MAKALAH
“NYERI”
KATA PENGANTAR
Makalah yang berjudul "Nyeri" ditulis untuk memenuhi tugas Falsafah dan
Teori Keperawatan. Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan rasa hormat
dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada kami dalam pembuatan makalah ini
terutama kepada: Ibu Dedeh Husnaniyah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen mata
kuliah Keperawatan Dasar 1. Orang tua kami yang telah memberikan semangat untuk
menyelesaikan makalah ini Anggota kelompok 5 telah dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................2
BAB 1............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
1.1 Definisi Nyeri..................................................................................................3
1.2 Fisiologi Nyeri................................................................................................3
1.3 Penyebab Nyeri...............................................................................................5
1.4 Prinsip Tekhnik Pemenuhan Kebutuhan Nyaman..........................................6
BAB II...........................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9
4
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri dapat dirasakan jika reseptor nyeri tersebut menginduksi serabut saraf
perifer aferen yaitu serabut A-delta dan serabut C. Serabut Adelta memiliki
myelin, mengimpulskan nyeri dengan cepat, sensasi yang tajam, jelas
melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut C tidak
memiliki myelin, berukuran sangat kecil, menyampaikan impuls yang
terlokalisasi buruk, visceral dan terus-menerus (Potter & Perry, 2005).
A. Tahap Transduksi
B. Tahap Transmisi
a) Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A- delta dan serabut
C) ke medula spinalis
C. Tahap Persepsi
D. Tahap Modulasi
Nyeri ini terjadi bila ada kerusakan jaringan, misalnya pada sendi dan tulang
yang mengalami cedera (sendi terkilir, patah tulang), radang rematik
(osteoartritis, rheumatoid arthritis), infeksi (osteomyelitis) atau kanker (kanker
tulang primer seperti osteosarkoma atau kanker metastasis dari organ lain seperti
kanker prostat yang sering menyebar ke tulang belakang). Otot dan
tendo/ligamen juga sering terasa nyeri atau pegal. Misalnya terjadi kekakuan otot
akibat duduk atau kerja terlalu lama, atau cedera sewaktu berolahraga atau
bekerja (stretch & strain injury). Organ-organ dalam pun sering mengalami nyeri
(nyeri visceral) seperti koliek ginjal, nyeri ulu hati akibat luka lambung atau usus
duabelas jari.
Nyeri organ ini sering menjalar (nyeri rujukan atau reffered pain). Misalnya
nyeri pada serangan jantung koroner dirasakan sebagai nyeri dada yang dapat
menjalar ke bahu kiri atau leher seperti rasa tercekik, nyeri pada batu empedu
dapat dirasakan sebagai nyeri perut kanan atas yang dapat menjalar ke punggung
kanan. Nyeri pada radang usus buntu (appendicitis) dapat dirasakan pada perut
atas (ulu hati). Jenis kedua ialah nyeri yang disebabkan kerusakan primer pada
susunan saraf (nyeri neuropatik). Bila kerusakannya pada susunan saraf tepi,
disebut nyeri neuropatik perifer.
7
Kondisi ini sering disebabkan oleh cedera, penyakit diabetes, tumor, infeksi,
kurang gizi, otoimun, degenerasi discus tulang belakang, intoksikasi alkohol,
obat-obatan seperti obat antituberkulosis. Bila kerusakan terjadi pada susunan
saraf pusat disebut nyeri neuropatik sentral. Ini biasanya disebabkan oleh
gangguan peredaran darah (stroke), infeksi, tumor, atau cedera. Nyeri neuropatik
cenderung menahun (lebih dari 3 bulan). Sifat nyeri bisa timbul spontan, tanpa
rangsangan seperti rasa terbakar, kecapaian, rasa dingin, rasa ditusuk-tusuk,
kesemutan, atau tersengat listrik. Nyeri dapat terus-menerus atau hilang timbul.
Sebagai contoh, nyeri pada neuropatik diabetika, nyeri pasca herpetic dan
nyeri saraf trigeminus (trigeminal neuralgia). Ada pula nyeri neuropatik yang
timbul dengan rangsangan, tetapi dirasakan berlebihan atau tidak wajar. Misalnya
rasa rabaan di pipi atau menggosok gigi pada neuralgia trigeminal sudah
menimbulkan nyeri. Ini disebut Atodinia. Sementara hiperalgesia dirasakan
sebagai nyeri hebat dengan rangsangan nyeri yang ringan. Adapun nyeri tanpa
kerusakan jaringan disebabkan oleh faktor kejiwaan (nyeri psikogenik), misalnya
akibat gangguan cemas dan depresi. Namun, apa pun jenis dan penyebabnya,
nyeri harus segera diatasi dengan adekuat melalui pendekatan multi dimensional
atau holistik.
1. F i s i k , b e r h u b u n g a n d e n g a n s e n s a s i t u b u h ,
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan perasaan yang tidak
nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang
telah rusak atau yang berpotensi untuk rusak. Penyebab nyeri ialah peradangan
(inflamasi) disebut nyeri inflamasi atau nyeri nosiseptif. Nyeri terjadi bila ada
kerusakan jaringan, misalnya pada sendi dan tulang yang mengalami cedera
(sendi terkilir, patah tulang), radang rematik (osteoartritis, rheumatoid arthritis),
infeksi (osteomyelitis) atau kanker (kanker tulang primer seperti osteosarkoma
atau kanker metastasis dari organ lain seperti kanker prostat yang sering
menyebar ke tulang belakang).
10
DAFTAR PUSTAKA