Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAY

“Kelainan Organ Genitalia Pria(Kondisi Patologis Sistem Urogenital)”

Disusun Oleh :

Nama : Ni Nengah Bela Ariyanti

NIM : 018.06.0007

Modul : Urorepro II

Dosen : dr. H. Pebrian Jauhari Sp.U

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2019/2020
Kelainan Organ Genitalia Pria(Kondisi Patologis Sistem Urogenital)
Organ genitalia pria dibedakan menjadi organ genitalia interna dan organ
genitalia eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari testis, epididimis, duktus
deferen, funiculus spermaticus, dan Kelenjar seks tambahan terdiri dari sepasang
vesikula seminalis, prostat, dan sepasang kelenjar bulbouretral. Organ genitalia
eksterna terdiri dari penis, uretra, dan skrotum. Spermatogenesis terjadi dalam tubulus
seminiferus pada testis.
Kelainan anatomi penis terdiri dari Fimosis, Parafimosis,Keganasan/ Ca
penis, Hipospadia, Epispadia, Trauma/fraktur penis, Silikonoma
penis/paraffinoma/fibrogranulomatosis,Peyronie disease, Penyakit menular seksual.
Fimosis (Phimosis) adalah keadaan dimana kulit kepala penis (preputium) melekat
pada bagian kepala(glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang di bagian air
seni,sehingga kesulitan dan kesakitan saat kencing, kondisi ini memicu timbulnya
infeksi kepala penis. Terdapat grade I-IV, grade I masih ringan kemudian grade IV
sudah terlihat jeratan dan “Balooning” seperti benjolan karena air kencing masih
tersisa pada gland penis. Jika keadaan ini dibiarkan dimana muara saluran kencing di
ujung penis tersumbat lalu menyebabkan necrosis lalu meluas hingga amputasi penis
maka tindakan yang dilakukan yaitu sirkumsisi. Tindakan ini dilakukan dengan
membuka dan memotong kulit penis agar ujungnya terbuka.

Parafimosis adalah kondisi saat kulit kepala penis (preputium) tidak dapat ditarik
kembali ke kepala penis. Dapat menyebabkan kulit kepala penis (preputium)
membengkak dan tersangkut, sehingga mencegah peredaran darah terjadi secara
optimal pada penis. Tindakan yang dilakukan pada kasus ini yaitu Dorsumsisi.

Fraktur penis merupakan kondisi adanya diskontinuitas penis pada keadaan ereksi.
Manifestasi klinisnya yaitu hematoma,penis dalam keadaan fleksi,nyeri tekan.
Pemeriksaan yang dilakukan yaitu Cavernosography akan terlihat adanya
ekstravasasi. Tindakan yang dilakukan yaitu Repair/jahitan.
Silikonoma Penis/Fibrogranulomanosis suatu kondisi kulit yang ditandai dengan
banyaknya granuloma-granuloma serta fibrosis yang terjadi pada jaringan lemak
subkutan akibat dari injeksi silikone maupun mineral oil lainnya. Silikonoma penis
terjadi akibat injeksi cairan viskositas tinggi untuk tujuan membesarkan ukuran
maupun merubah kontur penis. Hal ini menyebabkan rusaknya fungsi seksual dari
organ tersebut. Gambarannya seperti Ca penis, tetapi yang membedakannya yaitu Ca
penis tidak disertai nyeri.

Peyronie Dissease merupakan penyakit yang membuat pria sulit mendapatkan


ataupun mempertahankan ereksi karena adanya jaringan parut fibrotik di dalam
penis. Kondisi ini membuat penis melengkung dan terasa sakit ketika ereksi,
sehingga menyebabkan kesulitan, kecemasan dan ketidaknyamanan dalam
melakukan hubungan intim. Untuk mendiagnosis penyakit Peyronie dilakukan
pemeriksaan fisik seperti pengukuran penis untuk memeriksa lokasi dan jumlah
jaringan parut dan pemeriksaan penunjang berupa ultrasound atau sinar X
untuk melihat lokasi jaringan parut.

Kelainan anatomis Scrotum/Testis terdiri dari Cryptorchismus/Undescensus


testis,Hidrokel,Torsio testis.Orchitis/Orchioepididimitis,Keganasan/Ca testis,Trauma
testis,Varikokel,Oedem karena sebab lain.

Hidrokokel yaitu penumpukan cairan yang berlebihan di rongga yang terletak di


antara lapisan parietal dan viseral tunika vaginalis dari skrotum. Pada keadaan
normal, terdapat cairan di cavum vaginalis yang diimbangi reabsorbsi sistem limfatik.
Jika terjadi gangguan pada sistem keseimbangan produksi dan absorbsi, penumpukan
cairan dapat terjadi, dan dapat bermanifestasi sebagai hidrokel. Gejala dan tanda
meliputi rasa tidak nyaman pada skrotum,nyeri pada skrotum,kulit skrotum
kemerahan,rasa tertekan pada bagian pangkal penis.
Torsio testis adalah keadaan terpuntirnya funikulus spermatikus sehingga
mengakibatkan terhentinya aliran darah yang mendarahi testis. Tindakan pertama
yang harus dilakukan dalam tatalaksana torsio testis adalah dengan cara detorsi testis
baik secara manual maupun operatif untuk menyelamatkan testis, perbaikan torsio
harus dilaksanakan dalam waktu 6 jam setelah onset. Apabila tindakan terlambat,
risiko kematian jaringan akan meningkat sehingga perlu dilakukan orchiectomy dan
menurunkan fertilitas.

Kelainan prostat tediri dari prostatitis, Benign Prostat Hyperplasia,


Keganasan/Ca prostat.

Prostatitis adalah penyakit pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada daerah
prostat. Tergantung pada penyebabnya, prostatitis adalah kondisi yang dapat timbul
secara tiba-tiba maupun perlahan-lahan. Jenis-jenis prostatitis adalah:

Prostatis bakteri akut

Biasanya ditandai dengan inflamasi pada prostat. Gejala prostat tipe ini biasanya
berat. Penderita biasanya mengalami demam, mual, dan menggigil. Pada penderita
prostatitis bakteri akut diperlukan perawatan lebih lanjut, jika tidak, akan memicu
terjadinya infeksi saluran kencing, abses pada prostat, dan adanya penutupan aliran
urin.

Pada kondisi fatal biasanya harus menjalani pengobatan di rumah sakit untuk diberi
antibiotik intravenous, penghilang rasa sakit, dan cairan tambahan untuk tubuh.

Prostatis bakteri kronis

Kondisi ini biasanya disebabkan karena infeksi saluran kemih yang kambuh dan
infeksi tersebut telah memasuki kelenjar prostat. Gejalanya hampir sama dengan
dengan prostatitis bakteri akut, tetapi lebih ringan dan dapat berubah-ubah
intensitasnya.

Benign Prostat Hyperplasia adalah kondisi ketika kelenjar prostat membesar.


Akibatnya, aliran urine menjadi tidak lancar dan buang air kecil terasa tidak tuntas. Belum
diketahui apa yang menyebabkan pembesaran prostat jinak. Akan tetapi, kondisi ini
diduga terkait dengan perubahan pada keseimbangan kadar hormon seksual seiring
pertambahan usia pria.

Ca prostat adalah Tumor prostat ganas berkembang secara perlahan, tanpa gejala
klinis yang jelas pada stadium awal. Diagnosis Ca prostat dilakukan dengan
melakukan salah satu atau beberapa pemeriksaan berikut ini:

 Pemeriksaan colok dubur –memasukkan jari ke dalam rektum pasien untuk


memeriksa pembesaran atau pengerasan yang bersifat tidak normal.

 Tes darah – pasien yang menderita kanker prostat, radang prostat atau
pembesaran prostat jinak mungkin memiliki kadar antigen spesifik prostat
(PSA) yang lebih tinggi.

 Pemindaian ultrasonografi dan biopsi–probe USG berukuran kecil akan


dimasukkan ke dalam rektum untuk mengukur dan mendeteksi kelainan pada
prostat.

 Sampel jaringan juga bisa diperoleh melalui biopsi jarum untuk pemeriksaan
mikroskopis lebih lanjut.

 Pemeriksaan endoskopi kandung kemih

Setelah diagnosis kanker prostat terkonfirmasi, tes tambahan berikut ini mungkin
diperlukan pada beberapa diri pasien:
 Sinar X dan/atau pemindaian tulang untuk meilhat metastasis

 Pemindaian tomografi komputer (CT) di panggul atau pemindaian citra


resonansi magnetik (MRI)

Anda mungkin juga menyukai