Anda di halaman 1dari 6

Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

PENDAHULUAN

Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara kemudian disebut BEM Nusantara


(BEMNUS), terbentuk Mei 2005 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas kesadaran
mahasiswa Nusantara. Berdasarkan hasil musyawarah, pada Temu dan Seminar Nasional
BEM Nusantara ke- VIII di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, 30 Oktober 2015
maka dengan itu aliansi mahasiswa BEM Nusantara (BEMNUS) ini disahkan.

Kelembagaan ini berbentuk aliansi mahasiswa BEM Nusantara (BEMNUS) yang


beranggotakan dari pergurua tinggi negeri maupun swasta seluruh nusantara, sebagai wadah
konsolidasi intelektual dalam mengawal pemerintah Republik Indonesia dan mewujudkan
cita-cita bangsa serta Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI). Aliansi ini berkedudukan
dalam lingkup daerah, regional, dan nasional dengan prinsip dan asas berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.

Tujuan:

a. BEM Nusantara adalah wadah pemersatu, silaturrahim, dan konsolidasi mahasiswa


seluruh nusantara dalam merefleksikan kembali mengenai peran, fungsi, dan gerakan
mahasiswa untuk memajukan dan mempertahankan NKRI.
b. BEM Nusantara bertujuan menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki jiwa
kreatif, inovatif, solutif, dan edukatif terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
tengah-tengah masyarakat Indonesia tanpa memandang suku, agama, ras, dan bahasa.

BAB I
Nama, Waktu dan Tempat

a. Nama aliansi ini adalah BEM Nusantara yang dsingkat BEMNUS.


b. Aliansi ini terbentuk dari Mei 2005 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hingga waktu
yang tidak ditentukan.

BAB II
Logo
Logo Aliansi BEMNUS adalah sebagai berikut:
Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

BAB III
Visi dan Misi
Visi:
BEM Nusantara sebagai wadah pemersatu mahasiswa sekaligus mitra kritis pemerintah
Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkeadilan berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.

Misi:
1. BEMNUS adalah wadah konsolidasi intelektual mahasiswa dalam menjawab
tantangan bangsa dan negara Indonesia.
2. BEMNUS adalah aliansi pemersatu organisasi kemahasiswa daam kancah nasional.
3. BEMNUS sebagai lembaga kemahasiswaan yang beritikan untuk memberikan
kontribusi pemikiran dalam mewujudkan cita-cita agsa yang tercantum pada Pnacasila
dan UUD 1945.

BAB V
Struktur, Tugas, dan Wewenang
1. Struktur BEMNUS
Struktur kepengurusan BEMNUS terdiri atas KORPUS (Koordinator Pusat),
SEKJEND (Sekretaris Jendral), KORNUS (Koordinator Nusantara) dan KORDA
(Koordinator Daerah):
a. KORPUS adalah Koordinator Pusat yang mengatur seluruh kornus yang ada di
nusantara.
b. KORNUS adalah coordinator nusantara yang terdiri dari tujuh pembagian wilayah
di Indonesia. Meliputi pulau-pulau yang tersebar di seluruh nusantara:
1. Sumatera
2. Jawa
3. Kalimantan
4. Sulawesi
5. Bali dan Nusa Tenggara
6. Maluku
7. Papua
c. KORDA adalah coordinator daerah terdiri dari propinsi-propinsi yang ada d
NKRI.
Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

2. Tugas dan Wewenang


a. KORPUS
1. Menerima dan menjalin komunikasi dengan kornus sesuai intruksi dan
koordinasi.
2. Menerima koordinasi dan memutuskan tindak lanjut arah gerak bemnus.
3. Bertanggungjawab atas pelaksanaan agenda nasional bem nusantara.
4. Mengwal hasil rekomendasi dan melaporkan progress report dan issu daerah
ke nasional.
b. SEKJEND
1. Mengatur bagian administrasi secara keseluruhan
2. Bertanggungjawab terhadap dokumen-dokumen bemnus.
3. Koordinasi dan penyususan rencana, program dan anggaran bemnus
4. Pelaksanaan fungsi lain yang dikirim oleh korpus
c. KORNUS
1. Mengwal hasil rekomendasi dan melaporkan progress repost pada pra temu
BEM Nusantara kepada korpus.
2. Meurumuskan dam menetapkan keputusan-keputusan BEMNUS keada Korda.
3. Mengkordinasikan dan mensinergikan masing-masing wilayah yang terdaftar
di BEMNUS.
d. KORDA
1. Mengawal issu strategis di daerah
2. Menindaklanjuti dan mempertimbangkan issu dari kornus.
3. Mengkordinasikan anatar kornus dan PTS/PTN di wilayah/propinsi.

4. Syarat dan Ketentuan KORPUS, SEKJEND, KORNUS dan KORDA.

a. Syarat Administratif KORPUS


1. PTN/PTS yang berhak mencalonkan diri sebagai KORPUS adalah representasi
dari lembaga intra kemahasiswaan tertinggi di tingkat perguruan tinggi.
Dibuktikan dengan surat rekomendasi dari PTN/PTS yang bersangkutan.
2. PTN/PTS yang berhak mencalonkan diri sebagai KORPUS adalah PTN/PTS
yang terdaftar aktif sebagia anggota BEMNUS (keaktifan anggota diatur
dalam poin keanggotaan.
Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

3. Calon korpus aktif dan pernah mengikuti pra temu dan temu bemnus minimal
2 kali.
4. Untuk menjadi korpus sudah pernah menjadi kornus atau korda minimal 1
periode.
b. Syarat Administratif SEKJEND, KORNUS, dan KORDA
1. PTN/PTS yang berhak mencalonkan diri sebagai KORPUS adalah representasi
dari lembaga intra kemahasiswaan tertinggi di tingkat perguruan tinggi.
Dibuktikan dengan surat rekomendasi dari PTN/PTS yang bersangkutan.
2. PTN/PTS yang berhak mencalonkan diri sebagai KORPUS adalah PTN/PTS
yang terdaftar aktif sebagia anggota BEMNUS (keaktifan anggota diatur
dalam poin keanggotaan.

c. Mekanisme Pemilihan KORPUS


1. Mencalonkan atau dicalonkan.
2. Pemilihan disesuaikan dengan tata tertib sidang.

d. Mekanisme Pemilihan KORNUS dan KORDA


1. PTN/PTS dibagi berdasarkan wilayah. Pembagian wilayah telah diatur pada
BAB V tentang Struktur.
2. PTN/PTS yang telah dinyatakan lolos secara administrasi berhak mencalonkan
diri sebagai KORNUS dan KORDA.
3. Pemilihan KORNUS/KORDA berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila
tidak menemukan kesepakatan, maka dilakukan voting berdasarkan
wilayah/provinsi yang bersangkutan.

e. Penetapan dan Masa Jabatan


PTN/PTS yang terpilih sebagia KORPUS, SEKJEND, KORNUS dan KORDA
akan dimintai kesangguoan di depa forum Temu BEMNUS dan ditetapkan oleh
Presidium SIdang. Masa jabatan KORPUS, SEKJEND, KORNUS dan KORDA
berlaku mulai ditetapkan dan berakhir pada temu BEMNUS selanjutnya.
Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

BAB VI
Keanggotaan
1. Syarat Keanggotaan:
a. PTN/PTS yang berada di wilayah NKRI.
b. PTN/PTS yang terdaftar di DIKTI.
c. Turut aktif berperan dalam temu daerah, pra temu dan temu bemnus.
d. Melampirkan rekomendasi dan SK dari PTN/PTS kepada korda.

2. Syarat Pengunduran diri:


PTN/PTS mengajukan surat pengunduran diri ke korda yang selanjutnya akan
ditindak lanjuti oleh korpus dengan ordinasi bersama kornus.
BAB VII
Temu Daerah, Pra-Temu dan Temu
1. Temu daerah ialah serangkaian kegiatan dimana anggota Bemnus dari masing-
masiing delegator PTN/PTS yang ada di daerah mengkonsolidasikan terkait beberapa
hal, diantaranya:
a. Penyampaian hasil temu nasional ke X
b. Pemilihan koordinator daerah
c. Pembahasan issu daerah
2. Pra Temu BEMNUS ialah serangkaian kegiatan dimana anggota BEMNUS dari
masing-masing delegator PTN/PTS mengkonsolidasikan terkait beberapa hal,
diantaranya:
a. Evaluasi umum agenda temu terakhir
b. Penentuan konsep, empat dan waktu agenda temu selanjutnya
c. Penyampaian progress report masing-masing korda dan kornus.
3. Temu BEMNUS ialah pelaksanaan dari hasil konsolidasi Pra Temu dan sidang pleno
4. Penentun tuan rumah Pra Temu dan Temu BEMNUS ditentukan dan diputuskan
melalui sidang pleno di agenda Teu BEMNUS sebelumnya.
5. Penentuan tuan rumah temu daerah dilakukan dan diputuskan melalui kesepakatan
PTN/PTS yang ada di daerah dan dikordinasikan bersama korda.

BAB VIII
Pleno
Komisi II Perancangan Kelembagaan BEM Nusantara BEMNUS X

Pleno ialah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh BEMNUS dan dihadiri oleh seluruh
anggota untuk menentukan dan merumuskan strategi BEMNUS ke depan. Pleno dipimpin
oleh presidium siding yang ditentukan oelh seluruh anggotanya. Serangkaian kegiatan pleno
ialah:
a. Pleno 1 Penetapan Agenda Acara
b. Pleno 2 Pembahasan Tata Tertib Sidang
c. Pleno 3 Rapat Komisi
d. Pleno 4 Rekomendasi Internal dan Eksternal
e. Pleno 5 Pembahasan GBHK
f. Pleno 6 Pemilihan korpus, sekjend, kornus dan korda
g. Pleno 7 penetapan tuan rumah pra temu dan temu bemnus

BAB IX
Sanksi
PTN/PTS yang tidak ikut serta dalam kegiatan BEMNUS baik pra temu atau temu selama
tiga kali berturut-turut, maka:
a. Tidak diperbolehkan menjadi tuan rumah pra temu dan temu bemnus selanjutnya
b. Tidak menjadi peserta penuh
PTN/PTS yang sengaja mencoreng nama baik bemnus, merusak pra temu dan temu bemnus
maka PTN/PTS yang bersangkutan tidak lagi menjadi anggota aliansi bemnus.

Penutup
Demikian Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara
(BEMNUS) ini agar dapat menjadi acuan dan landasan secara yuridis dan hal-hal yang belum
di atur dalam GBHK ini akan di atur dikemudia hari sebagai bentuk koreksi atas dinamika
lembaga BEMNUS.

Anda mungkin juga menyukai