasan yang berbeda yaitu pada
kemasan vacum warna yang dihasilkan adalah Coklat terang, sedangkan pada
kemasan biasa warna yang dihasilkan adalah Coklat terang, pada kemasan Udara
warna yang dihasilkan adalah Coklat terang, dan yang tidak memakai kemasan
dihasilkan warna Coklat terang. Sedangkan pada bentuknya pada kemasan vacum
bentuk yang dihasilkan adalah Masih utuh, sedangkan pada kemasan biasa bentuk
yang dihasilkan adalah Masih utuh, pada kemasan Udara bentuk yang dihasilkan
adalah Masih utuh, dan yang tidak memakai kemasan dihasilkan bentuk Masih utuh.
Sedangkan pada aroma kemasan divacum aroma yang dihasilkan adalah Aroma khas
ikan, sedangkan pada kemasan biasa aroma yang dihasilkan adalah Aroma khas ikan,
pada kemasan Udara aroma yang dihasilkan adalah Aroma khas ikan, dan yang tidak
memakai kemasan dihasilkan aroma Aroma khas ikan. Sedangkan pada tekstur
kemasan divacum tekstur yang dihasilkan adalah Sangat keras, sedangkan pada
kemasan biasa tekstur yang dihasilkan adalah Sangat keras, pada kemasan Udara
tekstur yang dihasilkan adalah Sangat keras, dan yang tidak memakai kemasan
dihasilkan tekstur Sangat keras, pada bulan pertama masih tidak terdapat
kemudian terjadi perubahan pada kemasan vacum warna yang dihasilkan adalah
Coklat, sedangkan pada kemasan biasa warna yang dihasilkan adalah Coklat
kehitaman, pada kemasan Udara warna yang dihasilkan adalah Coklat keemasan, dan
yang tidak memakai kemasan dihasilkan warna Kuning keemasan. . Sedangkan pada
bentuknya pada kemasan vacum bentuk yang dihasilkan adalah Masih utuh,
sedangkan pada kemasan biasa bentuk yang dihasilkan adalah sedikit hancur, pada
kemasan Udara bentuk yang dihasilkan adalah Lumayan hancur, dan yang tidak
divacum aroma yang dihasilkan adalah Aroma khas ikan, sedangkan pada kemasan
biasa aroma yang dihasilkan adalah Sedikit beraroma khas ikan, pada kemasan Udara
aroma yang dihasilkan adalah Lumayan beraroma khas ikan, dan yang tidak memakai
kemasan dihasilkan aroma Tidak beraroma khas ikan. Sedangkan pada tekstur
kemasan divacum tekstur yang dihasilkan adalah keras, sedangkan pada kemasan
biasa tekstur yang dihasilkan adalah Lumayan keras, pada kemasan Udara tekstur
yang dihasilkan adalah Tidak keras, dan yang tidak memakai kemasan dihasilkan
tekstur Halus, pada penyimpanan empat bulan pada produk mendapatkan banyak
peruahan secara drastis dari sini kita dapat simpulkan ternyata sebuah kemasan sangat
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kemasan ini adalah kemasan yang baik kita
gunakan pada produk perikanan ialah kemasan vakum dikarnakan kemasan vacum
pada prinsipnya adalah pengeluaran gas dan uap air dari produk yang dikemas,
sedangkan pengemasan non vakum dilakukan tanpa mengeluarkan gas dan uap air
yang terdapat dalam produk. Oleh karena itu pengemasan vacuum cenderung
penyimpanan, karena pada kondisi vakum, bakteri aerob yang tumbuh jumlahnya
relative lebih kecil dibanding dalam kondisi tidak vakum. Oleh karna itu produk
perikanan yang divacum masih sangat baik kondisinya walaupun sudah melalui
B. Saran
Saran saya dari praktikum ini adalah sebaiknya praktikan menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan agar praktikum yang dilkukan berjalan sesuai jadwal
yang di tentukan dan tidak menghabiskan banyak waktu dan diharapkan para
DAFTAR PUSTAKA
Andri N., Aloysius M., Ika M.D., 2017. Pengaruh Pengemasan Vakum Terhadap
Perubahan Mikrobiologi, Aktifitas Air Dan Ph pada Ikan Pari Asap. Jurnal
Teknologi Pangan. Vol 8 No 1