Anda di halaman 1dari 3

Woc Tuberculosis Paru Mycrobacterium Tuberculosis,

Droplet Hipertermia (D.0130)

Menetap Di udara
Merangsang
Efusi Pleura Terhirup hipotalamus
Inflamasi sehingga suhu
Menempel di jalan napas tubuh meningkat

Iritasi pada pleura Terhirup bronkus Menetap di jar paru

Cairan dalam pleura Peradangan pada pleura Iritasi pada bronkus Tumbuh & berkembang dalam
Sitoplasma dan Makropag

Menekan paru-paru Merangsang pengeluaran Produksi sputum


Mediator kimia (serotanin
histamin, prostaglandin,
Ekspansi paru bradikinin. Batuk Berubah Peradangan Peradangan
menurun menjadi saluran getah kelenjar getah
tuberkel bening bening
Merangsang ujung Bersihkan Jalan Napas
Sesak napas saraf-saraf bebas Tidak Efektif
(D.0001) Granuloma Limpangitis Limpangitis
Pola Nafas Tidak Implus lokal regional
Efektif (D.0005)
Ditransfer ke modula Spinalis Massa fibrosa
melalui Radik Dorsalis

Thalamus Fokus Ghon


Komplek
Kortek serebri primer
Nyeri Akut
Persepsi nyeri Menghancurkan
(D.0077) jar sekitarnya
Penyebaran
limfahematogen
Merangsang nekrosis
aktifitas simpatis
Lesi pada organ lembek
lain
Efek pada GI
perkejuan
Kulit, tulang,
Pergerakan makanan genitourinaria Batuk terus
menjadi lambat

Kavitas
Makanan tertahan
di lambung Pembuluh darah
pecah

Reflek regang di
lambung hemaptoe

Perasaan mual Respon psikologis anemia


muntah Perfusi Perifer Tidak
Hb menurun Efektif (D.0009)
anoreksia Ansietas
(D.0080)
Suplay O2 kelelahan
Defisit Nutrisi (D.0019) menurun
Intoleransi Aktivitas (D.0056)
SDKI : Nyeri Akut (D.0077) SDKI : Defisit Nutrisi (D.0019) SDKI : Hipertermia (D.0130)
SLKI : Tingkat Nyeri SLKI : Status Nutrisi (L.03030) SLKI : Termoregulasi (L.14134)
SIKI : Manajemen Nyeri (I.08238) SIKI : Manajemen Nutrisi (I.03119) SIKI : Manajemen Hipertermia (I.15506)
1. Observasi 1. Observasi 1. Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, - Identifikasi status nutrisi - Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan Dehidrasi, terpapar lingkungan panas)
- Identifikasi skala nyari - Identifikasi makanan yang disukai - Monitor suhu tubuh
- Monitor asupan makanan - Monitor kadar elektrolit
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Monitor berat badan - Monitor haluan urine
- Identifikasi faktor yang memperberat dan - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium - Monitor komplikasi akibat hipertemia
memperingan nyeri 2. Terapeutik 2. Terapeutik
2. Terapeutik - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah - Longgarkan atau lepaskan pakaian
- Berikan teknik nonfarmakologi untuk konstipasi - Berikan cairan oral
mengurangi rasa nyeri - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi - Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
- Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri protein mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
- Fasilitasi istirahat dan tidur 3. Edukasi - Lakukan pendinginan eksternal (mis. Beri
- Berikan edukasi mengenai diet yang selimut, kompres dingin pada dahi, leher,
3. Edukasi
diprogramkan dada, abdomen, aksilla)
- Jelaskan penyebab, periode, pemicu nyeri 3. Edukasi
4. Kolaborasi
- Jelaskan strategi meredakan nyeri - Anjurkan tirah baring
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
4. Kolaborasi makan (misal. Pereda nyeri, antiemetic), jika 4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu perlu - Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan intravena, jika perlu
jumlah kalori dan jenis nutrient yang - Kolaborasi dalam pemberian antipiretik
dibutuhkan
SDKI : Pola Napas Tidak Efektif SDKI : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif SDKI : Intoleransi Aktivitas
SLKI : Pola Napas (L.01004) SLKI : Bersihan Jalan Napas (L.01001) SLKI : Perfusi Perifer (L.02011)
SIKI : Manajemen Jalan Napas (I.01011) SIKI : Latihan Batuk Efektif (I.01006) SIKI : Manajemen Energi (I.05178)
Pemantauan Respirasi (L.01014) Manajemen Jalan Napas (I.01011) Terapi Aktivitas (I.01011)
1. Observasi 1. Observasi 1. Observasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, - Monitor pola napas (frekuensi, - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
usaha napas) kedalaman, usaha napas) yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor bunyi napas tambahan (mis.gurgling, - Monitor bunyi napas tambahan - Monitor kelelahan fisik dan emosional
mengi, wheezing, ronkhi kering) (mis.gurgling, mengi, wheezing, ronkhi - Monitor pola dan jam tidur
- Monitor adanya sumbatan jalan napas kering) 2. Terapeutik
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Monitor adanya sumbatan jalan napas - Sediakan lingkungan yang nyaman dan
- Auskultasi bunyi napas - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru rendah stimulus
- Monitor saturasi oksigen - Auskultasi bunyi napas - Berikan aktivitas distraksi yang
2. Terapeutik - Monitor saturasi oksigen menenangkan
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai - Identifikasi kemampuan batuk 3. Edukasi
kondisi pasien - Monitor tanda dan gejala infeksi - Anjurkan tirah baring
- Posisikan pasien saluran napas - Anjurkan aktivitas secara bertahap
- Berikan oksigen, jika perlu 2. Terapeutik 4. Kolaborasi
3. Edukasi - Posisikan pasien (semi fowler/fowler) - Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
- Jelaskan prosedur yang dilakukan - Pasang perlak dan bengkok di cara meningkatkan asupan makanan
4. Kolaborasi pangkuan pasien
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, - Buang secret pada tempat sputum
ekspektoran, mukolitik, jika perlu. - Berikan oksigen, jika perlu
3. Edukasi
- Jelaskan prosedur yang dilakukan
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

Anda mungkin juga menyukai